17. Tidak adanya tuntutan yang diberikan dari organisasi kepada karyawan yang telah
melakukan tindakan pencurian,
18. Kebanyakan karyawan tertangkap diakibatkan oleh kesalahannya sendiri dan bukan
berasal dari mekanisme audit yang dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, para
karyawan merasa tidak akan takut tertangkap telah melakukan tindakan kecurangan
oleh mekanisme audit,
19. Para karyawan tidak didorong oleh manajemen untuk membahas mengenai
permasalahan keuangan pribadi yang telah dialaminya,
20. Karyawan melakukan tindakan pencurian atas fenomena situasional. Sebagian
melihat peluang pencurian atas kondisi yang sedang terjadi di dalam perusahaan,
sebagian lainnya melakukan tindakan pencurian atas motif pribadi,
21. Karyawan mencuri untuk berbagai alasan yang telah dibayangkan di dalam
pikirannya,
22. Karyawan tidak mendapatkan hukuman yang keras dan jera dari manajemennya,
23. Manusia merupakan makhluk yang lemah dan rentan terhadap dosa,
24. Saat ini kebanyakan karyawan mengalami kebangkrutan secara moral, etika, dan
spiritual, dan
25. Karyawan cenderung meniru perbuatan yang dilakukan oleh atasan mereka, Jika
atasan mereka melakukan tindakan pencurian, maka karyawan akan termotivasi
untuk melakukan tindakan yang sama.
Di dalam melakukan pencegahan tindakan pencurian dan kecurangan di dalam
perusahaan, peraturan yang dibuat harus rasional, adil dalam penerapannya, dapat
dilaksanakan dengan cepat dan efisien. Segala peraturan yang dibuat oleh manajemen di
dalam perusahaan harus memiliki efek jera kepada setiap pelaku, dan mudah dipahami oleh
semua individu di dalam perusahaan tersebut. Manajemen internal perlu membuat suatu
sistem pengendalian yang cukup ketat terhadap penjagaan aset perusahaan, dan membuat
sistem pengawasan dengan melakukan audit internal yang dilaksanakan secara rutin dan
berkelanjutan. Manajemen internal seharusnya bersikap terbuka terhadap karyawannya, dan
menerima kritikan dan saran yang diajukan oleh karyawan perihal sistem operasional yang
diterapkan. Di dalam pemerintahan, pemberantasan penjahat kerah putih dapat dilakukan
dengan memberikan hukuman yang setimpal, yaitu dengan hukuman pencabutan hak
politiknya, penyitaan segala aset yang dimiliki, dan sanksi sosial.
Namun, permasalahan saat ini di dalam pemberantasan kecurangan dan kecurangan di
dalam perusahaan, yaitu belum tegasnya manajemen dalam membuat aturan dan sanksi yang
diberikan kepada pelaku kecurangan. Sanksi maksimal yang diberikan oleh perusahaan yaitu
hanya berupa pemecatan, tanpa adanya upaya hukum lainnya seperti melaporkan kepada
pihak berwajib dan mengambil kembali aset yang telah diambil. Hal ini menjadi alasan
manajemen karena mereka cenderung tidak mau dipersulit lagi permasalahannya apabila
mereka melaporkan kepada pihak berwenang, dan ingin menjaga reputasi manajemen dan
perusahaan.
B. Tingkatan atas dan tingkatan bawah pencuri
Di dalam organisasi, orang yang telah menduduki posisi tertinggi akan menemui
kemudahan apabila akan melakukan tindakan pencurian dan kecurangan, karena seluruh
kontrol di dalam organisasi telah diketahui dan dapat disalahgunakan. Menurut survey pada
tahun 2008 yang dilakukan oleh lembaga ACFE RTTN, tingkat kerugian kecurangan apabila
dilakukan oleh jajaran eksekutif mencapai tingkatan rata-rata sebesar $834.000, manajer
divisi rata-rata sebesar $150.000 dan karyawan sebesar $70.000 dalam sekali melakukan
tindakan kecurangan. Dari hasil survey tersebut, membuktikan bahwa semakin tinggi posisi
yang diperoleh seseorang di dalam suatu organisasi, maka tingkat kesempatan untuk
melakukan kecurangan semakin terbuka dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.
Menurut Hall dan Singleton, secara umum mengklasifikasikan ciri-ciri profil seorang penipu
di perusahaan :
a. Seseorang yang menduduki jabatan strategis/ jabatan kunci di dalam organisasi,
b. Biasanya dilakukan oleh gender laki-laki,
c. Umurnya rata-rata diatas 50 tahun,
d. Telah menikah, dan
e. Memiliki tingkat edukasi yang tinggi.
Menurut ACFE RTTN, klasifikasi profil seorang penipu di dalam perusahaan lebih dirinci
secara mendetail dibandingkan pendapat dari Hall dan Singleton :
a. Seseorang telah mengabdi dan bekerja di dalam perusahaan sudah lama,
b. Memiliki pendapatan yang tinggi,
c. Memiliki gender laki-laki,
d. Memiliki usia lebih dari 60 tahun,
e. Memiliki tingkat edukasi yang tinggi (Menurut ACFT RTTN, semakin tinggi tingkat
edukasi yang dimiliki, maka potensi tingkat kerugian yang akan diterima perusahaan
akibat dari perilaku kecurangan akan semakin besar)
f. Beroperasi pada satu bidang yang hanya dikendalikan oleh dirinya sendiri, dan
g. Tidak pernah dituntut hukum dari perbuatan kriminal
Dari pernyataan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa pelaku kriminal kerah putih di
dalam perusahaan merupakan orang yang baik, memiliki pengetahuan yang tinggi, dan telah
mapan di dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, secara fisik, para pelaku kejahatan kerah
putih tida terlihat seperti pelaku kriminal lainnya.
C. Pihak mana yang sering menjadi korban tindakan kecurangan ?
Saat ini, setiap perusahaan yang berorientasi kepada publik telah mendesain sistem
kontrol yang memadai sehingga dapat menghasilan output yang lebih baik kepada vendors,
pemasok, investor, dan konsumen. Dengan terciptanya sistem pengendalian internal dan
pengawasan yang baik, dapat mengurangi kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin
False ownership
False pretenses
False report
False representation
False suggestion
False valuation
False weights and measures
Fictitious customer
Fictitious employees
Fictitious person
Fictitious vendors
Financial fraud
Financial misrepresentation
Forged documents
Forged signatures
Forgery
Franchising fraud
Material misstatement
Material omission
Misapplication
Misappropriation
Misfeasance
Misrepresentation
Oil and gas scams
Output scams
Overbilling
Overstatement of revenue
Padding expenses
Padding government contracts
Payables fraud
Payroll fraud
Performance fraud
Price xing
Pricing and extension fraud
Computer fraud
Concealment
Consumer fraud
Conversion
Corporate fraud
Corruption
Counterfeiting
Credit card fraud
Defalcation
Distortion of fact
Double dealing
Duplicity
Electronic funds transfer fraud
Embezzlement
Expense account fraud
False advertising
False and misleading statement
False claim
False collateral
False count
False data
False identity
False information
Fraud in execution
Fraud in inducement
Fraudulent concealment
Fraudulent nancial statement
Fraudulent representation
Industrial espionage
Infringement of copyrights
Infringement of patents
Infringement of trademarks
Input scam
Insider trading
Insurance fraud
Inventory overstatement
Inventory reclassication fraud
Investor fraud
Kickback
Land fraud
Lapping
Larceny by trick
Loan fraud
Lying
Mail fraud
Management fraud
Procurement fraud
Quality substitution
Restraint of trade
Sales overstatements
Securities fraud
Software piracy
Stock fraud
Tax fraud
Tax shelter scam
Technology theft
Theft of computer time
Theft of proprietary information
Throughput scam
Trade secret theft
Understatement of costs
Understatement of liabilities
Undue inuence
Unjust enrichment
Vendor short shipment
Watered stock
Wire fraud
Wire transfer fraud
Tax fraud