Anda di halaman 1dari 7

Hasil pemerikasaan lab

HB wanita normal 12- 16 gr/dl


MCV : 77-93  lebih kecil dari nilai normal maka mikrositer  penentuan volume
MCH : 27-32  lebih kecil dari nilai normal maka hipokromik penentuan warna
MCHC: 31-35  lebih kecil dari nilai normal maka hipokromik  penentuan index
saturasi

Penyebab terjadinya Anemia Hipokromik Mikrositer pada kasus ini


Volume darah
Meningkat secara nyata selama kehamilan, volume darah pada saat aterm dan mendekati
aterm rata-rata 40-45% diatas volume darah pada saat tidak hamil, tingkat ekspansinya
bervariasi pada tiap wanita, ada yang mengalami peningkatan sedang, ada juga yang
mengalami peningkatan pesat

Hipervolemia pada masa kehamilan mempunyai beberapa fungsi penting :


1. Untuk memenuhi kebutuhan uterus yang membesar dengan sistem vaskularnya
yang sangat mengalami hipertrofi
2. untuk melindungi ibu dan juga janinnya, terhadap efek yang merusak dari
terganggunya aliran balik vena pada posisi terlentang dan berdiri tegak
3. untuk menjaga ibu dari efek samping kehilangan darah yang dikaitkan dengan
persalinan

Volume darah ibu mulai meningkat pada trisemester pertama, bertambah paling cepat
pada trisemester kedua, kemudian naik dengan kecepatan yang lebil pelan pada
trisemester ketiga untuk mencapai kondisi plateu pada beberapa minggu terakhir
kehamilan

Peningkatan volume darah disebsbkan oleh peningkatan plasma dan eritrosit, pentingnya
peningkatan ini, berguna dalam memenuhi kebutuhan besi
Hematokrit dan konsentrasi hemoglobin
Meskipun eritropoiesis ditingkatkan, konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit
menurun selama kehamilan normal. Akibatnya viskositas darah secara keseluruhan
menurun. Konsentrasi rata-rata hemoglobin pada saat ater 12,5gr/dl, jadi pada wanita
yang konsentrasi hemoglobinnya dibawah 11.0gr/dl dianggap tidak normal dan biasanya
disebabkan oleh defisiensi besi, bukan karena hipervolemia gravidarum

Kebutuhan zat besi


Kebutuhan besi pada kehamilan normal sekitar 1000mg. Sekitar 300mg secara aktif
ditransfer ke janin dan plasenta dan sekitar 200mg hilang sepanjang bebagai jalur
ekskresi normal. Ini adalah kehilangan mutlak yang terjadi walaupun ibunya kekurangan
zat besi. Penambahan rata-rata volume total eritrosit dalam sirkulasi yang berjumlah
sekitar 450 ml selama kehamilan bila zat besi tersedia. Semua besi akan terpakai selama
paruh terakhir kehamilan. Oleh karena itu kebutuhan zat besi menjadi cukup besar selama
paruh kedua kehamilan , rata-rata 6-7 mg/hari. Karena pjumlah zat besi ini tidak tersedia
dari cadangan tubuh pada sebagian besar wanita, peningkatan volume eritrosit dan masa
hemoglobin yang diharapkan pada ibu tidak akan terjadi jika tidak tersedia zat besi
eksogen dalam jumlah yang adekuat. Dalam keadaan tidak adanya zat besi suplemental,
konsentrasi hemoglobin dan hematokrit turun cukup besar saat volume darah ibu
bertambah. Namun produksi hemoglobin dalam janin tidak akan terganggu, karena
plasenta memperoleh besi dari ibu dalam jumlah yang cukup bagi janin untuk
menghasilkan kadar hemoglobin normal meskipun ibunya menderita anemia defisiansi
berat.

Jumlah zat besi yang diabsorbsi dari diet, bersamaan dengan adanya mobilisasi dari
cadangan, biasanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan yang disebabkan oleh
kehamilan. Hal ini tetap terjadi sekalipun absorbsi zat besi di traktus gastrointestinal
tampaknya meningkat sedang selama kehamilan
Tatalaksana anemia
Tingkatkat asupan kalori, 300kalori per hari bagi orang hamil, tingkatkan asupan protein,
turunkan asupan lemak.
Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam tubuh :
1. besi per oral merupakan pilihan pertama karena murah dan aman, Ferrous sulphat
dosis 3x200mg, sebaiknya diberikan pada saat lambung kosong, efek samping
mual,muntah, konstipasi
2. besi parenteral dengan indikasi intoleransi oral berat, kepatuhan obat kurang,
kolitis ulserativa,perlu peningkatan hb secara cepat (preoperasi, hamil trisemester
terakhir), preparat yang tersedia iron dextran kompleks
Fisiologi Kehamilan
2.1.1. Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan
progesteron yang menyebabkan perubahan pada:
1. Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil
konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan
yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali
seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak
hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama
kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin,
plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5
liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram
(Prawirohardjo, 2008).
2. Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan
otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat bewarna keunguan
yang dikenal dengan tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal
(Prawirohardjo, 2008).
4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan
ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru
hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin
(Prawirohardjo, 2008).
5. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
c. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat. Akibat dari faktor
tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi),
dengan puncaknya pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah
sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan
bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur
hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil
beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil
dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi
hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih
meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia
maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali dari angka normal.
3) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memnuhi kebutuhan
O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar
pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan
kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari
biasanya.
4) Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.
5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan,
jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
6) Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal
dengan nama striae gravidarum.
7) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada kehamilan normal
akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin,
hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.

Pertumbuhan Janin Normal


Pertumbuhan janin manusia ditandai dengan pola-pola sekuensial pertumbuhan,
diferensiasi, dan maturasi jaringan sera organ yang ditentukan oleh kemampuan substrat
oleh ibu, transfer substrat melalui plasenta, dan potensi pertumbuhan janin yang
dikendalinkan oleh genom (Cuningham dkk, 2005).
Pertumbuhan janin dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan sel yang berurutan (Lin dan
Forgas, 1998) :
Fase awal hyperplasia, terjadi selama 16 minggu pertama dan ditandai oleh peningkatan
jumlah sel secara cepat. Fase kedua yang berlangsung sampai minggu ke-32, meliputi
hiperplasia dan hipertropi sel. Setelah usia gestasi 32 minggu, pertumbuhan janin
berlangsung melalui hipertrofi sel dan pada faseinilah sebagian besar deposisi lemak dan
glikogen terjadi. Laju pertumbuhan janin yang setara selama tiga fase pertumbuhan sel
ini adalah dari 5 g/hari pada usia 15 minggu, 15-20 g/hari pada minggu ke-24, dan 30-35
g/hari pada usia gestasi 34 minggu (Cuningham dkk, 2005).
Meskipun telah banyak faktor yang diduga terlibat pada proses pertumbuhan janin,
mekanisme selular dan molekular sebenarnya untuk pertumbuhan janin yang abnormal
tidak diketahui dengan jelas. Pada kehidupan awal janin penentu utama pertumbuhan
adalah genom janin tersebut, tetapi pada kehamilan lanjut, pengaruh lingkungan, gizi, dan
hormonal menjadi semakin penting.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Janin


Faktor keturunan atau bawaan menentukan cepat pertumbuhan, bentuk janin, diferensiasi
dan fungsi organ-organ yang dibentuk. Akan tetapi makanan yang disalurkan oleh ibunya
melalui plasenta (ari-ari) mempuyai peranan yang sangat penting untuk menunjang
potensi keturunan ini (Pudjiadi, 1990).
Gizi ibu yang kurang atau buruk pada waktu konsepsi atau sedang hamil muda dapat
menyebabkan kematian atau cacat janin. Diferensiasi terjadi pada trimester pertama
hidupnya janin, hingga kekurangan zat tertentu yang sangat dibutuhkan dalam proses
diferensiasi dapat menyebabkan tidak terbentuknya suatu organ dengan sempurna, atau
tidak dapat berlangsungnya kehidupan janin tersebut. Pertumbuhan cepat terjadi terutama
pada trimester terakhir kehamilan ibu. Maka kekurangan makanan dalam periode tersebut
dapat menghambat pertumbuhannya, hingga bayi dilahirkan dengan berat dan panjang
yang kurang daripada seharusnya.

Anda mungkin juga menyukai