Ny. Stevi 39 tahun, dengan usia gestasi 29 minggu, datang ke poliklinik dengan keluhan cairan
vagina berbau, nyeri saat BAK selama 2 minggu terakhir dan mengalami stress dalam menjalani
kehamilan saat ini. Ia menanyakan kepada Ners A penyebab penyakitnya. Ny. Stevi baru mengetahui
bahwa suaminya Mr. X adalah seorang biseksual. Ners A menjelaskan tentang akibat yang mungkin
terjadi saat ini dan yang akan datang terkait dengan penyakit yang dialaminya. Ny. Stevi
menanyakan kepada perawat tentang kebiasaan hubungan seksual yang normal selama hamil karena
suaminya terus meminta untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Ny. Stevi tidak mengikuti KB
dengan berbagai metode kontrasepsinya karena bertentangan dengan keyakinannya dan menurut
persepsinya dapat mempercepat menopause.
STEP I
Gestasi : masa kehamilan dimana janin dikandung dalam rahim wanita dari awal kehamilan
sampai persalinan
Menopause : berhentinya siklus menstruasi pada wanita yang normalnya terjadi pada usia 45-50
tahun
Kontrasepsi : metode yang digunakan untuk menghalangi bertemunya sel sperma dan sel ovum
yang bisa bersifat sementara maupun permanen
Biseksual : memiliki orientasi seksual pada semua jenis kelamin, bisa dengan sesama jenis
kelamin maupun yang berbeda jenis kelaminnya.
G4P1A2 : kehamilan ke-4 kalinya(G2:gravida 2), melahirkan sekali (P1) dan pernah abortus 2
kali (A2)
PMS : penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual (vaginal intercourse, oral sex, atau anal
sex)
Stress kehamilan : stress yang terjadi pada masa kehamilan berhubungan dengan proses
kelahiran maupun faktor hormonal
STEP II
1. Macam-macam PMS
2. Tanda dan gejala menopause
3. Macam-macam kontrasepsi, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan
kontrasepsi
4. Konsep seksualitas sehat untuk pasangan yang normal maupun untuk pasangan dengan ibu
hamil
5. Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi
6. Asuhan keperawatan terkait kasus skenario 3
7. Cara mengatasi stress kehamilan, penyebab stress kehamilan dan akibat stress kehamilan
8. Faktor penyebab menopause
9. Dampak dari kehamilan tua dan terlalu sering hamil
10. Pandangan agama terhadap KB
11. Tanda-tanda gangguan organ reproduksi pada wanita
12. Apa benar kontrasepsi dapat mempercepat menopause? Kalau benar, bagaimana
mekanismenya?
13. Tujuan penggunaan kontrasepsi
STEP III
KONTRASEPSI
Dibagi menjadi 4 macam, yaitu :
1. Metode Manual/Alami
a. Coitus Interruptus (Sanggama Terputus)
Aksi ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada kehamilan. Coitus
Interruptus dapat diartikan sebagai senggama terputus atau dalam artian penis dikeluarkan dari
vagina sesaat seblum ejakulasi terjadi. Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan
masuk kedalam rahim serta mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur
yang dapat mengakibatkan terjadinya pembuahan.
Teknik ini membutuhkan pastisipasi yang besar dari pasangan Anda . Selain itu juga menuntut
jiwa yang besar dari Anda dan pasangan alias siap mental jika ternyata metode tersebut gagal.
Faktor kegagalan dari metode ini memang cukup tinggi karena bisa saja sperma telah keluar
sebelum orgasme. Dengan kata lain sperma sudah terlepas dan berenang cepat menuju sel telur
sesaat sebelum penis ditarik keluar.
EFEKTIF : Bagi wanita yang suami atau pasangannya mampu mengontrol waktu ejakulasi.
Jika siklus menstruasi Anda panjang, maka masa "aman" 2 hari setelah haid hingga 16 hari
menjelang menstruasi yang akan datang. Namun perlu di ingat sebenarnya masa subur sangat
sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda mengalami "kebobolan"
EFEKTIF: Bagi wanita dengan siklus mentruasi teratur. Buat mereka yang siklus haidnya tidak
teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini, karena kesulitan menentukan masa subur.
Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan
pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
EFEKTIF: Bagi siapa saja. Alergi terhadap karet kondom adalah hal yang sangat jarang
terjadi. Sebaiknya jika ada keluhan iritasi dan rasa tidak nyaman usai berhubungan, Anda
wajib konsultasi dengan dokter dan mencari alternatif kontrasepsi lainnya.
b. Spermatisida
Ini bahan sejenis bahan kimia aktif yang berfungsi "membunuh" sperma. Dapat berwujud
cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum
senggama. Ketika memasukkan spermatisida kedalam vagina harus menggunakan alat yang
telah disediakan dalam kemasan. sangat tidak diperbolehkan menggunakan tangan!.
Kegagalan sering terjadi karena waktu larut belum yang cukup, jumlah spermatisida yang
digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang dari 6 jam usai
senggama.
EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk meningkatkan efektifitasnya, gunakan
bersamaan dengan kondom serta vaginal diafragma.
c. Vagina Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam
liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun bila
terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama.
"Permasalahanya, banyak wanita harus belajar dulu cara memasukkan kedalam vagina. Dan
kebanyakan wanita Indonesia tidak terbiasa atau sungkan memasukkan jari ke dalam lubang
vagina" jelas Dr. Prima
EFEKTIF: Dapat digunakan siapa saja dan untuk meningkatkan efektifitasnya, gunakan
bersamaan dengan kondom serta spermatisida.
3. Metode Hormonal.
a. Pil KB
Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram atau sakit saat
menstruasi. Kesuburan Anda juga dapat kembali pulih dengan cara cukuo menghentikan
pemakaian pil ini. Pil KB termasuk metode yang efektif saat ini. Cara kerja pil KB adalah
dengan mencegah pelepasan sel telut. Pil ini mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi
(99%) bila digunakan dengan tepat dan secara teratur. Ada dua jenis pil KB yang sekarang
beredar di pasaran, yaitu kombinasi antara estrogen dan progesteron atau hanya mengandung
progestoren saja. "Pil KB generasi kedua tidak mempunyai efek seperti pil generasi pertama
atau kita kenal dengan lingkaran biru. Pil KB saat ini tidak membuat tubuh gemuk, jerawatan
serta pusing.
EFEKTIF: Bagi wanita yang memang memiliki tingkat disiplin tinggi. Tidak dianjurkan bagi
yang sering lupa karena 2 kali alpa meminum pil KB justru dapat membuat subur para
wanita.
b. Suntik KB
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang
diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat
bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita
diabetes atau hipertensi.
EFEKTIF: Bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes,
hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat
wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
c. Susuk KB
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit
pada bagian tangan yang dilakukan olej dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut
akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Keuntungan memakai
kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan
susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil,
cukup melepas implant ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi
tidak teratur.
EFEKTIF: Intinya kontrasepsi dengan hormon sebaiknya bagi wanita dengan gangguan
metabolik harus ekstra hati-hati dalam memilih jenis kontrasepsi ini.
d. IUD (Spiral)
Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang seperti spiral.
Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga
kedalam rahim, seperti yang dikatakan Dr. Prima "sekarang ini, IUD generasi baru bisa
dikombinasikan dengan hormon progesteron, agar efektifitasnya meningkat. Spiral ini juga
bekerja menghalangi pertemuan sperma dan sel telur serta berdaya pakai hingga 5 tahun
lamanya. Tingkat efektivitasnya bisa mencapai 98%, layaknya seperti pil, IUD juga mudah
mengembalikan kesuburan Anda.
EFEKTIF: Sebaiknya wanita yang mudah mengalami keputihan tidak menggunakan metode
ini. Benang di ujung IUD harus senantiasa bersih. Karena jika kotor akan mudah
menyebabkan infeksi, "saran Dr. Prima.
4. Metode Steril/Permanen
a. Sterilisasi
Cara kontrasepsi ini bersifat permanent. Konsepnya saluran telur pada wanita, disumbat
dengan cara diikat, dipotong atau dibakar. Sterilisasi pada wanita ini juga bisa dilakukan
dengan pengangkatan rahim. Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan cara
memotong saluran sperma. Tetapi ada persyaratan khusus bagi wanita yang ingin melakukan
kontrasepsi jenis ini. "Amanya jumlah umur dikali jumlah anak harus minimal seratus.
Misalnya, Anda telah berusia 35 tahun dan telah memiliki tiga anak. Lalu kalikan 35 x 3 =
105. Hasil ini dapat diartikan sebagai kondisi aman. Untuk itu jika Anda ingin jalani
kontrasepsi, sebaiknya usia anak bungsu Anda telah melewati masa balita. hal ini sekedar
berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih berniat untuk hamil kembali.
EFEKTIF: Pilihan kontrasepsi ini paling cocok bagi wanita yang memang bertekad bulat tak
ingin punya anak lagi.
Tujuan penggunaan kontrasepsi :
- Menunda kehamilan pada wanita yang sudah menikah dengan usia < 20 tahun
- Menjaga jarak kehamilan
- Mengakhiri masa kesuburan untuk pasangan yang sudah tidak menginginkan anak ataupun
karena sudah memiliki banyak anak
- Menghindari trauma pada rahim karena kehamilan yang terlalu dekat dapat mengakibatkan
trauma pada rahim yang belum pulih secara sempurna dari kelahiran yang sebelumnya
- Program pemerintah yang digunakan untuk mengontrol jumlah penduduk
- Program planning pasangan yang digunakan untuk mengatur jarak kelahiran agar tidak
berbenturan dengan perekonomian keluarga
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi :
Islam : KB diperbolehkan, tetapi niatnya bukan karena faktor ekonomi misal dengan punya anak
akan kesulitan dalam membiayai hidup anaknya. Seperti tertuang dalam QS Al Isra
STRESS KEHAMILAN
MENOPAUSE
- Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah wajah, leher,
dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan.
Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami
selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.
Hot flashes berlangsung selama 30 detik sampai 5 menit.
- Vagina menjadi kering karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga ketika
melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri.
- Gejala psikis dan emosional (kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah) bisa
disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen.
- Berkeringat pada malam hari menyebabkan gangguan tidur sehingga kelelahan semakin
memburuk dan semakin mudah tersinggung.
- Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar).
- Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser).
- Peradangan kandung kemih atau vagina.
- Osteoporosis (pengeroposan tulang) karena kekurangan hormon estrogen
- Siklus menstruasi yang tidak teratur waktunya
- Saluran uretra pada sistem pekemihan semakin menipis
- Emosi yang labil dan daya ingat menurun
- Atropi dinding rahim, organ genitala, payudara
- pH pada vagina naik, semakin naik pH keasaman semakin menurun mendekati basa sehingga
akan mudah terserang bakteri
- penimbunan lemak di pinggul dan pengerutan kulit
- pendarahan di luar vagina
- kelelahan mental menyebabkan perubahan mood
- Usia : minimal 35 tahun dan maksimal 55 tahun, rata-rata menopause terjadi pada umur 51
tahun
- Sakit tertentu yang menyebabkan pengangkatan rahim dapat menjadi risiko menopause dini
- Dampak dari pengobatan penyakit sebelumnya.
Untuk wanita menopause dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitoestrogen
seperti kedelai untuk mengurangi gejala-gejala menopause. Karena kedelai mengandung vitoestrogen
dan isoflavon dimana kandungan isoflavon dapat mengembalikan keremajaan ovarium dan
kandungan vitoestrogen dapat mengurangi gejala menopause.
Konsep seksualitas yang sehat untuk pasangan nornmal dan pasangan dengan ibu hami:
Konsep seksualitas yang sehat ini kepuasan dapat dirasakan oleh kedua pihak dalam berhubungan
seks dengan memperhatikan aturan, norma dan etika yang ada. Dalam melakukan hubungan seks
tidak disertai rasa takut dan malu. Hanya melakukan hubungan seks dengan pasangan sahnya. Selain
itu tidak adanya gangguan penyakit menular seksual (PMS) dari salah satu pihak maupun kedua
belah pihak.
Pada ibu hamil tergantung tiap pasangan (ada yang berubah intensitas berhubungan seks, ada
yang mengurangi intensitas berhubungan seks saat istri sedang hamil dan ada pula yang tidak
melakukan karena takut akan melukai janin dalam kandungan)
Trimester I : intensitas berhubungan seksual menurun karena adanya ketakutan suami/istri untuk
berhubungan seksual
Trimester II : meningkatnya hubungan seksual karena pada masa ini merupakan masa paling nyaman
untuk berhubungan seksual
Trimester III : dianjurkan untuk berhubungan seksual dengan beberapa ketentuan, pada masa ini
hubungan seksual menurun karena adanya beban berat pada ibu
Posisi seksual yang dapat digunakan yaitu dengan berbaring berhadapan antara suami dan istri yang
sedang hamil. Atau dengan menggunakan “missionary position” dimana wanita hamil diatas
sehingga dapat mengatur penetrasi.
Hubungan seksual pada saat kehamilan dapat memperlancar persalinan karena dengan masuknya
sperma suami dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin yang membantu pembukaan serviks
sehingga mempermudah jalan persalinan. Selain itu sperma juga merangsang hormon prostaglandin
untuk mengurangi nyeri pada saat kehamilan maupun persalinan
Sifilis
Gejala
- Tahap I : Muncul benjolan di sekitar kelamin yang kemudian pecah dan membentuk sariawan
tidak sakit. Hilang sendiri 1-3 bulan kemudian
- Tahap II : Muncul bintik-bintik merah pada tubuh selang 6-12 bulan kemudian
- Tahap III : Menyerang sistem saraf
Dampak yang ditimbulkan
Gonorhoea
Penyebab : Neiseria Gonorhoea
Gejala:
Pada laki-laki
- Kemandulan
- Gangguan pada bayi, kebutaan
Klamidia
Penyebab : Chlamydia trachomatis
- Kesulitan kehamilan
- Ectopic pregnancy
- Abortus spontan
- Kelahiran prematur
- Kebutaan dan pneumonia pada bayi
Lymphogranuloma venereum
PMS kronik, sering pada pria
Disebabkan oleh Chlamydia trochomatis L1,L2,L3
Gejala: Erosi kulit, lesi papula, ulkus seperti herpes, ingunal limfadenopaty (pembesaran
kelenjar limfa pada bagian selangkangan), fibrosis, destruksi (dalam hal ini adalah destruksi
penis, maksudna tu penis tidak lagi lurus tapi bengkok atau lengkung)
Akibatnya: proctocolitis (radang yang menjalar sampai ke usus dan rektum), striktur usus
(penyempitan usus), indurasi vulva progresif (pengerasan jaringan vulva progresif), stenosis
uretra dan vagina (penyempitan uretra dan vagina)
HIV
Penyebab : Human Immunodefisiensi Virus (HIV)
Herpes
Penyebab : Herpes simplex
Gejala
Dampak : Kanker
Cytomegalovirus
- Dapat menular secara seksual ok bisa hidup di sekret vagina, semen, saliva, urin
- Gejala :
Silent, 1-5% saja yang simptomatik
Demam nglemeng, malaise, arthralgia, pharyngitis, limfadenopati
Hepatitis
Penyebab : Virus hepatitis
Gejala :
Macam hepatitis
• Hepatitis A • Hepatitis D
• Hepatitis B • Hepatitis E
• Hepatitis C
Kutu kelamin
Penyebab : Phtirius pubis
Gejala
Scabies
Penyebab : Sarcoptes scabies
Gejala
Kandidiasis
Penyebab : Candida albikan
Gejala
1. Keputihan kental-bergumpal
2. Gatal
3. Ada selaput putih di dinding vagina
Trikomoniasis
Penyebab : Trikomonas vaginalis
Gejala :
1. Terdapat keputihan encer sampai kental
2. Keputihan berwarna kekuning-kuningan
3. Gatal
4. Berbau
5. Nyeri senggama
STEP IV
Membuat skema
STEP V
Menentukan LO
1. Asuhan keperawatan terkait kasus
2. Dampak kehamilan pada usia tua
3. Tanda kelainan pada organ reproduksi
4. Apa benar kontrasepsi mempercepat menopause?
5. Pandangan agama terhadap KB
6. Faktor yang mempengaruhi menopause
7. Konsep Keluarga Berencana (Family Planning)
8. Pengkajian kesehatan seksual pasien (khususnya pada pasien hamil)
9. Konsep kesehatan wanita di komunitas
STEP VI
STEP VII
1. Agama Islam
2. Agama Kristen
Dari perspektif Kristen, kesejahteraaan keluarga memiliki makna yang paralel dengan
apa yang disebut keluarga yang bertanggungjawab. Keparalelan tersebut terletak pada
tanggung jawab membawa bahtera rumah tangga dalam takut akan Allah. Karena itu,
Kristen mendukung program KB. Bagi agama Kristen, program KB dapat menunjang
terciptanya kebahagiaan keluarga, di mana hak dan peran anggotanya dapat
diwujudkan secara memadai. KB, yang intinya mengatur kelahiran, secara filosofis
bertujuan untuk melindungi hidup. Kita perlu membatasi hidup. Pandangan ini
didasarkan antara lain, bahwa kebahagiaan suatu keluarga bergantung dari tiap
anggota, bagaimana ia memainkan peranannya dengan tepat terhadap tiap anggota
yang lain. Namun terdapat sedikit perbedaan dalam pandangan agama Kristen. Agama
Kristen Protestan tidak melarang umatnya berKB.
3. Agama Katolik
Agama Katolik yang memandang kesejahteraan keluarga diletakkan dan diwujudkan
dalam pemahaman holistik sesuai dengan kehendak Allah. Untuk mengatur kelahiran
anak, suami-istri harus tetap menghormati dan menaati moral Katolik dan umat
Katolik dibolehkan berKB dengan metode alami yang memanfaatkan masa tidak
subur
4. Agama Budha
Cara KB bentuk hormonal seperti pil KB, suntik KB, susuk KB, memakai kondom,
menggunakan krim untuk membunuh sperma, vasektomi dan tubektomi dan dengan
jalan sistem kalender/penanggalan yang tersebut diatas dapat dibenarkan dalam
agama Buddha, karena Patisandhi Vinnana (kesadaran/jiwa/roh yang bertumimbal
lahir) belum masuk dalam rahim, hal ini tidak melanggar sila). Cara
abortus/pengguguran “tidak dibenarkan” dalam agama Buddha, karena Patisandhi
Vinnana telah masuk dalam rahim, hal ini termasuk pembunuhan penuh dan
melanggar sila. Sedangkan untuk kontrasepsi yang berbentuk spiral masih diragukan
keterangannya, karena para dokter ahli belum mampu memberikan keterangan secara
pasti. Bila memakai spiral tujuannya untuk mencegah tumbuhnya janin didalam
kandungan setelah terjadi pembuahan dan mencegah sperma menemui sel telur, hal
ini “tidak dibenarkan” dalam agama Buddha, karena Patisandhi Vinnana telah masuk
dalam rahim, ini termasuk pembunuhan dan melanggar sila.
5. Agama Hindu
Tujuan KB yaitu mewujudkan kesejahteraan sosial pada tiap keluarga sejalan dengan
tujuan agama Hindu. Hanya saja untuk pencapaiannya ada norma yang perlu
diperhatikan dengan luhur dan benar atas Dharma. Catur Asrama Dharma yaitu
tingkatan hidup yang berdasar Dharma yang memberi keseimbangan kehidupan fisik
dan mental untuk mencapai kebahagiaan (KB). Ghrasta Asrama merupakan babak
penentuan drama hidup akan berakhir dan merupakan pencerminan dari tahap hidup
usaha KB. Ghrasta berarti merencanakan jumlah keluarga sesuai dengan kemampuan,
menandai urutan anak berdasar urutan nama depan (seperti Gde, Putu, Wayan).
Wanaprastha Asrama merupakan masa mensucikan diri (membatasi nafsu biologis).
Dalam agama Hindu, KB bukan berarti mengurangi jumlah kelahiran tapi bertujuan
untuk mengurangi beban orangtua terhadap tanggung jawabnya, mempertinggi mutu
keturunan yang akan menjadi penerus keluarga. Alat kontrasepsi digunakan menurut
Desa, Kala, Patra (sesuai tempat dan waktu). Dipercaya oleh umat Hindu bahwa
apabila kehamilan dan kelahiran dihambat maka akan menghalangi reinkarnasi
leluhur.
- Cacat bawaan karena pembelahan sel tidak sempurna sehingga menyebabkan kelainan
kromosom seperti pada klien sindrom down. Adanya kecacatan pada sperma ayah
karena terkena pengaruh bahaya lingkungan dan mungkin mengandung
gen/kromosom yang telah berubah/rusak sehingga menurunkan kualitas sperma
- Keguguran yang terjadi sebanyak 50% pada usia >40 tahun.
Kelahiran prematur meningkat 40% pada usia >40 tahun.
Bayi lahir mati meningkat sebesat 3X pada usia >40 tahun
Persalinan bayi besar dengan berat >4000 gr
Persalinan bayi kecil dengan berat <2500 gr
Dampak positif kematangan dan kestabilan emosi, mental dan finansial menjadi
orangtua yang baik. Penelitian menunjukkan bahwa ibu dapat menerima keadaan
tersebut dengan penuh tanggung jawab sebagai orangtua dan sangat berbahagia.
KB menurut UU No. 10 th 1992 adalah upaya kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia kawin, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
1. Agar pasangan/individu dapat menentukan secara bebas jumlah dan jarak anak yang
dimiliki.
2. Mereka memperoleh info dan jaminan untuk mewujudkan keinginan kehidupan
reproduksi
3. Menjamin untuk mendapat info pilihan metode KB yang ada
4. Menyediakan secara lengkap metode yang efektif dan aman untuk pasangan/individu
yang ingin KB.
Rumusan FP sama/erat dengan pengertian pengaturan kelahiran di Indonesia.
1. Puskesmas
2. Posyandu suatu forum komunikasi alih teknoloogi dan pelayanan kesehatan
masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategi dalam
pengembangan SDM sejak dini. Selain itu posyandu merupakan pusat pelayanan KB
dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan
dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS
Tujuan posyandu :
- Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
- Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
- Mempercepat penenerimaan NKKBS (Norma Keluarga)
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan
hidup sehat
- Pendekatan dan pemerataan layanan kesehatan
Sasaran posyandu :