Anda di halaman 1dari 4

www.rahasiarumahtangga.

com

MEMAKNAI PERNIKAHAN

Oleh :
www.rahasiarumahtangga.com
Gangsar Wahyu

Bonus dari Ebook ”Rahasia Rumah Tangga”


www.rahasiarumahtangga.com

MEMAKNAI PERNIKAHAN

Apa yang terlintas di benak kita saat mendengar kata


pernikahan? Pejamkan mata dan bayangkanlah. Apa yang muncul dalam
pikiran anda? Sebuah gaun yang indah? Musik pengiring nan syahdu, hotel
tempat berbulan madu, atau apa? Jujur, dulu, di masa remaja saya, itulah
yang muncul dalam benak saya saat memikirkan kata pernikahan. Namun
sekarang, mungkin tidak lagi.
Bagi saya pribadi, memasuki sebuah gerbang pernikahan
bukanlah semata-mata untuk memenuhi keinginan untuk memiliki
pasangan hidup, tetapi harus lebih dipikirkan lagi bagaimana tanggung
jawab kita atas sebuah pernikahan yang kita jalani.
Saat sendiri, segala sesuatu dalam hidup adalah urusan kita
sendiri, ketika menikah, akan ada orang lain yang menjadi bagian hidup
kita, dan ini sungguh tak mudah. Tujuan hidup kita, gaya hidup kita akan
berpengaruh terhadap pasangan. Manakala hidup dirasa tak lagi seimbang
dan nyaman, maka itu adalah sebuah persoalan.
Ada sebuah pikiran yang sangat mengganggu saya selama ini,
yaitu komentar-komentar atau pun ucapan orang seperti ini :
1. Saya menikah karena pelarian, saya tidak diperhatikan lagi
oleh orang tua, maka saya menikah saja.....!
2. Saya ingin menikah dengan orang kaya, biar saya nggak
pusing mikirin duit.
3. Menikah kan enak, gak mikir duit, karena ada suami. Calon
suami saya sudah mapan lho....

Saya kok, kurang pas dengan ketiga kalimat di atas. Ogah


bener punya pikiran seperti itu. Ya, memang betul kalau punya suami ada
www.rahasiarumahtangga.com

yang melindungi kita, tapi suami adalah manusia biasa, bukan superman
yang anti sakit dan sangat gagah perkasa.
Manakala kita merasa bahwa sedang berada di zona aman
karena punya suami, kewaspadaan akan berkurang. Menjadi tidak waspada
bahwa suami bisa saja tiba-tiba di PHK, suami bisa saja tiba-tiba bangkrut,
kena penyakit atau bahkan...............meninggal dunia. Atau
mungkin........selingkuh dan meninggalkan kita. Pernahkah ini kita pikirkan?
Memang tak ada wanita yang mau begitu, ini adalah sebuah
pemikiran yang tidak boleh dilupakan oleh seorang perempuan! Karena ini
bisa saja terjadi. Dan kalau terjadi, apa si istri punya daya untuk survive?
Untuk sekedar melanjutkan hidupnya? Membayar air untuk mandi,
membayar listrik agar bisa tetap nonton teve, membeli sembako untuk
makan sehari-hari?
Hidup ini, sebenarnya, walau kelihatan sepele, sangat sukar
manakala kita tak lagi punya sumber daya untuk hidup. Cobalah simak
satu-satu. Saat bangun pagi, kita buka mata, kita berada dalam sebuah
kamar di rumah kita. Kamar kita terang karena ada listrik, dan listrik harus
dibayar tiap bulan. Lalu kita mandi, air pun harus dibeli bukan? Lalu
sarapan, darimana uang untuk beli sarapan? Coba hitung, berapa rupiah
dalam sehari. Siapa yang membayar semua itu? Suami?
Oke katakan suami yang bayar. Lalu, kalau tiba tiba ”musibah”
seperti yang saya sebut diatas datang, siapa yang akan membayar?
Tak lain dan tak bukan adalah : Kita sendiri. Apakah kita siap?
Kalau sudah begini, apakah kita masih ”boleh” berpikir seperti
kalimat 1 sampai 3 seperti di atas?
Oke, sampai disini, saya tahu, pasti banyak yang berkomentar
dan membantah. Terutama anak muda (saya punya anak perempuan, anak
tiri saya yang beranjak dewasa, suka protes kalau bicara soal pernikahan,
karena ia kokoh dengan keyakinan nomer 1 dan 3 di atas).
www.rahasiarumahtangga.com

Tapi, saya katakan, kurang bijak, kurang baik, kalau


pernikahan dipandang sebagai pelarian dari masalah ekonomi.
Mengapa?
Karena hidup bukan sekedar hitungan ekonomi!
Hidup bukan sekedar punya suami dan selesai....!
Hidup ini adalah tanggung jawab....
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, agar diri ini tidak
menjadi beban bagi orang lain. Agar kehadiran diri kita ini tidak
mengganggu orang lain.
Bila kita mampu bertanggung jawab terhadap diri, maka kita
akan lebih mudah saat harus berbagi dengan orang lain dalam sebuah
ikatan pernikahan.
Kesediaan untuk saling bertanggung-jawab, akan menciptakan
situasi saling memberi dan menerima, dan keharmonisan rumah tangga
pun tercapai.
Sampai disini, semoga bermanfaat untuk anda.

--------------------------------------------------------------------------

Artikel pernikahan dan rumah tangga :


www.keluargaharmonis.com

Anda mungkin juga menyukai