Anda di halaman 1dari 7

Judul : Menjadi Wanita Paling Bahagia Penulis : DR.

Aidh Abdullah al-Qarni Penerbit : Qisthi Press Cetakan :I Tahun : 2004 Jumlah Halaman : xvi + 304 halaman

BUKU PENUNTUN WANITA DENGAN AGAMANYA Oleh: RETNO dan VIKI

Banyak di antara kita terutama para wanita yang selalu merasa hidupnya diliputi kesedihan, tidak memiliki apa-apa, merasa menjadi wanita termalang di dunia hanya karena di usia yang sudah berumur, sang jodoh belum kunjung datang. Betapa segala persoalan hidup yang membelit, tentu saja tak kunjung usai bila kita hanya meratapi segala kesedihan, dan menganggap bahwa kehidupan episode kegetiran akan berhenti dengan sendirinya, bila kita hanya meratapinya. Seperti yang diungkapkan oleh sang penulis DR. Aidh al-Qarni (beliau adalah penulis buku La Tahzan Jangan Bersedih yang sangat laris di pasaran). Inilah buku yang mendendang wanita untuk selalu bahagia dengan agamanya, gembira dengan keutamaan Allah atasnya, bersuka cita dengan nikmat yang dimilikinya. Sungguh, buku ini bagai rekah senyuman cita, bagai semilir asa, bagai cahaya kabar gembira bagi siapapun yang merasa sempit dadanya, bertubi-tubi deritanya, dan selalu bertambah awan kemurungannya. Dalam buku ini sang penulis menyeru kepada seluruh wanita agar menantikan kelapangan dan menantikan kemudahan setelah melewati kesusahan. Buku yang mengajak bicara akalnya secara jernih, hatinya yang bersih, dan ruhnya yang suci, untuk mengatakan kepadanya; sabar dan mawas dirilah! Jangan putus asa! Janganlah berputus harapan dari nikmat Allah! Optimis! Rangkaian bab demi bab yang diberi judul dengan memakai kata perhiasaan, sengaja dilakukan. Karena pada dasarnya wanita identik dengan perhiasaan. Sebaik-baiknya perhiasaan, itu adalah wanita sholehah. Sungguh, setiap bab rasanya sangat layak untuk dicermati. Kata-kata yang tertata rapi tanpa terkesan menggurui, ditambah dengan untaian-untaian hadist, serta setiap inchi kalimat memberikan rasa optimisme yang tinggi. Pada halaman pertama pun kita sudah disuguhi dengan rangkaian kata-kata yang dahsyat itulah keunggulan dari buku ini.

Inilah karya DR. Aidh al-Qarni yang khusus dihadiahkan untuk kaum wanita. Buah perenungan yang tidak hanya sekedar untaian kata, namun juga kisah-kisah berhikmah yang membuktikan kebenaran nilai pesan-pesan robbaniyah atau pesan moralnya. Buku ini juga memiliki kelemahan pada penyajian isi buku yaitu tidak langsung menuju pada inti ringkasan,serta penjabarannya banyak menggunakan gaya bahasa yang sulit dipahami.

Biografi : Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni

Assalamu'alaikum wr wb Beliau berasal dari keluarga Majdu' al-Qarni, lahir di tahun 1379 H di perkampungan alQarn, sebelah selatan Kerajaan Arab Saudi. Meraih gelar kesarjanaan dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Imam Muhammad ibn Su'ud tahun 1403-1404 dan gelar Magister dalam bidang Hadits Nabi tahun 1408 H dengan tesis berjudul al-Bid'ah wa Atsaruha fi ad-Dirayah wa ar-Riwayah (Pengaruh Bid'ah terhadap ilmu Dirayah danRiwayah Hadits). Gelar Doktornya diraih dari Universitas yang sama pada tahun 1422 H dengan judul disertasi "Dirasah wa Tahqiq Kitab al-Mafhum 'Ala Shahih Muslim li al-Qurthubi" (Studi analisis Kitab al-Mafhum 'Ala Shahih Muslim karya al-Qurthubi). Ia telah menghasilkan lebih dari delapan kaset rekaman yang memuat khotbah, kuliah, ceramah, sejumlah bait syair dan hasil seminar-seminar kesusatraan. Beliau juga penulis buku "La Tahzan", "30 Tips Hidup Bahagia", "Berbahagialah : Tips Menggapai Kebahagiaan Dunia Akhirat", "Menjadi Wanita Paling Bahagia", "Muhammad Ka annaka Tara", "Bagaimana Mengakhiri Hari-Harimu".dll Ia juga hafal Al-Quran (yang merupakan syarat mutlak sebagai mahasiswa di Saudi Arabia, pada umumnya), dan juga hafal kitab hadits Bulugh al-Maramserta menguasai 5000 hadits, dan lebih dari 10000 bait syair Arab kuno hingga modern. Beberapa syair dari beliau :

"Kutanamkan di dalamnya mutiara, hingga tiba saatnya ia dapat menyinari tanpa mentari dan berjalan di malam hari tanpa rembulan. Karena kedua matanya ibarat sihir dan keningnya laksana pedang buatan India Milik Allah-lah setiap bulu mata, leher dan kulit yang indah mempesona..."

-------------------------------------"Betapapun kulukiskan keagungan-Mu dengan deretan huruf, Kekudusan-Mu tetap meliputi semua arwah Engkau tetap yang Maha Agung, sedang semua makna, akan lebur, mencair, ditengah keagungan-Mu, wahai Rabb ku" Wassalamu'alaikum wr wb Penulis kelahiran 1379 H (1960 M) ini memiliki nama lengkap Dr. `Aidh Abdullah bin `Aidh al-Qarni. Nama al-Qarni diambil dari dari daerah asalnya di wilayah selatan Arab Saudi. Ia menamatkan program sarjana (Lc), magister (M.A.) dan doktor di Universitas Islam Imam Muhammad bin Su`ud, Riyadh, Arab Saudi. Ia hafal Al-Quran dan kitab Bulughul Maram, serta telah mengajarkan 5.000-an hadis dan 10.000-an bait syair. Sekitar 1.000-an judul kaset yang berisi ceramah agama, kuliah, serta kumpulan puisi dan syair karyanya telah dipublikasikan. Keberaniannya menyuarakan kebenaran juga sempat membuatnya merasakan jeruji besi pemerintah Al-Saud. Kesalahannya saat itu, ia dan kawan-kawan ulama mudanya berani berteriak lantang menentang kehadiran pasukan Amerika Serikat di Arab Saudi atas undangan pemerintah Al-Saud. Karya-karya Al-Qarni antara lain `Islam Rahmatan Lil `Alamin` (Cakrawala), `Sumber Inspirasi Orang Saleh`(Maghfirah Pustaka), `40 Hadis Qudsi dan Zikir`(Aqwam), `Membangun Rumah dengan Taqwa` (Maghfirah Pustaka), `Cahaya Pencerahan`(Qishti), `Cahaya Zaman`(Gema Insani), `Jangan Takut Hadapi Hidup`(Cakrawala), `Demi Masa, Beginilah Waktu Mengajari Kita` (Cakrawala), `Nikmatnya Hidangan AlQuran`(Maghfirah Pustaka), dan `Manusia Langit Manusia Bumi`(Aqwam). Sementara buku yang sangat laris yang diterbitkan sejumlah penerbit dan dicetak berulang kali adalah `La Tahzan, Jangan Bersedih` (Qishti Press), `Tips Menjadi Wanita Paling Bahagia di Dunia` (Maghfirah), `Menjadi Wanita Paling Bahagia` (Qishti Press), `Ramadhankan Hidupmu`(Maghfirah Pustaka), `Tersenyumlah`(Gema Insani), `Jangan Putus Asa`(Robbani

Press),

dan

`Jangan

Berputus

Asa`

(Darul

Haq).

Karya lain yang juga terbilang sukses di Indonesia adalah `Jagalah Allah, Allah Menjagamu` (Darul Haq), `Majelis Orang-Orang Saleh`(Gema Insani), `Cambuk Hati`(Irsyad Baitus Salam), `Bagaimana Mengakhiri Hariharimu`(Sahara Publisher), `Berbahagialah`(Pustaka Al-Kautsar) dan(Gema Insani), `Power of Love` (Zikrul Hakim), `Al-Azahamah, Keagungan`(Pustaka Azzam), `Menakjubkan!`(Aqwam), `Jadilah Pemuda Kahfi`(Aqwam), `Mutiara Warisan Nabi SAW`(Sahara Publisher), dan `Gerbang Kematian` (Pustaka Al-Kautsar). Al-Qarni juga dikenal sebagai tokoh pembaruan di Arab Saudi yang mencoba melakukan pendekatan dengan `aliran` lain. Tulisannya setiap pekan di harian Asharqul Awsath selalu ditunggu pembaca dan menaikkan tiras koran yang semula diterbitkan di London itu. (Musthafa Helmy) Aidh Al Qarni, Berdakwah Seumur Hidup

Ketika berada di balik jeruji penjara, Aidh Al Qarni memilih untuk terus menulis. ''Saya masuk penjara karena saya menulis 50 bait qasidah (puisi) yang di anggap punya pengaruh politik,'' ujarnya. Berlembar-lembar tulisan pun menjadi bukti ketekunan pria yang lahir di tahun 1379 H dan berasal dari perkampungan al-Qarn, sebelah selatan Kerajaan Arab Saudi, ini menjalani hari-harinya di penjara. ''Sekitar 100 halaman pertama saya tulis di penjara,'' katanya. Setelah keluar dari penjara, Aidh Al Qarni melanjutkan tulisannya. Untuk menyelesaikan lembar-lembar itu, dia membutuhkan referensi 300 judul buku. Hingga akhirnya, lahirlah buku La Tahzan yang diterjemahkan dengan Jangan Bersedih. Hasilnya sungguh fenomenal. Inilah buku yang telah diterbitkan oleh puluhan penerbit dan mencapai angka penjualan fantastis. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam 29 bahasa dunia. ''Di Arab Saudi, buku itu sudah dicetak kurang lebih 1,5 juta eksemplar,'' kata Al Qarni Di Indonesia, buku ini juga sempat menjadi buku terlaris. Kelebihan buku Al Qarni terlihat pada bahasan-bahasannya yang fokus, penuh hikmah, dan selalu memberi jeda untuk merenung sebelum berlanjut pada bahasan berikut. Pada bagian penutup, hadir pula kata-kata bijak yang menjadi intisari tulisan-tulisan sebelumnya. Dalam bukunya pula, Al Qarni mengajak

pembaca agar tidak menyesali kehidupan, tidak menentang takdir, atau menolak dalil-dalil dalam Alquran dan sunnah.

Dalam kunjungan kali pertama di Indonesia, Al Qarni yang masih hafal Al qur'an, 5000 hadits, dan 10 ribu bait syair Arab klasik hingga kontemporer ini sempat bertandang ke sejumlah tempat dan menemui tokoh nasional. Saat itulah wartawan Daman huri Zuhri dan Burhanuddin Bella berhasil menemui sosok yang terkenal dengan sikap lembutnya itu. Dengan diperkaya keterangan dari sejumlah sumber, Al Qarni pun bertutur tentang buku, kegiatan dakwah, dan kehidupan pribadinya.

Mengapa Anda memberi judul La Tahzan (Jangan bersedih). sesungguhnya yang mendorong Anda memberi judul seperti

Apa itu?

Pertama, ini alasan dari Alquran. Seperti yang difirman Allah SWT : La tahzan wa laa takhof (Janganlah bersedih dan janganlah takut). Ayat ini disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW ketika bersama-sama sahabatnya Abu Bakar Ash-Shid diq memasuki Gua Tsur sebelum melakukan hijrah ke kota Yatsrib, Madinah al Munawwarah. Kedua, sesungguhnya kesedihan itu adalah penyakit alam seluruhnya. Muslim atau bukan Muslim, orang pasti mengalami kesedihan. Sedih karena sakit, sedih karena meninggal, sedih karena kesulitan hidup dan berbagai masalah. Jadi, karena alasan itulah makanya buku ini saya beri judul La Tahzan.

Anda dikenal sebagai seseorang yang banyak menulis dan membaca buku. Sebenarnya, apa pedoman-pedoman atau petunjuk-petunjuk praktis supaya lebih mudah dalam mendapatkan ilmu? Kaidah pertama seseorang mendapatkan ilmu adalah yang ikhlas, Allah akan mempelajari ilmu secara yang menuntut ilmu bagi kaum Muslimin untuk ikhlasun niat lillahi ta'ala. Karena dengan niat membuka hati seorang Muslim. Kedua, kita bertahap, berjenjang, tabarruj. Jangan kita

langsung kepada masalah-masalah besar nanti kita tidak bisa menguasai. Ketiga, hendaklah kita membaca. Tapi, membaca saja tidak cukup kita ambil ilmunya dari para masyarih (yang menguasai masalah). Orang-orang berilmu yang mengerti masalah, sehingga ilmu kita kalau dari buku saja bisa saja pemahaman kita salah. Tapi, ketika kita membahasnya dengan orangorang yang mengerti, insya Allah, pemahaman kita akan lebih mantap dan ilmu kita akan lebih lurus. Keempat, ketika kita sudah mengetahui satu masalah tentang ilmu kita, amalkan. Jangan hanya dijadikan teori hingga akhirnya ilmu kita tidak berkah. Sebagaimana orang Yahudi dalam Alquran waktu mereka membatalkan janji-janji kepada nenek moyang mereka itu yang membuat hati mereka sesat dan menjadi batu. Ini i'tibar bagi kita sekalian. Kelima, kalau kita sudah punya ilmu dan paham benar maka ajarkan kepada orang lain. Jangan disimpan untuk diri sendiri. Berikan ilmu kita kepada orang lain sehingga banyak manfaatnya untuk masyarakat menjadi amal saleh bagi kita.

Aktivitas Al Qarni boleh dibilang tidak jauh dari kegiatan membaca dan menulis. Bahkan, ketika masih mendekam dalam penjara, dua aktivitas inilah yang membuatnya sibuk. Menimba ilmu adalah hal utama bagi pria yang mendalami ilmu syariah dan dakwah. Pria yang kini berusia 48 tahun ini menuntut ilmu di Madrasah Ibtidaiyah Ali Salman, dia juga belajar di Ma'had Ilmi sejak bangku SMP, hingga meraih gelar S1 dan S2 di tempat yang sama. Gelar doktor dalam bidang hadits diraihnya dari Al-Imam Islamic University, Riyadh.

Anda mungkin juga menyukai