Anda di halaman 1dari 2

Renungan Harian

Serial Peperangan Rohani Nyanyian Kemenangan Dalam peperangan rohani, salah satu senjata yang paling ampuh adalah lewat kuasa pujian. Puji-pujian yang dinaikkan dengan penuh urapan adalah senjata untuk menghancurkan kekuatan iblis yang bekerja di dalam alam roh. Mazmur 149 menceritakan betapa dasyatnya kuasa pujian dalam memenangkan peperangan rohani. Ayat 1 dalam Mazmur 149 bercerita tentang nyanyian kemenangan, yang dihidupkan oleh Roh Kudus untuk melawan semua musuh-musuh kita. Sebelum kita dapat menyanyikan nyanyian kemenangan ini, mulut kita harus disucikan terlebih dahulu sehingga kita dapat mempersembahkan buah bibir yang menyenangkan hati Allah. Dalam Yesaya 6:1-7, Nabi Yesaya melihat penglihatan tentang kemuliaan Tuhan, di mana Tuhan duduk di atas tahta yang tinggi, jubahNya memenuhi Bait Allah, malaikat Serafim dengan enam sayap melayang-layang sambil berseru-seru, "Kudus, kuduslah Tuhan." Bumi berguncang karena pujian malaikat-malaikat tersebut. Kemuliaan Tuhan memenuhi Bait Allah, sehingga Yesaya menyadari bahwa dirinya tidak layak di hadapan kemuliaan Allah. Yesaya sadar bahwa ia seorang yang najis bibir dan tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir. Najis bibir ini berarti mulut yang suka mengeluarkan kata-kata yang tidak mempermuliakan Tuhan, seperti maki, gosip, fitnah, sumpah serapah, kutuk, kat-kata sia-sia, dan lain-lain. Orang yang najis bibir tidak dapat bertahan dalam hadirat Allah. Mata Nabi Yesaya telah melihat Sang Raja dan dia ingin menyembah tapi dia sadar bahwa dia tidak layak karena mulutnya belum disucikan. Malaikat Tuhan mengambil bara dari atas mezbah dan menyentuhkannya kepada mulut Yesaya, dengan demikian mulut Yesaya disucikan. Bara dari atas mezbah artinya hidup yang diletakkan di atas mezbah, daging disembelih dan dibakar sehingga menghasilkan bau harum bagi Tuhan. Tuhan menyucikan mulut dan hati kita dengan kuasa darahNya sehingga hidup kita terus ada dalam mezbah, sehingga kita dapat mempersembahkan nyanyian baru bagi Tuhan. Dalam Mazmur 149 ayat 2 dan 3, menghendaki ada semangat dan gairah dalam umat Tuhan ketika mereka memuji-muji Tuhan. Ada tarian, mazmur, kecapi, rebana dan lain-lain yang diurapi oleh Roh Kudus ketika ketika nyanyian kemenangan kita. Selanjutnya dalam ayat 4 dan 5, Tuhan bersemayam dalam puji-pujian umatNya. Dan ketika kemuliaan Tuhan turun, maka kuasa Tuhan menjamah dan melawat umatNya dari segala pergumulan dan beban kehidupan.

Bahkan Tuhan memerintahkan, untuk tetap memuji Tuhan di atas tempat tidur kita. Artinya, dalam pembaringanpun roh kita tetap bersekutu dengan Roh Allah. 24 jam hidup dalam roh, karena kita tidak berjaga-jaga maka iblis bisa menyerang kita dengan berbagai pencobaan. Dan ayat 6 sampai 9, pujian dan pengagungan Allah dalam kerongkongan kita adalah pedang bermata dua untuk membalas dan menghukum iblis, kuasa gelap, penguasa-penguasa di udara, di bumi dan di bawah bumi. Melalui kuasa pujian dan Firman, raja-raja, bangsa-bangsa, kuasakuasa dari kerajaan dunia ditaklukkan. Inilah nyanyian kemenangan kita, suatu deklarasi penghukuman bagi perbuatan-perbuatan iblis.

Anda mungkin juga menyukai