2008
PENDAHULUAN
Mahmud Mahmud Mahmud Mahmud Gobel Gobel Gobel Gobel
Ketika pemikiran seorang tokoh tertentu hendak dikaji, maka salah satu hal yang urgen
diperhatikan adalah kondisi dan lingkungan dia dibesarkan. Kondisi dan lingkungan itulah pada
umumnya menjadi Backround lahirnya frame-frame gagasan-gagasannya. Wajar bila lahir ungkapan “al-
Rajul ibn bi ‘atihi”, (M. Aunul Abied Shah. 2001:218). Tentang hal ini, Ibn Khaldun misalnya,
menegaskan tentang fase-fase terbentuknya fisik dan mental manusia oleh faktor-faktor geografis dan
cuaca mereka berada. Di samping cuaca, tradisi perilaku juga ikut mempengaruhi tingkat berfikir dan
kecerdasan. Bahkan makanan dan minuman pun mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
watak, dan jiwa manusia, yang pada saatnya akan ikut mewarnai orientasi dan perilaku sosial politiknya.
Pendapat Ibn Khaldun di atas agaknya sangat relevan bila kita jadikan pijakan untuk mengetahui
sosok, sosio-politik dan sosio-kultural yang melatarbelakangi ide- ide pemikiran Fazlur Rahman
tentang tasawuf. Fazlur Rahman adalah seorang ulama yang hidup di penghujung abad XX mempunyai
pandangan yang sangat positif terhadap dunia. Dia menolak pandangan negatif dan menjauhkan diri dari
dunia, manusia harus aktif dan berfikir positif terhadap dunia. Dia mencita-citakan Neo- Sufisme, yaitu
sufisme yang cenderung menumbuhkan aktivisme (Amin Syukur. 1997:vii), yang lahir dari rahim
sejarah perjalanan sufi yang cenderung meninggalkan aktivitas dunia.
Munculnya gerakan asketisme yang merupakan permulaan lahirnya sifusme dalam Islam,
berkembang di zaman Dinasti Umayyah. Kekejaman dan penindasan para penguasa politik kala itu
dirasakan oleh masyarakat sebagai penindasan yang melewati batas kemanusiaan, sehingga melahirkan
gerakan aksi protes sosial, politik. Salah satu gerakan aksi terhadap ketidakadilan sosial dan merosotnya
moral kala itu adalah gerakan sufi, yang berusaha menangkap kedalaman dari spiritual Islam sejati. Bukan
merupakan Islam yang sudah dipoles dengan kepentingan politik yang memberikan pembelaan hukum
bagi elitisme, nepotisme dan eksploitasi kekuasaan.
Selain kondisi soio-politik diatas, gerakan sufi juga muncul sebagai reaksi keras
2|NeoSufismeFazlurRahman
B. Rumusan Masalah
BIOGRAFI INTELEKTUAL FAZLUR RAHMAN
Mahmud Mahmud Mahmud Mahmud Gobel Gobel Gobel Gobel
A. Latar Belakang Internal
1. Geneologis
Fazlur Rahman adalah seorang cendekiawan Muslim yang hidup pada abad modern ini, dilahirkan
pada tahun 1338 H/1919 M., tatkala anak benua Indo-Pakistan masih belum terpecah ke dalam dua negara
merdeka, disebuah daerah yang kini terletak di barat laut Pakistan. Anak benua ini memang dikenal
gudang intelektual muslim seperti Syah Waliyullah, Amīr ‘Alī dan Muhammad Iqbal. Dalam kultur
intelektual lingkungannya yang demikian, tidak mengherankan jika Fazlur Rahman berkembang sebagai
sosok cendekiawan yang mempunyai pemikiran radikal dan liberal dalam pembaruan Islam, ditambah dia
hidup dalam lingkungan keluarga Sunni bermazhab Hanafī, salah satu mazhab dalam hukum Islam (fiqh)
yang lebih rasional daripada mazhab Fiqh yang lain. (Taufiq Adnan Amal.1989:79).
2. Aktivitas Sosial Politik
Aktivitas sosial – politik Fazlur Rahman ia mulai sejak dia menyelesaikan studinya di Universitas
Punjab Program Bahasa Arab pada tahun 1942 dengan gelar M. A. dan gelar Ph. D. diraihnya pada tahun
1951 di Universitas Oxford, yaitu dengan mengamalkan ilmunya selang beberapa tahun di Durham
University, Inggris, kemudian di Institute of Islamic Studies, McGill University, Kanada, dengan jabatan
Associate Professor of Philosophy. (Taufiq Adnan Amal.1987:13)
Pada tahun 1380 H./1960 M dia kembali ke kampung halamannya setelah sekian tahun
mengabdikan ilmunya di negeri orang. Dia diberi jabatan sebagai staf senior pada Institute of Islamic
Research, yaitu suatu lembaga yang bertugas menafsirkan Islam dan term-term rasional dan ilmiah dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat modern yang progresif. (Amin Syukur. 1997:122-123).
Untuk selanjutnya di tahun 1382 H./1962 M. ia diberi tanggung jawab sebagai direktur lembaga
tersebut. Di tahun 1384 H./1964 M. diangkat sebagai anggota Advisory Council of Islamic Ideology
Pemerintahan Pakistan, lembaga yang bertugas meninjau seluruh hukum positif untuk diselaraskan
dengan al-Quran dan Sunnah, dan memberi rekomendasi kepada pemerintah pusat tentang bagaimana
menjadi seorang Muslim yang lebih baik.
5|NeoSufismeFazlurRahman
Bagian 2
Sejak saat itulah ia mulai menampilkan proyek-proyek pembaruannya tentang Islam. Majalah
Islamic Studies, milik Lembaga Research Islam Pakistan ia jadikan sebagai sarana publikasi bagi
pemikirannya secara efektif. (John L. Esposito. 1986:227).
Sejak munculnya mega proyek tersebut, mendapat tantangan berat dari kelompok tradisionalis
Pakistan, yang sebagian besar adalah para Ulama dan Mullah. Apalagi dengan diterbitkannya karya
monumentalnya, Islam, ketegangan tersebut semakin memanas. Dia kemudian didemonstrasi dan
dikecam secara pedas di berbagai media massa yang berafiliasi dengan kelompok fundamentalis dan
konservatif, karena dalam beberapa hal ide-ide pembaruannya banyak dianggap asing oleh mereka.
Bahkan mereka telah menvonisnya sebagai orang yang munkir al-Quran, sebagaimana yang dilansir
oleh Jurnal al-Bayyināt. Akhirnya Rahman memundurkan diri dari jabatan direktur lembaga tersebut
pada tanggal 5 September 1968 setelah mendapat persetujuan presiden Ayyub Khan. Ia juga meletakkan
keanggotaannya pada Dewan Penasihat Ideologi Islam di tahun berikutnya. (Taufiq Adnan Amal.
1987:15).
Melihat semakin gencarnya “diskriminasi intelektual” yang melanda dirinya dan untuk
menghindari kebekuan intelektual, maka ia hijrah ke Chicago, dan sejak tahun 1390 H./1970 M. ia
menjadi guru besar Kajian Islam dalam berbagai aspeknya pada Department of Near Eastern Language
and Civilization, University of Chicago. Di negeri inilah Fazlur Rahman mencapai puncak prestasi
inteketualnya karena kebebasan berfikir yang mendukung. Dia selain memberikan kuliah dan studi-
studi keislaman, dia juga aktif dalam kegiatan penelitian, dan seminar-seminar. Karena pola pemikiran
pembaruannya berbeda dengan pola pembaruan para pembaharu sebelumnya, maka ia dijuluki sebagai
Neomodernis.
Proyek Rahman masih belum selesai, namun Allah SWT. menghendaki lain, dia dipanggil-Nya
pada tanggal 26 Juli 1988 dengan jabatan terakhir sebagai guru besar pemikiran Islam di Universitas
Chicago, Amerika Serikat.
Walaupun secara fisik dia telah wafat, namun ide-idenya masih hidup ditengah- tengah masyarakat
Muslim, dan selalu dikaji melalui karya-karyanya yang ditinggalkan, seperti, Islam; Islam and Modernity;
Transformation of an Intellectual Tradition; Islamic Methodology in History; Major Themes of the
Qur’ān; Prophecy in Islam; Health and Medicine in the Islamic Tradition, dan lain-lain.
Sebelum sampai pada pembahasan kondisi sosial politik dan kultural lahirnya gagasan Neo-
Sufisme Fazlur Rahman, maka perlu diketahui dulu adalah masalah bagaimana awal munculnya
asketisme (sufisme) dalam kehidupan masyarakat Islam. Menurut Fazlur Rahman Spiritualisme dalam
Islam telah ada sejak Nabi Muhammad saw. Sebelumnya spiritualisme tersebut sebatas ibadah individual,
namun dalam perkembangan selanjutnya, penanaman sikap tunduk dan patuh terhadap hukum Tuhan
tersebut yang berpangkal dari rasa takut kepada-Nya, lambat laun menjadi
6|NeoSufismeFazlurRahman