Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) usahanya melalui opini going concern. Kelangsungan hidup usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan tersebut agar bertahan hidup. Salah satu pertimbangan investor ketika ingin menginvestasikan modalnya pada suatu perusahaan adalah melalui opini auditor atas laporan keuangan perusahaan. Opini audit atas laporan keuangan menjadi salah satu pertimbangan penting bagi investor untuk mengambil suatu keputusan investasi (Hany, et. Al. 2003). Oleh karena itu auditor mempunyai peranan yang penting sebagai perantara akan kepentingan investor maupun kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah ada keraguan terhadap kelangsungan hidup perusahaan dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP Seksi 341, 2001). Beberapa penyebabnya antara lain, pertama masalah self fulfilling prophecy yang mengakibatkan auditor enggan mengungkapkan status going concern muncul ketika auditor khawatir opini going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah (Venuti, 2007). Masalah kedua yang menyebabkan masalah opini adalah tidak terdapat prosedur penetapan status going (Joanna H. Lo dalam Januarti, 2009).

Menurut Mutchler (1985) dalam Fitri (2010) menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih berisiko menerima opini audit going concern dibandingkan dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil. Preferensi perusahaan terhadap kualitas audit bisa tergantung pada apa yang ingin disampaikan manajemen kepada publik berkaitan dengan karaktristik perusahaan. Manajemen menginginkan audit berkualitas tinggi agar investor dan pemakai laporan keuangan mempunyai keyakinan lebih terhadap reliabilitas angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan. Preferensi semacam ini dapat dilihat dari auditor yang ditunjuk perusahaan untuk melakukan audit. Dalam hal ini, perusahaan akan memilih auditor berkualitas tinggi dengan demikian auditor dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan perusahaan. Sebaliknya, perusahaan bisa memilih auditor hanya sebagai formalitas untuk memenuhi ketentuan otoritas pasar modal. Konsekuensi dari pilihan terhadap auditor formalitas ini adalah hasil auditnya tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap kredibilitas laporan keuangan. Pemberian opini going concern oleh auditor juga tidak lepas dari opini audit yang diberikan tahun sebelumnya, karena kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak lepas dari keadaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Opini auditor merupakan sumber informasi bagi pihak di luar perusahaan sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan. Beberapa hal yang memicu masalah going concern adalah perusahaan-perusahaan memiliki rasio hutang terhadap modal yang tinggi, saldo

hutang jangka pendek dalam jumlah

besar yang segera jatuh tempo, mengalami

penurunan modal (capital deficiency) yang signifikan. Kerugian keuangan (financial losses) yang disebabkan karena nilai tukar, menanggung beban-beban keuangan, kerugian operasional dan tidak action plans dari pihak manajemen (Juniarti, 2000). Hasil penelitian yang sebelumnya berhubungan dengan opini audit going concern dilakukan oleh Eko dkk (2006) yang memberikan bukti bahwa kualitas audit, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Mirna dkk (2007) memberikan bukti bahwa kualitas audit, debt default, dan opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penelitian Setyarno (2006) menguji bagaimana bagaimana pengaruh rasio-rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, rasio leverage dan rasio pertumbuhan perusahaan), skala auditor dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa rasio likuiditas dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap opini going concern. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Eko dkk (2006). Dalam penelitian Eko dkk (2006) menggunakan empat variabel independen, yaitu :kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya dan pertumbuhan perusahaan sebagai faktor penilaian opini audit going concern perusahaan manufaktur. sementara penelitian ini menggunakan lima variabel independen, yaitu : kualitas audit, debt default, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya. variabel debt default ditambahkan sebagai saran dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan sehingga hasil penelitian akan lebih bisa memprediksi penerbitan opini audit going conern. Dalam penelitian ini variabel debt default ditambahkan dengan alasan semenjak krisis tahun 1997 terjadi fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah, hal ini mengakibatkan jumlah hutang perusahaan dalam mata uang asing meningkat di samping itu banyak perusahaan yang mengalami rugi operasi dan realisasi penjualan turun. Akhirnya keadaan ini mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pokok dan beban bunga. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban dan bunga merupakan indikator going concern yang banyak digunakan oleh auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan (Praptitorini dkk, 2007). Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti memilih judul " PENGARUH KUALITAS AUDIT, DEBT DEFAULT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN "

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap opini audit going concern? 2. Apakah debt default berpengaruh terhadap opini audit going concern? 3. Apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern?

4. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern? 5. Apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh penerimaan opini audit going concern?

C. BATASAN MASALAH Agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini membahas tentang: 1. Faktor yang digunakan dalam penerimaan opini audit going concern adalah kualitas audit, debt default, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya. 2. Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan 2009. D. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji apakah Kualiltas Audit berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern. 2. Untuk menguji apakah Debt Default berpengaruh terhadap Opini Audit Going Concern. 3. Untuk menguji apakah kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern.

4. Untuk menguji apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concern. 5. Untuk menguji apakah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concern.

E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Manajemen Perusahaan Peneliti berharap agar penelitian ini menjadi wacana serta referensi bagi penentuan kebijakan-kebijakan serta dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Bagi Investor dan Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi dan sebagai bahan pertimbangan going concern (kelangsungan usaha suatu perusahaan) sehingga investor dan calon investor dapat melakukan keputusan yang tepat dalam melakukan investasi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan.

Anda mungkin juga menyukai