Anda di halaman 1dari 9

Hikayat merupakan bentuk cerita yang berasal dari Arab.

Mulai dikenal di Indonesia sejak masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Hikayat itu hampir mirip dengan dongeng, penuh dengan daya fantasi. Biasanya berisi cerita kehidupan seputar istana. Kisah cerita anak-anak raja, pertempuran antarnegara, seorang pahlawan yang memiliki senjata sakti, dan sebagainya.
Hikayat sering kali disebut sebagai dongeng istana. Tokoh dalam hikayat sudah dapat dipastikan raja, permaisuri, putra dan putri raja, juga para kerabat raja

a) Sebagian besar berupa sastra lisan (disampaikan dari mulut ke mulut); b) Anonim atau eksplosit (tidak dikenal nama pengarangnya); c) Komunal (hasil sastra yang ada dianggap milik bersama); d) Statis (tidak mengalami perubahan atau perkembangan); e) Tidak berangka tahun (tidak diketahui secara pasti kapan karya tersebut dibuat); f) Istana sentris/kraton sentris, maksudnya mengisahkan kehidupan raja-raja dan kaum kerabatnya; g) Banyak peristiwa yang berhubungan dengan nilai-nilai Islam; h) Kisahnya bercampur dengan dunia khayal yang dalam banyak hal dilebihlebihkan; i) Pada umumnya dihubungkan dengan peristiwa sejarah tertentu; j) bersifat pralogis, maksudnya mempunyai logika tersendiri yang tidak sama dengan logika umum, ada juga yang menyebutnya fantastis; k) mempergunakan banyak kata arkais (klise). Misalnya, hatta, syahdan, sahibul hikayat, menurut empunya cerita, konon, dan tersebutlah perkataan;

l) Nama nama tokoh dipengaruhi oleh nama-nama Arab; m) Ditemukan tokoh dengan karakter diluar batas kewajaran karakter manusia pada umumnya; n) Tidak ada pembagian bab atau judul; o) Sulit membedakan peristiwa yang nyata dan peristiwa yang imajinatif; p) Banyak menggunakan kosakata yang kini tidak lazim digunakan dalam komunikasi sehari-hari; q) Seringkali menggunakan pernyataan yang berulang-ulang; r) Sulit memahami jalan ceritanya; s) Setiap awal kalimat banyak menggunakan kata "maka"; t) Penokohan hitam putih, maksudnya tokoh yang baik selalu baik dan yang jahat selalu jahat; u) Sebagai sebuah karangan, hikayat bermediakan bahasa melayu; v) Struktur kalimatnya tidak efektif.

a. Alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebabakibat. Secara umum, jalan ceritanya terdiri atas bagian-bagian : o pengenalan cerita atau orientasi (eksposisi), o pengungkapan peristiwa (complication), o konflik (rising action), o puncak konflik atau klimaks (turning point) dan, o penyelesaian (ending). b. Tema merupakan gagasan/ide/dasar cerita. (alur maju, alur mundur, alur gabungan atau alur sorot balik). c. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh tersebut, pengarang dapat menggunakan teknik sebagai berikut : Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang. 1. Teknik dramatik,karakter tokoh dikemukakan melalui : penggambaran fisik dan perilaku tokoh, penggambaran lingkungan kehidupan tokoh, penggambaran tata kebahasaan tokoh, pengungkapan jalan pikiran tokoh, penggambaran oleh tokoh lain.

d. Sudut pandang (point of view) adalah posisi pengarang dalam membawakan cerita. Posisi pengarang terdiri atas : 1. pengarang sebagai tokoh, 2. pengarang sebagai tokoh sampingan, 3. pengarang sebagai orang ketiga, 4. pengarang sebagai pemain dan narrator. e. Latar (setting) adalah keadaan tempat, waktu, dan suasana berlangsungnya cerita. Latar tersebut bisa bersifat faktual atau imaginer. f. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang ingin disampaikan pengarangkepada pembaca melalui karyanya. Amanat biasanya tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk menemukannya, tidak cukup dengan membaca dua atau tiga paragraf, melainkan harus membacanya sampai tuntas.

Unsur ekstrinsik merupakan unsur dari luar yang turut mempengaruhi terciptanya karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi biografi pengarang, keadaan masyarakat saat karya itu dibuat, serta sejarah perkembangan karya sastra.Nilai-nilai dalam karya sastra dapat ditemukan melalui unsur ekstrinsik ini. Seringkali dari tema yang sama didapat nilai yang berbeda, tergantung pada unsur ekstrinsik yang menonjol. Nilai-nilai yang terkandung antara lain : Nilai social masyarakat, sifat yang suka memperhatikan kepentingan umum (menolong, menderma, dan lain-lain). Nilai budaya Nilai yang berkaitan dengan pikiran, akal budi, kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat suatu tempat yang menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Nilai ekonomi, nilai yang berkaitan dengan pemanfaatan dan asas-asas produksi, distribusi, pemakaian barang, dan kekayaan (keuangan, tenaga, waktu, industri, dan perdagangan).

Nilai filsafat, hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya. Nilai politik, nilai yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku. Nilai moral (nilai etik) adalah nilai untuk manusia sebagai pribadi yang utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang berkaitan dengan benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat. Nilai keagamaan adalah konsep mengenai penghargaan tinggi yang diberikan oleh warga masyarakat pada beberapa masalah pokok dalam kehidupan keagamaan yang bersifat suci sehingga menjadikan pedoman bagi tingkah laku warga masyarakat bersangkutan. Pandangan pengarang itu diakui sebagai nilai-nilai kebenaran olehnya dan ingin disampaikan kepada pembaca melalui karya sastra.

Nilai moral dan nilai keagamaan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pandangan hidup yang berhubungan dengan moral itu bersumber dari nilai keagamaan. Seseorang bisa dikatakan orang bermoral, karena orang itu beragama. Moral lebih dekat hubungannya antara manusia dengan manusia, sedangkan agama hubungannya antara manusia dengan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai