Anda di halaman 1dari 2

Ikhwan kok gak lulus lulus..?

Jika ternyata kita nggak sesempurna tuntutan bagi seorang ikhwan dan
akhwat, tentu semuanya ada alasannya. Adalah karena kita itu manusia, yang
meskipun kita itu terbaik, tersayang -Bukan tersanjung, seperti sinetron aja -
tapi jangan lupa bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa, berkeluh
kesah dan sebagainya. Jadi memang Al Qur'an sendiri mengakui sisi sisi
kemanusiaan itu dalam 2 sisi. Manusia bukanlah malaikat yg gak punya nafsu,
yang ga perlu minum hemaviton untuk menguatkan tenaganya. Manusia
adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan hingga terkadang angan
angannya nggak berjalan selambat kenyataan yang dilaluinya.
Ikhwan kita, akhwat kita adalah manusia juga. Berkunjunglah ke rumah
seorang ikhwan yg kita anggap berwibawa, lalu tinggallah bersamanya selama
seminggu saja, barangkali di hari pertamanya masih kelihatan kental sisi sisi
keikhwanannya, akan tetapi di hari hari selanjutnya kita akan melihat sisi sisi
manusiawinya, mulai suka ndagelah, yang aneh anhelah, pokoknya kita
bayangkan sendiri diri kita, maka tak akan jauh jauhlah sifatnya. Demikian
pula dengan akhwat barangkali, soalnya saya sendiri gak pernah tahu sih.
Makanya syarat tak tertulis menjadi seorang murabi kan "jangan sering sering
ketemu mad'u "
Ketemu pula saya dengan seorang ikhwan, yang orangnya agak ndagel
juga, kebetuan ia nikah dengan akhwat. Lalu saya bertanya, apa antum tidak
dimarahi tiap hari sama istri. lalu ia mengatakan, akhwat itu manusia juga akh,
wanita juga akh, jangan lupa kita, jadi pandanglah ia sebagai istri, manusia
dan wanita dengan kebutuhan dan penanganan sesuai kapasitasnya. Itulah
barangkali mulai saat ini, pandanglah ikhwan kita, akhwat kita sebagai
manusia juga yang mempunyai sisi sisi kekuatan dan kelemahan, yang
mempunyai sisi sisi menyenangkan dan "menyedihkan". Hingga kita tak
kecewa kecewa betul saat harus "berinteraksi aktif" dengannya. Jadi
barangkali, Pandanglah ikhwan akhwat itu sebagai manusia juga seperti kita,
yang punya kelebihan dan kelemahan; akan tetapi yang perlu dicatat adalah
bahwa ikhwan dan akhwat mempunyai kesungguhan untuk menjadi yang
terbaik, meskipun hasilnya terkadang belum begitu baik. yang terpenting
untuk menjadi ikhwan dan akhwat jangan meninggalkan komunitas orang
orang sholeh, baik dilingkungan maupun di milis. Makanya ketika saya banyak
berinteraksi dengan Cak Indra dan Cak Kacak di manarul 'ilmi, ato akh amin
dan akh syubani di tausiyah Only, akhirnya jadi agak baikan dikit. Jadi jangan
kapok kapok..

Anda mungkin juga menyukai