Anda di halaman 1dari 2

SELAT MALAKA YANG SANGAT STRATEGIS

BAGI PEREKONOMIAN DUNIA

Selat Malaka yang terletak di perairan Sumatera dan Semenanjung


Malaka merupakan urat nadi perdagangan dunia yang menghubungkan
Samudera Hindia dan Pasifik atau dari Asia Barat hingga Asia Timur. Panjang
Selat Malaka diperkirakan 800 km dan telah menjadi pusat perdagangan dunia
sejak jaman kerajaan. Dari sisi ekonomi dan letak geografi yang strategis Selat
Malaka merupakan jalur pelayaran terpenting dan tersibuk di dunia sama seperti
Terusan Suez dan Panama . Lebih dari 50.000 kapal per tahun melintasi Selat
1
Malaka, (pengangkutan /5 perdagangan dunia). Kapal-kapal tanker
diperkirakan mengangkut 11 juta barel minyak perhari.

Selat Malaka saat ini semakin strategis dan semakin padat seiring
dengan perkembangan ekonomi negara-negara kawasan dan negara lainnya.
Banyak negara-negara yang menggunakan jalur laut kawasan Selat Malaka ini,
sehingga Selat Malaka menjadi sangat strategis bagi pertumbuhan
perekonomian.

Selain strategisnya Selat Malaka bagi perkembangan perekonomian dan


padatnya lalu-lintas laut dari berbagai negara menimbulkan kerawanan pula,
khususnya dalam segi keamanan pengguna Selat Malaka tersebut. Kerawanan
yang paling menyolok adanya perompak dan penyerangan bersenjata atas
kapal-kapal yang melalui Selat Malaka, terbukti di sini pernah terjadi perompakan
dan penyerangan sejumlah 150 kali.

Akibat kejadian tersebut negara-negara besar telah menyatakan


keinginannya untuk terlibat mengamankan Selat Malaka seperti AS, India dan
Jepang.

Keinginan negara-negara maju atau negara-negara besar yang


menggunakan Selat Malaka untuk ikut mengamankan kawasan tersebut agar
kapal-kapal niaga negaranya dapat melalui Selat Malaka dengan aman.
Akibat dari keinginan negara-negara seperti AS, India dan Jepang untuk
terlibat mengamankan Selat Malaka, dapat menimbulkan gelar armada kapal-
kapal perang negara-negara tersebut di Selat Malaka akan berdampak pada
resiko yang dapat menimbulkan konflik bersenjata antar negara-negara yang
terlibat pengamanan di Selat Malaka.

Untuk dapat mencegah dan menghadapi perompak dan penyerangan


bersenjata terhadap kapal-kapal yang melintasi Selat Malaka, maka Indonesia,
Malaysia dan Singapura telah menyepakati untuk melaksanakan Patroli
Terkoordinasi Bersama sejak Juli 2004 di kawasan Selat Malaka dalam rangka
mengamankan dari kegiatan perompak dan penyerangan bersenjata.

Sejak dilaksanakan patroli ini kawasan Selat Malaka menjadi aman dari
perompak dan penyerangan. Atas keinginan negara-negara besar terlibat
dalam keamanan di Selat Malaka, Indonesia, Malaysia, dan Singapura sepakat
bertanggung jawab atas keamanan Selat Malaka, apabila negara-negara besar
ingin membantu keamanan di Selat Malaka bukan dengan pengerahan kekuatan
armadanya, tetapi membantu dengan informasi dan peralatan kepada Indonesia,
Malaysia, dan Singapura.

Untuk menjamin kelangsungan keamanan di Selat Malaka maka kapal-


kapal dagang negara-negara yang memanfaatkan Selat Malaka harus saling
menghormati, memberi informasi untuk dapat segera ditindak-lanjuti kepada
Patroli Terkoordinasi dan aturan-aturan yang harus ditaati secara internasional
agar keamanan Selat Malaka akan terus terjaga. Keyakinan ini juga dapat
terlihat dari kepedulian negara-negara besar terhadap Selat Malaka sebagai jalur
laut yang sangat berperan dalam mengembangkan perekonomiannya.

Anda mungkin juga menyukai