Anda di halaman 1dari 2

TUGAS Nama : Desak Ayu Triana Dewi

Nim : 10.131.0179
Kelas : IV OFF A
Jurusan : DIII Analis Kesehatan

PATOFISIOLOGI
1. Patofisiologi terjadinya hipoalbuminemia pada sirosis hepar
Perusakan hati yang terus – menerus, obstruksi ringan saluran empedu,
menurunnya fungsi sintesis dan metabolic, dan peradangan kronik serta pembentukan
jaringan parut disertai perubahan – perubahan dinamik.
Perusakan sel hati yang terus menerus dipengaruhi oleh unsur etiologic yang
menyebabkan sirosis. Kecepatan perusakan sel dapat bervariasi. Sebagai contoh,
perusakan pada sirosis alkoholik dapat bervariasi sesuai dengan jumlah alcohol yang
diminum dan tercermin dari peningkatan SGOT dan SGPT. Perlemakan Hati dan
hepatitis Alkoholik dapat disebabkan kecanduan alcohol, dan yang terakhir di kaitkan
dengan pembentukan sirosis. Penekananya pada saluran empedu dan perubahan
struktur sel – sel hati dapat dikaitkan dengan peningkatan ringan hingga sedang kadar
ALP serum dan bilirubin.
Karena massa sel hati yang berfungsi berkurang, kemampuan sintesis
protein berkurang, sehingga berakibat menurunnya kadar albumin serum
(Hipoalbuminemia) dan memanjangnya PT plasma. Gagal hati terminal ditandai
ketakmampuan hati menyingkirkan ammonia darah, dan hipoglikemia.
Peradangan kronik biasanya disertai dengan menurunnya kadar globulin
serum. Pembentukan jaringan parut dan nodul – nodul regenerative dapat
mengakibatkan hipertensi portal degnan asites, pembentukan vena – vena kolateral
dan splenomegali.
2. Patofisiologi meningkatnya kadar bilirubin total pada Hepatitis Virus Akut
Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada
hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel
perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage
hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan
empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga
meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan
kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik sampai dengan timbunya sakit dengan
gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih
gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik
dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan
sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker
hati

Anda mungkin juga menyukai