Anda di halaman 1dari 6

This document contains text automatically extracted from a PDF or image file.

Formatting may have


been lost and not all text may have been recognized.
To remove this note, right-click and select "Delete table".
Program dan Rancangan Umum Agama
Rancangan umum yang terkandung dalam agama dapat diungkapkan dalam beberapa kalimat. Menurut
ungkapan salah seorang teman “Sebagaimana kita yang mengerahkan segenap daya upaya kita terhadap
sebuah mobil, demikian pula halnya dengan agama dalam memperlakukan manusia.”
Maksudnya; dalam meproduksi sebuah mobil, kita mesti melewati beberapa fase berikut:
1. Mencari dan menemukan lokasi barang tambang. 2. Menggali dan mengeluarkan barang tambang
tersebut. 3. Membuat bagian-bagian mobil. 4. Memasang dan merakit bagian-bagian tersebut. 5. Mobil
jadi tersebut dioperasikan seorang sopir yang mahir berkendara. Rancangan umum dan peran agama
terhadap diri manusia pada dasarnya mrip dengan kelima poin di atas.
1. Mnemukan (jati diri) manusia. Seseorang yang lupa pada jati dirinya niscaya akan kehilangan
jalan, pembimbing, dan tujuan hidupnya. Dalam keadaan demikian, ia telah menjelma menjadi seekor
binatang. Tujuan hidup yang ada dalam pikirannya hanyalah mencari dan memenuhi kesenangan dan
kenikmatan duniawi serta materi. Ia tak ubahnya seonggok mayat. Kebenaran apapun tidak akan sanggup
menggoreskan pengaruh pada diriinya. Ia menjadi begitu buas bak seekor serigala, licik seperti seekor
rubah, maling layaknya seekor tikus, sementara hatinya membatu. Karenanya, jati diri yang hilang harus
segera dicari dan ditemukan kembali, sehingga seseorang mampu menemukan dan mengenali dirinya
sendiri.
Salah satu upaya agama berkenaan dengan kondisi semacam itu adalah memberi penjelasan kepada
manusia tentang potensi dan kemampuan yang bersemayam dalam dirinya. Selain itu, agama juga akan
mengenalkan seseorang pada hakikat keberadaannya sendiri. Dalam al-Quran, kita dapat menjumpai
penjelasan Islam tentang hakikat manusia. Al-Quran mengatakan:
• Engkau adalah khalifah (wakil) Allah di jagat ala mini. Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (al-Baqarah: 30) • Segenap yang ada di langit dan
di bumi diciptakan demi kepentinganmu. Tidaklah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi. (Luqman: 20) • Engkau
(manusia adalah pemegang amanat Ilahi. Dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. (al-Ahzab: 72) • Dalam dirimu bersemayam ruh Allah yang ditiupkan-Nya. Dan telah
meniupkan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku. (al-Hijr: 29) • Kami memuliakan manusia. Dan sesungguhnya telah
Kami muliakan anak-anak Adam.
(al-Isra`:70) • Kami menganugerahkan manusia berbagai kelebihan. Dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (al-Isra`:70
Dalam al-Quran juga tercantum peringatan yang menyatakan, janganlah sekali-kali engkau lupa pada
dirimu sendiri, menghilangkannya, merugi, tidak memperoleh keuntungan dalam perdaganganmu, engkau
jual dirimu dengan harga yang begitu murah, engkau gadaikan dirimu kepada pembeli yang tidak layak.
Melalui prumpamaan berbagai burung dan nasib yang menimpa orang-orang yang merugi, al- Quran
hendak member contoh dan teladan agar manusia mampu mengetahui adanya sejumlah potensi dan
kemampuan terpendam dalam dirinya.
Sehingga ia bias berfikir jernih dan bertanya kepada dirinya sendiri: “Jika kehidupan saya ini hanya demi
mengejar materi, berfoya-foya, dan memenuhi tuntutan nafsu kebinatangan semata lantas apa gunanya
berbagai kecerdasan, potensi, dan harpan yang terdapat dalam diri saya?”
2. Mengeluarkan barang tambang (jati diri manusia) yang telah ditemukan tersebut. Setiap manusia harus
dibebaskan dari berbagai belenggu kelaliman, kebodohan, penyimpangan, syirik, dan sejenisnya. “Dia
mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (al-Baqarah: 257)
3. Membentuk kepribadian serta menysun berbagai program peribadahan, ketakwaan,
pengembangan sifat-sifat mulia, dan penyempurnaan manusia.
4. Merakit dan menghubung-hubungkan berbagai bagian yang sudahjadi tersebut sehingga terbentuk
sebuah pemrintahan Ilahi yang memiliki undang-undang yang lengkap dan jelas dalam berbagai aspek.
Upaya semacam ini dijalankan Rasulullah saw di Madinah. Pemerintahan yang sudah terbentuk itu pada
gilirannya menggabungkan segenap individu demi menggalang kekuatan dan menyiapkan rancangan
kehidupan bersama. Dalam membentuk masyarakat yang islami, agama menentukan berbagai standar,
tujuan, symbol, dan slogan yang khas.
5. Menyerahkan masyarakat yang telah terbentuk tersebut kepada seorang pemimpin yang layak. Sembari
itu, (agama) memrintahkan agar manusia segera mmutuskan berbagai bentuk belengu keterikatan. Selain
itu, agama juga bersumpah untuk tidak menyantuni berbagai individu atau kelompok yang rusak (fasid),
gemar berfoya-foya, bersikap congkak, berperiklaku lalim, bodoh, dan sejenisnya. Menyerahkan sebuah
masyarakat untuk hidup di bawah kepemimpinan seseorang yangtidak maksum (terjaga dari berbagai
kesalahan) sesungguhnya sama dengan bertindak zalim dan menginjak-injak nilah-nilai kemanusiaan.
Kesimpulannya, agama merupakan subjek yang menentukan program universal yang terdiri
dari “pandangan”, “usaha”, serta “system” yang layak dan sesuai dengan standar khusus ketuhanan bagi
kehidupan manusia, baik secara individual maupun sosial.

Anda mungkin juga menyukai