A. Pendahuluan
pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa dan untuk membantu setiap
sarana pembelajaran yang banyak dikunjungi individu yang ingin mendapatkan ilmu
pengetahuan lebih. Hal ini dilakukan, karena di perpustakaan berbagai sumber informasi
dan ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan mudah melalui koleksi buku, artikel,
majalah, jurnal, CD dan lain-lain. Semua sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
buku (lama dan baru), artikel, majalah, CD yang tersusun rapi di rak dengan didukung
oleh ruangan yang luas, bersih, nyaman dan suasana tenang menjadi daya tarik tersendiri
bagi pembaca. Tapi pada kenyataannya, banyak perpustakaan yang tidak memenuhi
kriteria yang diharapkan para pembaca. Pembaca lebih menikmati pelayanan yang
diberikan dunia maya, seperti internet yang selalu menawarkan kemudahan dalam
diantaranya:
1
1. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap peran dan fungsi perpustakaan bagi
kemajuan pendidikan.
3. Kurangnya tanggung jawab dan merasa tidak memiliki para konsumen (pembaca)
1. Pengertian perpustakaan
digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang disimpan menurut tata
susunan tertentu dan tidak untuk dijual (Sulistyo:1991). Ada dua unsur utama dalam
perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Koleksi perpustakaan sekarang tidak hanya
terbatas pada buku-buku, tetapi juga berupa film, slide, atau lainnya yang berisikan
informasi keilmuan. Menurut Sugianto (1997), perpustakaan adalah suatu unit kerja
yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis
Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997). Secara umum dapat disimpulkan
2
bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan
koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus
c. Ilmu perpustakaan: Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal–hal yang
2. Peranan perpustakaan
3
d. Sebagai pengembang pembangunan dan kebudayaan manusia.
3. Fungsi perpustakaan
pengetahuan).
pembaca.
dengan baik, karena ada beberapa hal yang sering menghambat perkembangan dan
bagi pembaca. Karena pihak sekolah atau perguruan tinggi hanya menilai keberadaan
keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitas koleksi.
4
Keanekaragaman koleksi pada perpustakaan akan menambah semangat konsumen
untuk selalu datang dan membaca di perpustakaan. Selain untuk membaca, konsumen
juga dapat berekreasi bersama keluarga dengan menambah informasi penting dan
perpustakaan adalah mahalnya harga bahan pustaka. Padahal anggaran untuk belanja
bahan pustaka setiap tahunnya selalu ada dari pemerintah, tapi jumlah bahan pustaka
layanan perpustakaan yang bagus dapat dilihat dari kualitas koleksinya. Koleksi yang
dimaksud tentu saja mencakup berbagai format bahan sesuai dengan perkembangan
yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan pembaca menjadi syarat utama untuk
menarik minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. Hal ini menjadi tugas
5
ALA Glossary of Library and Information Science (1983), pengembangan koleksi
istilah yang mempunyai konotasi lebih luas daripada seleksi buku dan pengadaan
bahan pustaka. Hal ini mengacu pada pengetahuan untuk mengadakan koleksi
perpustakaan yang meliputi seleksi bahan pustaka yang harus ditambahkan secara
cermat dan pengadaan fisik bahan pustaka. Pengembangan koleksi, seleksi dan
berkesinambungan dan dana yang sudah dianggarkan setiap tahun. Karena, koleksi
yang cukup dan imbang bagi kebutuhan pemakai perpustakaan tidak bisa diciptakan
dalam waktu sekejap, tapi harus didukung oleh kegiatan perencanaan yang teratur dan
terus menerus.
dan perimbangan koleksi itu sendiri. Ukuran koleksi meliputi : kondisi dan kualitas
kolesi; kuantitas pemakai; jumlah bidang studi; metode pengajaran; dan jumlah strata
pendidikan di perguruan tinggi yang meliputi S1, S2, dan S3 akan memerlukan
koleksi perpustakaan yang lebih banyak dibandingkan dengan perguruan tinggi yang
hanya melayani satu strata saja. Disamping ukuran koleksi, perimbangan koleksi juga
6
harus dipertimbangkan. Perimbangan meliputi subjek atau bidang ilmu yang dicakup
dilayani dan pemakaian koleksi perpustakaan itu sendiri. Jumlah koleksi suatu bidang
subjek akan berbanding lurus dengan jumlah individu kelompok pemakai yang
oleh orang yang menguasai subjek dan mengetahui buku serta kebutuhan pembaca.
saja yang menjadi anggota, kebiasaan membaca anggota, minat dan penelitian
perpustakaan.
buku
7
a. Untuk mengembangkan program pengadaan yang cerdas dan realistis
koleksi berikutnya.
keadaan koleksi.
George Bonn (2000) menjelaskan, ada lima pendekatan umum yang dapat
difokuskan untuk sumber daya tercetak, tetapi ada unsur-unsur yang dapat digunakan
Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi, yaitu:
8
b. Penilaian dari pakar perpustakaan.
Pada metode ini terdapat beberapa cara untuk melakukan evaluasi koleksi, yaitu:
lama yang telah digunakan oleh para pelaku evaluasi. Pustakawan melakukan
evaluasi koleksi dengan mencocokkan koleksi yang dimiliki dengan bibliografi yang
dilakukan pertama kali pada tahun 1933 oleh pustakawan di perpustakaan University
of Chicago. Pada saat itu mereka menggunakan 300 bibliografi untuk mencocokkan
Ada beberapa kelemahan dalam teknik pencocokan pada daftar untuk evaluasi
koleksi, yaitu:
9
b. Hampir semua daftar selektif dan bisa saja mengabaikan banyak judul-judul
c. Banyak judul yang tidak sesuai untuk sebuah komunitas perpustakaan yang
khusus.
tercantum pada daftar pencocokan, namun publikasi itu sarna baiknya dengan
Kelemahan teknik pencocokan pada daftar untuk evaluasi koleksi masih terus
didiskusikan, namun tetap saja teknik ini bermanfaat bagi perpustakaan dalam
mengevaluasi koleksi.
dan penguasaan terhadap subjek yang dinilai. Metode ini berfokus pada penilaian
program, dan populasi yang dilayani. Sebagai contoh, perpustakaan yang ada di
sebuah sekolah tinggi untuk bidang ilmu tertentu, misalkan ilmu ekonomi, tentunya
10
berbeda dengan perpustakaan yang ada di sebuah universitas yang mempunyai
baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu data yang sangat
berguna dalam program evaluasi koleksi. Tapi, perlu diperhatikan keobjektifan dari
Penentuan responden secara acak tentunya akan memasukkan semua unsur dalam
pinjam antar perpustakaan, bila pelayanan itu ada. Bila ada buku atau jurnal yang
tidak dimiliki perpustakaan, tetapi sering diminta melalui pinjam antar perpustakaan
berarti buku atau jurnal itu mempunyai peminat yang tinggi, sehingga sewajarnya bila
Melengkapi data yang diperoleh pada kajian sirkulasi, kajian terhadap buku
dan jurnal yang dibaca di tempat/ruang baca perlu dilakukan. Kajian dapat dilakukan
dengan menghitung buku dan jurnal yang ada di meja baca setelah selesai dibaca
pengguna pada kurun waktu tertentu. Idealnya buku dan jurnal yang telah selesai
dibaca itu dihitung seluruhnya sepanjang tahun. Namun pelaksanaan penghitungan itu
akan menghabiskan waktu dan tenaga pustakawan. Oleh karena itu penghitungan
11
dilakukan dengan pengambilan contoh pada waktu-waktu tertentu dan sepanjang
koleksi di rak pada kurun waktu tertentu. Maksud dari pengumpulan data ini untuk
mengetahui seberapa tinggi bahan pustaka yang dicari pengguna tersedia di rak
koleksi. Bila persentase penemuan tinggi, bisa berarti bahwa koleksi sudah sesuai
dilerai tinggi, ada dua kemugkinannya. Pertama, bahan pustaka itu dimiliki oleh
perpustakaan tetapi sedang dipinjam atau dibaca oleh pengguna lain, artinya
perpustakaan perlu menambah duplikat bahan pustaka itu. Kedua, bahan pustaka yang
terbitan berkala..
belum dimiliki.
D. Kesimpulan
untuk mencapai tujuan pendirian perpustakaan. Analisis dan evaluasi koleksi perlu
12
perpustakaan. Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik
dari segi ketersediaan koleksi itu bagi pengguna maupun pemanfaatan koleksi itu oleh
pada koleksi dan ukuran-ukuran terpusat pada penggunaan. Dalam setiap kategori ada
secara periodik dan sistematik untuk memastikan koleksi yang dimiliki terus
mengikuti perubahan yang terjadi dan perkembangan kebutuhan dari komunitas yang
dilayani. Koleksi perpustakaan ini dapat dibangun dan dipelihara dengan baik melalui
E. Daftar Pustaka
Sinaga, Dian, 2007, Mengelola Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Kreasi Media Utama
13