PENDAHULUAN
Waktu kematian atau interval antara waktu kematian dan penemuan mayat
(postmortem interval) tidak dapat ditentukan secara pasti. Meskipun demikian, beberapa
informasi sering tersedia untuk memperkirakan jangka waktu yang mengarah pada saat
terjadinya kematian. Secara umum, semakin singkat postmortem interval semakin tepat
perkiraan jangka waktu kematian. Sebaliknya, semakin lama postmortem interval akan
mengurangi ketepatan perkiraan waktu kematian dan meningkatkan peluang terjadinya
kesalahan dalam penetuan waktu kematian.2
Tidak ada sebuah pemeriksaan pada mayat yang reliabel atau benar-benar akurat dalam
menentukan postmortem interval. Perkiraan yang paling mendekati yaitu berdasarkan
kombinasi berbagai pemeriksaan yang dilakukan pada mayat dan tempat kejadian. Kondisi
yang diobservasi meliputi kaku mayat (rigor mortis), lebam mayat (livor mortis), pendinginan
mayat (algor mortis) dan pembusukan (dekomposisi). Isi lambung juga dapat membantu
dalam menentukan waktu kematian. Sebagai tambahan pemeriksaan mayat juga penting
untuk menginvestigasi tempat kejadian perkara (TKP), kondisi lingkungan juga perlu
diketahui. Kondisi lingkungan seperti suhu, merupakan factor terpenting yang mempengaruhi
perubahan pada tubuh segera setelah mati. Perpaduan antara pemeriksaan tempat kejadian
dan mayat akan memberikan peluang kepada penyidik untuk memperkirakan secara lebih
akurat kapan kematian terjadi.2,3
1
1.3 Tujuan Penulisan
3. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior (KS) di
Bagain Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Riau.