Anda di halaman 1dari 41

Ê Ê

 

Tn. Adi 56 tahun, dibawa ke dokter oleh anaknya karena berak darah berulang.

c
Ê Ê
 
 

ב Êerak darah


Ê Ê
Ê 


c.‘ Apa yang menyebabkan adanya berak darah pada kasus diatas?
2.‘ Penyakit apa saja yang menyebabkan berak darah?
3.‘ Pada kasus ini bagaimana giagnosa pastinya?
4.‘ Êagaimana prinsip penatalaksanaan pada kasus tersebut?
5.‘ Tanda-tanda apa saja tanda pasien untuk merujuk?
6.‘ Apa saja yang sebaiknya dijelaskan dokter pada pasien tentang masalah ini?
7.‘ Apa yang dapat di cegah dari penyakit diatas?

x
Ê Ê
Ê   

Ê  

Êerak darah atau biasa disebut ñ ñ  ditandai dengan keluarnya darah berwarna
merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah bercampur dengan tinja. Sebagian
besar berak darah berasal dari luka di usus besar, rektum, atau anus. Warna darah pada tinja
tergantung dari lokasi perdarahan. Umumnya, semakin dekat sumber perdarahan dengan anus,
semakin terang darah yang keluar. Oleh karena itu, perdarahan di anus, rektum dan kolon
sigmoid cenderung berwarna merah terang dibandingkan dengan perdarahan di kolon transversa
dan kolon kanan (lebih jauh dari anus) yang berwarna merah gelap atau merah tua.
Pada beberapa penderita, darah yang keluar berwarna hitam, lengket, dan berbau busuk.
Tinja yang hitam lengket dan berbau tersebut disebut melena. Melena terjadi jika darah berada
dalam usus besar dalam jangka waktu lama sehingga bakteri akan mengurainya menjadi senyawa
kimia (hematin) yang berwarna hitam. Oleh karena itu, melena biasanya menandakan perdarahan
dari saluran cerna bagian atas (misalnya, perdarahan dari ulkus lambung atau duodenum).
Kadang-kadang, perdarahan dari saluran perncernaan sangat sedikit atau berlangsung
perlahan-lahan sehingga tidak menimbulkan berak darah atau melena. Keadaan ini dinamakan
perdarahan samar (tidak bisa dilihat dengan mata telanjang). Darah hanya dapat diketahui
dengan memeriksa tinja di laboratorium. Penyebab perdarahan samar biasanya sama dengan
perdarahan rektal atau melena, bedanya hanya pada intensitasnya dan durasi yang berlangsung
perlahan.
Semua jenis perdarahan di atas dapat menyebabkan anemia akibat hilangnya zat besi
bersama darah (anemia defisiensi besi).

        



Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi

G
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang
terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Gambar c Sistem Pencernaan



Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Êagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh
saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar
ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan
dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang

•
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar
dan berlanjut secara otomatis.

Gbr 2 Anatomi Mulut

Ê  !"

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Êerasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang
yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Êagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian
media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi
dengan laring.
Êagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan
tekak dengan ruang gendang telinga,Êagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan
sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring

¬
 #$#"

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa
Yunani ȠiıȦ, oeso ± ³membawa´, dan ȑijĮȖȠȞ, phagus ± ³memakan´).

Gambar 4 Êagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang

 %&

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu
Ø Kardia.
Ø Fundus.
Ø Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

u
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting
* Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
* Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
* Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Gambar 5 Anatomi Lambung


##'# ##(!"

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang

Î
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M
sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Gambar 6 Antomi Usus


Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
c. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah
lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Êagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di
ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya
oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui

ü
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan
megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Usus dua belas jari (duodenum)
Gambar 8 Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari
usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, c-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus
kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili),
yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Êrunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti ³lapar´ dalam bahasa Inggris
modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti ³kosong´.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem
pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
basa) dan berfungsi menyerap vitamin Êc2 dan garam-garam empedu.
Gambar c Ileum dan organ-organ yang berhubungan


##Ê# "

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari
* Kolon asendens (kanan)
* Kolon transversum

c
* Kolon desendens (kiri)
* Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum
Êanyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan
dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Êakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Êakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Êeberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang
bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Gambar c Anatomi Usus Êesar


##Ê #%"

Usus buntu atau sekum (Êahasa Latin caecus, ³buta´) dalam istilah anatomi adalah suatu
kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora
memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang
sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

cc

%&! (! ))*!+"

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ
ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan
apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga
abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix
(atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai
cacing berukuran sekitar c cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 2 cm. Walaupun lokasi
apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda ± bisa di retrocaecal atau di
pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Êanyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian
yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
I. Rektum dan anus
Rektum (Êahasa Latin regere, ³meluruskan, mengatur´) adalah sebuah ruangan yang
berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Êiasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan
di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (ÊAÊ). Mengembangnya
dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali
material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika
defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak
yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
ÊAÊ.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.

c
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui
proses defekasi (buang air besar ± ÊAÊ), yang merupakan fungsi utama anus.

* #

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu
* Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
* Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke
dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

!

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi
dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia
juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan
hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah
yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan
vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta
terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

cx
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan
zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Gambar c2 Hati
Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.

*%)*

Kandung empedu (Êahasa Inggris gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat menyimpan sekitar 5 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada
manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-c cm dan berwarna hijau gelap ± bukan
karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu
· Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
· Êerperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

cG
x*  
Anamnesa
ב Identitas Pasien
Nama Tn Adi
Umur 56 tahun
Alamat Surabaya

ב Keluhan Utama (KU)


Êerak darah
ב Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS )
Êerak darah dirasa sejak 6 bulan yang lalu. Êerak disertai darah segar .
ב Riwayat Penyakit Dahulu ( RPD )
-‘ Dulu tidak pernah sakit seperti ini
ב Riwayat Obat ( RO )
-‘ Tidak minum obat
ב Riwayat Penyakit Keluarga ( RPK )
-‘ Ayah meninggal ca colon
ב Riwayat Sosial ( RS )
-‘ Menikah umur 23 tahun
-‘ Suka makan daging
-‘ Tidak suka sayur

G  

Tanda Vital
Kesadaran Compos Mentis
Vital Sign Tekanan darah c4 / 9 mmHg
Nadi 8 X /menit
Respiratory Rate c9 X / menit
Suhu 37 C


Keadaan Umum
Pemeriksaan Kepala a/i/c/d +/-/-/-
mata konjungtiva anemi
lidah dbn
hidung dbn
telinga dbn
Pemeriksaan kulit dbn
Pemeriksaan leher dbn
Pemeriksaan dada inspeksi dbn
palpasi - benjolan abdomen kanan
-tidak nyeri tekan

Pemeriksaan perkusi jantung ± paru dbn


Pemeriksaan auskultasi jantung ± paru dbn
Pemeriksaan abdomen inspeksi dbn
palpasi dbn
perkusi dbn
auskultasi dbn
Pemeriksaan ekstremitas dbn

•   
* 

-‘ Foto Polos Abdomen 3 posisi


-‘ Pemeriksaan darah dalam tinja.
-‘ Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam
kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat
sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.
-‘ Pemeriksaan barium enema dengan double contrast.
-‘ Virtual Colonoscopy.
-‘ CAT Scan.


-‘ Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah.
-‘ Whole-body PET Scan Imaging. 
-‘ Pemeriksaan DNA Tinja

cu
Ê Ê

   ,

c.‘ CA COLON
2.‘ AMOEÊIASIS
3.‘ HEMORRHOID


Ê Ê
    

c.  

Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Êesar adalah suatu
bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara maju,
kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi penyebab
kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu tindakan yang
disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui pembedahan diikuti
kemoterapi.

-

Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum
keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu
barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam ukuran
yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya gejalanya makin
banyak. Êila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut terbagi tiga, yaitu
-.-%%.dan -)/& %##!#".

-/*'

ב Perubahan kebiasaan buang air


’‘ Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)

’‘ Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar)

dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas
dari kanker kolorektal
’‘ Perubahan wujud fisik kotoran/feses

'‘ Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat
buang air besar
'‘ Feses bercampur lendir


'‘ Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya
perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
ב Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat sumbatan
saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
ב Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
ב Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul darah
pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau, muncul
lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan semakin besar
tumor dan semakin luas penyebarannya

-%%/*'0

ב Êerat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di semua
jenis keganasan)
ב Hilangnya nafsu makan
ב Anemia, pasien tampak pucat
ב Sering merasa lelah
ב Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

-)/&/*'0

ב Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala


’‘ Penderita tampak kuning

’‘ Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati

’‘ Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter

ב Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan peningkatan
kekentalan darah akibat penyebaran kanker.

!1!1*!% 


Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM,
klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut (mirip
dengan klasifikasi Dukes)

ב Stadium c Kanker terjadi di dalam dinding kolon


ב Stadium 2 Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
ב Stadium 3 Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
ב Stadium 4 Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

#!

Siapa saja yang bisa terkena kanker kolon ini ? Êerikut adalah faktor-faktor yang meningkatkan
resiko seseorang terkena kanker kolon

c.‘ Usia. Resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Kebanyakan kasus terjadi pada usia
6 ± 7 an, dan jarang di bawah usia 5 kecuali dalam sejarah keluarga ada yang terkena
kanker kolon ini.
2.‘ Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Dengan dihilangkannya
polip pada saat ditemukan turut mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian
hari.
3.‘ Riwayat kanker. Seseorang yang pernah terdiagnosis mengidap atau pernah dirawat
untuk kanker kolon beresiko untuk mengidap kanker kolon di kemudian hari. Wanita
yang pernah mengidap kanker ovarium (indung telur), kanker uterus, dan kanker
payudara memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolorektal.
4.‘ Faktor keturunan
c.‘ Sejarah adanya kanker kolon khususnya pada keluarga dekat.
2.‘ Penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) ± Polip adenomatosa familial
(terjadi dalam keluarga); memiliki resiko c untuk terjadi kanker kolorektal
sebelum usia 4 tahun, bila tidak diobati.

c
3.‘ Penyakit lain dalam keluarga, seperti HNPCC (Hereditary Non Polyposis
Colorectal Cancer) ± penyakit kanker kolorektal non polip yang menurun dalam
keluarga, atau sindroma Lynch
5.‘ Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak diobati.
6.‘ Kebiasaan merokok. Perokok memiliki resiko jauh lebih besar untuk terkena kanker
kolorektal dibandingkan bukan perokok.
7.‘ Kebiasaan makan. Pernah di teliti bahwa kebiasaan makan banyak daging dan sedikit
buah, sayuran, serta ikan turut meningkatkan resiko terjadinya kanker kolorektal.
8.‘ Sedikit beraktivitas. Orang yang beraktivitas fisik lebih banyak memiliki resiko lebih
rendah untuk terbentuk kanker kolorektal.
9.‘ Inveksi Virus. Virus tertentu seperti HPV (Human Papilloma Virus) turut andil dalam
terjadinya kanker kolorektal.

#!

Kanker kolorektal dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk berkembang, sehingga deteksi
dini sangat berpengaruh terhadap kemungkinan sembuhnya. Êila Anda termasuk seseorang yang
beresiko untuk terkena, ada baiknya Anda melakukan pemeriksaan screening. Pemeriksaan itu
adalah

ב Pemeriksaan rektal dengan jari (Digital Rectal Exam), di mana dokter memeriksa
keadaan dinding rektum sejauh mungkin dengan jari; pemeriksaan ini tidak selalu
menemukan adanya kelainan, khususnya kanker yang terjadi di kolon saja dan belum
menyebar hingga rektum.
ב Pemeriksaan darah dalam tinja.
ב Endoskopi. Pemeriksaan ini sangat bermanfaat karena selain melihat keadaan dalam
kolon juga bisa bertindak, misalnya ketika menemukan polip endoskopi ini dapat
sekaligus mengambilnya untuk kemudian dilakukan biopsi.
ב Pemeriksaan barium enema dengan double contrast.
ב Virtual Colonoscopy.
ב CAT Scan.
ב Pemeriksaan kadar CEA (Carcino Embryonic Antigent) darah.


ב Whole-body PET Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang
paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).
ב Pemeriksaan DNA Tinja.

 Ê 

Amoebiasis adalah Infeksi oleh protozoa ada dalam 2 bentuk; dalam bentuk kista yang
infektif dan bentuk lain yang lebih rapuh, berupa trofosoit yang patogen. Parasit bisa menjadi
komensal atau menyerang jaringan dan naik ke saluran pencernaan atau menjadi penyakit
ekstraintestinal. Kebanyakan infeksi tidak memberikan gejala, namun muncul gejala klinis pada
kondisi tertentu. Penyakit pada saluran pencernaan bervariasi mulai dari akut atau berupa
disenteri fulminan dengan gejala demam, menggigil, diare dengan darah atau diare mukoid
(disenteri amoeba), hingga hanya berupa perasaan tidak nyaman pada abdomen dengan diare
yang mengandung darah atau lendir dengan periode konstipasi atau remisi.
Amoeba granulomata (ameboma), kadang-kadang dikira sebagai kanker, bisa muncul di
dinding usur besar pada penderita dengan disenteri intermiten atau pada kolitis kronis. Luka pada
kulit, di daerah perianal, sangat jarang terjadi sebagai perluasan langsung dari lesi saluran
pencernaan atau abses hati yang disebabkan oleh amoeba, lesi pada penis bisa terjadi pada orang
dengan perilaku homoseksual aktif. Penyebaran melalui aliran darah mengakibatkan abses di
hati, atau yang lebih jarang di paru-paru atau di otak.

*!$!#!
Kolitis yang disebabkan oleh amoeba sering dikelirukan dengan berbagai bentuk penyakit
radang usus seperti kolitis ulserativa; harus hati-hati dalam membedakan kedua penyakit ini
karena pemberian kortikosteroid bisa memperburuk kolitis oleh amoeba. Amoebiasis juga mirip
dengan berbagai penyakit saluran pencernaan non-infeksi dan infeksi. Sebaliknya, ditemukannya
amoeba dalam tinja bisa dikira sebagai penyebab diare pada orang yang penyakit saluran
pencernaannya disebabkan oleh sebab lain. Diagnosa dibuat dengan ditemukannya trofosoit atau
kista pada spesimen tinja segar, atau preparat apus dari aspirat atau kerokan jaringan yang

x
didapat dari proctoscopy atau aspirat dari abses atau dari potongan jaringan. Adanya trofosoit
yang mengandung eritrosit mengindikasikan adanya invasive amoebiasis.
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pada spesimen segar oleh seorang yang terlatih karena
organisme ini harus di bedakan dari amoeba non patogen dan makrofag. Tes deteksi antigen pada
tinja saat ini telah tersedia; tetapi tes ini tidak dapat membedakan organisme patogen dari
organisme non-patogen. Diharapkan kelak dikemudian hari, pengujian spesifik terhadap
Entamoeba histolityca telah tersedia. Diperlukan adanya laboratorium rujukan. Êanyak tes
serologis yang tersedia sebagai tes tambahan untuk mendiagnosa amoebiasis ekstraintestinal,
seperti abses hati dimana pemeriksaan tinja kadang-kadang hasilnya negatif. Tes serologis
terutama imunodifusi HIA dan ELISA, sangat bermanfaat untuk mendiagnosa penyakit invasif.
Scintillography, USG dan pemindaian CAT sangat membantu menemukan dan menentukan
lokasi dari abses hati amoeba dan sebagai penegakan diagnosa apabila disertai dengan
ditemukannya antibodi spesifik terhadap Entamoeba histolityca.
/&&)/!
Entamoeba histolityca adalah parasit yang berbeda dengan E. hartmanni, Escherishia coli
atau protozoa saluran pencernaan lainnya. Membedakan E. histolityca patogen dengan organisme
non-patogen yang secara morfologis sama yaitu E. dispar didasarkan pada perbedaan imunologis
dan pola isoenzim nya. Ada 9 patogen dan c3 nonpatogen zymodemes (yang di klasifikasikan
sebagai E. dispar) telah diidentifikasi dan di isolasi dari 5 benua. Kebanyakan kista yang
ditemukan dalam tinja orang tanpa gejala adalah E. dispar.

-!!# %&!#!#

’‘ ‘  ‘ 
‘

 tidak menunjukkan gejala klinis sama sekali,


karena amoeba yang berada dalam lumen usus besar, tidak mengadakan invasi ke
dinding usus.
’‘  

‘ 

‘  timbulnya gejala perlahan-lahan, biasanya mengeluh
perut kembung, kadang-kadang nyeri perut ringan seperti kejang. Diare ringan, 4-
5 kali sehari, tinja berbau busuk, bercampur darah dan lendir, sedikit nyeri tekan
di daerah uluhati.

G
’‘  

‘ 

‘   keluhan dan gejala klinis lebih berat dibandingkan
disentri ringan, tetapi masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Tinja
disertai darah dan lendir dengan keluhan perut kram, demam dan lemah badan.
’‘ %&!#!# Usus Êerat mengalami diare disertai darah yang banyak, lebih dari
c5 kali sehari, demam tinggi (4 derajat celcius-4,5 derajat celcius), disertai
mual dan anemia.
’‘ ‘‘ gejalanya menyerupai disentri amoeba ringan, serangan diare

diselingi dengan periode normal atau tanpa gejala. Serangan diare biasanya terjadi
karena kelelahan, demam atau makanan yang sukar dicerna.

!#!&#!)/!
Amoebiasis ada dimana-mana. Invasive amoebiasis biasanya terjadi pada dewasa muda.
Abses hati terjadi terutama pada pria. Amoebiasis jarang terjadi pada usia dibawah 5 tahun dan
terutama di bawah 2 tahun, pada usia ini disenteri biasanya karena shigella. Angka prevalensi
kista yang di publikasikan, biasanya didasarkan pada bentuk morfologi dari kista, sangat
bervariasi dari satu tempat ketempat lain. Pada umumnya, angka ini lebih tinggi di tempat
dengan sanitasi buruk (sebagian besar daerah tropis), di institusi perawatan mental dan diantara
para homoseksual pria, (kemungkinan kista dari E. dispar). Di daerah dengan sanitasi yang baik,
infeksi amoeba cenderung terjadi di rumah tangga dan institusi. Proporsi dari pembawa kista
yang menunjukkan gejala klinis biasanya rendah

G#2!0#!3
Êiasanya penderita kronis atau pembawa kista yang tidak menampakkan gejala.

• )
Penularan terjadi terutama dengan mengkonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi
tinja dan mengandung kista amoeba yang relatif resisten terhadap klorin. Penularan mungkin
terjadi secara seksual melalui kontak oral-anal. Penderita dengan disentri amoeba akut mungkin
tidak akan membahayakan orang lain karena tidak adanya kista dan trofosoit pada kotoran.


¬#!&#!
Êervariasi, mulai dari beberapa hari hingga beberapa bulan atau tahun, biasanya 2 ± 4
minggu.

4#)
Selama ada E. histolytica, kista dikeluarkan melalui tinja dan ini bisa berlangsung selama
bertahun-tahun.

5&*
Semua orang rentan tertulari, orang-orang yang terinfeksi E. dispar tidak akan menjadi
sakit. Infeksi ulang mungkin tejadi tetapi sangat jarang.

x

Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidales.
Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Sedangkan
hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior.
Sesuai istilah yang digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah luar otot sfingter ani,
dan hemoroid eksterna timbul di sebelah dalam sfingter. Hemoroid timbul akibat kongesti vena
yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis.
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35 penduduk baik pria
maupun wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa,
tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman ( c )
Kurang lebih 7 persen manusia dewasa mempunyai wasir ( hemorhoid ), baik wasir dalam,
wasir luar maupun keduanya. Namun tidak semua penderita wasir ini memerlukan pengobatan.
Hanya sebagian kecil saja yang memerlukan pertolongan medis, yakni mereka yang
mengeluhkan pendarahan, adanya tonjolan dangatal-gatal. ´Penyebab wasir sebenarnya
sederhana, yakni saat susah buang air dipaksakan mengeluarkan kotoran. Penyebab susah buang


air ini adalah kurang minum, kurang makan serat, kurang olah raga atau banyak duduk dan
mengangkat yang berat-berat.
Solusi penyakit ini sebenarnya cukup gampang, yakni mengubah pola hidup. Êagi mereka yang
dalam profesinya banyak duduk seperti sekretaris atau supir disarankan melakukan gerakan-
gerakan lain, bukan hanya duduk saja. Karena itu.
Wasir sudah banyak dikenal oleh manusia sejak lama, sekalipun begitu banyak kesalah pahaman
mengenai ( Wasir ) hemorrhoid keluhan dan penyakit masih tersisa. Êanyak orang dan dokter
tidak memahami anorectal area dan penyakit yang umum berhubungan dengan itu Frekwensi
sepuluh juta orang-orang di (dalam) Amerika Serikat mempunyai wasir, akhirnya membuat dasar
penilaian suatu kelaziman bahwa angka kejadian hemorrhoid lebih besar dibanding 4. Hal ini
membuat kurang lebih sepertiga orang-orang ini mencari perawatan medis.
Wasir, adalah seikat pembuluh darah di dalam dubur / pelepasan, hanya sebagian berada di
bawah selaput bagian paling rendah dari dubur / pelepasan. Mereka terjadi ketika pembuluh
darah di (dalam) duburmu memperbesar dari ketegangan atau memaksa. Wasir umum diderita
oleh umur 5, sekitar separuh orang dewasa berhadapan dengan yang menimbulkan rasa gatal,
terbakar, pendarahan dan terasa menyakitkan. Dalam banyak kesempatan kondisi boleh
memerlukan hanya self-care ( perawatan sendiri ) dan lifestyle ( gaya hidup ) berubah.( 2 )
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh
karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran
vena hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan
merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan ( 3 ).

$!!#!
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan
kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau penyulit, diperlukan
tindakan ( 4 )

!$##!!!#
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau ³wasir´ tanpa ada hubungannya dengan
gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan
hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis.

u
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma oleh faeces
yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur dengan faeces, dapat
hanya berupa garis pada faeces atau kertas pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat
menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Hemoroid yang membesar secara perlahan-
lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini
hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium
yang lebih lanjut, hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk
kembali ke dalam anus.
Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps menetap dan
tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya faeces pada pakaian dalam
merupakn ciri hemoroid yang mengalami prolaps menetap. Iritasi kulit perianal dapat
menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini disebabkan oleh kelembaban
yang terus menerus dan rangsangan mukus. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang
luas dengan udem dan radang.( 4 )

x#!$!#!
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Êentuk akut berupa pembengkakan
bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut
hemoroid trombosis eksterna akut. Êentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf
pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau
‘  berupa satu atau
lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna diklasifikasikan menjadi 4 derajat yaitu
Derajat I Tonjolan masih di lumen rektum, biasanya keluhan penderita adalah perdarahan
Derajat II Tonjolan keluar dari anus waktu defekasi dan masuk sendiri setelah selesai defekasi.
Derajat III Tonjolan keluar waktu defekasi, harus didorong masuk setelah defekasi selesai
karena tidak dapat masuk sendiri.
Derajat IV Tonjolan tidak dapat didorong masuk/inkarserasi

G %!#
Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yamg
membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), pasien sering duduk berjam-jam


di WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum tidak boleh
diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi
portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Êila
hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan
dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan.( 4,5 )

 %!# &
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab
tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba
apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis
dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini
untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.( 5 )

Ê %!# #)!


Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan
penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita
disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke
dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan
membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Êanyaknya benjolan, derajatnya, letak
,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus
diperhatikan.( 4,5 )

 %!#)#!%!*#)!
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan
fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar. (
5)


Ê Ê
   

Menurut kelompok kami, berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang teliti
maka dapat ditegakkan diagnosa akhir yaitu
(






















x
Ê Ê
   


xc
Ê Ê6
  7     

Terapi ca colon
perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh
lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat kesembuhan kanker stadium c
dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang lanjut, atau
ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh
lebih sulit.
Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki peringkat
pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi (mungkin diperlukan).

%&*'
Tindakan ini dibagi menjadi Curative, Palliative, Êypass, Fecal diversion, dan Open-and-
close. Êedah Curative dikerjakan apabila tumor ditemukan pada daerah yang terlokalisir. Intinya
adalah membuang bagian yang terkena tumor dan sekelilingnya. Pada keadaan ini mungkin
diperlukan suatu tindakan yang disebut TME (Total Mesorectal Excision), yaitu suatu tindakan
yang membuang usus dalam jumlah yang signifikan. Akibatnya kedua ujung usus yang tersisa
harus dijahit kembali. Êiasanya pada keadaan ini diperlukan suatu kantong kolostomi, sehingga
kotoran yang melalui usus besar dapat dibuang melalui jalur lain. Pilihan ini bukanlah suatu
pilihan yang enak akan tetapi merupakan langkah yang diperlukan untuk tetap hidup, mengingat
pasien tidak mungkin tidak makan sehingga usus juga tidak mungkin tidak terisi makanan /
kotoran; sementara ada bagian yang sedang memerlukan penyembuhan. Apa dan bagaimana
kelanjutan dari kolostomi ini adalah kondisional dan individual, tiap pasien memiliki keadaan
yang berbeda-beda sehingga penanganannya tidak sama.
Êedah paliatif dikerjakan pada kasus terjadi penyebaran tumor yang banyak, dengan
tujuan membuang tumor primernya untuk menghindari kematian penderita akibat ulah tumor
primer tersebut. Terkadang tindakan ini ditunjang kemoterapi dapat menyelamatkan jiwa. Êila
penyebaran tumor mengenai organ-organ vital maka pembedahan pun secara teknis menjadi
sulit, sehingga dokter mungkin memilih teknik bedah bypass atau fecal diversion (pengalihan
tinja) melalui lubang. Pilihan terakhir pada kondisi terburuk adalah open-and-close, di mana

x
dokter membuka daerah operasinya, kemudian secara de facto melihat keadaan sudah
sedemikian rupa sehingga tidak mungkin dilakukan apa-apa lagi atau tindakan yang akan
dilakukan tidak memberikan manfaat bagi keadaan pasien, kemudian di tutup kembali. Tindakan
ini sepertinya sudah tidak pernah dilakukan lagi mengingat sekarang sudah banyak tersedia
laparoskopi dan radiografi canggih untuk mendeteksi keberadaan dan kondisi kanker jauh
sebelum diperlukan operasi.

)!Ê*'
Kemoterapi dilakukan sebagai suatu tindakan untuk mengurangi terjadinya metastasis
(penyebaran), perkembangan sel tumor, mengecilkan ukurannya, atau memperlambat
pertumbuhannya. Radioterapi jarang digunakan untuk kanker kolon karena memiliki efek
samping dan sulit untuk ditembakkan ke bagian yang spesifik pada kolon. Radioterapi lebih
sering pada kanker rektal saja. Imunoterapi sedang dikembangkan sebagai terapi tambahan untuk
kanker kolorektal. Terapi lain yang telah diujicoba dan memberikan hasil yang sangat
menjanjikan adalah terapi Vaksin. Ditemukan pada November 26 lalu sebuah vaksin bermerek
TroVax yang terbukti secara efektif mengatasi berbagai macam kanker. Vaksin ini bekerja
dengan cara meningkatkan sistem imun penderita untuk melawan penyakitnya. Fase ujicobanya
saat ini sedang ditujukan bagi kanker ginjal dan direncanakan untuk kanker kolon. Terapi lainnya
adalah pengobatan yang ditujukan untuk mengatasi metastasisnya (penyebaran tumornya).
Nah selain dari terapi non bedah di atas, yang juga tak kalah pentingnya adalah Terapi
Suportif. Diagnosis kanker sangat sering menimbulkan pengaruh yang sangat besar pada
kejiwaan penderitanya. Karenanya dorongan dari rumah sakit, dokter, suami/istri, kerabat,
keluarga, social support group sangat penting bagi penderitanya.

xx
Ê Ê6
8  

 /%)! #!#)* #! #!


Jelaskan pada keluarga bahwa
c.‘ Definisi

Karsinoma Kolorektal adalah istilah yang diberikan kepada karsinoma yang berkembang
pada kolon atau rektum. Kolon dan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan atau
saluran gastrointesinal dimana proses pencernaan makanan untuk menghasilkan energi bagi
tubuh dilakukan dan bahan-bahan yang tidak berguna lagi (fecal matter/stol) dibuang. Karsinoma
rekti merupakan tumor ganas terbanyak di antara tumor ganas saluran cerna, lebih 6 tumor
kolorektal berasal dari rektum. Salah satu pemicu kanker rektal adalah masalah nutrisi dan
kurang berolah raga.
2.‘ Penyebab

Êanyak faktor dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker rektal, diantaranya adalah
Diet tinggi lemak, rendah serat lebih dari 5 tahun Riwayat pribadi mengidap adenoma atau
adenokarsinoma kolorektal mempunyai resiko lebih besar 3 kali lipat.
3.‘ Terapi

perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh
lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Terapi bedah maupun terapi non bedah.

4.‘ Prognosis

Jika kanker belum menyebar dan dilakukan pembedahan serta kemoterapi atau terapi
penyinaran, kemungkinan dapat sembuh

xG
  

Komplikasi primer dihubungkan dengan kanker kolorektal (c) obstruksi usus diikuti
dengan penyempitan lumen akibat lesi; (2) perforasi dari dinding usus oleh tumor, diikuti
kontaminasi dari rongga peritoneal oleh isi usus; (3) perluasan langsung tumor ke organ-organ
yang berdekatan
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan terjadinya obstruksi usus parsial atau lengkap.
Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekira kolon yang
menyebabkan hemoragi . perforasi dapat terjadi, dan mengakibatkan pembentukan abses.
Peritonitis atau sepsis dapat menimbulkan syok
KESIMPULAN Karsinoma rektal berasal dari epitel hampir sama dengan neoplasma
kolon, jenis terbanyak adalah adenokarsinoma. Umumnya didahului oleh kondisi pramaligna
seperti adenomatous, villous polyp, familial adenomatous polyposis dan kolitis ulseratif.
Karsinoma kolorektal masih merupakan penyebab kematian kedua untuk kanker terutama di
Amerika Serikat. Skrening awal untuk mengarahkan diagnosa Karsinoma kolorektal penting
dilakukan untuk meningkatkan survivalnya.

*9*)#-*)#!%-

Tanda-tanda yang biasanya terjadi pada pasien sehingga pasien merujuk adalah

-‘ anemia
-‘ konstipasi
-‘ tenesmus
-‘ perubahan dalam defekasi
-‘ perubahan bentuk feces
-‘ perdarahan pada rektal

Kemungkinan darah ditunjukan sangat kecil atau lebih hidup seperti mahoni atau bright-red
stooks. Darah kotor biasanya tidak ditemukan tumor pada sebelah kanan kolon tetapi biasanya
(tetapi bisa tidak banyak) kemungkinan ada tumor disebelah kiri kolon dan rektum.


Pen('*!)/!*!#

Kanker usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar
atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas atau
adenoma, yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).

Pada stadium awal, adenoma dapat diangkat dengan mudah. Hanya saja pada stadium awal
ini, seringkali adenoma tidak menampakkan gejala apapun, sehingga tidak terdeteksi dalam
waktu yang relatif lama. Padahal, adenoma yang awalnya tak menimbulkan keluhan apapun ini,
pada suatu saat bisa berkembang menjadi kanker yang menggerogoti semua bagian dari usus
besar.

Gejala awal yang tidak khas ini membuat banyak penderita kanker usus besar datang ke
rumah sakit ketika perjalanan penyakit sudah demikian lanjut. Upaya pengobatan pun menjadi
sulit. Padahal, kunci utama keberhasilan penanganan kanker usus besar adalah ditemukannya
kanker dalam stadium dini, sehingga terapi dapat dilaksanakan secara bedah kuratif. Sayangnya,
hal seperti ini sangat jarang. Yang kerap terjadi adalah kanker ditemukan pada stadium lanjut,
sehingga harapan penderita untuk bertahan hidup menjadi sangat kecil.

Jika kanker usus besar ditemukan pada stadium I, peluang penderita untuk hidup hingga lima
tahun mencapai 85-95. Sementara bila ditemukan pada stadium II, peluang itu mencapai 6-
8, pada stadium III sekitar 3-6, dan stadium IV sekitar 25. Êila ada c penderita
kanker usus besar stadium IV, maka yang masih hidup sampai lima tahun hanya lima orang.

Deteksi dini

Secara umum deteksi dini dapat dilakukan pada dua kelompok, yaitu populasi umum dan
kelompok risiko tinggi. Deteksi dini pada kelompok populasi umum dilakukan kepada individu
yang berusia di atas 4 tahun. Sedangkan mereka yang tergolong kelompok berisiko tinggi,
antara lain adalah mereka yang pernah menjalani polipektomi untuk adenoma di usus besar, dan
orang-orang yang berasal dari keluarga dengan riwayat penyakit ini.


Terkait dengan riwayat keluarga, tidak perlu khawatir berlebihan jika berasal dari keluarga
yang memiliki riwayat kanker usus besar. Faktor genetik memang bisa menjadi penyebab
munculnya penyakit ini, tapi faktor tersebut bisa dipersempit. Caranya, ubahlah pola makan
Anda dan lakukan deteksi dini.

xu
  

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
ÊAÊ I SKENARIO.........................................................................c
ÊAÊ II KATA KUNCI.....................................................................2
ÊAÊ III PROÊLEM...........................................................................3
ÊAÊ IV PEMÊAHASAN..................................................................4
ÊAÊ V HIPOTESIS AWAL ...........................................................c8
ÊAÊ VI ANALISIS DARI DIFFERENTIAL DIAGNOSIS...........c9
ÊAÊ VII HIPOTESIS AKHIR...........................................................3
ÊAÊ VIII MEKANISME DIAGNOSIS..............................................3c
ÊAÊ IX STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH.................32
ÊAÊ X PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI...................................34
DAFTAR PUSTAKA


~~
!x
Ê   

!##'0%)4


‘ *!*!      :54::••
‘ */!/     :54::•4
x‘ ; /');!#!  :54::• 
G‘ ! !%#     :54::¬x
•‘ /#     :54::¬•
¬‘ !%'%;!    :54::¬4
4‘  ;! ;    :54::¬ 
5‘ !Ê*!!     :54::4
‘ ,!*/     :54::4x
:‘7!# $!*!!%   :54::4•
‘'!&!/!    :54::44
‘!##!;!     :54::4 


0* //.#

 
  

 ,* 7 

 
 Ê 7 

  ::1:


    

Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah. Tanpa bantuan-Nya mustahil kami dapat
menyelesaikannya dengan lancar.

Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya
makalah ini dengan baik. Kepada dekan fakultas kedokteran Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya. Kepada dosen pembimbing kami Dr.ayli Serta kepada teman-teman.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat kepada siapa saja yang ingin
menambah wawasan. Kami mohon maaf apabila dalam makalah PÊL ini terdapat banyak
kekurangan serta kata-kata yang tidak berkenan di hati para pembaca. Selain itu, kami juga
memohon saran dan masukan dari pembaca agar kiranya makalah ini dapat menjadi lebih baik
di kemudian hari.


&/.*!:

G
~
  
  
http //www.daceband.com/read_blog/c6c32/asuhan-keperawatan-askep-ca-colon

http //en.wikipedia.org/wiki/Êlood_in_stool

http //kadri-blog.blogspot.com/2c/c2/makalah-penyakit-amoebiasis.html
http //www.sobatsehat.com/communicable-disease/5-hal-yang-harus-anda-ketahui-tentang-
penyakit-amoebiasis/

Gc

Anda mungkin juga menyukai