Anda di halaman 1dari 44

RUKIBAH, S.

Kep

Secara

anatomi, pharynx terbagi atas nasopharynx, oropharynx, & laryngopharynx.

Karsinoma

/keganasan tersering pada pharynx.

Ikut

melibatkan bagian nasal dan tuba auditory/pendengaran. Pria > Wanita--- 3:1

Prevalensi--

Secara

umum disebabkan oleh: 1. Genetik 2. INFEKSI VIRUS: EBV (Epstein-barr) --- ada korelasi dgn keganasan Limfoma. 3. Makanan
4. ROKOK

1.

Hambatan pada nasal 2. Nosebleed/ epistaksis/ mimisan 3. Edema pada area pharynx 4. Hambatan jalan nafas 5. Clubbing finger 6. Obstruksi telinga-- infeksi telinga, nyeri, kehilangan fungsi dengar. 7. Kerusakan saraf kranial (N III, IV, VI,IX, X, XI, XII).

Metastase--

sistem Limfatik (nodus limfe, kelenjar limfe)-- infeksi sistemik Metastase regio fasialis (cavum nasal, palatum, sphenoid) Metastase tulang belakang Metastase paru

Stadium

0: sel-sel kanker masih berada dalam batas nasofaring, biasa disebut nasopharynx in situ 2. Stadium 1: Sel kanker menyebar di bagian nasofaring 3. Stadium 2: Sel kanker sudah menyebar pada lebih dari nasofaring ke rongga hidung atau dapat pula sudah menyebar di kelenjar getah bening pada salah satu sisi leher

Stadium

3: Kanker ini sudah menyerang pada kelenjar getah bening di semua sisi leher 5. Stadium 4: Kanker ini sudah menyebar di saraf dan tulang sekitar wajah.

1.Tumor

marker-- Human Chorionic Gonadotropin(HCG), Carcinoembryonic Antigen (CEA) 2. MRI 3. CT Scan 4. X Ray 5. Nasofaringoskopi 6. Biopsi nasofaring

1.

Pembedahan (terapi primer & kontrol Lokal) 2. Radioterapi (extra beam terapi dgn litium/ iodine proton terapi, brachyterapy,) 3. Kemoterapi

Doxorubicin Cisplatin Ifosfamide Methotrexate Cyclophosphamide

4.

Paliatif

Imunitas:

penurunan pertahanan tubuh Sistem kardiovaskuler: anemia, disritmia Sistem Pencernaan: mual muntah Integumen : kulit kering, hiperpigmentasi.

Keganasan
Prevalensi

pada laring

Pria:Wanita---10:1 Age group: 40-70 yrs

TNM

classification and staging T = Ukuran Tumor Primer & Lokasi N = Tingkat Keterlibatan Nodus Limfe M = Metastase

Termasuk 1.

juga kanker epiglotis

Perubahan suara-- Hoarseness 2. Nyeri tenggorokan 3. Massa teraba di tenggorokan 4. Disfagia 5. Nyeri Telinga 6. Pola Nafas stridor 7. Batuk darah (hemoptisis)

1.

Infeksi 2. Fistula 3. Ketergantungan trakeostomi 4. Hipotyroid 5. Kerusakan nervus cranial VII, IX, X, XI, XII

Laryngoscopy
Radiography CT Biopsy

Tergantung pada: a) The site of lesion b) Perluasan organ tumor c) Metastasis


1. 2.

3.
4.

Radiotherapy Surgery: conservative laryngeal surgery or total laryngectomy Combined therapy (Cisplatin & 5-Fluorouracil) Paliatif

a) Early supraglottic and glottic tumor of stage I and II----radiotherapy Five year survival rate: Stage I: 90% Stage II:70% b)Endoscopic CO2 laser c) Advanced tumor: total or subtotal laryngectomy

Metode: A) Tulisan B) Oesophageal speech C) Electrolarynx

Keganasan

pada paru Pria : Wanita= 5:1 Usia rata2 > 40 thn.


ETIOLOGI: 1. 2.

Blm diketahui secara pasti Faktor risiko tinggi secara eksogen& endogen - Rokok - paparan industri, asbestosis - Endogen: genetik, kepekaan Host

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9.

Batuk persisten > 2mgg & tdk berespon thd obat Hemoptisis Sesak BB menurun > 4kg per bulan Rasa lapar berlebihan Radang paru berulang Suara parau Nyeri menetap di dada, bahu,atau punggung Pembengkakan leher & wajah

90 % meliputi: 1. Non Small cell Lung cancer a. Adeno Ca- berasal dari secretory portion paru b. Squamous Cell Carcinoma - Berasal dr saluran nafas atas c. Broncoalveolar Cell Ca - asal dari alveoli 2. Small cell Lung Cancer, berasal dr hormonal cell dlam paru.

1. 2. 3. 4.

Stage I: Kanker ukuran kecil yg terbatas pada paru saja. Stage II: Telah ada penyebaran ke kelenjar limfe atau invasi ke dinding dada. Stage III: Penyebaran ke kelenjar limfe lebih jauh. Stage IV : Metastase ke organ lain seperti otak, tulang, hati, ginjal.

Tumor

paru

V. Pulmonalis
Sistem Limfatik

Jantung kiri

Seluruh sirkulasi Tubuh

Broncoscopy
Radiography CT

Scan, MRI Biopsy (FNAB) Tumor marker Pemeriksaan darah (termasuk fungi hepar, ginjal)

1.

Pembedahan (terapi primer & kontrol Lokal) 2. Radioterapi (extra beam terapi dgn litium/ iodine proton terapi, brachyterapy,) 3. Kemoterapi Doxorubicin Cisplatin Methotrexate
4. Paliatif 5. Hormonal 6. Immunologik

Imunitas:

penurunan pertahanan tubuh, syok anafilaktik. Sistem kardiovaskuler: anemia, disritmia, trombositopenia. Sistem Pencernaan: mual muntah Integumen : kulit kering, hiperpigmentasi.

PENGKAJIAN
1.

2. 3. 4. 5.

Riwayat penyakit saat ini: daerah yg terkena kanker awalnya sering nyeri dari ringan hingga berat dan menetap Riwayat pekerjaan: terpapar radiasi Riwayat kanker dalam keluarga Riwayat penyakit dahulu: metastase kanker primer lain Pemeriksaan fisik a. Hidung: epistaksis, edema b. Telinga: nyeri telinga, keluar cairan telinga, penurunan fungsi dengar, suara parau c. Tenggorokan: nyeri, edema, disfagia, pembesaran

d. Thorak: dyspnea, batuk, hemoptisis, RR naik, pola ireguler, sianosis, ronki. E. Abdomen : mual, muntah, F. Integumen: pucat/anemia G.penunjang: Lab darah, radiologi, CT scan, MRI, tumor marker, fungsi hepar, fungsi ginjal, AGD, pulse oksimetri.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Nyeri b.d efek karsinoma (nasofaring; laring; paru) Pola nafas tidak efektif b.d proses kegasanan pada saluran nafas. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d sekresi stasis; batuk inefektif. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia sekunder oleh efek keganasan; efek kemoterapi. Anemia b.d penurunan hemoglobin darah Gangguan citra tubuh b.d efek kemoterapi Risiko infeksi b.d metastase karsinoma. Koping individu tidak efektif PK: Trombositopenia.

1.

Nyeri b.d edema; spasme otot; keganasan

Intervensi: a. Berikan sandaran/alas pd daerah yg nyeri b. Kompres dingin c. Teknik relaksasi, visual, pengalihan perhatian d. Kolaborasi: pengobatan anti nyeri dgn agen analgesik, narkotika (morphin, codein, petidin) e. Pantau / evaluasi skala nyeri

WHO

menyarankan pendekatan 3 step ladder u/ mengatasi nyeri : 1. Nyeri ringan : non narkotik, obat adjuvant 2. Nyeri sedang : narkotik lemah, non narko tik , obat adjuvant. 3. Nyeri hebat : narkotik kuat, non nrkotik, obat adjuvant.

Analgetik

diberikan berdasarkan tk nyeri px. Non opioid (asetaminofen) : nyeri ringan Opioid lemah (codein): nyeri sedang. Opioid (morfin) : nyeri hebat. Obat adjuvant : antiemetik, antidepresan. Kontrol nyeri yg tdk adekuat : penderitaan, ansietas, ketakutan, imobilitas, isolasi, dan depresi.

Anda mungkin juga menyukai