Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL DAN KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO

VISUAL DI KELAS 1 SMK N 5 JAKARTA


Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengajar Bambang Dharma Putra Penyusun : Dewi Anisa (5235109024)

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Jurusan Fakultas Elektro Universitas Negeri Jakarta 2011

ABSTRAK

Penelitian dilapangan membuktikan Rendahnya motivasi belajar siswa akan membuat mereka tertarik pada hal-hal yang negative,seperti minum obat- obatan terlarang, pergaulan bebas dan lainnya. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan tertentu. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan serangkaian kegiatan belajar. Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dapat timbul dari luar diri siswa (motivasi ekstrinsik). Kegiatan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian guru, merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan motivasi belajar anak. Hal-hal yang mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa diantaranya adalah metode dan cara-cara mengajar guru yang monoton dan tidak menyenangkan, media yang digunakan kurang interaktif dan menarik miat belajar siswa, tujuan kurikulum dan pengajaran yang tidak jelas,tidak adanya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan minat siswa, latar belakang ekonomi dan sosial budaya siswa. Maka guru perlu melakukan perubahan, baik dalam metode maupun penggunaan media dalam proses belajar mengajar untuk menumbuhkan motivasi belajar anak. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka mencapai tujuan yang baik maka pola kerja sama antara ke duanya harus dirancang sedemikian rupa.

I. PE
. L Bel

H L

Pembangunan di Indonesia saat ini sedang memasuki era alih teknologi dalam rangka menyongsong pembangunan jangka panjang. Pada saat ini pembangunan sedang giat-giatnya dilaksanakan, begitu pula di bidang pendidikan. Pembangunan dibidang pendidikan khususnya pendidikan teknologi dan kejuruan berangsur-angsur ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas serta diselaraskan dengan kebutuhan di lapangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demi memenuhi kebutuhan lapangan dan menyelaraskan dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akhirnya lembaga pendidikan di Indonesia khususnya

pendidikan teknologi dan kejuruan dituntut untuk mampu mempersiapkan sumber daya manusia yang tampil. Terkait dengan mutu pendidikan, khususnya SMK saat ini kurang memuaskan dalam artian mereka banyak yang belum siap untuk memasuki dunia kerja. Hal ini disebabkan karena nilai kompetensi mereka banyak yang berada pada batas minimal. Siswa SMK lebih suka praktek dibandingkan dengan belajar teori, pada saat belajar teori banyak siswa yang malas ataupun cepat bosan. Melihat kondisi tersebut dirasa perlu mengambil langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah menggunakan media Audio Visual ( music dan gambar animasi ) dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan memakai media tersebut diharapkan siswa akan memiliki minat dan semangat untuk belajar

B.

Sasaran Tindakan Siswa Program Keahlian Teknik Audio Video Tingkat I.

C.

Identi ikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah dengan menggunakan media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Elektronika Digital dan Komputer? 2. Jenis media Audio Visual apa yang sesuai untuk pembelajaran Elektronika Digital dan Komputer ?

3. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa dalam mata pelajaran Elektronika Digital dan Komputer? 4. Suara dan animasi pilihan siapa yang sesuai untuk meningkatkan minat siswa saat belajar Elektronika Digital dan Komputer ? Pilihan siswa atau pilihan guru ?

D.

Pembatasan Masalah Karena begitu luasnya permasalahan yang ada dan waktu penelitian yang terbatas

maka penelitian tindakan kelas ini hanya dibatasi pada masalah : Apakah minat belajar siswa dapat ditingkatkan dengan memanfaatkan suara dan gambar animasi untuk meningkatkan minat belajar siswa saat belajar Elektronika Digital dan Komputer?

E.

Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah

maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa saat belajar teori elektronika Digital dan Komputer dengan menggunakan media Audio Visual?

F.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pemecahan masalah atas minat belajar

siswa terhadap pelajaran Elektronika Digital dan Komputer yaitu dengan menggunakan media Audio Visual pada saat proses pembelajaran.

G.

Manfaat Penelitian Diharapkan dengan penelitian ini akan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Elektronika Digital dan Komputer.

II. KAJIAN PUSTAKA

Penelitian ini memilih media Audio Visual sebagai pemecahan masalah atas minat belajar siswa pada saat belajar teori Elektronika Digital dan Komputer di kelas. Hubungan tersebut di dapat dari landasan teori yang ada sebagai berikut : Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang memerintah. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Mengembangkan suatu minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari atau dilakukan dengan dirinya sendiri sebagai dirinya sendiri sebagai individu. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat itu. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu persyaratan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Di dalam belajar peran minat sangatlah penting. Belajar yang disertai minat akan mendorong siswa belajar untuk lebih giat dan lebih baik dari pada siswa yang belajar tanpa disertai minat. Minat timbul pada diri siswa yang belajar tanpa disertai minat. Minat timbul pada diri siswa karena tertarik akan sesuatu kebutuhan atau merasakanbahwa sesuatu yang akan dipelajarinya itu dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun bila minat itu tidak disertai dengan usaha yang baik, maka belajar akan sulit berhsil dengan baik.

1. Visual ( belajar dengan cara melihat )

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek - obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut,

atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar isual arus meli at ba asa tubu dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat meli at dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebi cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan isual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan ideo. Di dalam kelas, anak isual lebi suka

mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan in ormasi.

Ciri - ciri gaya belajar visual : Bicara agak cepat Pembaca cepat dan tekun Lebi suka musik dari pada seni Tidak muda terganggu ole keributan Lebi suka membaca dari pada dibacakan Mengingat yang dili at, dari pada yang didengar Lebi suka melakukan demonstrasi dari pada pidato Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi Seringkali mengeta ui apa yang arus dikatakan, tapi tidak pandai memili kata-kata Mempunyai masala untuk mengingat instruksi erbal kecuali jika ditulis, dan

seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :

a. Gunakan materi isual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta. b. Gunakan warna untuk meng ilite al- al penting. c. Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi. d. Gunakan multi-media (conto nya: komputer dan ideo). e. Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.

2.

Auditori ( belajar dengan cara mendengar )

Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara sedang - sedang saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya arus memper atikan siswanya ingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebi cepat dengan menggunakan diskusi erbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak ( tinggi

auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitc

renda nya ), kecepatan berbicara dan al- al auditori lainnya. In ormasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat meng a al lebi cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Ciri-ciri gaya belajar auditori : Penampilan rapi Muda terganggu ole keributan Biasanya ia pembicara yang asi Berbicara dalam irama yang terpola Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri Senang membaca dengan keras dan mendengarkan Lebi suka gurauan lisan daripada membaca komik Lebi pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya Mempunyai masala dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dili at Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori : 1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.

2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras. 3. Gunakan suara musik untuk mengajarkan anak. 4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal. 5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur. Karena memang belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu komponen dari sumber belajar yang disebut orang. AECT (Associationfor Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu: 1. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran. 2. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya. 3. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan

pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, cd pembelajaran, OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software). 4. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor OHP, slide, dvd, dan sebagainya. 5. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya. 6. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, dan sebagainya. Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah media pendidikan.

Media Pendidikan Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul mempertanyakan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verbal (katakata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak. Kegagalan / ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan /

ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima. Secara umum media mempunyai kegunaan: 1. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis. 2. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra. 3. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. 4. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya. 5. memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama. Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985: 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan

6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positi siswa ter adap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru beruba an keara yang positi Untuk itu perlu dicermarti da tar kelompok media instruksional menurut Anderson, 1976 berikut ini : KELOMPOK MEDIA 1. Audio MEDIA INSTRUKSIONAL pita audio (rol atau kaset) piringan audio radio (rekaman siaran) buku teks terprogram buku pegangan/manual buku tugas buku lati an dilengkapi kaset gambar/poster (dilengkapi audio) ilm bingkai (slide) ilm rangkai (berisi pesan erbal) ilm bingkai (slide) suara ilm rangkai suara ilm bisu dengan judul (caption) film suara video/vcd/dvd benda nyata model tirual (mock up) media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI ( Computer Managed Instructional )

2. Cetak

3. Audio Cetak

4. Proyek Visual Diam

5. Proyek Visual Diam dengan Audio 6. Visual Gerak 7. Visual Gerak dengan Audio 8. Benda

9. Komputer

Dari teori di atas di dapat ba wa ada tiga ( 3 ) modalitas belajar seseorang yaitu suara, pengli atan dan gerakan. Yang terkait dengan penelitian ini adala audio dan isual. Meli at dua ( 2 ) tipe ini, akan cocok apabila diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media audio isual, ole karenanya penelitian ini akan menerapkan poin 1 dan 7 pada tabel di atas yaitu musik sebagai pengiring dan materi pembelajaran dengan gambar animasi diikuti dengan suara.

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Tujuan Operasional Tujuan penelitian ini untuk menemukan macam-macam suara dan gambar animasi

yang sesuai untuk meningkatkan minat belajar Elektronika Digital dan Komputer. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan berlangsung pada bulan September Desember 2009 di kelas I Semester 1, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ( SMKN ) 5, Jl. Pisangan Baru Timur VII Pisangan Baru, Jakarta Timur. C. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif dan dilakukan dengan metode Classroom Action Research. Penelitian akan dilakukan dalam siklus siklus yang masing masing terdiri dari perencanaan tindakan, memonitor pelaksanaan dan peninjauan kembali. Pada siklus berikutnya dimungkinkan adanya revisi tindakan untuk tujuan yang belum mencapai indikator. Siklus ini dijalankan berdasarkan frekuensi pembelajaran, satu siklus terdiri dari dua pertemuan. Pengertian PTK atau action research secara singkat dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK itu dilaksanakan berupa proses kajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap. Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan

3. Pengamatan 4. Refleksi 1) Perencanaan Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan yang tertulis pada rencana tindakan. Di luar itu adalah pembelajaran-biasa yang telah Anda lakukan

sehari-hari, tidak perlu dituliskan di sini. Harus dibedakan benar antara pembelajaran biasa dengan PTK. Yang dituliskan dalam siklus hanyalah bagian yang diteliti saja.

2) Pelaksanaan Pelaksanaan akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat direalisasikan secara penuh. Jika tidak, perlu dilihat polanya dalam periode tertentu; mungkin hanya sebagian yang dapat dilaksanakan. Tentu saja dapat dielaborasikan pelaksanaan ini secara detail, sampai halhal yang otentik.

3) Pengamatan Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sifat triangulasi dan saturasi data. Hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik dapat disajikan di sini.

4) Refleksi Refleksi berisikan penjelasan tentang keberhasilan atau kegagalan yang terjadi setelah selang waktu tertentu. Refleksi diakhiri dengan perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.

Adapun model dan penjelasan untuk masing masing tahap adalah sebagai berikut :

Siklus I

Permasalahan I

Alternatif Pemecahan Masalah I

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I

Analisis Data I

Observasi I

Siklus I I

Permasalahan II

Alternatif Pemecahan Masalah II

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II

Analisis Data II

Observasi II

Belum mencapai target

Sikus selanjutnya

Instrumen Penelitian

Data yang akan diambil berupa observasi Kegiatan Belajar Mengajar. Tabel 1 Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

GURU

Keterangan a. b.

Tanda persegi panjang mewakili posisi siswa dalam kelas. Pengisian dilakukan setiap 20 menit sekali pada saat kegiatan belajar mengajar. Siswa yang melakukan tingkah laku di bawah ini akan dinomeri pada peta kelas sesuai dengan nomor urutan tingkah laku yang telah dibuat sebelumnya. Jika tidak melakukan tingkah laku yang diamati, maka persegi panjang tetap kosong.

TINGKAH LAKU YANG DIAMATI

ASPEK MINAT YANG DIAMATI

1. Tidak memperhatikan guru 2. Berbicara dengan teman diluar pelajaran 3. Mengganggu siswa lain 4. Izin keluar kelas 5. Menyimak dengan seksama 6. Mencatat pelajaran 7. Aktif menjawab pertanyaan guru 8. Menjawab pertanyaan guru yang diajukan padanya 9. Aktif bertanya pada guru 10. Ingin mencoba demonstrasi yang dilakukan guru

1. Perhatian, rasa ingin tahu 2. Perhatian ( negatif )

3. Perhatian ( negatif ) 4. Perhatian ( negatif ) 5. Perhatian, rasa ingin tahu, ketekunan 6. Ketekunan 7. Keaktifan, motivasi 8. Keaktifan

9. Keaktifan, rasa ingin tahu, motivasi 10. Keaktifan, rasa ingin tahu, motivasi

E.

Dokumen siswa Dokumen siswa berupa catatan siswa untuk menunjang lembar observasi

berkurangnya kemalasan maupun kebosanan siswa. Dokumen siswa dilihat dan dicatat peneliti pada setiap akhir pelajaran.

F.

Catatan Lapangan Catatan catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian kejadian selama

proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan dari hasil refleksi ini peneliti dapat melakukan perbaikan perbaikan terhadap rencana awal.

G.

Wawancara dengan siswa Wawancara dengan siswa dilaksanakan setiap akhir siklus dengan pemilihan siswa

yang diwawancarai secara acak sesuai dengan kebutuhan refleksi untuk perbaikan pada tindakan siklus berikutnya. Pedoman wawancara dengan siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan belajar siswa selama proses pembelajaran berikutnya.

H.

Teknik Analisa Data Hasil penelitian yang berasal dari lembar observasi kegiatan belajar mengajar akan

ditampilkan dalam bentuk teabel persiklus. Sementara hasil wawancara dengan siswa akan dijelaskan secara deskriptif. Data yang diambil dari lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar yaitu jumlah siswa yang melakukan kegiatan yang telah disebutkan pada lembar observasi kelas, akan dibuat tabel sebagai berikut.

Tabel 2 Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Jumlah siswa yang melakukan No KEGIATAN 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak memperhatikan guru Berbicara dengan teman diluar pelajaran Mengganggu siswa lain Izin keluar kelas Menyimak dengan seksama Mencatat pelajaran Aktif menjawab pertanyaan guru Menjawab pertanyaan guru yang diajukan padanya Aktif bertanya pada guru Ingin mencoba demonstrasi yang dilakukan guru kegiatan pada 20 menit ke 2 3 4 5 6

Setelah diuraikan secara deskriptif, kemudian dari data tersebut akan dibuat perbandingan dengan indikator yang dimaksudkan. Tujuan penelitian ini akan tercapai apabila jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar dengan baik meningkat dan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar dengan tidak baik menurun.

IV. PENUTUP

KESIMPULAN

Untuk meningkatkan minat belajar dan lebih mudah mempelajari konsep-konsep yang relative sulit dipahami diperlukan model pembelajarn yang menarik seperti model pembelajaran menggunakan media audio visual. Selain membantu dalam pengembangan pemahaman konsep, model pembelajaran menggunakan media audio visual semacam ini akan sangat bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif dan berdampak positif diperlukan model pembelajaran menggunakan media audio visual yang menarik, berkualitas dan mudah diaplikasikan. Model pembelajaran menggunakan media audio visual ini perlu pula diaplikasi pada mata pelajaran lainnya agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
http://dc195.4shared.com/img/nD451pG4/preview.html

17

Anda mungkin juga menyukai