Anda di halaman 1dari 4

EMAS, PERTAHANAN TERAKHIR KEMAKMURAN

BANGSA INI
oleh Endy Junaedy Kurniawan pada 12 September 2010 jam 23:06

George A. Maley, seorang eksekutif Freeport-McMoran pada


tahun 1996 menuliskan dalam bukunya “Grasberg” bawah
gunung tambang emas di Papua memiliki cadangan emas
terbesar di dunia. Menurut data tahun 1995, di areal Grasberg
saja tersimpan cadangan bijih tembaga sebesarr 40,3 miliar
pon dan emas sebesar 52,1 juta ons, dan masih akan terus
menguntungkan hingga tahun 2040. Freeport-McMoran Copper & Gold yang menambang emas
di Papua di tambang Erstberg (sejak 1967) dan Grasberg (sejak 1988), menambang emas
sebanyak minimal 300 ton setiap tahunnya.

Seorang jurnalis CNN section Indonesia pada tahun 1980-an pernah terbang di ketinggian
dengan helikopter di atas gunung emas Freeport di Papua dan dia menyatakan kesaksiannya
: “Dari ketinggian, gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari. Butiran-butiran emas
tersebut sangat mudah didapat, berserakan di atas tanah sehingga tak perlu lagi teknologi hebat
untuk memisahkannya dengan tanah.”

Forbes Wilson melakukan sebuah penelitian yang kemudian disatukan dalam sebuah buku
berjudul “The Conquest of Cooper Mountain” dan menyebut bahwa gunung tersebut sebagai
harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta
karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah di sekujur gunung tersebut
berkilauan ditimpa sinar mentari. Riset Wilson ini juga pernah dikutip oleh Lisa Pease dan
dimuat di majalah Probe dengan judul “JFK, Indonesia, CIA and Freeport”. Lima tahun
kemudian, harian Kompas memuatnya dengan judul “Freeport McMoran, Soekarno dan rakyat
Irian”. (1)

_____
Ada 3 cara halus bagaimana perampokan ekonomi dilakukan ‘bangsa maju’ terhadap ‘bangsa
tertinggal’. Ada satu cara kasar (2) dan satu lagi cara ‘pertengahan’.

Tiga cara halus itu diantaranya menarik simpanan suatu negara ke negara lain dengan cara
mengiming-imingi keuntungan besar kepada bangsa lemah untuk membeli aset-aset keuangan,
seperti bonds (surat utang) dan deposito di negara maju. Cara ini menarik masuk dana ke negara
besar sekaligus melemahkan sektor riil di negara berkembang yang menanamkan dananya.
Padahal resikonya sama besarnya dengan keuntungannya. Dua cara lain
adalah Segniorage dan Pinjaman dengan Bunga. Pinjaman dengan bunga ini mudah sekali
dipahami cara kerjanya, karena pada tingkat individu juga kerap terjadi. Hutang tak terbayar
karena bunga-berbunga bisa membuat kita melepaskan aset dan jatuh miskin.

Satu cara halus yang telah kita sering bahas adalah Segniorage. Dengan uang kertas yang biaya
cetaknya murah, negara tertentu bisa membeli komoditas dan aset dari negeri lain. Segampang
itu, tapi banyak bangsa sulit sekali menyadarinya. Penjelasannya begini: sebuah negara akan
mengalami potensi kerugian ketika memutuskan untuk mematok uang lokalnya terhadap mata
uang asing yang disepakati sebagai acuan, US Dollar misalnya, dan mempersilakan mata uang
asing tersebut untuk digunakan dalam transaksi-transaksi domestiknya. Dalam kesepakatannya,,
sistem perbankan negara ‘tertinggal’ tidak diperkenankan untuk mengeluarkan/mencetak uang
baru kecuali sedikit saja. Namun negara ‘berkuasa’ mengeluarkan uang baru dengan sesuka
hatinya. Kemudian dengan uang hampa yang biaya cetaknya 4 cents per lembar itu itu ia
membeli aset bangsa ‘tertinggal’ seperti perusahaan lokal, tambang, lahan pertanian dan
perkebunan, juga komoditas riil yang dihasilkannya seperti emas, perak, tembaga, alumunium,
mangaan, minyak bumi, gas alam, dan lainnya.

Satu cara lain adalah perampokan terang-terangan berupa invasi / perang. Hal yang dialami oleh
saudara-saudara kita di Afghanistan dan Irak saat ini. Motif yang sama juga sebetulnya ada di
belakang setiap peperangan seperti Perang Dunia I dan II, juga masuknya Portugis dan Spanyol
ke Indonesia di tahap awal kemudian oleh VOC pada tahap akhirnya. Motif GOLD, GLORY,
GOSPEL itu nafsu mendasar manusia dan terus valid hingga kini.
Lalu ada cara ‘pertengahan’. Halus di awalnya, dengan diplomasi dan lobby-lobby serta
kesepakatan tingkat tinggi. Tapi cara eksploitasinya sebetulnya sama saja. Ketika gerbang
terbuka, maka penghancuran dan pencurian laksana operasi perang saja. Ketika Amerika melalui
“teman dekat dalam negeri”nya menumbangkan Soekarno dan pada tahun 1967, lalu terjadi bagi-
bagi kue ‘Mafia Berkeley’ dengan para pengusaha Yahudi di Swiss pada November 1967,
sebetulnya sejak itulah digelar karpet merah bagi penguasa asing menjarah bumi Indonesia.
Mulai Freeport, seluruh tambang, kekayaan alam dan sektor-sektor strategis dijadikan menu
santapan bersama kekuasaan asing.

Di Freeport misalnya, hingga sekarang Amerika tak mau kehilangan sebiji emas pun. Mereka
membangun pipa-pipa sepanjang 100 km langsung menuju laut Arafuru, dimana telah menunggu
kapal-kapal besar yang akan mengangkut hasil emas dari perut bumi Papua ke Amerika.

_____

Fakta yang terjadi diatas mungkin melampaui jangkauan ikhtiar kita. Ada konspirasi tingkat
tinggi yang mungkin hanya Allah yang siapkan cara untuk menumbangkannya. Yang ingin kita
pesankan adalah bahwa penguasaan emas, termasuk Dinar adalah upaya kecil tapi strategis untuk
mempertahankan kemakmuran individu maupun di level negara. Indonesia adalah negeri kaya
dengan cadangan emas terbesar di dunia. Barat dengan ekonomi ribawi seolah ‘menjauhi’ emas.
Padahal mereka diam-diam menimbun dan menyandarkan kesejahteraaan ekonomi negaranya
kepada simpanan emas. Amerika tercatat memiliki cadangan emas 8.000 ton atau
sebesar 78,9% dari cadangan devisanya. Meski ketika krisis lalu terus berkurang, namun jauh
lebih besar dari cadangan emas Indonesia - yang merupakan negeri emas ‘Swarnadwipa’ - yakni
hanya 4,3% dari cadangan devisanya.

Dengan menguasai emas secara individual, kita telah menjalankan misi mempertahankan
kesejahteraan hakiki bangsa ini. Apalagi jika emas simpanan kita gunakan untuk bertransaksi
dan modal investasi di sektor riil sehingga kumulasi emas dan kesejahteraan masyarakat
membesar dengan cepat.
Note : Era Muslim Digest edisi 11 yang berjudul “Misteri Besar di Indonesia” sendiri saya
anjurkan Anda baca lengkap karena isinya insya Allah bisa membuat 'Big Wow' dan menyingkap
konspirasi besar dibalik upaya imperialisme atas negara kita.

1) EraMuslim Digest, Islamic Thematic Handbook, Edisi Koleksi 11, halaman 73 - 762)

2) Perampok Bangsa-Bangsa - Mengapa Emas Harus Jadi Mata Uang Internasional, Ahamed
Kameel Mydin Meera, Penerbit Mizan, Cetakan Pertama, April 2010, halaman 69 - 77

Anda mungkin juga menyukai