Anda di halaman 1dari 10

DATA TEMATIK SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR DAN LAUT

Disusun oleh:

Technical Working Group 4 (Thematic)


MARINE AND COASTAL RESOURCES MANAGEMENT PROJECT (MCRMP)

Anggota :
Drs. Suprajaka, MTP (Bakosurtanal) I Nyoman Radiarta, M.Sc. (DKP) Amril (Dishidros) Ir. Kris Budiono, M.Sc. (PPPGL) Dra. Wukanti Asriningrum, M.Si (LAPAN) Ir. Hardoyo, M.Sc. (Deptamben) Dudi Sulaiman (BPS) Dr. Ir. Subandono D., M.Eng (DKP) Drs. Saut Sinurat (BPN) Drs. Bambang Pramudyanto, M.Si. (Kementrian LH) Ir. Nurwadjedi, M.Sc. (Bakosurtanal) Drs. AB. Suriadi, M.Sc. (Bakosurtanal)

1. Ruang Lingkup
Data Tematik Sumberdaya Alam Laut ini menjelaskan jenis data spasial untuk mendukung proses perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Proses pengelolaan ini disusun dalam berbagai tingkatan skala yaitu mulai dari rencana strategik (strategic plan), rencana zonasi (zonation plan), rencana pengelolaan (management plan), dan rencana aksi (action plan).

2. Acuan
Kerangka acuan dalam pengelolaan data tematik sumberdaya alam wilayah pesisir dan laut adalah sebagai berikut: 1. PP 10 Tentang Ketelitian Peta 2. NPPSS Inventarisasi dan Evaluasi Sumberdaya Alam Laut 3. NPPSS Neraca Sumberdaya Alam Laut 4. NPPSS Basisdata Sumberdaya Alam Laut 5. Dokumen Pedoman Rapid Integrated Survey 6. Spesifikasi Teknis Survei Tematik MCRMP

3. Istilah dan Definisi


Pengelolaan zona pesisir secara terintegrasi kurang lebih didefinisikan sebagai proses berkesinambungan perspektif yang melibatkan kegiatan penentuan serta tujuan, perencanaan serta pengelolaan sistem dan sumberdaya pesisir, dengan memperhatikan tradisional, kultur-historis konflik-konflik penggunaannya, guna pembangunan yang berkelanjutan. (Planning to meet the coastal challenges of the 21st century-chapter 3, World Coast Conference 1993). Data tematik adalah informasi yang di dalam setiap simbol menerangkan lokasi dan sebaran kategori jenis, tingkatan kualitas maupun kuantitas serta kondisi dan situasi suatu pokok tema pada suatu wilayah dan waktu. Wilayah pesisir wilayah pesisir merupakan peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut air laut, sedangkan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Beatly et al., 1994 dalam Sugandhy, 1996). Batas wilayah

pesisir pada umumnya adalah jarak secara arbitrer dari rata-rata pasang tertinggi (mean high tide), dan batas ke arah laut umumnya sesuai dengan batas jurisdiksi propinsi.

Rencana strategis adalah merupakan rencana pengelolaan pesisir dan laut yang didasarkan atas pengidentifikasian permasalahan-permasalahan perencanaan di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota dan menetapkan arahan-arahan yang telah disepakati serta meletakkan dasar-dasar perencanaan yang jelas dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan pesisir dan laut Rencana zonasi merupakan suatu perencanaan yang mengalokasikan

sumberdaya pesisir dan laut dalam suatu kerangka wilayah dimana kegiatankegiatan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut tersebut diperkenankan atau dapat dilakukan secara bersyarat sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.

Rencana pengelolaan adalah suatu kegiatan normatif yang boleh atau tidak boleh dilakukan di suatu zona, dimulai dari pengumpulan data dan informasi secara sistematik yang digunakan untuk pengembangan strategi ke bentuk aksi yang spesifik untuk menghasilkan keluaran yang diharapkan.

Rencana aksi merupakan rincian program dan proyek yang akan digunakan sebagai dasar dan arahan pelaksanaan proyek.

Data spasial adalah data keruangan yang mengacu pada permukaan bumi. Data spasial sering disebut sebagai data grafis yang ditampilkan pada peta yang mana penyajiannnya menggunakan koordinat geografi atau UTM (Universal Transverse Mercator ).

4. Ketentuan - Ketentuan
Dua ketentuan yang digunakan dalam pengelolaan data tematik sumberdaya alam pesisir dan laut adalah ketentuan umum dan khusus. 4.1 Ketentuan Umum

Ketentuan umum menyangkut hal-hal umum yang digunakan dalam proses penyusunan basisdata tematik. 4.1.1 Georeferensi Sistem georeferensi yang digunakan mengacu kepada ketentuan referensi Nasional yang berlaku, yaitu menggunakan Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-1995) dengan parameter sferoid setengah sumbu panjang (a) = 6.378.137,0 meter, f = 1/298,257. DGN-1995 ini mengadopsi ellipsoid World Geodetic System 1984 (WGS84). 4.1.2. Pembagian Sistem Grid dan Proyeksi Sistem grid untuk penyajian basisdata sumber daya lahan mengacu kepada peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) yang menggunakan grid geografi dan UTM (Universal Transverse Mercator) zone 6o. Cakupan wilayah Indonesia yang dimulai dari 90o BT (Bujur Timur) sampai dengan 144o BT dengan batas garis lintang dari 10o LU (Lintang Utara) sampai dengan 15o LS (Lintang Selatan) dibagi menjadi 9 (sembilan) zone, yang masing-masing zone mempunyai lebar 6o arah Timur-Barat (Bujur/Longitude). Pembagian zone tersebut mengacu pada penomoran zone grid UTM (Lihat Gambar 1).

1:50.000
1:25.0000

15x15

7,5x7,5

Gambar 1. Pembagian lembar peta Pada UTM zone 6o , masing-masing zone dengan lebar 6o kemudian dibagi lagi menjadi beberapa baris dan kolom dengan ukuran tertentu, yang

disesuaikan dengan skala peta. Pada skala 1: 50.000, batas grid berukuran 15 x 15 , sedangkan batas grid pada skala 1: 25.000 adalah 7,5 x 7,5 . Baik pada skala 1: 50.000 maupun 1: 25.000, sistem penomoran peta mengacu pada skala 1: 250.000. Gambar 1 menyajikan sistem penomeran lembar peta skala 1:50.000 dan 1:25.000 dalam proyeksi UTM dengan DGN-95 4.1.3 Jenis Fitur Dasar Fitur dari data dasar yang diperlukan untuk menyusun peta tematik sumberdaya alam wilayah pesisir meliputi garis kontur (C), perairan (H), transportasi (K), toponimi (N) dan batas administrasi (A). Klasifikasi dan kodifikasi fitur dasar disajikan pada Lampiran 1. 4.2 Ketentuan Khusus Ketentuan khusus adalah ketentuan yang digunakan dalam klasifikasi data tematik wilayah pesisir dan laut. 4.2.1 Klasifikasi Data Tematik SDA Pesisir dan Laut Berdasarkan Fungsi Berdasarkan hasil perumusan Tim TWG IV dan beberapa nara sumber disepakati terdapat 4 kategori berdasarkan penggunaan data. 4.2.1.1. Data Untuk Mendukung Rencana Stategis, yang disusun dalam tingkat kedetilan informasi antara 1:1.000.000 sampai dengan 1:250.000. 4.2.1.2. Data Untuk Mendukung Rencana Zonasi, yang disusun dalam tingkat kedetilan informasi antara 1:250.000 sampai dengan 1:50.000. 4.2.1.3. Data Untuk Mendukung Rencana Pengelolaan, yang disusun dalam tingkat kedetilan informasi antara 1:50.000 sampai dengan 1:25.000. 4.2.1.4. Data Untuk Mendukung Rencana Aksi, yang disusun dalam tingkat kedetilan informasi antara 1:25.000 sampai dengan 1:5.000 4.2.2 Jenis Data Tematik SDA Pesisir dan Laut Berdasarkan hasil perumusan Tim TWG IV dan beberapa nara sumber disepakati terdapat 3 jenis data :

4.2.2.1. Abiotik Komponen abiotik merupakan apek penting dalam rangka mengkaji potensi dan permasalahan mengenai sumberdaya alam di wilayah pesisir. Komponen abiotik dalam survei ini dikelompokkan ke dalam 6 data utama, yaitu: 1. Data Geologi 2. Data Geomorfologi 3. Data Oseanografi 4. Data Hidrologi 5. Data Klimatologi 6. Data Batimetri 4.2.2.2. Biotik Komponen biotik merupakan apek penting dalam rangka mengkaji potensi dan permasalahan mengenai sumberdaya alam di wilayah pesisir. Komponen abiotik dalam survei ini dikelompokkan ke dalam 3 aspek utama, yaitu: 1. Data Penutup Lahan 2. Data Flora 3. Data Fauna

4.2.2.3. Cultural Aspek sosial-ekonomi-budaya merupakan komponen kunci dalam pengelolaan wilayah pesisir. Kajian terhadap indikator sosial ekonomi dalam pengembangan wilayah pesisir diarahkan untuk memberikan gambaran atau profil tentang kondisi sosial ekonomi, sehingga dapat teridentifikasi potensi dan permasalahannya. Dalam survei cepat terintegrasi, komponen survei aspek sosial-ekonomi-budaya dapat dikelompokkan menjadi yaitu: 1. Data letak atau lokasi geografis, 2. Data penggunaan lahan, 3. Data demografi atau kependudukan, 8 (delapan) indikator,

4. Data sosial ekonomi dan budaya, 5. Data produksi, 6. Data infrastruktur, 7. Data kelembagaan, 8. Data peraturan perundang-undangan.

4.2.3

Klasifikasi Peta Tematik Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Klasifikasi data tematik sumberdaya alam wilayah pesisir didasarkan atas

Kajian kebutuhan pengguna (user needs assessment) merupakan langkah awal dalam kegiatan pengembangan Sistim Informasi Geografis (SIG) untuk keperluan penyusunan kebutuhan data dan skenario analisis. Kegiatan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahui issue permasalahan yang menjadi perioritas daerah untuk segera ditindaklanjuti. Dari hasil inventarisasi kebutuhan pengguna dilakukan kajian kebutuhan data. Kajian kebutuhan data (data needs assessment) bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan daerah terhadap data dan informasi keruangan, sesuai dengan isu permasalahan dan perencanaan wilayah di daerah. Berdasarkan hasil kajian tersebut dirumuskan kebutuhan data diwilayah pesisir terdiri atas : (1) Geologi Pesisir, (2) Geomorfologi Pesisir, (3) Kerawanan Bencana, (4) Infrastruktur Perikanan, (5) Sumberdaya Perikanan, (6) Kualitas Perairan Pesisir, (7) Area Marikultur, (8) Jalur Pelayaran, (9) Area Pelabuhan dan Sandar, (10) Bantuan Navigasi, (11) Area Penambangan, (12) Area Explorasi Minyak , (13) Lokasi Industri dan Prasarana, (14) Situs Wisata Alam, (15) Situs Wisata Budaya 4.2.3.1. Peta Tematik Dasar Peta tematik dasar adalah peta tematik yang digunakan sebagai informasi dasar untuk membuat peta tematik jenis lain. Peta ini juga belum dianalisa dengan peta tematik lain. Peta tematik dasar dikelompokkan menjadi: 1. Peta Geologi Wilayah Pesisir 2. Peta Geomorfologi Wilayah Pesisir 3. Peta Penutup Lahan Wilayah Pesisir 4. Peta Kemiringan Lereng Wilayah Pesisir 5. Peta Batas Administrasi WIlayah Pesisir 6. Peta Infrastruktur Wilayah Pesisir
6

7. Peta Oseanografi 8. Peta Hidroklimatologi 4.2.3.2. Peta Tematik Analisis Peta tematik analisis adalah peta yang dihasilkan dari analisa beberapa peta tematik. Biasanya proses overlay digunakan dalam peta ini. Peta tematik analisis dikelompokkan menjadi: 1. Peta Tingkat Kesesuaian Wilayah Pesisir (area mariculture) 2. Peta Sebaran Sumberdaya 3. Peta Tingkat Kualitas Perairan Wilayah Pesisir 4. Peta Tingkat Kerawanan Bencana Wilayah Pesisir 5. Peta Kawasan budidaya dan non-budidaya wilayah pesisir 6. Peta Tingkat ketersediaan Sumberdaya Air wilayah pesisir 7. Peta Ekosistem Pesisir.

4.2.3.3. Peta Tematik Sintesis Peta tematik sintesis adalah peta tematik analisis yang diproses lebih lanjut untuk keperluan penghitungan neraca, zonasi atau perencanaan wilayah. Peta tematik sintesis dikelompokkan menjadi: 1. Peta Neraca Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir 2. Peta Valuasi Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir 3. Peta Rencana Strategis Wilayah Pesisir 4. Peta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir 5. Peta Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir 6. Peta Rencana Aksi Wilayah Pesisir 4.2.2 Struktur dan Format Data

Struktur dan format data tematik dibahas dalam hal data spasial dan data atribut. 4.2.3.1 Data Spasial Struktur data spasial Tematik Sumberdaya Alam Wilayah Pesisir menggunakan format vektor. Tipe fitur yang digunakan adalah poligon, yaitu suatu bangun tertutup yang batasnya melingkari suatu areal sejenis. Posisi geografi fitur atau kodifikasi topologinya mengacu kepada sistem koordinat Kartesian (X,Y), dengan menggunakan koordinat geografi atau UTM. Format data spasial menggunakan format software SIG yang mudah dipertukarkan.
7

4.2.4.2. Data Atribut Struktur data atribut tema diperlihatkan di Tabel 1. Struktur data atribut ini didisain untuk menyusun basisdata dengan segala software database yang kompatibel dengan software SIG yang ada. Data atribut bisa dimasukkan dengan menggunakan berbagai jenis software seperti Dbase, EXCEL atau MS Access.
Tabel 1. Jenis Data Tematik Dasar SDA Wilayah Pesisir dan Laut

Entitas/Nama Field
Data Geologi Pesisir
Jenis batuan Stuktur Geologi Batas-Batas Geologi Sebaran Sedimen Dasar Laut

Data Geomorfologi Pesisir


Morfologi (morfometri dan morfografi Morfogenesis Morfokronologi Morfoarangement

Data Penutup Lahan Oseanografi


Data Fisika Arus Pasang Surut Gelombang Temperatur Data Kimia pH Salinitas COD BOD

Hidrologi
Jaringan Sungai Daerah Aliran Sungai Tingkat Kerapatan Sungai Kedalaman Air Tanah Klimatologi Data Iklim (Curah Hujan, dll) Data Cuaca (suhu, angin, kelembaban)

Batas Administrasi
Negara Propinsi Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/kalurahan

Infrastruktur
Jaringan Jalan Jaringan Telepone Jaringan Listrik Jaringan Irigasi Jaringan Gas Fasum/Fasos Sarana dan Prasarana (kesehatan dll)

Tabel 2. Struktur Data Atribut Tematik Analisis SDA Wilayah Pesisir dan Laut Entitas/Nama Field Analisis Kesesuaian
Perikanan (tangkap dan Budidaya) Pertambangan Perindustrian Pariwisata Pelabuhan Transportasi

Analisis Sebaran Sumberdaya


Perikanan (tangkap dan Budidaya) Pertambangan Perindustrian Pariwisata Pelabuhan Transportasi

Analisis Kerawanan Bencana


Tsunami Akresi/Sedimentasi Abrasi

Erosi Sensitifity Mapping


Tumpahan Minyak Kepunahan Species Tertentu Daerah Rawan Pencurian Ikuan

Analisis Ketersediaan Sumberdaya Alam (air, lahan dst) Tabel 3. Struktur Data Atribut Tematik Sintesis SDA Wilayah Pesisir Entitas/Nama Field
Neraca Sumberdaya Alam Valuasi Sumberdaya Rencana Strategis Rencana Zonasi Rencana Pengelolaan Rencana Aksi

Anda mungkin juga menyukai