Anda di halaman 1dari 26

PENINGKATAN KEMAMPUAN MERAKIT KOMPUTER DENGAN PENDEKATAN ANEKA SUMBER BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SISWA

KELAS XI TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK NEGERI 2 KOTA BEKASI

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengajar Bambang Dharma Putra

Penyusun : Dwi Lestari 5235109035

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Jurusan Fakultas Elektro Universitas Negeri Jakarta 2011

ABSTRAK Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah memperbaiki hasil belajar siswa (1) Peningkatan aktivitas belajar, (2) Peningkatan minat belajar dan (3) Peningkatan kemampuan merakit komputer dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation. Dari hasil KKM = 60 dengan ini dapat diperbaiki menjadi 75. Aneka sumber belajar yaitu siswa belajar dari job sheet, internet dan tugas siswa. Group investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok : siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan prinsip, kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan kemudian dipresentasikan. Rendahnya pencapaian kompetensi belajar siswa disebabkan kurangnya aktivitas belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar, minat belajar, dan pencapaian kemampuan merakit komputer. Berdasarkan hasil penelitian ini menerapkan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation yang diharapkan dapat meningkatkan meningkatkan aktivitas belajar, minat belajar dan kemampuan merakit komputer. Kata kunci : Raport, dan KKM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian kemampuan merakit komputer siswa kelas 11 Teknik Elektronika Industri 3 (XI TEI 3) di SMK Negeri 2 Kota Bekasi dari hasil raport rata-rata tergolong rendah yaitu hanya 60. Nilai ini dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75. Rendahnya pencapaian kompetensi belajar siswa disebabkan kurangnya aktivitas belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan di benak mereka sendiri. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar, minat belajar dan pencapaian peningkatan kemampuan merakit komputer. Dalam proses belajar, anak belajar dari aneka sumber belajar, pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan, keterampilan kemudian member makna pada pengetahuan itu. Dari hasil studi kasus tersebut dapat disimpulkan untuk mencapai kemampuan siswa melalui proses belajar yang mengalami sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah aktivitas belajar, minat belajar dan peningkatan kemampuan, khususnya belajar Kompetensi Merakit Komputer.

1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang perlu dijawab dapat diuraikan sebagai berikut : 1.2.1 Apakah siswa dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi minimal hardware komputer dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation ? 1.2.2 Apakah siswa dapat meningkatkan kemampuan merakit perangkat keras komputer dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation ?

1.3 Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tindakan kelas adalah : 1.3.1 Ingin mengetahui seberapa tinggi peningkatan kemampuan mengidentifikasi spesifikasi minimal hardware computer dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation. 1.3.2 Ingin mengetahui seberapa tinggi peningkatan kemampuan merakit perangkat keras komputer dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Siswa : mampu merakit dan mengoperasikan computer serta dapat meningkatkan aktivitas, minat serta kemampuan merakit computer. 1.4.2 Guru : dapat menambah wawasan tentang strategi pembelajaran, untuk memperbaiki pembelajaran, guru lebih percaya diri, berkembang secara professional. 1.4.3 Sekolah : Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 1.4.4 Pengembangan Kurikulum : Merupakan upaya penyempurnaan kurikulum.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Model Belajar Behaviorisme Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/behaviorisme(2009) teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang Nampak sebagai hasil belajar. Anonim (2009) model ini menganggap faktor lingkungan sebagai rangsangan dan respon peserta didik terhadap rangsangan itu ialah responnya. Pendapat ini sejalan dengan pendapat horndike yang menyatakan bahwa hubungan diantara stimulus dan respon akan diperkuat apabila responnya positif diberikan reward yang positif dan tingkah laku negative tidak diberi apa-apa atau hukuman. Ringkasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. RANGSANGAN (Stimulus) RESPON (Response) Gambar 2.1 Model Belajar Behaviorisme Sebagai contoh, seorang peserta didik diberikan ganjaran positif setelah dia menunjukkan respon positif. Dia akan mengulangi respon tersebut setiap kali rangsangan yang serupa ditemui. Hal demikian akan diperoleh dalam pengajaran guru dengan adanya latihan dan ganjaran tersebut sesuatu latihan. Penguatan (reinforcement) yang terbina akan memberi rangsangan supaya belajar lebih bersemangat dan bermotivasi tinggi. PENGUATAN (Reinforcement)

2.1.2 Model Belajar Kognitivisme Kognitif mendeskripsikan belajar sebagai perubahan pengetahuan yang tersimpan dalam memori. Oleh karena itu, proses belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi yang meliputi tiga tahap, yaitu perhatian (attention), penulisan dalam bentuk symbol (encoding), dan mendapatkan kembali informasi (retrieval).

Sebagai contoh pengajaran internet yang berkesan dan menarik serta bermutu bermakna dan mencapai kehendak peserta didik di samping tidak meninggalkan perkara penting dalam proses pembelajaran adalah terletak dalam kategori ini. INFORMASI YANG DITERIMA (Input) INFORMASI DI SIMPAN 1. JANGKA PENDEK 2. JANGKA PANJANG

INFORMASI DI PROSES

Gambar 2.2 Model Belajar Kognitivisme Teori ini mengungkapkan bahwa proses belajar akan lebih baik bila materi pelajaran yang baru dapat beradaptasi secara tepat dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki siswa. Setidaknya ada beberapa teori yang bertolak pada teori kognitivisme, antara lain : a. Teori Kognitif Piaget Menurut Piaget (2009). Proses belajar terjadi menurut pola tahapan perkembangan tertentu sesuai dengan usia. Tahapan yang dimaksud adalah tahap asimilasi atau proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif siswa, tahap akomodasi yaitu proses penyesuaian struktur kognitif dengan pengetahuan baru yang diterima, serta tahap equilibrasi atau proses penyeimbangan mental. b. Teori Kognitif Bruner Menurut Bruner (2009). Proses belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara mengatur materi ajar dan bukan ditentukan oleh usia. c. Teori Kognitif Ausubel Menurut Ausubel (2009). Proses belajar terjadi bila siswa mampu menyesuaikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru mengikuti tahap memperhatikan stimulus yang diberikan, memahami makna stimulus, dan menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.

2.1.3 Model Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri manusia. Pembelajaran adalah hasil dari usaha peserta didik itu sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk peserta didik. Menurut http://id.wikipedia.org/wiki (2009) teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dalam teori pembelajaran konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan -aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. a. Konstruktivisme Piaget Menurut J. Piaget (2009) Aspek pembelajaran konstruktivisme bermakna adaptasi terhadap lingkungan yang dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Sedangkan akomodasi, terjadi jika skema yang ada tidak cocok dengan rangsangannya. Jadi menurut Piaget perkembangan kognitif pada manusia adalah sebuah proses biologis. b. Konstruktivisme Vygotsky Menurut vygotsky (2009), apa yang menjadi perilaku manusia adalah proses menyesuaikan diri dengan apa yang sesuai atau diharapkan lingkungan. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Berdasarkan teori Vygotsky yang telah dikemukakan diatas maka pembelajaran dapat dirancang atau di desain dalam model pembelajaran konstruktivisme di kelas sebagai berikut : 1. Identifikasi awal terhadap gagasan intuitif yang mereka miliki terhadap lingkungannya dijaring untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. 2. Penyusunan program pembelajaran berupa : orientasi dan refleksi. 3. Restrukturisasi ide, beripa : tantangan, konflik kognitif dan diskusi kelas, membangun ulang kerangka konseptual. 4. Aplikasi 5. Review

2.1.4 Aktivitas Siswa Menurut Sriyono (2009) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktifitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indicator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab

pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan segi hasil. Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

2.1.5 Pengertian Minat Menurut Darmawan (2007) yang menyatakan bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya. (Darmawan 2007) Utami dan Fauzan (2007) memandang minat sebagai kecenderungan yang relative menetap sebagai bagian diri seseorang, untuk tertarik dan menekuni bidang-bidang tertentu menyatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu. Kesimpulan dari beberapa definisi diatas tentang minat, bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

2.1.6 Pendekatan Aneka Sumber Belajar Pendekatan aneka sumber belajar adalah menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan tentang topik / tema materi yang akan dipelajari menggunakan prinsip menjadi alam dalam lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (Jobsheet, tugas siswa, internet).

Sumber bel j r adalah segala sesuatu yang mengandung pesan, bai yang sengaja di embangkan atau yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman dan atau praktik yang memungkinkan terjadinya belajar. Sumber belajar dapat berupa nara sumber, internet, buku, media non-buku, teknik dan lingkungan. Karena belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, kemampuan maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa. Suasana kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskan siswa itu salah satunya dapat tercipta melalui model pembelajaran Group Investigation.

2.1.7 Model Pemebel

Group Investi tion

Group investigation adalah penemuan yang dilakukan secara berkelompok : siswa secara berkelompok mengalami dan melakukan percobaan dengan aktif yang memungkinkannya menemukan prinsip.

Gambar 2.3 Model pembelajaran group investigation

Langkah-langkah pembelajaran Group Investigation adalah : 1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. 3. Guru memanggil ketua-ketua untuk materi tugas. 4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan. 5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua mempresentasikan hasil pembahasan kelompok.

6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus member kesimpulan. 7. Evaluasi 8. Penutup Model pembelajaran group investigation ini membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, siswa membuat hubungan antara

kemampuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam praktikum pembelajaran mereka. Dengan model pembelajaran ini kemampuan belajar siswa mengingat dan hasil pembelajarannya diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

2.1.8 Model Peneliti n Tindakan Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan dan (4) Refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut :

Gambar 2.4 Model penelitian tindakan kelas a. Menyusun rancangan tindakan (Planing) Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kalaborasi. Dalam penelitian kalaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tin dakan. Kalaborasi juga bias dilakukan oleh dua orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika

sedang mengajar, dia adalah seorang guru, ketika sedang mengamati, dia adalah seorang peneliti. b. Pelaksanaan tindakan (Acting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Perlu diingat bahwa dalam tahap ke 2 ini pelaksana ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. c. Pengamatan (Observing) Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan. Oleh karena itu kepada guru pelaksana yang berstatus sebagai pengamat agar melakukan pengamatan balik terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya. d. Refleksi (Reflecting) Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Istilah refleksi disini sama dengan memantul seperti halnya memancar dan menatap kena kaca, dalam hal ini guru pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana yang belum. Dengan kata lain guru pelaksana sedang melakukan evaluasi diri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali melakukan dialog untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan secara cermat mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

2.1.9 Mean (Rata-rata) Menurut Sugiyono (2007) Mean merupakan teknik penjumlahan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata (Mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada dengan jumlah individu yang ada dengan kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan seperti rumus berikut :

Dimana : Me : Mean (Rata-rata) : Epsilon (Baca jumlah) Xi n : Nilai X ke i sampai ke n : Jumlah individu

2.1.10 Spesi ikasi Minimal Hardware Spesifikasi minimal hardware adalah persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk di instalasi sistem operasi, windows xp 2.  Super VGA 800 X 600  CD R M 32 X speed  Prosesor Pentium II 233 Mhz  Hardisk 2 GB  Memori 128 MB 2.1.11 Kemampuan Merakit Komputer Menurut Yamta (2009) merakit komputer merupakan suatu yang menyenangkan bagi yang suka dengan perakitan komputer. Sebelum mulai merakit kompute maka , persiapan dulu komponen-komponennya seperti casi

madherboard, processor, heatsi k dan kipasnya, memory, kart

harddisk, CD ROM / DVD ROM, floppy disk dri e, monitor, speaker, keyboard dan mouse.

2.2 Kerangka Berpikir Penelitian tindakan kelas ini memperbaiki hasil belajar, tuntutan silabus dan RPP dengan KKM 75. Pada siklus 1. Mengidentifikasi spesifikasi minimal hardware komputer, 2. Merakit perangkat keras komputer. Untuk itu diperlukan pendekatan dan mode pembelajaran yang l lebih memberdayakan siswa meningkatkan aktivitas, minat belajar dan kemampuan merakit komputer serta dibutuhkan lembar evaluasi, angket, observasi untuk mengetahui kondisi peningkatan. Berdasarkan rendahnya pencapaian kemampuan merakit komputer kemudian

dilaksanakan penelitian tindakan kelas di 11 Teknik Elektronika Industri 3 (XI TEI 3) SMK Negeri 2 Kota Bekasi dengan prosedur atau siklus : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan

(termasuk catu daya), grafis (VGA/AGP),

dan refleksi. Setelah lembar evaluasi, angket, observasi terkumpul kembali, dilakukan analisis hasil penelitian dan pembahasan antara kerangka teoritis dengan data siswa yang diperoleh melalui prosedur / siklus, sehingga dapat diperoleh kesimpulan dan saran dari penelitian ini (Gambar 2.89).

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir 2.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis yang dimaksud adalah hipotesis tindakan. Berdasarkan silabus penelitian tindakan kelas yang telah disesuaikan dengan Permendiknas RI No. 41Standar Proses dan disahkan oleh kepala SMK Negeri 2 Kota Bekasi, kerangka berpikir yang diuraikan dengan masalah penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : 1. Siswa dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi spesifikasi minimal hardware komputer dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation. 2. Siswa dapat meningkatkan kemampuan merakit perangkat keras komputer dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigaton. i

BAB III PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Kota Bekasi, siswa kelas XI Teknik Elektronika Industri (XI TEI 3) yang berlokasi di Jalan Lap. Bola Rawa Butun Ciketing Udik, Bantargebang Kota Bekasi 17153. Sejak Juli hingga November 2009.

3.2 Mata Pelajaran / Kompetensi Kompetensi : Merakit Komputer Tabel 3.1 Kompetensi dasar merakit komputer No 1 2 3 4 Kompetensi dasar merakit komputer Memahami sistem komputer Menguasai perangkat keras Memahami sistem operasi Menguasai perakitan dan instalasi komputer

Fokus penelitian pada kompetensi dasar ke 4 : menguasai perakitan dan instalasi komputer. Tabel 3.2 Pelaksanaan siklus No 1 2 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 Keterangan Siklus 1

KD.4 ID.1 Mengidentifikasi spesifikasi minimal hardware

KD.4 ID.2 Merakit perangkat keras bagian maderboard, processor, Siklus2 heatsink, memory, harddisk, CD/DVD ROM, power supply

Keteranngan : K : Kelompok KD : Kompetensi Dasar ID : Indikator 3.3 Karakteristik Siswa Jumlah siswa 24 orang, tidak pernah terlibat dengan tawuran antar pelajar baik dalam maupun luar sekolah, dengan latar belakang sosial ekonomi yang heterogen dan gambaran tentang kelompok siswa atau subjek yang dikenai tindakan dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kelompok siswa atau subjek yang dikenai tindakan. NO 1 NAMA SISWA Achmad Julianto U KETUA / KELOMPOK Rizki Ardianto / 1 INDIKATOR 1. Mengidentifikasi spesifikasi minimal hardware 2. Merakit Perangkat Keras Bagian maderboard, prosessor, heatsink, memori, harddisk, CD/DVD ROM, power supply.

3.4 Siklus Pertama 3.4.1 Perencanaan a. Peneliti menerapkan suatu pokok atau indikator yang akan dipelajari, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen. b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok. c. Guru memanggil ketua-ketua untuk materi tugas. d. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok pembelajaran. 3.4.2 Pelaksanaan a. Tahap awal : Membuka pelajaran b. Tahap inti :
y

Memberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan peneliti di SMK Negeri 2 Kota Bekasi.

Membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam penelitian ilmiah.

Peneliti memberikan rangsangan berfikir pada siswa bagaimana cara berpartisipasi dalam peneliti ini.

Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan dengan bantuan internet sebagai aneka sumber belajar.

Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua mempresentasikan hasil pembahasan kelompok.

Memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai dengan tema.

y y

Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan. Evaluasi.

c. Tahap akhir
y

Peneliti menyimpulkan presentasi hasil penelusuran data diinternet dan praktikum serta memberikan pemantapan.

Peneliti memberikan himbauan, motivasi kepada siswa untuk membaca buku-buku dan mencari sumber diinternet yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

Guru menutup pelajaran.

3.4.3 Pengamatan Dari pengamatan diketahui secara langsung bahwa dengan penerapan suasana kelas menjadi hidup. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang ikut aktif dalam mengajukan prinsip-prinsip temuannya dan dapat menyelesaikan tugasnya. Dalam menyelesaikan berbagai penugasan, siswa seringkalimenggunakan buku rujukan, pendekatan aneka sumber belajar yang ada kaitannya dengan penugasan dan juga disertai dengan alasan-alasan yang rasional. 3.4.4 Refleksi Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penerapan pembagian kelompok dan tugas-tugas dalam pelajaran merakit komputer kelas XI melalui perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya telah memberikan hasil yang maksimal. Ini terbukti dengan aktivitas, minat dan peningkatan kemampuan merakit komputer siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas menjadi hidup. Walaupun demikian perlu adanya suatu pembenahan guna mencapai hasil yang maksimal dalam penerapan pendekatan dan model ini.

Gambar 2.6 Skema Penelitian Tindakan Kelas

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Fokus utama dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan aktivitas, minat dan kemampuan merakit komputer dalam pembagian kelompok dan tugas-tugas dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation kompetensi merakit komputer di kelas 11 Teknik Elektronika Industri 3 SMK Negeri 2 Kota Bekasi agar tercipta siswa yang aktif, berminat dan berkemampuan serta berdampak pada hasil belajar yang meningkat. Dari hasil analisis yang diperoleh aktivitas dan minat siswa pada siklus I belum begitu nampak adapun hasilnya bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran sebesar 67,5, berminat sebesar 65,54. Hal ini dimungkinkan karena guru dan siswa belum terbiasa menggunakan pendekatan aneka sumber belajar dalam pembelajaran sehingga banyak siswa yang masih melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak relevan yang berdampak pada hasil yang kurang memuaskan. Untuk evaluasi dilaksanakan setelah berakhirnya pembelajaran, dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan merakit komputer. Dari hasil aktivitas dan minat siswa dan saran guru mitra serta hasil evaluasi belajar, ternyata masih jauh dari harapan. Maka peneliti menyadari kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan aneka sumber belajar, kekurangan tersebut harus diperbaiki agar pada siklus berikutnya hasil lebih baik. Adapun kekurangan yang ada pada peneliti antara lain : (1) peneliti hendaknya memberikan motivasi yang lebih kepada siswa. (2) peneliti hendaknya membimbing dan memperhatikan siswa terutama saat mengerjakan penugasan. (3) Efektivitas penggunaan waktu harus diperhatikan. Dari kekurangan pada siklus I ini peneliti memperbaiki dalam hal : (1) memberikan motivasi yang lebih, (2) membimbing dan memperhatikan saat mengerjakan penugasan, (3) penggunaan waktu yang baik.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation yang telah dilaksanakan di kelas XI Teknik Elektronika Industri SMK Negeri 2 Kota Bekasi, peneliti mendapatkan beberapa kesimpulan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut : 1. Pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi spesifikasi minimal hardware komputer dengan ketuntasan uji kompetensi siklus I sebesar 62,5%. Nilai rata-rata pada siklus I sebesar 72,92 kategori Belum Tuntas. 2. Pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan kemampuan merakit perangkat keras komputer dengan ketuntasan uji kompetensi siklus II meningkat sebesar 70,8%. Nilai rata-rata pada siklus II meningkat sebesar 75 kategori Tuntas.

5.2 Saran Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation yang telah dilaksanakan di kelas XI Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 2 Kota Bekasi, maka penulis menyampaikan saran bagi pembaca yang ingin menerapkan pendekatan dan model pembelajaran ini adalah : 1. Hendaknya sebelum melakukan penelitian guru peneliti memperkaya pemahaman tentang pendekatan aneka sumber belajar melalui model pembelajaran group investigation. 2. Sebaiknya guru menempatkan siswa dalam kelompok yang heterogen berdasarkan nilai akademi siswa, sehingga siswa yang kurang aktif akan mencapai ketuntasan belajar dibantu siswa yang kurang aktif akan mencapai ketuntasan belajar dibantu siswa yang lebih aktif dalam kelompoknya. 3. Hendaknya guru memperhatikan setiap anggota kelompok yang tidak hadir saat pembelajaran berlangsung, kemudian menginstruksikan anggota kelompok yang hadir untuk menginformasikan materi pelajaran untuk dipelajari di rumah. 4. Hendaknya piranti pendukung yang digunakan dalam melaksanakan praktikum tersedia di setiap kelompok dan dapat dijumpai dengan mudah di sekitar lingkungan siswa.

DAFTAR PUSTAKA Fakultas Teknik 2009. Bu u Pedo an S ripsi/Ko prehensif/Karya Inovatif (S1). Jakarta : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. http//atang.file.wordpress.com/spesifikasihardware.pdf./diakses 13 juni 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/teori belajar behaviorisme/diakses 13 juni 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/teori belajar kognitivisme/diakses 13 juni 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/teori belajar konstruktivisme/diakses 13 juni 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian-minat.html/diakses 11 juni 2011. http://yamta.file.wordpress.com/merakitkomputer.pdf./diakses 11 juni 2011. http://www.bpgdisdik-jabar.net..modul_model_pendekatan/diakses 13 juni 2011. ipotes.2009.http://www.wordpress.com/prestasi-belajar/diakses 11 juni2011. Mardapi Djemari.2007.Peraturan Mentri Pendidi an Nasional Republi Indonesia No.41 Standar Proses. Jakarta : BSNP.

SIL B S SMK NEGE I 2 BEKASI

RPP SMK NEGERI 2 BEKASI

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Kompetensi Kode Alokasi Waktu I. Standar Kompetensi : Merakit Komputer II. Kompetensi Dasar :

: : : : : : :

SMK SMK NEGERI 2 KOTA BEKASI Kompetensi Kejuruan XI / 3 Merakit Komputer OE KOMP.002.A 1 (12X40) menit (12 jam pel) 2 pertemuan.

Menguasai Perakitan dan Instalasi Komputer III. Indikator : Merakit perangkat keras computer dengan baik pada bagian maderboard, prosesor, kipas pendingin, memori, harddisk, CD/DVD-ROM dan power supply dengan baik. IV. Tujuan Pembelajaran : 1. Dapat menjelaskan langkah-langkah dalam perakitan computer pada bagian maderboard, prosesor. Kipas pendingin, memori, harddisk, CD / DVD-ROM dan power supply dengan baik. 2. Dapat melaksanakan perakitan computer pada bagian maderboard, prosesor, kipas pendingin, memori, harddisk, CD/DVD-ROM dan power supply dengan baik. 3. Dapat mencari data pembanding tema merakit computer pada bagian maderboard, prosessor, kipas pendingin, memori, harddisk, CD/DVD-ROM dan power supply dengan pendekatan aneka sumber belajar di internet. V. Metode Pembelajaran : Dalam metode pembelajaran guru akan menggunakan media pembelajaran yang beragam melalui power point yang menarik dan operation sheet yang mendorong siswa mencari informasi pemahaman : Merakit perangkat keras computer dengan baik pada bagian maderboard, prosessor, kipas pendingin, memori, harddisk, CD/DVD-ROM dan power supply dengan baik.

VI. Alokasi Waktu NO 1 Langkah Pembelajaran Kegiatan pendahuluan (menyiapkan peserta didik untuk siap mengikuti pelajaran, menjelaskan KD dan ID yang akan dicapai. 2 Kegiatan Inti (presentasi, diskusi kelompok, Tanya jawab, praktikum dan internet) 3 Kegiatan Penutup (memberikan umpan balik, verifikasi terhadap pembelajaran, melaksanakan tes formatif, 40 120 160 40 240 280 Alokasi Waktu (Menit) Guru 10 Siswa 30 Total 40

remedial siswa yang belum kompeten dan salam penutup. 12 Jam Pelajaran @ 40 = 480 menit 480

VII.

Kegiatan Pembelajaran : A. Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, memberi perhatian dan memeriksa kehadiran siswa. 2. Siswa menyimak apresiasi guru melalui tanya jawab tentang merakit computer pada bagian maderboard, prosessor, kipas pendingin, memori, harddisk, CD/DVD-ROM dan power supply. 3. Siswa menjawab soal-soal pretes. 4. Siswa menerima informasi tentang kompetensi yang akan dicapai kemudian mengemukakan materi pelajaran yang akan dipelajari. B. Kompetensi Inti 1. Guru menggali pengetahuan awal siswa dapat menangkap gagasan skema dengan pertanyaan-pertanyaan 2. Guru memberikan penjelasan langkah merakit computer pada bagian mederboard, prosessor, kipas pendingin, memori, harddisk, CD/DVD-ROM dan power supply. 3. Siswa mempresentasikan merakit computer pada bagian maderboard, prosessor, kipas pendingin, memori, harddisk, CD/DVD-ROM dan power supply.

4. Guru memberikan penuatan dan klasifikasi terhadap seluruh kesimpulan yang datang dari siswa. C. Materi Ajar Menurut Yamta (2009) merakit computer merupakan suatu yang

menyenangkan bagi yang suka dengan perakitan computer. Sebelum mulai merakit computer, maka persiapan dulu komponen-komponennya, seperti Casing (termasuk catu daya), adherboard, prosessor, heatsin , dan ipasnya,

artu grafis (VGA/AGP), harddis , C ROM / DVDROM, floppy dis , drive, onitor, spea er, eyboard, dan

ouse. Selain komponen diatas, persiapan juga

CD Driver dan CD sistem operasi serta software yang diperlukan. Persiapan pula berbagai alat tangan seperti obeng, tang, dan pinset. D. Kegiatan Penutup 1. Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa 2. Guru membacakan kesimpulan dari materi yang telah disampaikan 3. Guru memberikan tugas kepada siswa.

Mengetahui Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Bekasi

.., .. Guru Study

( _____________________________)

( __________________ )

e ori,

Anda mungkin juga menyukai