DEFINISI
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006). Waham adalah keyakinan
seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten
dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).Ramdi (2000)
menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya,
keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda,
keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi mereka
yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa
dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006: 147)
1. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon biologis yang maladaptif.
2. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbik
3. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
4. Virus : paparan virus influensa pada trimester III
5. Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
FAKTOR PRESIPITASI
1.
Sosial-Budaya
Teori ini menyatakan bahwa stres lingkungan dapat menyebabkna terjadinya respons
neurobiologis yang mal-adaptif, misalnya : lingkungan yang penuh dengan kritik (rasa
bermusuhan); kehilangan kemandirian dalam kehidupan atau kehilangan harga diri;
kerusakan dalam hubungan interpersonal dan gangguan dalam hubungan interpersonal;
kesepian; tekanan dalam pekerjaan; dan kemiskinan. Teori ini mengatakan bahwa stres
yang menumpuk dapat menunjang terhadap terjadinya gangguan psikotik tetapi tidak
diyakini sebagai penyebab utama gangguan.
2.
Perilaku
Pada fungsi kognitif terjadi perubahan pada daya ingat. Klien mengalami kesukaran
untuk menilai dan menggunakan memoinya atau klien mengalami gangguan daya ingat
jangka pendek dan panjang.Klien menjadi pelupa dan tidak berminat.
a.
b. Perhatian
D. AKIBAT
Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai
dengan pikiran tidak realistik, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata
yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah
beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian bicara
(tangensial, neologisme, sirkumtansial)
2. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
3. Fungsi emosi
Afek tumpul : kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan,
ambivalen
4. Fungsi motorik
Impulsif : gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme
Stereotopik : gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus
yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial : kesepian
Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.
F. KLASIFIKASI
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :
1.
2.
Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh, Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
3.
Waham agaman : individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara
berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, Kalau
saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.
4.
Waham somatik: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, Saya sakit kanker. (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
5.
Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, Ini kan alam
kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh.
6.
Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke
dalam pikirannya.
7.
Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut
8.
Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di
luar dirinya.
Kategori Waham
1.
2.
Waham nonsistematis: tidak konsisten, yang secara logis dan teoritis tidak mungkin
G. PENATALAKSANAAN
1.
Psikofarmakologi
Dari sudut organobiologi sudah diketahui bahwa pada skizofrenia (dan juga gangguan
jiwa lainnya) terdapat gangguan pada fungsi neurotransmitter sel-sel susunab saraf pusat
(otak) yaitu pelepasan zat dopamin dan serotonin yang mengakibatkan gangguan proses
pikiran, alam perasaan dan perilaku. Oleh karena itu obat psikofarmaka yang akan
diberikan ditujukan pada gangguan fungsi neurotransmitter tadi, sehingga gejala-gejala
klinis tadi dapat dihilangkan atau dengan kata lain penderita skizofrenia dapat diobati
2.
3.
4.
5.
Psikoterapi
Bertujuan untuk memperkuat fungsi ego dengan cara psikoterapi agar pasien bisa
bersosialisasi. Manipulasi lingkungan agar lingkungan dapat memahami dan menerima
keadaan pasien, membimbing dalam kehidupan sehari-hari, memberi kesibukan atau
pekerjaan untuk pasien. Mengawasi minum obat secara teratur dalam jangka waktu
lama dan membawa pasien untuk pemeriksaan ulang.
6.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1.
b.
NOC
NIC
Coping ineffective
Aktivitas :
Menggunakan strategi
koping yang efektif
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK,
Universitas Indonesia
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino
Gondoutomo.
Tim Direktorat Keswa. 2000.Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Edisi 1. Bandung. RSJP
Bandung.
Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen. 2005. Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC .