Anda di halaman 1dari 30

Kegawatan Medis

pada
Bayi Baru Lahir (BBL)

Tina Tobing
KEGAWATAN PADA BBL

 Semua keadaan yang berpotensi


meningkatkan kesakitan dan kematian

 PENTING DIPAHAMI
PEMBAHASAN MELIPUTI:
I. Pengenalan BBL berdasarkan risiko

II. Pendekatan diagnosis dan tatalaksana


kegawatan BBL
- sesak napas
- kejang
- renjatan
I. Klasifikasi bayi baru lahir
berdasarkan risiko :

1. Bayi sehat
2. Bayi risiko tinggi
3. Bayi sakit
Bayi sehat
 bayi cukup bulan
 berat lahir sesuai masa kehamilan
 riwayat kehamilan, persalinan,
kelahiran dan pasca kelahiran normal
 tanda vital normal serta bayi tampak
normal saat pemeriksaan fisis
Bayi risiko tinggi
BBL yang tampak NORMAL, tapi mempunyai
risiko yang lebih besar untuk mengalami
problem klinik seperti hipotermi ,hipoglikemi,
apnu, infeksi, dll
Kelompok bayi risiko tinggi
meliputi :
 Bayi prematur atau postmatur
 BBLR, bayi KMK atau BMK
 Nilai APGAR rendah pada menit I atau
butuh resusitasi.
 Bayi dengan ibu komplikasi kehamilan,
persalinan atau kelahiran.
 Bayi  1/ lebih masalah klinis sejak lahir.
 Bayi yang sebelumnya sakit dan saat ini
sembuh
Yang perlu diperhatikan pada
Bayi Risiko Tinggi

 Identifikasi masalah klinis


 Usaha mencegah timbulnya masalah
 Pemantauan ketat
 Penatalaksanaan dini
Tanda klinis bayi sakit

Penting penilaian:
 Laju jantung

 Laju dan pola pernapasan

 Warna kulit dan mukosa

 Temperatur

 Aktivitas
Penyebab tersering bayi
sakit
 Infeksi  perdarahan akut
 hipoksia  anemia
 hipotermi  trauma
hipoglikemi berat
 hiperbilirubinemia
 perdarahan
periventrikuler
Penanganan segera bayi
sakit, meliputi :
 Resusitasi
 Identifikasi masalah/diagnosis
 Tatalaksana penyebab (bila mungkin)
 Perawatan suportif umum
 Monitor tanda vital
 Diskusi dengan orang tua
 Rujuk?
Tata cara resusitasi bayi
sakit

 Bersihkan jalan napas


 O2 bila bayi biru
 Rangsang pernapasan
 Atasi gangguan sirkulasi
Urut-urutan menegakkan
etiologi : bayi sakit
 Anamnesis riwayat kehamilan,
persalinan dan kelahiran
 Pemeriksaan fisis
 Pemeriksaan penunjang
– Kadar gula darah
– Hb atau Ht
– Analisis Gas Darah
– Foto thoraks
Perawatan umum bayi sakit
 Pertahankan pernapasan dan sirkulasi
 Pertahankan suhu tubuh
 Minimal handling
 Pemberian O2 bila perlu
 Pengawasan tanda vital
 Pemberian cairan IV
 Pencegahan infeksi
Yang tidak boleh dikerjakan
pada bayi sakit
 Memberikan minum
 Mengganggu bayi
 Memandikan
 Melakukan tindakan tanpa O2
Observasi yang harus
dilakukan
 Tanda vital dan tanda klinis abnormal
 Kadar gula darah
 Jenis dan volume cairan yang diberikan
 Frekuensi BAK, kandungan protein, darah dan
glukosa dalam urin
 Tekanan darah
 FiO2, Sat O2 bila mendapat O2
 Kadar Hb/Ht
 Berat badan bayi
II. Pendekatan diagnosis dan
tatalaksana

A. SESAK NAPAS PADA NEONATUS


Tanda klinis:
– Takipnu
– Sianosis sentral
– Retraksi
– Grunting
Penyebab utama sesak
napas
ORGAN paru:
 Penyakit membran hialin (PMH)

 Wet Lung Syndrome (WLS)

 Sindrom Aspirasi Mukonium (SAM)

 Pneumonia

Di Luar Paru:
 pneumotoraks,gagal jantung,hipotermi,dll
Riwayat kehamilan dan
persalinan vs penyebab
sesak napas
 Bayi prematur, ibu DM PMH
 Bayi lahir SC WLS
 Cairan amnion tercampur mekonium SAM
 Ibu demam dan ketuban berbau
Pneumonia kongenital
 Bayi Prematur +DAP Gagal jantung
Pemeriksaan fisis
 Tanda prematur pada PMH
 Dada membusung pada WLH
 Pewarnaan mekonium pada SAM
 Bau tidak sedap pada pneumonia
kongenital
 Thorak dan suara napas asimetris pada
penumotoraks
 Bising jantung pada DAP
Pemeriksaan penunjang

 Shake test (-) pada PMH


 Pus cell dan bakteri pada cairan
lambung kasus pneumonia kongenital
 Foto Toraks khas pada PMH, WLS,
SAM, pneumonia dan pneumotoraks
 Transluminasi (+) pada pneumotoraks
Tata laksana sesak napas
 Perawatan suportif umum
1. Hangatkan dalam inkubator
2. Intervensi minimal
3. Beri cairan intravena
4. Atasi sianosis sentral dengan O2
sungkup (head box)
5. Observasi tanda klinis
6. Rujuk ?
Pengobatan khusus

- surfaktan untuk PMH


- antibiotik untuk pneumonia
Setiap BBL dengan sesak napas tanpa
diketahui penyebab beri antibiotik
sampai terbukti tidak infeksi
B. Kejang pada neonatus
 Bentuk kejang neonatus
1. Kejang subtle
2. Kejang tonis
3. Kejang klonis
4. Kejang mioklonis
Etiologi Kejang
 Gangguan metabolisme
 Infeksi
 Perdarahan intrakranial
 Kelainan bawaan SSP
 Penyebab lain: ibu dengan
ketergantungan obat.
Penatalaksanaan Kejang BBL

 Penanganan suportif umum


 Usaha menghentikan kejang
 Mencari penyebab kejang
 Mencegah kejang berikut
C. Renjatan pada BBL
 Tanda klinis syok
– Waktu pengisian kapiler menurun (>3 detik)
– Tangan dan kaki dingin, badan hangat
– Takikardi atau bradikardi
– Tekanan darah rendah
– Pucat atau sianosis
Penyebab tersering renjatan pada
BBL
 Hipoksia
 Perangsangan refleks vagal
 Perdarahan
 Dehidrasi
 Septikemia
 Gagal jantung
Langkah penatalaksanaan renjatan
pada BBL

 Tatalaksana sesuai etiologi


- beri O2 pada hipoksia
- tranfusi darah pada perdarahan
- antibiotik pada kasus infeksi
 Memperbaiki perfusi perifer dengan
cairan IV
 Pemberian obat - obatan: Dopamin
Kesimpulan
Menghadapi kasus kegawatan neonatus
 Perlu antisipasi adanya kegawatan
dengan penilaian neonatus atas risiko
 Pengetahuan dalam pendekatan
diagnosis dini dan tatalaksana
adekuat

Anda mungkin juga menyukai