28 RIKS
E
PEM
Pemeriksaan
Dana Perimbangan
NO 112/April 2008 - Juni 2008/Tahun XXVIII
DAFTAR ISI
LAPORAN UTAMA
11
Peranan Lembaga Pemeriksa dalam Mengawal
Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan negara yang profesional,
terbuka, dan bertanggung jawab untuk sebesar-
4 EDITORIAL
Menanti Kejujuran...
besarnya kemakmuran rakyat, diperlukan untuk
memastikan pengelolaan sumber daya yang efektif.
Seiring dengan lahirnya paket UU keuangan negara,
reformasi pengelolaan keuangan negara menuju ter-
15 SAATNYA BERBAGI YANG ADIL DAN TRANSPARAN
Melimpahkan urusan pemerintah pusat ke daerah tanpa
diikuti suatu pengaturan tentu tidak mudah. Pembagian dan
ciptanya good governance terus bergulir dan men- pemanfaatan sumber daya nasional merupakan aset bangsa
galami penyempurnaan dari aspek perencanaan, milik bersama
pengelolaan, pertanggungjawaban dan pengawasan.
19 HASIL PEMERIKSAAN ATAS DANA PERIMBANGAN
Pemerintah telah berupaya menyempurnakan mekanisme
penetapan alokasi dan penyaluran Dana Perimbangan, namun
demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu mendapat
LAPORAN KHUSUS perhatian dari Pemerintah
24
Pengurangan Disparitas Pembangunan Ekonomi 21 SEKILAS TENTANG DANA PERIMBANGAN
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari penda-
Regional Melalui Desentralisasi Fiskal patan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk menda-
nai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentrali-
sasi. Dana Perimbangan tersebut dibentuk untuk mendukung
pendanaan program otonomi daerah yang disalurkan berupa
Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan
Dana Bagi Hasil (DBH).
Alokasi dana perimbangan bertujuan menguran-
gi kesenjangan antara kebutuhan pengeluaran
dan kapasitas fiskal pemerintah daerah serta se-
bagai sarana untuk memeratakan pendapatan
27
dan mengurangi kesenjangan antar wilayah di
Indonesia. Usia tujuh tahun desentralisasi belum
sepenuhnya mampu menjawab tantangan ketim- WAWANCARA
pangan pembangunan regional. Output pem-
bangunan pasca kebijakan desentralisasi justru
semakin memusat ke pulau Jawa, termasuk Bali. Drs. Maulana Ginting, MM:
“Ada data daerah yang direkayasa”
...Pemerintah pusat juga harus dapat me-
realisasikan percepatan proses pencairan
DAK dan memahami kondisi faktual yang
terjadi di daerah....
29
KETUK PALU MK
ATAS JUDICIAL REVIEW UU KUP REVIU
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie telah menjatuhkan ketuk palu atas pengajuan Judicial Review (uji materi) Undang-Undang Ke-
tentuan Umum tentang Tata Cara Perpajakan. Ketukan palu Hakim Ketua MK pada tanggal 15 Mei 2008 tersebut merupakan kenyataan pa-
hit tak hanya bagi BPK, namun juga bagi rakyat. Hal tersebut berarti transparansi perpajakan di negeri ini belum dapat dilakukan dengan baik.
33 AGENDA PERISTIWA
-Opini Disclaimer untuk LKPP 2007
-Media Workshop BPK ”Penyelewengan Dana Perimbangan”
-”Penerimaan Migas Tidak Transparan”
MAJALAH DWIWULANAN BP K - R I
Diterbitkan oleh Biro Humas & LN,
Badan Pemeriksa Keuangan,
STT No. 722/SK/Ditjen PPG/STT
Sutriono
Rianto Prawoto
Alamat Redaksi dan Tata Usaha
Gedung BPK-RI Jln. Gatot
RALAT Subroto No.31 Jakarta Telp.
Dalam Penerbitan Majalah Pemeriksa Edisi No.111/Tahun 2008 terdapat kesalahan dalam penulisan (021)5704395-6 Pes.214/208
keterangan gambar sebagai berikut:
TERTULIS : Fax.(021)57950285
Ketua BPK RI memberikan kenang-kenangan kepada Wakil Ketua
BPK Malaysia, 14 Maret 2008 di Jakarta. Email: ksbhumas@bpk.go.id
SEHARUSNYA :
Ketua BPK RI memberikan kenang-kenangan kepada Wakil Ketua
BPK Malaysia, 14 Maret 2008 di Bali Redaksi menerima kiriman artikel
(disertai dengan softcopy dan foto
penulis) sesuai dengan misi majalah
TERTULIS : PEMERIKSA.
Penandatanganan kesepakatan bersama antara BPK-RI dan JAN Redaksi berhak mengoreksi/
Malaysia di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2008.
mengubah naskah yang diterima
SEHARUSNYA : sepanjang tidak mengubah isi naskah.
Penandatanganan kesepakatan bersama antara BPK-RI dan JAN Isi majalah ini tidaklah berarti sama
Malaysia di Bali pada tanggal 14 Maret 2008.
dengan pendirian Badan Pemeriksa
Keuangan.
PERBAIKAN PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA
DAN KEUANGAN DAERAH
Prof. Dr. Anwar Nasution
Jakarta,[tanggal]
Kami memberikan surat representasi ini sehubungan dengan pemeriksaan BPK-RI atas Laporan Keuangan
[Nama Kementerian Negara/Lembaga] Tahun ......, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran untuk
tahun yang berakhir tanggal 31 Desember ....., Neraca per 31 Desember ......., dan Catatan atas Laporan
Keuangan. Kami menegaskan bahwa kami bertanggung jawab atas penyajian wajar laporan realisasi
anggaran, neraca dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Representasi tertentu dalam surat ini diberikan terbatas pada hal-hal yang material. Sesuatu dipandang
material, tanpa melihat besarnya, jika sesuatu tersebut menyangkut penghilangan atau salah saji informasi
akuntansi yang, dengan mempertimbangkan keadaan yang melingkupinya, menjadikan pertimbangan orang
yang berpikiran wajar yang meletakkan kepercayaan pada informasi tersebut akan berubah atau
terpengaruh oleh penghilangan atau salah saji tersebut.
Kami menegaskan, berdasarkan keyakinan dan pengetahuan kami yang terbaik, representasi berikut ini
telah kami buat kepada tim BPK-RI selama pemeriksaan:
1. Laporan keuangan yang disebut di atas disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
pemerintah.
2. Kami telah menyediakan semua data material kepada tim BPK-RI.
3. Semua transaksi yang material sudah dicatat dalam catatan akuntansi yang melandasi laporan
keuangan.
4. [Nama Kementerian Negara/Lembaga] memiliki hak penuh atas aktiva yang dimiliki, dan tidak
terdapat gadai atau penjaminan atas aktiva atau aktiva yang digadaikan.
5. Tidak terdapat kemungkinan tindakan pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang dampaknya
dapat dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.
6. Semua kewajiban material sudah dicatat atau diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum.
7. Tidak terdapat tagihan atau penilaian yang belum dinyatakan yang harus dinyatakan dan yang
seharusnya diungkapkan yang belum diungkapkan.
8. [Nama Kementerian Negara/Lembaga] telah mematuhi semua aspek perjanjian kontrak yang akan
mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan jika terjadi pelanggaran.
9. Tidak terdapat peristiwa atau transaksi material yang terjadi setelah tanggal 31 Desember ...... yang
belum dicatat secara memadai dalam laporan keuangan atau diungkapkan dalam catatan laporan
keuangan.
10. Tidak terdapat kecurangan material (kesalahan disengaja atau penghilangan jumlah atau pengungkapan
dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset yang dapat berdampak material terhadap laporan
keuangan) atau kecurangan lain yang melibatkan pimpinan atau pegawai yang memiliki peran penting
dalam pengendalian intern.
11. Kami bertanggung jawab untuk menyelenggarakan dan memelihara pengendalian intern.
12. Kami telah menilai efektifitas pengendalian intern dalam hal:
a. Keandalan pelaporan keuangan – transaksi-transaksi telah dicatat, diproses, dan diringkas secara
memadai untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, dan aset telah dilindungi dari kehilangan yang disebabkan oleh
pengambilalihan, penggunaan, atau pelepasan yang tidak sah.
b. Ketaatan pada peraturan yang berlaku – transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan (i)
undang-undang yang mengatur penggunaan kewenangan anggaran dan peraturan perundangan
lainnya yang berdampak langsung dan material terhadap laporan keuangan, dan (ii) undang-
undang, peraturan, dan keputusan terkait lainnya.
13. Kami telah menyampaikan semua kelemahan signifikan yang ada pada perancangan dan pelaksanaan
pengendalian intern yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan entitas dalam mencapai
tujuan pengendalian intern dan mengindikasikan kelemahan-kelemahan yang material.
14. Kami bertanggung jawab atas pelaksanaan dan penyelenggaraan sistem pengelolaan keuangan yang
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang keuangan negara dan standar akuntansi
pemerintah.
15. Kami telah menilai sistem pengelolaan keuangan untuk menentukan kesesuaian dengan ketentuan-
ketentuan terkait sistem pengelolaan keuangan.
16. Sistem pengelolaan keuangan telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan sistem
pengelolaan keuangan dan standar akuntansi pemerintah.
17. Kami bertanggung jawab atas kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
18. Kami telah mengidentifikasi dan mengungkapkan semua peraturan dan undang-undang yang
berdampak langsung dan material terhadap penentuan jumlah dalam laporan keuangan.
19. Kami telah menyampaikan semua kejadian ketidakpatuhan terhadap peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
[ Kementerian Negara/Lembaga],
Ada beberapa kelemahan hampir di semua departe- 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
men/lembaga dan pemda dalam penyusunan laporan Gambar di atas menunjukkan anggaran dan realisa-
keuangan, yaitu: perlunya perbaikan mendasar sistem si DP yang selalu meningkat dari 2001 sejalan dengan
akuntansi keuangan negara; sistem komputer instansi peningkatan APBN dan realisasinya. Anggaran DP 2006
pemerintah belum sinkron; Single Treasury Account be- meningkat cukup signifikan, yaitu DAU meningkat Rp57
lum diterapkan atas pengelolaan rekening negara; serta triliun (64,10%), DAK meningkat Rp7 triliun (139,66%)
keterbatasan tenaga administrasi pembukuan pada se- dan DBH meningkat Rp7 triliun (13,31%) dibanding ang-
tiap unit pemerintah, mulai dari tingkat pusat hingga garan 2005. Sedangkan anggaran DP untuk 2007, DAU
daerah. meningkat Rp19 triliun (13,13%), DAK meningkat Rp5
Hasil-hasil pemeriksaan BPK tersebut, menunjukkan triliun (47,75%) dan DBH meningkat Rp9 triliun (14,93%)
pengelolaan keuangan daerah mempunyai potensi risiko dibandingkan 2006.
yang harus segera diantisipasi dan diselesaikan oleh
pemerintah daerah provinsi, kota dan kabupaten.
Tabel di atas menunjukkan bahwa 10 pemerintah provinsi/kabupaten/kota, yaitu Provinsi NAD, Provinsi DIY, Provinsi
Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi NTT, Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara,
Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua sebagian besar (≥50%) menggunakan langsung DP yang diterima dari Pemerintah
Pusat, 15 provinsi sebagian kecil (<50%) pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya menggunakan langsung DP yang diterima
dari Pemerintah Pusat. Hanya delapan (8) provinsi yang pemerintah/kabupaten/kota menggunakan DP sesuai dengan ketentuan
Konsep yang mulia lembaga perwakilan dan pemerin- bidang-bidang tertentu dapat dilak-
M elimpahkan urusan peme- tah daerah. Tidak ada proses yang sanakan dengan efektif dan selaras
rintah pusat ke daerah tanpa diikuti “abu-abu” atau tidak jelas siapa yang dengan pembangunan nasional.
suatu pengaturan tentu tidak mu- bertanggung jawab dan bagaimana Sebagai implementasi dari per-
dah. Pembagian dan pemanfaatan mempertanggungjawabkannya. Im- imbangan keuangan negara, maka
sumber daya nasional merupakan plikasi ketidakjelasan dapat meng- pemerintah mengeluarkan opera-
aset bangsa milik bersama. Proses ganggu “keadilan” pemerintah pusat sionalisasi dana perimbangan ke
tersebut harus mencerminkan suatu untuk “jeli” membantu kemampuan dalam suatu PP No. 55 Tahun 2005.
pola pembagian yang jelas, adil dan keuangan suatu daerah. Hak daerah Peraturan Pemerintah ini mengatur
transparan antara Pemerintah Pusat yang telah memberikan kontribusi bagaimana proses penetapan, pe-
dengan Pemerintah Daerah. Tidak pendapatan nasional secara fair dan nyaluran dan pertanggungjawaban
ada dusta antara keduanya. Untuk transparan harus dikembalikan. Tidak harus dikelola oleh pemerintah pusat
itu, kedua belah pihak perlu duduk kalah penting, program nasional pada dan pemerintah daerah. Dalam PP
bersama menyepakati tersebut, diatur bahwa Dana Per-
“aturan main” yang imbangan bertujuan untuk men-
cukup fair. Dan paling ciptakan keseimbangan keuangan
penting, rakyat harus antara pemerintah pusat dan dae-
paham betul aturan rah serta antara Pemerintahan
main tersebut. Pemerin- Daerah yang terdiri dari Dana Bagi
tah dan DPR juga telah Hasil (DBH) dari penerimaan pa-
menyepakati hal terse- jak dan SDA, Dana Alokasi Umum
but dan tertuang dalam (DAU), dan Dana Alokasi Khusus
UU No. 33 Tahun 2004 (DAK).
tentang perimbangan
keuangan antara Peme- Pemerataan kemampuan keuang-
rintah Pusat dan Peme- an antar daerah
rintah Daerah. Wilayah Indonesia terbagi ke
Undang-Undang dalam daerah yang cukup bera-
ini lahir dalam rangka gam dari tatanan perekonomian,
penyelenggaraan otono-
mi daerah, penyerahan,
pelimpahan, dan penugasan urusan
pemerintah kepada Daerah secara
nyata dan bertanggung jawab, yang
harus diikuti dengan pengaturan,
pembagian dan pemanfaatan sumber
daya nasional secara adil. Dengan UU
ini, diharapkan tercipta sistem per-
imbangan yang benar-benar propor-
sional. Artinya, jelas berapa bagian
masing-masing pemerintah dengan
dasar yang adil dan dapat dipertang-
gungjawabkan melalui proses yang
demokratis.
Dalam proses tersebut, peme-
rintah pusat harus selalu melibatkan Gorontalo dan Papua, daerah yang diuntungkan dengan aturan pembagian DAU
250
200
150
100
50
2007
2006
2005
2004
0 2003
2002 Anggaran
2001
Realisasi
150 142.3
123.1
111.1
94.7
100
50
3.5 9.2 6.9 7.2 3.5 9.6 14
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
KETUK PALU MK
ATAS JUDICIAL REVIEW UU KUP
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie telah menjatuhkan ketuk
palu atas pengajuan Judicial Review (uji materi) Undang-Undang Ketentuan
Umum tentang Tata Cara Perpajakan. Ketukan palu Hakim Ketua MK pada
tanggal 15 Mei 2008 tersebut merupakan kenyataan pahit tak hanya bagi BPK,
namun juga bagi rakyat. Hal tersebut berarti transparansi perpajakan di neg-
eri ini belum dapat dilakukan dengan baik.