Anda di halaman 1dari 21

Penggunaan obat obatan selama kehamilan

Dr. agus sunarto SpOG FKUMJ 23 Juli 2008

tahapan kehamilan berkaitan dengan perkembangan janin


Trimester I : Organogenesis awal Embryonal Ektoderm Mesoderm entoderm

Tahapan kehamilan berkaitan dengan perkembangan janin


Trimester II Organogenesis lanjut Proliferasi sel sel organ Bentuk organ mulai sempurna Fungsi mulai berkembang

Tahapan kehamilan berkaitan dengan perkembangan janin


Trimester III : Pematangan organ Fungsi organ menjadi maksimal Bentuk organ definitif

Pemberian obat selama kehamilan dan efek kepada janin


Tak berpengaruh apapun Toksik : trimester I, II, III Teratogenik : trimester I Gangguan fungsi : trimester II, III Gangguan anatomik : trimester I, II, III Lainnya

Teknik penentuan obat untuk kehamilan


Pola dari US FDA (category) Usia kehamilan Cara pemberian Dosis Lamanya pemberian obat Kepentingan pengobatan dan prioritas Interaksi obat

Category
Adalah pemilahan obat berdasarkan faktor risiko terhadap janin A: penelitian terhadap wanita hamil tidak membuktikan efek/risiko terhadap fetus pada trimester I maupun trimester berikutnya. Masih selalu dipantau kemungkinan bahayanya.

Antibiotika
Ampisilin : oral ( B ), Penicillin : parenteral ( B ) Amoksisilin : oral ( B ) Makrolide :Eritromisin :oral/parenteral/topikal(B), Aminoglikoside : Gentamisin:op/otparenteral/topikal(C), Kanamycin : oral / parenteral ( D ) Sefalosporin : ceftriaxone (B) Tetrasiklin (D)

category
B : meski percobaan pada reproduksi hewan belum bisa membuktikan efek buruk / risiko janin tetapi tidak ada penelitian pada wanita hamil ataupun reproduksi hewan percobaan yang menunjukkan efek negatif ( selain penurunan fertilitas). Begitupun untuk penelitian wanita hamil pada trimester I belum ada konfirmasi dan belum dijumpai risiko pada trimester selanjutnya.

category
C : meski penelitian pada hewan telah menunjukkan adanya efek negatif (teratogenik, embryocidal, yang lain) tetapi belum ada percobaan pada wanita atau hewan yang layak. Pemberian obat seharusnya hanya bila kepentingannya lebih diutamakan dengan mempertimbangkan risiko pada janin.

category
D : terdapat bukti risiko pada janin, tetapi keuntungan pemakaiannya pada wanita hamil lebih dipertimbangkan selain risikonya. (misalnya jika obat sangat dibutuhkan untuk penyelamatan kehidupan pasien atau pada penyakit yang sangat serius dimana obat lainnya tidak efektif)

category
X : penelitian hewan atau kehidupan manusia telah menunjukkan adanya abnormalitas janin atau adanya risiko pada janin berdasarkan pengalaman manusia atau keduanya. Risiko penggunaan obat pada wanita hamil sama sekali menyingkirkan kemungkinan keuntungan obat itu sendiri. Obat tersebut kontra indikasi pada wanita atau wanita yang akan hamil.

Jenis obat
Gastrointestinal Antasida : tanpa kategori Ranitidin : B Antispasmodik / hyoscine butylbromide : C Antidiare / loperamide : B Laksatif / bisacodyl : B

Jenis obat
Kardiovaskuler 1. Dopamine (C), dobutamin (B) 2. Digoksin (C) 3. Antihipertensi nifedipin (C), metil dopa (B) 4. Diuretik furosemid (C) (D) 5. Propanolol (C), (D trimester II,III)

Jenis obat
Sistem Respirasi 1. Antiasma teofilin (C), terbutalin (B) salbutamol (C) 2. Dekongestan triamsinolon (C) (D trimester I) 3. Obat batuk dekstrometorfan (C) 4. Lainnya tanpa kategori

Jenis obat
Sistem neuromuskuler 1. Antipiretik ; parasetamol (B) ibuprofen (B) (D menjelang persalinan) 2. Aspirin (C) (D trimester III dengan dosis tinggi) 3. Asam mefenamat (C) (D trimester III /menjelang persalinan)

Jenis obat
Hormonal / Kortikosteroid 1. Beta metason / deksametason (C) (D trimester I) 2. Androgenik : danazol (X) 3. Norethisteron (X) etinil estradiol (X) 4. Metil predinosolon (C)

Jenis obat
Antihistamin antialergi 1. Chlorpheniramin maleat / CTM 2. Cyproheptadin (B) 3. Loratadine ( B ) ( B)

Jenis obat
Kemoterapetik Antituberkolosis : ethambutol (B), pyrazinamide (C), rifampisin (C), Antiamoeba : metronidazole (B) Antihelmintik : mebendazole (C), piperazine (B), pyrantel pamoate ( C) Antiviral : acyclovir (B), entecavir (C), zidovudin (C), lamivudin (C)

Jenis obat
Hipnotik sedativ : Flurazepam (X), Midazolam (D), Zolpidem tartrate (B) Antikonvulsan : phenobarbital (D), phenitoin (D) Anxiolitik: diazepam (D), chlodiazepoxide (D), hydroxizine (C), buspirone (B)

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai