Anda di halaman 1dari 24

Epilepsi Pada Anak

Arga Aditya Gayuh Prastya M. Gemala Ryan A.

2008730006 2008730010 2008730068

Definisi ILAE (1989) (1)


Epilepsi
Adalah suatu keadaan yang ditandai oleh adanya bangkitan (seizure) yang terjadi secara berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan pada neuron-neuron secara paroksismal yang disebabkan oleh beberapa etiologi.

Bangkitan epileptik (epileptic seizure)


merupakan manifestasi klinik dari bangkitan serupa (stereotipik) yang berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked).
1) ILAE. (1989). Proposal for revised classification of epilepsies and epileptic syndromes. Commission on Classification and Terminology of the International League Against Epilepsy. Epilepsia, Vol.30, No.4, (August 1989): 389-99

Klasifikasi
Bangkitan Parsial
Parsial Sederhana Parsial Kompleks Parsial yang menjadi umum sekunder

Bangkitan Umum
Absence (Petit mal) Klonik Tonik Tonik-klonik (Grand mal) Mioklonik Atonik

Klasifikasi
Tak Tergolongkan
Berkaitan dengan lokasi kelainannya (localized related)
Idiopatik (primer) Simtomatik (sekunder) Kriptogenik

Epilepsi umum dan berbagai sindrom epilepsi berurutan sesuai dengan peningkatan usia
Idiopatik (primer) Kriptogenik atau simtomatik sesuai dengan peningkatan usia (sindrom west, syndrome lennox-gasraut, epilepsi lena mioklonik dan epilepsi mioklonik-astatik) Simtomatik

Klasifikasi
Tak Tergolongkan
Epilepsi dan sindrom epilepsi yang tak dapat ditentukan fokal dan umum
Bangkitan umum dan fokal Tanpa gambaran tegas fokal atau umum

Sindrom khusus: bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu.


kejang demam status epileptikus yang hanya timbul sekali (isolated) bangkitan yang hanya terjadi karena alkohaol, obat-obatan, eklamsi atau hiperglikemik non ketotik. Epilepsi refrektorik

Sindrom Epilepsi pada Anak


Sindrom Kejang Demam Sindrom Otahara Sindrom West Sindrom Lennox Gestaut Sindrom Severe Myoclonic Epilepsy in Infancy Sindrom Rolandic

Etiologi
Idiopatik (70%) Simtomatik
Demam Infeksi intrakranial: meningitis, ensefalitis Keracunan : alkohol, teofilin, kokain Gangguan metabolik Trauma kepala Penghentian obat anti epilepsi mendadak Tumor otak

Kriptogenik
West syndrome Lennox Gastaut syndrome

Pathophysiology

Pathophysiology

Diagnosis Epilepsi
Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami serangan kejang secara berulang Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik :
EEG CT-scan MRI Lain-lain

Penatalaksanaan
Non farmakologi: Cari faktor pencetus kejang:
Demam Stress dan kelelahan Perubahan jadwal tidur

Hindari faktor pencetus

Obat Anti Epilepsi

Lokasi Kerja Obat-obatan Anti Epilepsi


Na+ Channels
Phenytoin Carbamazepine Lamotrigine Fosphenytoin Zonisamide

GABAA Receptors
Phenobarbital Primidone Diazepam Clonazepam Clorazepate

Unknown
Gabapentin Levetiracetam

Ca 2+ Channels
Ethosuximide

GABA Transporters
Tiagabine

Mixed
Valproate Felbamate Topiramate

GABA Transaminase
Vigabatrin Felbamate

Dingledine , Ray Et al. (2010). Innovative Epilepsy Therapies for the 21st Century - Part 1: New Methods for Drug Development. Medscape Education, http://www.medscape.org/viewarticle/413145_2. diakses tanggal 27-04-2013.

Lokasi Kerja Obat-obatan Anti Epilepsi

4 Anti Epilepsi Pilihan


Diazepam
Dosis rectal 5-10 mg Dosis IV 0,3-0,5 mg

Phenytoin
5-10 mg/kgBB/hari

Phenobarbital
2-10 mg/kgBB/hari

Midazolam
20-25 mg/kgBB/hari

Algoritma Tatalaksana Kejang


KEJANG A,B,C KEJANG
1. Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kgBB A) < 12 bulan : 2-4 mg 12-36 bulan : 5 mg B) Berat badan < 10 kg : 5 mg Berat badan > 10 kg : 10 mg 2. Diazepam IV 0,2-0,5 mg/kgBB

Diazepam rektal (5 menit)

STOP (lihat keterangan)

KEJANG
Diazepam IV (3-5 menit) (kecepatan 0,5-1 mg/menit) STOP (lihat keterangan)

KEJANG
Fenitoin bolus IV 15-20 mg/kgBB (Drip dalam NaCl selama 20-30 menit) STOP (lihat keterangan)

KEJANG
Transfer ke ICU

Keterangan : pengobatan rumat tergantung jenis kejang demam, dan faktor risiko

Drug Of Choice Profilaksis (Kejang demam)


As. valproat 15 - 40 mg/kg/hari dibagi dalam 2-3 dosis fenobarbital 3 - 4 mg/kg/hari dalam 1 - 2 dosis.

Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara bertahap selama 1-2 bulan.
Knudsen FU. Febrile seizures-treatment and outcome. Epilepsia 2000;41;2-9.

Terapi Profilaksis Kejang Demam


Pengobatan Profilaksis hanya diberikan bila kejang menunjukkan ciri sebagai berikut:
Kejang lama > 15 menit Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, Bells Palsy, retardasi mental, hidrosefalus. Kejang fokal Pengobatan rumat dipertimbangkan bila: Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan kejang demam > 4 kali per tahun

Efek obat antiepilepsi pada anak


Fenobarbital
Hiperaktif dan kesulitan belajar

Fenitoin (dosis tinggi)


enselofati progresif retardasi mental penurunan kemampuan membaca

Karbamazepin dan asam valproat


gangguan kognitif ringan

Asam Valproat (dosis tinggi)


mengganggu fungsi motorik

Efek obat antiepilepsi pada anak


Berdasarkan penelitian yang dibuat oleh Tsukahara H et al (*): obat-obatan antiepilepsi (asam valproat dan carbamazepin) dapat menurunkan densitas tulang pada anak. Perlu monitoring densitas tulang untuk pemakaian jangka obat anti epilepsi pada anak Di samping itu, perlu dipertimbangkan pemberian suplemen calcium untuk tulang.
*) Tsukahara H et al. Bone mineral status in ambulatory pediatric patients on long-term anti-epileptic drug therapy. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11982890. diakses tanggal 27-04-2013.

Efek Epilepsi Jangka Panjang Pada Anak

Bisa Terjadi defisiensi kognitif hingga defisiensi neurologis akibat


bangkitan epilepsi yang berat faktor etiologi munculnya bangkitan pada usia dini sering mengalami bangkitan

Prognosis
Quo Ad Vitam
Tergantung etiologi Kejang bukan karena atau mengakibatkan lesi struktural memiliki prognosis lebih baik

Quo Ad Functionam
Kegiatan penderita epilepsi mulai terbatas Penderita epilepsi dilarang melakukan kegiatan berbahaya sendirian (mengemudi, berenang)

Avoiding

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai