PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika
manusia dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun dimasa depan pendidikan itu
selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan itu
disebut aliran-aliran pendidikan.
Seperti dalam bidang-bidang lainnya, pemikiran-pemikiran dalam pendidikanitu
berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu
selalu ditangani dengan pro dan kontra oleh pemikir-pemikir berilutnya, dan karena
dialog tersebut akan melahirkan lagi pemikiran-pemikiran baru, dan demikian
seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu dapat diikuti dan dipahami, maka berbagai
aspek dari aliran-aliran itu harus dipahami terlebih dahulu. Oleh karena itu setiap calon
tenaga kependidikan, utamanya calon pakar kependidikan, harus memahami berbagai
aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-
pemikiran dalam pendidikan itu.
Seperti diketahui, hasil pendidikan tidak segera tampak, sehingga kekeliruan
sekecil apapun akan menyebabkan upaya perbaikan yang kadang-kadang sudah
terlambat.
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam berbagai
kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan
telah dimulai dari zaman Yunani Kuno sampai kini (seperti: Ulich, 1950).
B. Rumusan Masalah
Berbagai masalah yang ada dalam aliran-aliran pendidikan, yang akan kami
angkat dalam makalah kami adalah:
1. Apakah pengaruh klasik dan gerakan baru dalam pendidikan di Indonesia?
2. Jelaskan dua aliran pokok pendidikan yang ada di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada zaman Yunani
Kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang dengan
pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Pemikiran-pemikiran itu tersebar ke seluruh dunia,
termasuk Indonesia, dengan berbagai cara, seperti: dibawa oleh bangsa penjajah ke daerah
jajahannya, melalui bacaan, dibawa oleh orang-orang yang pergi belajar ke Eropa/Amerika
Serikat, dsb. Penyebaran itu menyebabkan pemikiran-pemikiran menjadi acuan dalam
penetapan kebijakan dibidang pendidikan di berbagai negara.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan
tidak dipentingkan. Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris
bernama John Locke yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak
yang lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang
diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan
perkembangan anak.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan
peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan
dasar yang aliran ini masih tampak pada pendapat-pendapat yang
memandang manusia sebagai makhluk yang pasif dan dapat dimanipulasi,
umpama melalui modifikasi tingkah laku. Hal ini tercermin pada pandangan
scientific psychology dari B.F. Skinner ataupun pandangan Behavioral lainnya.
Pandangan Behavioral ini juga masih bervariasi dalam menentukan faktor
apakah yang paling utama dalam proses belajar itu sebagai berikut:
1. Pandangan yang menekankan peranan stimulus (rangsangan) terhadap
prilaku seperti dalam “classical conditioning” atau “respondent learning”
oleh Ivan Pavlov di Rusia dan Jon B.Watson di AS.
2. Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari
sesuatu perilaku seperti dalam “oprant conditioning” atau “instrumental
learning” dari Edward L. Thorndike dan Burrhus F. Skinner di AS.
3. Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi seperti
dalam “observational learning" yang dipelopori oleh N.E. Miller dan
J.Dollar dengan “Social learning and imitation” dan dikembangkan lebih
lanjut oleh A.Bandura dengan “participant modeling” maupun dengan
“self-efficacy”
b. Aliran Nativisme
1. Pendekatan aktualisasi diri atau non direktif (client centered) dari Carl
R.Rogers dan Abraham Maslow.
2. Pendekatan “Personal Constructs” dari George A.Kelly yang menekankan
betapa pentingnya memahami hubungan “transaksional” antara manusia
dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami perilakunya.
3. Pendekatan “Gestalt”, baik yang klasik maupun pengembangan
selanjutnya.
4. Pendekatan “search for meaning” dengan aplikasinya sebagai
“logotherapy” dari Fiktor Franki yang mengungkapkan betapa pentingnya
semangat untuk mengatasi berbagai tantangan/masalah yang dihadapi.
Pendekatan-pendekatan tersebut diatas tetap menekankan betapa
pentingnya “inti” privasi atau jati diri manusia.
c. Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran
naturalisme yang dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau.
Perbedaannya naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang baru
dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan menjadi
rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang
dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu. Aliran ini
disebut juga negativisme karena berpendapat bahwa pendidik wajib
membiarkan pertumbuhan anak pada alam.
d. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Stern, seorang ahli pendidikan bangsa
Jerman. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan
anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting. Stern berpendapat bahwa hasil
pendidikan itu tergantung dari pembawaan dan lingkungan.
Karena itu teori W.Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya
memusat kesatu titik). Jadi menurut teori konvergensi:
1. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan
kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan
mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan yang memetingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan.
J.A.Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan,
bahasa, dan tangan. J.H.Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata
pelajaran pertukaran disekolahnya. Namun yang sering dipandang sebagai
Bapak Sekolah Kerja adalah G.Kerschensteiner dengan arbeischule-nya di
Jerman. Sekolah kerja itu bertolak dari pandangan bahwa pendidikan itu tidak
hanya demi kepentingan individu etapi juga demi kepentingan masyarakat.
Sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik, yakni:
1. Tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan.
2. Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara.
3. Dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut membantu
mempertingi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan negara.
d. Pengajaran Proyek
Dasar filosofis dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek
diletakkan oleh John Dewey, namun pelaksanaannya dilakukan oleh
pengikutnya, utamanya W.H.Kilpatrick. Dewey menegaskan bahwa sekolah
haruslah sebagai mikrokosmos dari masyarakat, oleh karena itu, pendidikan
adalah suatu proses kehidupan itu sendiri dan bukannya penyiapan untuk
kehidupan di masa depan. Perlu pula dikemukakan bahwa Dewey merupakan
peletak dasar dari falsafah pragmatisme dan penganut behaviorisme. J.Dewey
sering dipandang sebagai pemikir dan peletak dasar masyarakat modern
Amerika.
Pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara komprehensif; dengan kata
lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah secara multidisiplin.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemikiran tentang pendidikan sejak dlu, kini, dan masa yang akan datang terus
berkembang. Hasil-hasil dari pemikiran itu disebut aliran dan/atau gerakan baru dalam
pendidikan. Aliran/Gerakan baru tersebut mempengaruhi pendidikan diseluruh dunia,
termasuk pendidikan di Indonesia. Dari sisi lain, di Indonesia juga muncul gagasan-gagasan
tentang pendidikan, yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan, yakni Tman Siswa
dan INS Kayu Tanam.
Kajian tentang berbagai aliran dan/atau gerakan pendidikan itu akan memberikan
pengetahuan dan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal itu sangat penting,
agar para pendidik dapat memahami, dan pada gilirannya kelak dapat memberi kontribusi
terhadap dinamika pendidikan itu. Dan yang tak kalah pentingnya adalah bahwa dengan
pengetahuan dan wawasan historis tersebut, setiap tenaga kependidikan diharapkan
memiliki bekal yang memadai dalam meninjau berbagai masalah yang dihadapi, serta
pertimbangan yang tepat dalam menetapkan kebijakan dan atau tindakan sehari-hari.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
Rumusan Masalah
BAB II Pembahasan
A. Aliran Klasik dan Gerakan Baru dalam Pendidikan
1. Aliran-Aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap
Pemikiran Pendidikan di Indonesia
a. Aliran Empirisme
b. Aliran Nativisme
c. Aliran Naturalisme
d. Aliran Konvergensi
e. Pengaruh Aliran Klasik Terhadap Pemikiran dan Praktek
Pendidikan di Indonesia
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan
Di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
b. Pengajaran Pusat Perhatian
c. Sekolah Kerja
d. Pengajaran Proyek
e. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia
B. Dua “Aliran” Pokok Pendidikan di Indonesia
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
b. Upaya-Upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa
c. Hasil-Hasil Yang Dicapai
2. Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam
b. Usaha-Usaha Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam
c. Hasil-Hasil Yang Dicapai
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, inayah,
dan hidayahnya sehingga kami dapat merampungkan makalah kami yang berjudul “Aliran-
Aliran Pendidikan”
Makalah ini kami susun untuk memudahkan kami dan teman-teman mahasiswa lainnya
memahami materi yang diberikan. Materi ini berasal dari buku Pengantar Pendidikan yang
disusun oleh Prof.Dr.Umar Tirtarahardja dan Drs.La Sulo