Anda di halaman 1dari 2

Ketika Guru SD adalah EO

Oleh : Annis Desiliani (0904088)

Ada sebuah singkatan tentang guru, biasanya guru itu merupakan kependekan dari digugu
dan ditiru. Guru merupakan sebuah figur teladan bagi semua orang karena bila dilihat dalam
lingkup pendidikan guru adalah orang pertama yang memberikan pendidikan secara formal
dalam lingkungan sekolah. Apalagi guru sekolah dasar sudah tentu merekalah yang memiliki
tanggung jawab yang sangat besar dalam memberikan dasar-dasar pendidikan bagi siswanya.

Tugas guru SD bukan saja mendidik dan mengajar tapi ia juga dituntut untuk bisa
menjadi seorang event organizer. Memang sedikit menyimpang, bagaimana mungkin guru yang
biasanya bekerja di sekolah harus menjadi seorang EO? Tentu saja maksud EO disini bukan EO
yang tugasnya seperti mengatur acara pernikahan, acara ulang tahun ataupun acara-acara lainnya
yang tidak berkaitan dengan pendidikan. Tapi, bila dihubungkan dalam perspektif pendidikan
EO disini adalah sebuah cara mengatur dan mengorganisir kondisi kelas tempat dimana guru dan
siswa melakukan kegiatan belajar mengajar dimulai dari pembuatan konsep perencanaan, proses
kegiatan sampai dengan kegiatan belajar itu selesai agar kegiatan tersebut bisa mendapatkan
hasil yang maksimal. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang EO yang baik maka diperlukan
pengalaman dalam mengikuti organisasi karena tanpa pengalaman kecil kemungkinan seorang
guru dapat mengatur siswa yang memiliki macam-macam perbedaan.

Maka timbul lagi pertanyaan, apa itu organisasi? Organisasi bisa dianalogikan seperti
sapu lidi, hanya lidi-lidi yang kuat saja yang bisa disatukan menjadi sebuah sapu lidi yang
bertujuan untuk membersihkan sampah dan kotoran yang berserakan di jalan. Jadi, jika dilihat
dari analogi di atas maka organisasi merupakan sebuah perkumpulan dari orang-orang yang
memiliki kemauan kuat dan memiliki kesamaan tujuan dan cita-cita.

Dengan berorganisasi, seorang calon guru SD bisa belajar menjadi seorang pemimpin.
Dalam kenyataannya seorang guru SD memang wajib memiliki jiwa kepemimpinan, ia akan
dihadapkan dengan situasi dimana seorang guru harus memimpin siswa-siswanya yang berasal
dari latar belakang yang berbeda. Selain itu, guru SD pun adakalanya harus memimpin sebuah
rapat, misalnya rapat kenaikan kelas atau rapat bersama orangtua murid, dan lain-lain. Di
masyarakat pun guru biasanya menjadi seseorang yang dianggap berpengaruh, karena
masyarakat beranggapan bahwa seorang guru itu tentu adalah seorang pemimpin. Maka tidak
heran banyak guru yang juga sibuk di lingkungannya untuk menjadi pemimpin bagi orang lain,
misalnya pemimpin pengajian ibu-ibu, PKK, dan lain-lain.

Kembali lagi ke masalah guru sebagai Event Organizer, untuk bisa menjadi seorang EO
yang professional di kelas pertama-tama seorang guru harus bisa mengoranisir dirinya sendiri.
Dengan begitu ia akan lebih siap untuk mengatur sesuatu yang lebih besar lagi. Kedua, seperti
halnya dengan EO, guru harus membuat sesuatu yang beda dalam pendidikan karena dengan
perbedaan itulah akan muncul sebuah sensasi belajar yang berbeda pula dan tentunya perbedaan
itu adalah sesuatu yang unik dan bermanfaat bagi kegiatan belajar-mengajar siswa. Ketiga,
seorang EO tentu harus mempunyai relasi yang banyak untuk memperkenalkan produknya,
dengan begitu guru SD pun harus memiliki banyak kenalan untuk saling berbagi tentang cara-
cara mengajar yang efektif atau cara mengatur kondisi kelas, dan lain-lain.

Semua hal yang telah disebutkan di atas bisa didapat dengan mengikuti organisasi.
Dengan mengikuti organisasi, seorang guru bisa memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki banyak
relasi, menambah pengalaman dan ilmu pengetahuan, dan juga mengasah potensi yang ada
dalam dirinya guna mengembangkan dunia pendidikan khususnya dalam luang lingkup sekolah
dasar.

Kesimpulannya, agar guru bisa menjadi seorang Event Organizer yang baik maka sangat
diperlukan usaha yang maksimal untuk mengembangkan diri, salah satu caranya yaitu dengan
mengikuti organisasi.

Anda mungkin juga menyukai