Anda di halaman 1dari 2

Busuk Akar dan Pangkal Batang (Brownrat gumosis)

Penyebab : Phytophthora parasitica Dast. dan P. citraphthora

Gejala
Gejala yang terjadi adalah busuk akar dan gumosis encer (gom/blendok) pada
permukaan kulit pangkal batang. Pembusukan dimulai dari pangkal batang dekat
permukaan tanah sampai titik okulasi (40 cm). Jaringan terserang berubah warna,
lama-lama akan mengelupas kulitnya dan jatuh, sehingga menyebabkan luka lebar.
Pada luka lama tumbuh kalus. Serangan parah menyebabkan luka keliling dan mati.
Pada pembibitan yang disiram dengan air tercemar patogen dapat menyebabkan
kematian serentak. Gejala yang timbul pada pembibitan adalah menguningnya daun,
kelayuan dan diikuti dengan kematian mendadak. Pada kasus ini akar-akar tanaman
menjadi busuk.

Bioekologi
Pada pembibitan jamur ini dapat menyerang pada kondisi tanah atau air tercemar,
tanah basah dan pH tanah agak asam yaitu 6-6,5. Jamur dapat bertahan dalam tanah
dalam bentuk sporangium dan spora kembara (Klamidiospora). Jamur terutama
dipencarkan oleh air hujan dan air pengairan yang mengalir di atas permukaan tanah.
Infeksi terjadi melalui luka alami, luka karena alat pertanian atau luka karena serangga.
Penyakit ini mampu menyerang banyak tanaman perkebunan yang lain (Polyfag).
Penyakit ini berkembang pada kebun-kebun yang mempunyai temperature tanah cukup
tinggi. Suhu cardinal antara 10?, 30?-32? dan 37?C membantu perkembangan
Phytophthora parasitica. Infeksi dibantu oleh pH tanah yang agak masam (6,0-6,5).
Penularan Phytophthora dalam tanah melalui spora yang aktif dalam air. Karena itu
perkembangannya sangat cepat pada keadaan lembab dan umumnya kerusakan akar
terjadi pada musim hujan. Jenis jeruk yang peka adalah batang-bawah RL (Rough
lemon), sedangkan Sour orange dan Japansche citroen (JC) relatif lebih tahan. Batang-
bawah tahan yang direkomendasikan adalah adalah Poncirus Trifoliata dan Cleopatra
mandarin. Varietas keprok dan manis sangat peka terhadap Phytophthora spp.
Sambungan yang sangat dekat dengan tanah atau tanah tergenang di bedengan
merupakan kondisi yang memudahkan terjadinya infeksi. Penyakit ini menyebar di
Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Bali.

Pengendalian
Pengendalian terpadu lebih diutamakan untuk memperoleh hasil maksimal yaitu :
memakai batang-bawah yang tahan terhadap Phytophthora spp., misalnya Poncirus
Trifoliata dan Cleopatra mandarin, tanah untuk pembibitan sebaiknya disterilisasi
dengan bahan kimia metalaxyl atau fosetyl-Al, tinggi sambungan/tempelan dianjurkan
pada 30 cm dari permukaan tanah, atau sistem Okucang (Okulasi Cangkok), jika infeksi
awal terlihat, tanah di sekitar tanaman dan perakaran bibit segera digali untuk
mengekspos luka, kulit terinfeksi dikelupas dengan pisau dan dioles dengan Mankozeb
atau oksiklorida tembaga, air hujan dan air pengairan jangan sampai menggenang,
pada tanaman besar dapat dilabur dengan bubur California.
Gejala serangan yang disebabkan oleh Phytophthora parasitica Dast. dan P.
citraphthora

Referensi:

1. Copyright © Laboratorium Data, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika
Jl. Raya Tlekung No. 1, Tlekung-Batu, Jawa Timur Telp. (0341) 592683, Fax (0341) 593047,
E-mail: balitjeruk@citrusindo.org
2. CABI. 2000. Crop Protection Compendium. Global Module 2nd Edition. ISSN: 1365-9065.
ISBN: 0 85199 482 2. Wallingford. Oxon OX10 8DE. United Kingdom. CD-ROM.
3. Khalsoven. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru - Van Hoeve. Jakarta. 701
halaman.

Anda mungkin juga menyukai