Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

TEKNOLOGI BENIH

Oleh :
KELOMPOK V (LIMA)

FENDY PRABOWO (CAC 108 003)

NATALIA (CAA 108 047)

YOPPY SAPUTRA (CAB 108 025)

NESY ASTARYA F.T (CAB 108 019)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
2011
I. PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Upaya perakitan varietas padi di Indonesia ditujukan untuk menciptakan


varietas yang berdaya hasil tinggi dan sesuai dengan kondisi ekosistem, social,
budaya, serta minat masyarakat. Sejalan dengan berkembangnya kondisi social
ekonomi masyarakat, permintaan akan tipe varietas yang dihasilkan juga berbeda-
beda. Daradjat et al. (2001b) menggolongkan varietas padi sawah ke dalam empat
tipe, yaitu tipe Bengawan, tipe PB5, tipe IRxx, serta tipe IR64 yang tahan hama
dan penyakit utama serta bermutu baik. Perkembangan tipevarietas tersebut
berpengaruh terhadap produktivitas padi sawah nasional seperti dilaporkan Badan
Pusat Statistik (1978; 1981; 1986; 1991; 1996; 2000).

Produksi beras dewasa ini masih bertumpu  pada potensi lahan irigasi.
Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pemupukan perlu di tetapkan
rekomendasi pemupukan yang tepat guna. Teknologi pemupukan dengan
menggunakan bahan anorganik (pupuk kimia) ternyata dapat melipatgandakan 
hasil. . Anjuran penggunaan pupuk kimia sesuai  rekomendasi akhir –akhir ini
tidak dapat dipenuhi  oleh petani. Tingginnya harga pupuk kimia yang tidak
seimbang  dengan harga jual produksi pertanian, menjadi kendala utama. Ketidak
mampuan menyediakan saprodi sesuai  anjuran tersebut berakibat menurunkan
hasil. Disamping rendahnya efisiensi pupuk  karena dalam aplikasi yang salah.

Peranan bahan organik dalam memperbaiki produktifitas tanah  sangat


tergantung pada tingkat dekomposisi dan jenis bahan organik. Kesesuaian  antara
tingkat dekomposisi  dengan kebutuhan tanaman  perlu diperhatikan  sehingga
efektifitas bahan organik  lebih baik (Widati, et al., 1999). Banyak dilaporkan 
oleh para peneliti bahwa dewasa ini  sudah terjadi ketidak seimbangan  hara bagi
tanaman. Pergeseran tatanan hara dalam tanah  dapat diakibatkan  penggunaan
rekomendasi pupuk yang bersifat umum, peningkatan takaran dan macam pupuk
kimia yang digunakan maupun  penggunaan  varietas unggul umur  genjah.
Nurjaya et al., (1999). mengemukakan bahwa penambahan salah satu unsur hara
dalam tanah dapat menyebabkan unsur hara lain menjadi kekurangan, sedangkan
penanaman bibit unggul disertai pemupukan takaran tinggi menyebabkan unsur
hara mikro makin terkuras. Karama et al., (1990) menyatakan bawa akibat
pemberian pupuk TSP terus menerus akan menyebabkan  gejala kekurangan Zn.
Penggunaan P lebih dari 20 tahun  membentuk lapisan padat diatas lapisan tapak
baja. (Jo, 1990 dan Uwasawa et al., 1990 dalam Karama et al., 1990). Pemberian
unsur hara K yang tinggi dapat menekan ketersediaan  Mg (Adiningsih et al.,
1989).

Sumberdaya lahan sawah irigasi  perlu dijaga kelestarianya, ditempuh


melalui kontinuitas irigasi, pola tanam, pemupukan maupun penurunan biaya
produksi. Untuk mengetahui biaya produksi yang paling murah salah satu caranya
melalui penurunan takaran  dan macam pupuk yang diberikan berdasarkan kondisi
setempat. Guna memecahkan permasalahan tersebut  perlu dikaji beberapa paket
teknologi pemupukan  an-organik berdasakan spesifik lokasi.

I.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan praktikum lapang adalah untuk mengetahui cara produksi


benih padi mulai dari tahapan penanaman, perawatan, pemanenan, pasca panen,
hingga proses pengepakan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Deskripsi Padi

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:


Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.

Bagian-bagian tanaman dalam garis besarnya dalam dua bagian besar, yaitu:

1. Bagian vegertatif, yang meliputi : akar, batang, dan daun.


2. Bagian generatif, yang meliputi : malai yang terdiri dari bulir-bulir daun
bunga.
Adapun bagian Vegetatif terdiri dari :

a. Akar
Kira-kira 5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek itu
keluar akar-akar serabut yang pertama dan dari sejak ini perkembangan akar-
akar serabut tumbuh teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas (kira-
kira umur 15 hari), akar serabut berkembang dengan pesat.
Dengan semakin banyaknya akar-akar serabut ini maka akar tunggang
yang berasal dari akar kecambah tidak kelihatan lagi. Letak susunan akar tidak
dalam, kira-kira pada kedalaman 20-30 cm. karena itu akar banyak mengambil
zat-zat makanan dari bagian tanah yang di atas. Akar tunggang dan akar
serabut mempunyai bagian akar lagi yang disebut akar samping yang keluar
dari akar serabtu disebut akar rambut dan yang keluar dari akar tunggang,
bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.

b. Batang
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu
dengan yang lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya
beringga dan bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin
pendek. Ruas-ruas yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan
ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri
sendiri.
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi
bila malai belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari
permukaan tanah sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu
sifat baku (keturunan). Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas
disebabkan oleh suatu pengaruh keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat
tumbuh baik, maka tinggi tanaman padi sawah bisaanya 80-120 cm.
Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat
kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling
bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih
daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang
primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan
batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau
menganak.

3. Daun
Daun terdiri dari : helai daun yang berbentuk memanjang seperti
pita dan pelepah daun yang menyelubungi batang. Pada perbatasan antara
helai duan dan upih terdapat lidah daun. Panjang dan lebar dari helai daun
tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan letaknya pada batang.
Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun terpanjang. Daun bendera
mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun yang terbesar.
Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera
dengan malai, tergantung kepada varietas-varietas padi yang ditanam.
Besar sudut yang dibentuk dapat kurang dari 900 atau lebih dari 900 .

Adapun bagian generatif terdiri dari :

a. Malai
Suatu malai terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang
timbul dari buku paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan
sumbu utama dari malai, sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-
cabang pertama maupun cabang-cabang kedua. Pada waktu berbunga, malai
berdiri tegak kemudian terkulai bila butir telah terisi dan menjadi buah.
Panjang malai diukur dari buku terakhir sampai butir di ujung malai.
Panjang malai ditentukan oleh sifat baka (keturunan) dari varietas dan keadaan
keliling. Panjang malai beraneka ragam, pendek (20 cm), sedang (20-30 cm)
dan panjang (lebih dari 30 cm).
Kepadatan malai adalah perbandingan antara banyaknya bunga per malai
dengan panjang malai. Misalnya : 300 bunga/malai = 15 bunga/malai per
cm.20 cm Panjang malai suatu varietas demikian pula banyaknya cabang
cabang tiap malai dan jumlah butir tiap-tiap cabang, tergantung kepada
varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam. Banyak cabang tiap-tiap
malai berkisar dari 7-30 buah.

b. Bunga padi
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan
bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang di atas. Jumlah
benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar
serta mempunyai kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik,
dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai denganwarna pada
umumnya putih atau ungu.
Malai padi terdiri dari bagian-bagian : tangkai bunga, dua sekam
kelopak (terletak pada dasar tangkai bunga) dan beberapa bunga. Masing-
msing bunga mempunyai dua sekam mahkota, yang terbawah disebut
lemma sedang lainnya disebut palea: dua lodicula yang terletak pada dasar
bunga, yang sebenarnay adalah dua daun mahkota yang sudah berubah
bentuknya. Lodicula memegang peranan penting dalam pembukaan palea
pada waktu berbunga karena ia menghisap air dari bakal buah sehingga
mengembang dan oleh pengembangan ini palea dipaksakan membuka.
Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang
karena ia menghisap air dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong
lemma dan palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari
yang sedang memanjang, keluar dari bagian atas atau dari samping bunga
yang terbuka tadi.
Terbukanya bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang
kemudian menumpahkan tepungsarinya. Sesudah tepung sari ditumpahkan
dari kandung serbuk maka lemma dan palea menutup kembali. Dengan
berpindahnya tepung sari ke kepala putik maka selesailah sudah proses
penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan yang menghasilkan
lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber
makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh.
c. Buah padi
Yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya
bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah
ini terjadi setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea
serta bagian-bagian lain membentuk sekam (kulit gabah).
Dinding bakal buah terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar
disebut epicarpium, bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam
disebut endocarpium.
Biji sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung
zat tepung dan sebagian ditempati oleh embryo (lembaga) yang terletak
dibagian sentral yakni dibagian lemma.
Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar lembaga.
Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput
protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat
anorganik (Badan Pengendali BIMAS, 1973).Padi termasuk genus Oryza
L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan
daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut
Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig
dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya
yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari
Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara
Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya
tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang,
akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara
mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat
tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica
banyak diusakan didaerah sub tropika.
III. BAHAN DAN METODE

III.1 WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum lapang teknologi benih ini dilaksanakan pada hari selasa dan

rabu. Tanggal 15 desember 2010, bertempatdi Balai Benih Padi di Binuang, Kota

Banjar Baru, Provinsi Kalimantan Selatan.

III.2 BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanaman padi yang ada

dilahan. Sedangkan alat yang digunakan adalah buku, kamera, mesin perontok

padi, mesin pengering, timbangan, mesin pengolah tanah, mesin penyaring padi,

dan lain-lain.

III.3 METODE KEGIATAN

Adapun metode yang digunakan dalam praktikum lapang kali ini adalah
metode wawancara langsung kepada petugas yang ada dibalai benih guna
mendapatkan informasi, selain itu kami juga melakukan survey terhadap alat-alat
yang digunakan oleh balai guna memproduksi benih unggul
IV. PEMBAHASAN

IV.1 PEMBAHASAN

Luas lahan yang ada dibalai benih adalah sekitar ± 20 Ha. Dengan 5 Ha
ditanami oleh benih BS sedangkan 15 Ha lainnya ditanami oleh benih BB. Benih
sumber yang ditanam oleh balai ini berasal dari pemerintah. Akan tetapi, untuk
jenis benih yang ditanam disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing.
Untuk mengetahui hal ini maka dilakukan petugas dari balai benih akan
melakukan survey langsung kepada masyarakat. Survey ini akan dilakukan selama
1 tahun agar data yang didapatkan benar-benar akurat dan dapat dipercaya.

Untuk kesuburan lahan yang ada dibalai benih tentunya sudah sangat
menurun. Hal ini dikarenakan tanah yang ada dibalai benih ini sudah digunakan
sejak tahun 1980. dan menurut penelitian yang telah dilakukan maka dapat
diketahui bahwa untuk mengembalikan kesuburan lahan seperti semula maka
dibutuhkan pupuk kandang sebanyak 7.000 ton.

Cara budidaya benih di balai benih induk:

1. Pengolahan tanah
Pengolahan lahan/tanah dilakukan dengan menggunakan traktor. Sebelum
dilakukan pengolahan tanah, gulma yang hidup pada lahan terlebih dahulu
dimprot menggunakan pestisida. Jenis pestrisida yang digunakan adalah jenis
pestisida terbaru. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tidak ada gulma yang
menjadi resisten terhadap pestisida. Setelah gulma yang ada mati barulah
dilakukan pengolahan tanah. Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan
alat traktor. Pembajakan dilakukan dengan cara bolak-balik dengan tujuan agar
tanah hasil bajakan menjadi rata. Hal ini dilakukan karena lahan yang akan
ditanami berada didaerah perbukitan dan menggunakan system irigasi teknis
sehingga keperluan air bagi tanaman padi dapat dimonitoring oleh petugas balai
benih.
Gambar 1. Traktor (Di Balai Benih)

2. Persemaian dan Penanaman


Sebelum benih ditanah dilahan yang telah diolah maka benih disemai terlebih
dahulu pada lahan khusus di luar dari lahan yang akan ditanami. Persemaian benih
dilakukan dengan menebar benih secara merata menggunakan tangan pada lahan.
Selama dalam media persemaian ini benih/bibit padi benar-benar dijaga agar tidak
terserang hama dan penyakit.
Pemindahan bibit padi ini baru dilakukan setelah bibit padi berumur 21-40
hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak
terserang hama dan penyakit

3. Perawatan
Perawatan pada tanaman padi ini dilakukan agar benih yang dihasilkan
nantinya adalah benih yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi. Perawata pada
bibit padi ini dilakukan sejak bibit berada di media persemaian sampai pad saat
padi akan di panen. Perawatan tahap awal dilakukan dengan cara menaburkan
furadan pada lahan. Penaburan ini dilakukan dua kali selama masa tanam yaitu
seminggu sebelum masa tanam bibit dan paling lambat 1 bulan setelah bibit
ditanam. Pemberian furadan ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari
serangan nematisida dan beberapa insect serta tikus agar tidak menyerang
tanaman padi.
4. Panen dan Pasca Panen
Panen padi dapat dilakukan apabila butir gabah 80 % menguning dan
tangkainya menunduk. Penen dilakukan dengan cara memotong tangkai padi.
Kemudian untuk memisahkan antara bulir padi dan tangkainya digunakan alat
perontok padi.

Gambar 3. Mesin perontok padi

Gambar 5. Mesin pengering padi


Di balai benih

Setelah benih padi cukup kering maka akan dimasukam kedalam mesin
cleaner yang akan menyaring debu dan juga kotoran lain serta benih yang hanpa
dan akan memisahkan dari benih yang baik. Alat cleaner yang ada dibalai benih
ada 3 macam. Akan tetapi yang digunakan pada tahap pembersihan awal hanya
dua yaituyang menggunakan mesin dan 1 lagi adalah alat yang dibuat dengan
menggunakan kayu serta untuk menggerakannya menggunakan energy manusia.
Pada tahap awal pembersihan ini hanya debu dan kotoran kecil serta padi yang
hampa saja yang dapat terpisah dari benih yang berisi. Hal ini dikarenakan alat ini
bekerja berdasarkan tuipan angin yang ada didalamnya. Sehingga menyebabkan ia
hanya dapat memisahkan benih padi dari kotoran yang mempunyai berat yang
lebih kecil dari berat benih padi. Berikut ini gambar alat cleaner dib alai benih.

Gambar 7. Cleaner

Setelah dikeluarkan dari alat ini maka benih pun akan dimasukan kedalam
alat pembersih lain yang tentunya dapat memisahkan antara padi dan kotoran
seperti batu. Alat ini dapat memisahkan batu, kerikil, maupun pasi yang tercampur
bersama benih pada saat pemanenan. Alat ini dapat membersihkan karena alat ini
mempunyai saringan yang berbagai macam ukuran. Sehingga kotoran akan
tersaring pada saringan sesuai dengan ukuran kotoran bukan pada berat seperti
alat pembersih sebelunnya.

Gambar 9. Mesin pembersi padi


Di balai benih
Benih-benih yang telah dibersihkan ini kemudian akan diambil sampelnya
dan dikirim ke BPSB untuk diteliti apakah benih dapat dimasukan benih
bersertifikat atau tidak. Hasil uji labolatorium ini juga nantinya akan menunjukan
berapa persen (%) daya kecambah benih dan juga berapa lama masa kadar luarsa
benih. Akan tetapi pada umumnya benih yang dihasilkan dari balai ini dapat
bertahan hingga 3 bulan. Lama pengujian benih ini dapat mencapai 1 bulan, oleh
karena itu benih sisa akan disimpan dengan baik. Apabila hasil uji lebolatoruim
sudah keluar maka benih akan dikemas dengan ukuran 5 kg, 10 kg, 15 kg, dan 25
kg.
V. PENUTUP

V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan juga pengamatan yang telah dilakukan
selama praktikum maka dapad diketahui bahwa Balai Benih Induk yang ada di
Binuang ternyata hanya mengeluarkan benih padi, Benih yang dikeluarkan oleh
Balai adala jenih benih sebar yang dikhususkan untuk para penangkar benih. Para
penangkar inilah yang nantinya akan menurunkuan kelas benih menjadi benih
konsumsi yang dapat dijual kepada masyarakat, Syarat menjadi penangkar
sebenarnya tidak sulit hanya saja ia harus lulus uji yang diadakan oleh BPSB,
Peralatan yang digunakan oleh balai benih ternyata adalah peralalatan lama dan
bukan peralalatan baru sehingga hal ini tentunya secara tidak langsung akan
menghasilkan kualitas benih yang dihasilkan, Banyak kendala yang dihadapi oleh
petugas balai benih dalam rangka menghasilkan benih yang berkualitas baik.
Diantaranya adalah benih induk awal yang mereka dapatkan sudah tidak murni
lagi sehinnga menyebabkan kualitas benih yang dihasilkan akan tidak baik pula
dan juga gangguan dari gulma yang dapat melakukan penyerbukan dengan bunga
padi sehinnga benih yang dihasilkan akan mengalami perubahan genotip.
DAFTAR PUSTAKA

Justice, L. dan L.N. Bass. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih.
Rajawali. Jakarta.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih 1. Angkasa. Bandung.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Edisi Revisi. Cetakan kelima. Raja
Grafindo Persada. Jakarta

www. http//Padi/BUDIDAYA_PAD.htm (24 desember 2010 pukul 16.00)


www.http//Padi/kelas benih.htm (24 desember 2010 pukul 16.00)

www.http/Padi/morfologi-tanaman-padi Bruu.html (24 desember 2010 pukul


16.00)

www.http//Budi Daya Padi Sawah pdf htm (24 desember 2010 pukul 16.00)

Lampiran
Bis dalam perjalan menuju Banjar baru Bis sampai di jembatan Barito

Pengarahan sebelum menuju Binuang Pengarahan oleh kepala balai benih

Pengarahan oleh pak Husein Umar Menuju ke lokasi penanaman padi


Makan Pagi di Banjar Baru Keadaan di dalam bis saat perjalanan

Penyerahan kenang-kenangan Perawatan padi


oleh pak husein kepada kepala balai

Pengarahan di lahan penanaman padi Penyerahan kenang-kenangan


Oleh kepala balai kepada pak husein

Anda mungkin juga menyukai