Anda di halaman 1dari 14

Universitas Indonesia

DAFTAR ISI
Cover ………………………………………………………………………………………………1

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………2

1.1. Definisi Larutan ………………………………………………………………………...3


1.2. Reaksi Pengendapan ………………………………………………………….........3
1.3. Reaksi Asam Basa ……………………………………………………………………..6
1.4. Reaksi Redoks …………….……………………………………………………………9
1.5. Konsentrasi Larutan …………………………………………………………………11

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………14

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 2


REAKSI DALAM LARUTAN BERAIR

1.1. Definisi Larutan

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari


dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di
dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat
terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam
konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi.

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang


dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam
air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon
dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut
dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat
pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral
tertentu.

1.2. Reaksi Pengendapan

Reaksi pengendapan (precipitation reaction) ialah reaksi dimana terdapat suatu produk hasil
reaksi yang berupa padatan. Endapan (precipitate) adalah padatan tak terlarut yang terpisah dari
larutan. Endapan mungkin berupa Kristal atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan
penyaringan atau pemusingan (centrifuge).

1.2.1. Kelarutan

Suatu hasil campuran dapat mengendap


ataupun tidak bergantung dari kelarutan dari zat
terlarut. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut
yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada
suhu tertentu. Kelarutan suatu zat tergantung pada
suhu, volume pelarut, dan ukuran zat terlarut. Misalnya,
hanya 4,74 g kalium iodat, KIO3 yang larut dalam 100 g
air pada 00C. Bila kita tambahkan lebih dari 4,74 g KIO3
ke dalam air pada temperatur tersebut, terdapat
kelebihan jumlah KIO3 yang tidak larut. Maka dapat kita
katakan bahwa kelarutan KIO3 dalam air pada 0 0C
adalah 4,74 g per 100 g air.

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 3


Dalam konteks kualitatif, para ahli kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut, sedikit larut,
dan tidak larut. Zat dikatakan larut, jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan
air. Semua senyawa ionik merupakan elekrolit kuat, namun daya larutnya berbeda-beda.

Ciri khas kelarutan dari senyawa-senyawa ionik dalam Air pada suhu 25 0C :
1. Semua senyawa logam alkali (golongan 1 A) dapat larut.

KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(l)


2. Semua senyawa ammonium (NH4+) dapat larut.

2NH3(aq) + H2SO4(aq) (NH4)2SO4(aq)


3. Semua senyawa yang mengandung nitrat (NO 3-), klorat (ClO3-), dan perklorat
(ClO4-) dapat larut.

HNO3(aq) + NaOH(aq) NaNO3(aq) + H2O(aq)


4. Sebagian besar hidroksida (OH ) dapat larut. Pengecualian pada hidroksida
-

logam alkali dan barium hidroksida [Ba(OH) 2]. Kalsium hidroksida[Ca(OH)2]


sedikit larut.

MgCl2(aq) + 2NaOH(aq) Mg(OH)2(s) + 2NaCl(aq)

CaCO3(s) + NaOH(aq) Ca(OH)2(aq) + CO2(aq) + H2O(l)


5. Sebagian besar senyawa yang mengandung klorida (Cl -), bromine (Br-), dan
Iodin (I-) dapat larut, kecuali pada senyawa yang mengandung Ag +, Hg2+, dan
Pb 2+.

KOH(aq) + HCl(aq) KCl(aq) + H2O(l)

KI(aq) + AgNO3(aq) AgI(s) + KNO3(aq)


6. Semua karbonat (CO ), fosfat (PO43 ), dan sulfida (S2-) tidak dapat larut.
3
2- 3-

Pengecualiannya adalah senyawa-senyawa dari ion logam alkali dan ion


ammonium.

K3PO4(aq) + 3Ca(NO3)2(aq) Ca3(PO4)2(s) + KNO3(aq)

CaCO3(s) + 2KCl(aq) CaCl2(aq) + K2CO3(aq)


7. Sebagian besar sulfat (SO4 ) dapat larut. Kalsium sulfat (CaSO 4) dan perak
2-

sulfat (AgSO4) sedikit larut. Barium sulfat (BaSO 4), Merkuri (II) sulfat (HgSO4)
dan timbale (II) sulfat (PbSO4) tidak dapat larut.

2Al(s) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)

Ba(NO3)(aq) + Na2SO4(aq) BaSO4(s) + 2NaNO3(aq)

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 4


Ciri-ciri diatas merupakan ciri sejumlah senyawa yang dikelompokkan sebagai dapat
larut dan sukar larut, namun perlu diketahui bahwa senyawa sukar larut sekalipun dapat larut
dalam jumlah tertentu.

1.2.2. Persamaan Molekul dan Ionik

Pb(NO3)2 (aq) + 2NaI(aq) PbI2(s) + 2NaNO3(aq)

Persamaan diatas merupakan persamaan molekul


(molecular equation) karena senyawanya ditulis seolah-olah
semua spesi berada sebagai molekul atau keseluruhan unit.
Reaksi ini berguna untuk memberikan informasi mengenai
identitas pereaksi, dalam hal ini adalah Pb(NO 3)2 (aq) dan
2NaI(aq). dalam persamaan dituliskan (aq) yang
mengindikasikan bahwa zat tersebut merupakan zat dengan fase
larutan.

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 5


Namun dalam kenyataannya Pb(NO3)2 (aq), NaI(aq), dan NaNO3(aq) merupakan
senyawa ionic yang bersifat elektrolit kuat. Sehingga dalam larutan, zat tersebut akan
terpecah kembali menjadi ion-ion (kation dan anion) pembentuknya. Sehingga untuk terlihat
ebih realistis, maka reaksi yang terjadi dituliskan sebagai berikut :

Pb2+(aq) + NO3- (aq) + 2Na+(aq) + 2I- (aq) PbI2(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)

Persamaan diatas menunjukan spesi-spesi yang terlarut dalam bentuk ion-ion


bebasnya. Persamaan ini disebut dengan persamaan ionik. (ionic equation). Ion-ion yang
tidak terlibat dalam reaksi keseluruhan atau tidak mengalami perubahan selama reaksi
disebut dengan ion pendamping (spectator ions). Karena mengalami perubahan selama
reaksi maka ion pendamping dapat diabaikan. Sehingga kita dapat menuliskannya dalam
persamaan ionic total (net ionic equation) yang hanya menunjukkan spesi-spesi yang benar-
benar berperan dalam reaksi :

Pb2+(aq) + NO3-(aq) + 2Na+(aq) + 2I- (aq) PbI2(s) + 2Na+(aq) + 2NO3-(aq)

Pb2+(aq) + 2I- (aq) PbI2(s)

Berikut ini adalah beberapa tahap untuk merangkum cara penulisan persamaan ionic
dan persamaan ionik total :

a) Tuliskan persamaan molekul untuk reaksi yang sudah disetarakan.


b) Tulis ulang persamaan dengan menunjukkan ion yang terdisosiasi yang terbentuk
dalam larutan. Asumsikan bahwa semua elektrolit kuat, sehingga saat dilarutkan
anion dan kation terpisah sempurna.
c) Identifikasi dan abaikan ion-ion pendamping yang tidak mengalami perubahan dalam
reaksi untuk memperoleh reaksi total.

1.3. Reaksi Asam Basa


Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu
bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral

1.3.1. Teori asam basa Arrhenius.


Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H +.
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.
Contoh:

1) HCl(aq)      H+(aq) + Cl-(aq)


2) NaOH(aq)   Na+(aq) + OH-(aq)

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 6


1.3.2. Teori asam basa Bronsted – Lowry .

Asam adalah donor proton (ion hidrogen).


Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).

Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius – Teori Bronsted-Lowry


merupakan perluasan teori Arrhenius. Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa
karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air.

Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul
air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.Ketika gas hidrogen klorida
dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida
memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi
(kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari
HCl. Menghasilkan ion hidroksonium, H3O+.
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai

asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton ditransferkan dari
ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.

Tampilan elektron terluar, tetapi mengabaikan elektron pada bagian yang lebih dalam:

Adalah sesuatu hal yang penting untuk mengatakan bahwa meskipun anda berbicara
tentang ion hidrogen dalam suatu larutan, H+(aq), sebenarnya anda sedang
membicarakan ion hidroksonium.

Pasangan konjugasi

Ketika hidrogen klorida dilarutkan dalam air, hampir 100% hidrogen klorida bereaksi
dengan air menghasilkan ion hidroksonium dan ion klorida. Hidrogen klorida adalah
asam kuat, dan kita cenderung menuliskannya dalam reaksi satu arah:

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 7


Pada faktanya, reaksi antara HCl dan air adalah reversibel, tetapi hanya sampai pada
tingkatan yang sangat kecil. Supaya menjadi bentuk yang lebih umum, asam dituliskan
dengan HA, dan reaksi berlangsung reversibel.

Perhatikan reaksi ke arah depan:

 HA adalah asam karena HA mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke air.


 Air adalah basa karena air menerima sebuah proton dari HA.

Akan tetapi ada juga reaksi kebalikan antara ion hidroksonium dan ion A-:

 H3O+ adalah asam karena H3O+ mendonasikan sebuah proton (ion hidrogen) ke
ion A-.
 Ion A- adalah basa karena A- menerima sebuah proton dari H3O+.

Reaksi reversibel mengandung dua asam dan dua basa. Kita dapat menganggapnya
berpasangan, yang disebut pasangan konjugasi.

Ketika asam, HA, kehilangan sebuah proton asam tersebut membentuk sebuah basa A -.
Ketika sebuah basa, A-, menerima kembali sebuah proton, basa tersebut kembali
berubah bentuk menjadi asam, HA. Keduanya adalah pasangan konjugasi.

Contoh yang kedua mengenai pasangan konjugasi

Berikut ini adalah reaksi antara amonia dan air yang telah kita lihat sebelumnya:

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah forward reaction terlebih dahulu. Amonia
adalah basa karena amonia menerima ion hidrogen dari air. Ion amonium adalah asam
konjugasinya – ion amonium dapat melepaskan kembali ion hidrogen tersebut untuk
membentuk kembali amonia.

Air berlaku sebagai asam, dan basa konjugasinya adalah ion hidroksida. Ion hidroksida
dapat menerima ion hidrogen untuk membentuk air kembali.

Perhatikanlah hal ini pada tinjauan yang lain, ion amonium adalah asam, dan amonia
adalah basa konjugasinya. Ion hidroksida adalah basa dan air adalah asam
konjugasinya.

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 8


Zat amfoter

Salah satu dari dua contoh di atas, air berperilaku sebagai basa, tetapi di lain pihak air
berperilaku sebagai asam.

Suatu zat yang dapat berperilaku baik sebagai asam atau sebagai basa digambarkan
sebagai amfoter.

1.3.3. Teori asam basa Lewis.

 Asam adalah akseptor pasangan elektron.


 Basa adalah donor pasangan elektron.

BF3 berperilaku sebagai asam Lewis melalui penerimaan pasangan elektron mandiri
milik nitrogen dan NH3 berperilaku sebagai basa Lewis karena member donor PEB pada
BF3.

1.4. Reaksi Redoks

Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya
bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.

Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan
karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia
dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan
transfer elektron yang rumit.

Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan
mudah sebagai berikut:

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 9


 Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
 Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.

Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis
benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer
elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan
sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam
prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak
reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi
tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen).

1.4.1. Bilangan Oksidasi

1) Atom dalam unsur atau molekul bebas mempunyai biloks sama dengan nol.
2) Atom O mempunyai biloks = -2, kecuali:
a. Dalam senyawa OF2, biloks O = +2
b. Dalam peroksida H2O2 dan Na2O2, biloks O = -1
c. Dalam superoksida KO2, biloks O = -1/2
3) Atom H umumnya memiliki biloks = +1, kecuali dalam senyawa hidrida NaH
dan BaH2, biloks H = -1
4) Atom F dalam senyawanya selalu memiliki biloks = -1
5) Atom logam alkali (IA) dan alkali tanah (IIA) mempunyai biloks dalam
senyawanya masing-masing +1 dan +2
6) Atom halogen dlam senyawa biner (KI, MgBr2 dan NaCl) mempunyai biloks =-1
7) Atom-atom unsur logam dalam senyawanya mempunyai biloks sama dengan
valensinya. Contohnya, Fe dalam FeCl3 = +3 dan AgNO3 = +1
8) Jumlah biloks seluruh atom dalam molekul netral sama dengan nol
9) Jumlah biloks seluruh atom dalam ion sama dengan muatannya. Contohnya,
jumlah biloks Cr dan O dalam CrO42- adalah -2

1.4.2. Oksidasi
 Reaksi antara suatu zat dengan oksigen
 Peristiwa pelepasan elektron
 Peristiwa kenaikkan bilangan oksidasi

S(g) + O2(g) à SO2(g)


H2S(g) à 2H+(aq) + S(s) + 2e-

1.4.3. Reduksi

 Reaksi suatu zat dengan hydrogen


 Perisiwa pengikatan elektron
 Peristiwa penurunan bilangan oksidasi

C2H4O(aq) + H2(g) à C2H6O(aq)


Cu2+(aq) + 2e- à Cu(s)

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 10


1.4.4. Oksidator

 Zat yg menjalankan reaksi oksidasi


 Dengan cara mengikat e-
 Oksidator akan tereduksi

Beberapa oksidator dan perubahannya:


Nama Oksidator Perubahan

Ion hidrogen (H+) 2H+(aq) + 2e- à H2(g)

Ion logam (Lx+) Lx+ + xe- à L

Batu Kawi (MnO2) MnO2(s) + 4H+(aq) + 2e- à Mn2+(aq) + H2O(l)

1.4.5. Reduktor

 Zat yg menjalankan reaksi reduksi


 Dengan cara memberikan e-
 Reduktor akan teroksidasi

Beberapa reduktor dan perubahannya:

Nama Reduktor Perubahannya

Ion halida X- (Cl-, Br-, I-) 2X-(aq) à X2(g) + 2e-

Atom logam (L) L à Lx+ + xe-

Hidrogen sulfida (H2S) H2S(g) à S(s) + 2H+(aq) + 2e-

1.5. Konsentrasi Larutan

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat didalam sejumlah tertentu

pelarut atau larutan. Konsentrasi larutan pada umumnya dapat dinyatakan dalam satuan
Molaritas (Molarity)(M) atau konsentrasi molar, yaitu jumlah mol suatu zat terlarut dalam 1 liter
pelarut.

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 11


Molaritas dapat dinyatakan dengan :

mol zat terlaut


M =Molaritas= … … … …( 1)
liter larutan

Konsentrasi merupakan sifat intensif suatu zat karena jumlahnya tidak bergantung pada
berapa banyak larutan yang ada.

Contoh soal :
Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?

gr 1000
Molaritas= × , maka …
mr v (ml)

9.8 gr 1000
M H 2 SO 4= ×
98 gr /mol 250 ml

M H 2 SO 4=0.4 M

1.5.1. Pembuatan Larutan jika diketahui molaritasnya.

Prosedur untuk menyiapkan larutan yang molaritasnya adalah sebagi berikut :


a. Timbang secara akurat zat terlarut, lalu masukkan kedalam labu volumetrik dengan
bantuan corong.
b. Tambahkan air kedalam labu, lalu goyang perlahan untuk melarutkan padatan.
c. Setelah padatan larut, tambahkan kembali air hingga mencapai tepat batas volume.
d. Dengan mengetahui volume larutan serta berat zat terlarut, kita dapat menghitung
molaritas dengan menggunakan persamaan 1.

1.5.2. Pengenceran Larutan.

Pengenceran (dilution) ialah prosedur untuk


menyiapkan larutan yang kurang pekat dari larutan yang
lebih pekat. Prinsip yang dipergunakan ialah jumlah mol zat
terlarut selalu tetap. Jadi, didalam larutan yang pekat
maupun yang kurang pekat akan ditemukan jumlah mol zat
terlarut yang sama. Sehingga :

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 12


Jumla h mol sebelum pengenceran=Jumla h mol setela h pengenceran … … … …( 2)

Seperti yang kita ketahui bahwa ,

jumla h gramterlarut n
n= dan M= n=M × V
mr Volume Pelarut

Maka, persamaan 2 berubah menjadi :

n awal=n akhir
Mawal × Vawal=Makhir ×Vakhir

Dengan Mawal adalah konsentrasi awal dan Makhir adalah


konsentrasi akhir dalam molaritas dan Vawal dan Vakhir
merupakan Volume awal dan Volume akhir dalam stuan yang
sama.

Contoh soal :
Dilaboratorum siswa akan membuat suatu larutan asam sulfat (H 2SO4) 0,12 M sebanyak 1
Liter dari larutan asam sulfat 6 M. Berapa banyak larutan asam sulfat 6 M yang dibutuhkan
dan berapa air yang harus ditambahkan ?

Volume H2SO4 awal :


n awal=n akhir

Mawal × Vawal=Makhir ×Vakhir

6 M × Va=0.12 M × 1 L

0.12 M × 1 L
Va= =0.02 L
6M

Jumlah air yang harus ditambah :

V akhir=V awal+V air


V air=V akhir−V awal
Vair=1 L−0.02 L
V air=0.08 L

Jadi untuk mengencerkan 6M H2SO4 0.02 L menjadi 0.12 M, maka kita harus menambahkan
air sebanyak 0.08 L.

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 13


Daftar Pustaka

1. Chang, Raymond (2004). General Chemistry : The Essenstial Concepts. Ed. ke-3. Jakarta:

Penerbit Erlangga. (Hal 90-99)


2. McMurry, John and Fay, Robert C. (2001). Chemistry. 3rd ed. New Jersey: Prentice Hall.
(Hal
3. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/jenis-jenis-
larutan/
4. http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0192%20Kim%202-3a.htm

Reaksi Dalam Larutan Berair Page 14

Anda mungkin juga menyukai