Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN HASIL PRESENTASI KIMIA PERMUKAAN KELOMPOK V 1. ASIH FITRIA LESTARI (G44086021) 2. RAHAYU IKA WAHYUNI (G44086026) 3.

RINAWITA SINAMO (G44086023) 4. YOG NUGRAHA (G44086017) 5. ZULIA HAZLI (G44086025) 1. Yusfita Martha: Mengapa suhu yang digunakan 500C-700C, dan mengapa optimum pada suhu 700C? Jawab: Suhu yang digunakan adalah 500-700C, karena pada suhu 500-700C katalis Ni/Al2O3 dapat mengkonversi CH4 dan CO2. Suhu optimum pada 700C karena dihasilkan nilai konversi CH4 dan CO2 yang tinggi. 2. Nadia Sukmaria : a. Pembentukkan kokas secara langsung dan tidak langsung, apa pengaruhnya terhadap XRD? b. Apa yang dimaksud impregnasi? Apa bedanya Co Impregnasi dan Sescuencial Impregnas? Jawab: Pembentukkan kokas Secara Langsung: Pemanasan dilakukan secara langsung dalam tungku yang berbentuk kubah pada kondisi udara terbatas, sehingga hanya zat terbang saja yang akan terbakar. Jika zat terbang terbakar habis, proses proses pemanasan dihentikan. Secara tidak langsung (destilasi kering): Batubara ditempatkan pada ruang tegak sempit dipanaskan dari luar. Yang paling baik adalah pembentukkan kokas secara tidak langsung karena XRD digunakan untuk mengidentifikasi senyawa kristal spesifik baik mineral berdasarkan struktur kristalnya. Jika pembentukkan kokas secara langsung mempunyai produk samping berupa gas dan cairan yang tidak dapat dimanfaatkan sehingga tidak dapat diidentifikasi oleh XRD. b. Impregnasi : Proses pemasukan prekursor logam dengan sejumlah penyangga dan dibiarkan bereaksi, kemudian dikeringkan dan dikalsinasi. Dalam hal ini penyangga adalah Ni/Al2O3 dan prekursornya ZrO2. Co Impregnasi : Logam Ni/Al2O3 dan promotor ZrO2 direaksikan secara bersamaan dan akan terjadi kompetisi siapa yang akan terjerap oleh kokas. Seskuensial Impregnasi : Pemasukkan Ni/Al2O3 dan ZrO2 dilakukan secara bertahap.

a.

1.

3. Desi Awalina : Jelaskan 2 parameter lainnya selain loading Ni! Efek temperatur reaksi Suhu yang digunakan adalah 500, 600, dan 700C pada aktivitas Ni/Al2O3 15% menjelaskan bahwa rendemen H2 dan CO diprolrh lebih besar pada temperatur reaksi yang lebih tinggi. Pada temperatur yang rendah konversi CH4 dan CO2 semakin rendah yang bersifat endotermik, sedangkan pada suhu 600 dan 700C konversinya meningkat. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Pengaruh temperatur reaksi pada konversi feed dan komposisi produk gas selama pembentukan CH4/CO2 berlebih 15% Ni/Al2O3 dan pada CH4:CO2 dengan rasio 1:1.25 2. Pengaruh Loading ZrO2 Konsentrasi ZrO2 yang digunakan yaitu 5, 10 dan 15% dalam 15% Ni/Al 2O3. Pada saat zirkonia ditambahkan ke dalam 15% katalis Ni/Al2O3 pada jumlah yang rendah dari 5% konversi CH4 tidak berubah tetepi konversi CO2 sedikit meningkat. Pada saat zirkonia ditingkatkan menjadi 10% baik konversi CH4 dan CO2 meningkat tajam termasuk hasil produk. Hal ini menunjukkan kehadiran ZrO2 menghambat pembentukkan Ni/Al2O4. Dapat dilihat pada Gambar 2. Ketika ZrO2 telah ditambahkan pembentukkan rendemon kokas sangat menurun setidaknya 50%, hal ini menunjukkan bahwa hambatan pembentukkan kokas dari katalis Ni/Al2O3 oleh penambahan ZrO2 jelas semakin membaik. Berdasarkan aktifitas katalitik dan hasil pembentukkan kokas kisaran loading ZrO2 5-10% tampaknya menjadi rentang loading yang cocok untuk mengurangi pembentukkan kokas. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2 Pengaruh dari loading ZrO2 dalam Ni/Al2O3 pada komposisi gas selama pembentukan CH4/CO2 pada 700C dan CH4:CO2 1:1.25

Gambar 3 Pengaruh dari loading ZrO2 dalam Ni/Al2O3 pada produk dan rendemen kokas selama pembentukan CH4/CO2 pada 700C dan CH4:CO2 1:1.25 4. Angga Suwarna : Pada percobaan Loading Ni kenapa yang dipilih adalah 15% Ni, apa guna dari kalsinasi dan kenapa yang dipilih adalah proses kalsinasi 110-150C? Jawab: Dipilih 15% Ni karena pada konsentrasi tersebut teramati rendahnya konversi CH4 dan CO2 dan tingginya hasil rendemen H2 dan CO seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Sedangkan pada Ni Loading lebih tinggi dari 15% rendemen H2 yang dihasilkan konstan sedangkan hasil CO menurun. Kalsinasi digunakan untuk mengubah garam ke dalam bentuk logamnya, menghilangkan material-material yang tidak diinginkan, menghilangkan CO2 dan air terikat yang tidak hilang pada saat pengeringan. Digunakan suhu 110-150C untuk menghilangkan garam yang terikat pada logam dan air telah menguap pada suhu tersebut.

Gambar 4 Pengaruh loading Ni pada rendemen produk dari pembentukan CH4/CO2 pada 700C dan rasio CH4:CO2 1:1.25 5. Hashabwana Asri : Kenapa kokas menurunkan aktivitas katalis? Jawab: Karena kokas tersebut dapat mendeaktivasi katalis Ni/Al2O3 sehingga hasil produk H2 dan CO rendemennya menjadi rendah. Dengan adanya pendukung ZrO2 yang ditambahkan pada katalis Ni/Al2O3 dapat menurunkan atau menghambat pembentukkan kokas yang dapat terbentuk seiring dengan dekomposisi CH4 dan disproporsionasi CO.

Anda mungkin juga menyukai