KEPERAWATAN DR SOETOMO
WRITTEN BY ADMIN ON 25 JUNE 2015. POSTED IN TARIF DIKLAT
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum
Peserta mampu dan memahami sistem PPGD.
b. Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan sistem prosedur medik keperawatan.
2. peserta mampu menjalankan sistim stabilisasi
3. peserta mampu menjalankan sistem transformasi
4. peserta mampu menjalankan sistem penanganan pertama setiap penderita yang memerlukan
secara tepat dan cepat.
C. INSTRUKTUR
- Pakar kegawat daruratan dengan sertifikasi Internasional.
D. METODE PELATIHAN.
- Diskusi, magang.
E. PESERTA
- Perawat
F. LAMA PELATIHAN.
- 3 (tiga) bulan.
Rp. 7.280.000,-
2. KEPERAWATAN KAMAR
OPERASI
WRITTEN BY ADMIN ON 29 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATANTop of the
Document
INST. : BEDAH PUSAT
Kamar operasi merupakan ruangan khusus yang dipergunakan untuk melakukan tindakan
pemebdahan yang didisain dalam keadaan aseptik.Untuk mempertahankan keadan ruangan
aseptik diperlukan bekal yang cukup dari perawat kamar operasi khususnya tentang pengelolaan
lingkungan, pengelolaan alat, pengelolaan personil dan pengelolaan pasien yang baik dan dan
benar sesuai dengan prosedur ruang aseptic. Untuk itu pengetahuan dan ketrampilan tersebut
diatas perlu diberikan untuk meningkatkan professional perawat melalui program Pelatihan
Perawat kamar operasi.
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum
Setelah mengikuti program pelatihan diharapkan perawat mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan tentang pengelolaan dan tehnik kamar operasi secara baik dan benar.
b. Khusus.
1. Perawat mampu menerapkan pengelolaan lingkungan kamar operasi baik alat / instrumen,
pasien dan personil.
2. Perawat mampu menerapkan teknik septik dan aseptik.
3. Perawat mampu menerapkan teknik sterilisasi dan desinfeksi.
C. INSTRUKTUR
- Dokter Spesialis Bedah dan perawat kamar operasi yang telah berpengalaman.
Agar mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan kerja sama yang baik antara dokter,
perawat, klien,, keluarga klien dan berbagai unsur lain yang berperan. Peran perawat sangatlah
penting, baik dalam persiapan klien, persiapan alat / obat maupun dalam proses
pelaksanaannya. Untuk itu diperlukan tenaga perawat yang profesionil, terlatih, terdidik,
berkualitas.
Demi terwujudnya tenaga yang diharapkan, perawat perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan
lanjut dibidang endoskopi. Peserta akan bekerja di unit Endoskopi untuk mengikuti latihan kerja
di tempat kami selama 3 (tiga ) bulan.
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum.
Peserta mengikuti latihan kerja dengan supervisi selama 3 bulan untuk terampil dalam
membantu tindakan endoskopi secara menyeluruh.
b. Khusus.
1. Peserta dapat melakukan perawatan dan penyimpanan alat dengan benar.
2. Peserta dapat mempersiapkan peralatan Endoskopi secara umum dan khusus untuk
beberapa tindakan endoskopi tertentu.
3. Peserta dapat mempersiapkan pasien yang akan menjalani dan sesudah pemeriksaan
endoskopi sesuai dengan kasusnya.
D. METODE PELATIHAN
- Latihan kerja dengan supervisi
E. PESERTA
- Perawat
F. LAMA PELATIHAN
- 3 ( tiga ) bulan
Harus disadari bahwa kesehatan bayi lahir akan menentukan kesehatan mental dan fisik
generasi mendatang. Teknologi dan sarana umunya telah tersedia, akan tetapi pengetahuan dan
ketrampilan dari SDM tenaga keperawatan yang meupakan ujung tombak pelayanan baik
dimasyarakat, Puskesmas maupun di Rumah Sakit perlu ditingkatkan, sehingga dapt membantu
menekan insiden kesakitan bayi lahir.
Sebagai upaya mengatasi kendala tersebut, maka IRNA Anak RSU Dr. Soetomo mengadakan
Pelatihan Keperawatan Neonatologi bagi tenaga keperawatan baik yang bekerja di pelayanan
maupun institusi pendidikan.
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta pelatihan di bidang keperawatan
Neonatologi secara komprehensif.
b. Khusus :
1.Peserta memahami manajemen Neonatologi Di Rumah sakit
2. Peserta mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir baik Level I, II, III
dengan proses keperawatan
3. Peserta mampu bekrja dalam tim dan melaksanakan tindakan- tindakan yang biasa dilakukan
di Ruang Neonatologi.
C. INSTRUKTUR
Tim ahli Neonatologi dan Perawat berpengalaman di unit Neonatologi, Dokter Spesialis Anak
RSU Dr.Soetomo.
D. METODE
- Kuliah, diskusi, praktek lapangan di R.NICU, IRD. , R. Intermediate Neonatus.
E. PESERTA
- Tenaga keperawatan.
F. LAMA PELATIHAN
2 bulan
G. JADUAL
1 KALI/TAHUN (tentative)
KEPERAWATAN INTENSIVE CARE
UNIT (ICU) TINGKAT DASAR
WRITTEN BY ADMIN ON 29 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : ANESTESI DAN REANIMASI
Keberadaan ICU disetiap Rumah Sakit merupakan kebutuhan dasar. Kualitas pelayanan ICU
yang baik akan mencerminkan mutu pelayanan di RS tersebut, bahkan DEPKES telah
menetapkan ICU sebagai penunjang standar mutu rumah sakit melalui penilaian akreditasi
Rumah Sakit. Untuk itu pengelolaan ICU perlu didukung tenaga keperawatan yang memenuhi
kualifikasi sbg perawat ICU, untuk itu dengan bangga kami mengundang perawat terbaik dari
rumah sakit saudara sebagai peserta Diklat perawat ICU, pada setiap angkatan yang kami
selenggarakan.
A. TUJUAN PELATIHAN.
a. Umum
Setelah mengikuti diklat ini, selama tiga bulan penuh diharapkan peserta mampu mengelola
pasien yang dirawat R. ICU. Dengan baik dan benar sesuai dengan standar mutu pelayanan ICU
serta bersikap etis
b. Khusus
1. Diharapkan peserta mampu menggunakan berbagai jenis perawatan ICU dan interpretasinya
2. Mengetahui tata cara pengendalian infeksi nasokomial
3. Mengetahui penggunaan antibiotik secara rasional
4. Memberikan perawatan gangguan pada :
a. Jalan nafas dan pernafasan
b. Sirkulasi dan transfusi.
c. SSP dan Perifer
d. Saluran kemih
e. Sistem pencernaan, metabolisme, endokrin dan nutrisi.
f. Keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa
5. Memberikan ALS , BLS serta resusitasi
6. Mengelola medik dan mengetahui indikasi keluar masuk ruang ICU
7. Mengetahui etik keperawatan ICU danCustomer Service
C. INSTRUKTUR
- Dokter Spesialis Anaestesi Konsultan Intensif Care
- Staf perawat mahir anestesi dan mahir intensif care
D. METODE PELATIHAN
- Kuliah terstruktur
- Skill station
- Simulasi kasus
- Praktek lapangan (Jaga)
- Studi banding
- Ujian komprehensif
E. PESERTA
- Perawat yang telah mengikuti pelatihan BLS (sertifikat)
- Peserta diwajibkan dengan Surat Permohonan Direktur
- Menunjukkan Foto Copy Surat Ijin Pendirian Rumah Sakit untuk Rumah Sakit Swasta
- Umur Maksimal 32 Tahun
F. LAMA PELATIHAN
- 3 ( tiga ) bulan
KEPERAWATAN HEMODIALISIS
WRITTEN BY ADMIN ON 28 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : PENYAKIT DALAM DIVISI GINJAL & HIPERTENSI
Dengan semakin banyak dibukanya unit hemodialisis di RS, baik RS negeri atau Swasta diperlukan
peningkatan pengetahuan atau ketrampilan dalam perawatan ginjal intensif dan pelaksanaan ialysis
dari perawat umum menjadi perawat mahir ialysis dan ginjal intensif.
Untuk itu RS umum Dr. Soetomo memberi kesempatan pada perawat di unit HD, untuk mengikuti
magang selama tiga bulan ditempat kami.
A. TUJUAN PELATIHAN.
a. Umum.
1. menghasilkan perawat bermutu dalam perawatan ginjal intensif pelaksanaan hemodialisis (HD).
2. Mencapai pelayanan perawatan ginjal & pelayanan hemodialisis yang paripurna di semua Rumah
sakit.
3. Mencapai sistim rujukan pelayanan penyakit ginjal & perawatan gagal ginjal yang cepat dan
bermutu.
b. Khusus.
1. Peserta menguasai dasar-dasar nefrologi
2. Peserta mengetahui dasar-dasar HD
3. Peserta mengetahui teori kegawatan dibidang ginjal- hipertensi.
4. Peserta menguasai teori HD dg kasus khusus.
5. Peserta mampu, melaksanakan asuhan keperawatan HD.
6. Peserta mampu, melaksanakan tindakan HD
C. INSTRUKTUR.
- Dokter Ahli Penyakit Dalam. Diff. Ginjal dan Hipertensi.
- Perawat Mahir HD
- Dokter Tenaga Medik bidang terkait seperti Kardiologi,Gizi, Psikiater, Dalin. dll
D. METODE PELATIHAN.
- Kuliah, diskusi, praktek.
E. PESERTA
- Perawat
F. LAMA PELATIHAN.
- 90 hari / 3 bulan. (160 jam pelajaran, praktek 200 jam).
7. PELATIHAN KEPERAWATAN
ANESTESI
WRITTEN BY ADMIN ON 28 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : ANESTESI DAN REANIMASI
Peningkatan sumber daya manuisia, khususnya perawat yang bekerja dikamar operasi, merupakan
suatu tuntunan yang tidak bisa ditunda.disamping dihadapkan pada kondisi pasien yang tidak stabil
fungsi vitalnya, para perawat anestesi jg harus memahami patofisiologi penyakit pasien, obat atau
alat khusus yang digunakan di OK, Serta system kerja & organisasi anestesi yg sangat berbeda bila
mereka bekerja di bangsal.
Penting pula ditekankan, bahwa perawat anestesi harus mampubertindak mandiri pada keadaan
yang dapat mengancam jiwa pasien, sebelum dokter yang bertanggung jawab datang.
Harapan kami, adanya perawat anestesi yang berkualitas dan dengan standar perawatan yang sama,
maka komunikasi antar kamar operasi di seluruh kamar operasi akan terjalin dengan baik, sehingga
perawatan pasien di OK dapat dipertanggung jawabkan.
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum
Dapat melaksanakanLive Supportdengan benar.
b. Khusus.
1. Live supportpada gawat darurat yang mengancam jiwa
2. Live supportpada pemberian anestesi dan pembedahan
3. Perawat dan prosedur untuk Live support
4. Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu (SPGDT)
B. MATERI
. Nasal canula
. Sungkup sederhana
. Sungkup berbalon
. Ambuback
. Mesin anestesi.
4. Memasang monitor dan devibrilasi.
C. INSTRUKTUR
- dr. Sri Wahjoeningsih, SpAnK.IC
D. METODE PELATIHAN
- Kuliah,
- Skill Station
- Skenario Kasus
E. PESERTA
- Menunjukkan Foto Copy Surat Ijin Pendirian Rumah Sakit untuk Rumah Sakit Swasta
Dengan makin banyaknya jumlah penderita kanker, maka makin banyak penderita yang
mendapatkan kemoterapi. Kemoterapi telah kita ketahui merupakan bentuk pengobatan penderita
kanker dengan obat sitostatika. Mengingat kemoterapi banyak menimbulkan efek samping, maka kita
harus waspada terhadap efek samping yang ditimbulkan. Dan pemberiannya haruslah diberikan oleh
petugas yang betul-betul. Menguasai cara pemberian kemoterapi.
Tanpa bekal pengetahuan kemoterapi yang cukup, tidak akan mungkin memberikan kemoterapi
secara rasional. Untuk itu diberikan pelatihan asuhan keperawatan tentang pemberian kemoterapi
bagi perawat dari rumah sakit.
A. TUJUAN PELATIHAN
1. Agar peserta pelatihan mengetahui dan memahami penanganan kanker secara menyeluruh
2. Agar para peserta pelatihan mengetahui dan mengenal tanda – tanda penyakit kanker dini dan
lanjut secara praktis
3. Agar peserta pelatihan mengetahui tata cara persiapan penderita kanker yang akan menjalani
pengobatan atas penyakitnya
4. Agar peserta pelatihan mengetahui secara garis besar tata cara pengobatan penderita kanker
serta untuk hal –hal tertentu dapat melaksanakan tata cara pengobatannya
5. Agar peserta pelatihan dapat mengelola dengan baik penderita penderota kanker yang dalam
follow up
6. Agar peserta pelatihan dapat mengenal perawatan paliatif dan perawatan pada kasus kasus
terminal
7. Agar peserta pelatihan dapat mengenal dengan tepat kebutuhan penderita kanker secar
emosional dan psikososial
C. INSTRUKTUR
D. METODE PELATIHAN
E. PESERTA
- Perawat
F. LAMA PELATIHAN
- 5 Hari.
PELATIHAN INTENSIVE CARDIAC
CARE UNIT ( ICCU ) PADA
PERAWAT
WRITTEN BY ADMIN ON 28 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
SMF : Penyakit Jantung & Pembuluh Darah
Pelatihan di ICCU merupakan pelatihan komprehensif khusus yang harus dipenuhi oleh tiap-tiap
perawat yang dinas di ICCU, hal ini disebabkan perawatan yang dilakukan di ruang ICCU
menggunakan alat-alat yang berbasis teknologi komputer. Untuk itu perlu adanya kemampuan dan
ketrampilan. Perawat di ICCU harus mempunyai pengetahuan tentang jantung, penyakit – penyakit
yang sering dirawat di ICCU, tindakan kedaruratan, alat-alat yang digunakan dan pemantauan
hemodinamik. Dalam pelatihan tersebut selain diberikan pengetahuan (kognitif) juga materi yang
bersifat ketrampilan (psikomotor) sehingga dapat mengetahui dan menggunakan peralatan nedis
dengan baik dan benar.
A. TUJUAN
- Tujuan Umum Pelatihan:
- Tujuan Khusus:
1. Sistem kardiovaskuler
3. Monitoring di ICCU
4. Interpretasi ECG
5. Aritmia
8. Obat-obatan di ICCU
12. Rehabilitasi
Praktek Klinik:
- ICCU
- Ruang Jantung
Minggu I :
- Pendaftaran ulang
- Pre test
- Pembukaan
- Organisasi di ICCU
- Orientasi
- Etika perawatan
- Komunikasi
- Monitoring di ICCU
- Praktek EKG
- Dasar-dasar EKG
Minggu II :
- PJK
- Miokarditis
- Askep
- Praktik
Minggu III :
- Askep
- Interpretasi EKG
- DC shock
- Pace maker (temp. + Permanent)
- Interpretasi EKG
- Rehabilitasi PJK
- Pemeriksaan laboratorium
- Myokarditis
- Evaluasi I
C. INSTRUKTUR PELATIHAN :
- Koord. Pelatihan:
- Dr. Bambang Herwanto, SpJP FIHA
- Kurniawati, SSP
- Instruktur :
D. MODEL PELATIHAN
Terstruktur (kuliah, diskusi, praktek)
E. PESERTA :
F. LAMA PELATIHAN:
- 3 (tiga) bulan
- Jadual Tentatif
- Jadual Pelaksanaan: Setiap saat
KETRAMPILAN DASAR
KEPERAWATAN ANAK
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
INST. : ILMU KESEHATAN ANAK
Dengan semakin majunya teknologi dan pengetahuan dari masyarakat tentang kesehatan, maka
semakin tinggi pula tuntutan masyarakat untuk mendapatkan kesehatan yang sesuai dengan standart
prosedur keperawatan. Dengan demikian keberadaan sumber daya manusia yang profesional,
terampil dan bermutu dalam pelayanan keperawatan anak sangatlah dibutuhkan, maka melalui
pelatihan Ketrampilan Dasar Keperawatan Anak akan diajarkan pemahaman dasar dasar tindakan
keperawatan anak, melakukan suatu tindakan sesuai standar keperawatan anak dan bersifat
komprehensif.
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dasar peserta pelatihan di bidang Keperawatan Anak
secara komprehensif.
b. Khusus
- Peserta memahami dasar dasar tindakan keperawatan Anak di Rumah Sakit.
- Peserta mampu melakukan ketrampilan sesuai dengan standart pelayanan keperawatan pada
anak.
- Peserta mampu bekerja dalam tim dan melaksanakan tindakan tindakan yang biasa dilakukan
Ruang Anak.
C. INSTRUKTUR
- Tim Medis Ahli Anak RSU Dr Soetomo.
- Tim Perawat Anak RSU Dr Soetomo.
D. METODE PELATIHAN
- Terstruktur (Kuliah, Diskusi Praktek)
E. PESERTA
- Perawat (SPK/D3)
F. LAMA PELATIHAN
- 22 (dua puluh dua) hari efektif.
PERAWATAN TORAKS KATETER /
WSD
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
SMF : PARU
Pemasangan kateter toraks merupakan prosedur drainase udara dan cairan dalam kavum pleura
dengan pipa (kateter) melalui sela antar iga kedalam kavum pleura. Saat ini pemasangan kateter
toraks telah digunakan secara luas pada penderita dengan trauma toraks, pneumotoraks, empiema,
efusi pleura masif dan kilotoraks.
Perlu diketahui bahwa tindakan ini tetap merupakan yang relatif invasif, dapat menyebabkan
beberapa komplikasi serta memerlukan perawatan dan pemantauan harian paska pemasangan
supaya tujuan pemasangan tercapai dengan baik. Pemasangan kateter toraks perlu dibantu perawat
yang terampil dalam persiapan, pemasangan dan perawatan paska pemasangan toraks
kateter/WSD, serta mengikuti prosedur tetap yang berlaku.
Pelatihan ini akan memberikan masukan bagi peserta didik sehingga menghasilkan keluaran yang
cukup andal dan aman sehingga dapat melakukan tindakan keperawatan dalam hal persiapan,
pemasangan dan pasca pemasangan toraks kateter/WSD.
A. TUJUAN
a. Umum
Peserta pelatihan dapat melakukan perawatan pemasangan kateter toraks-WSD.
b. Khusus
- Dapat mengetahui dan menjelaskan indikasi, prosedur tetap dan komplikasi pemasangan kateter
toraks-WSD, serta perawatan paska pemasangan.
- Dapat melakukan persiapan alat dan ruangan, perawatan saat pemasangan dan paska
pemasangan kateter toraks dan WSD.
C.INSTRUKTUR
Dr. Spesialis Paru dan Tim Perawat ruang tindakan paru.
D. METODE
Magang (diskusi dan praktek)
E.PESERTA
Perawat/D3 Keperawatan
F. LAMA PELATIHAN
44 hari efektif /2 (dua) bulan.
6 x50 menit/hari (setara 3 jam x 44= 132 jam pelajaran)
TEKNISI
ELECTROENCEPHALOGRAPHY (
EEG )
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
Electroencephalography (EEG) adalah suatu tindakan medis berupa penempelan electrode pada
permukaan kulit kepala untuk menangkap aktifitas listrik di otak. EEG berguna untuk menyokong
diagnosa epilepsi, maupun non epilepsi seperti gangguan tidur, ensefalopati metabolik maupun
neurologist, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, coma, danbrain death.
EEG dapat membantu para klinisi apabila dilakukan dengan baik dan benar, oleh karena kalau tidak
dilakukan dengan baik dan benar justru akan menjerumuskan para klinisi dalam upaya menegakkan
diagnosa yang tepat.Bad EEG is worse than no EEG at all.Untuk itu sangatlah penting untuk
menguasai teknik perekaman EEG yang baik dan benar agar diagnosa EEG dapat membantu para
klinisi dalam mendiagnosa dengan tepat penyakit penderita.EEG iktal sangat diperlukan untuk
menentukanepileptogenic zonebagi penderita yang memerlukan operasi epilepsi.
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Umum
Memberikan pengetahuan dan melatih ketrampilan dalam melakukan perekaman EEG dengan baik
dan benar, sesuai standard minimal yang ditentukan olehThe American EEG Guideline of EEGyang
diterima secara internasional.
b. Khusus
1. Peserta dapat melakukan perekaman EEG mulai dari persiapan perekaman, anamnesa,
penempatan elektroda dengan system internasional 10-20, menjalankan mesin EEG, merekam EEG
dengan teknik yang benar, sampai dengan penutupan perekaman.
3. Peserta dapat mengetahui artefak EEG dan menghilangkannya, sehingga dapat menghasilkan
rekaman EEG yang baik dan bebas dari artefak.
4. Peserta mengerti apa yang harus dilakukan apabila terjadi kejang maupun hal-hal lain selama
perekaman.
5. Peserta mengerti tentang teknik perekaman pada keadaan-keadaan khusus seperti kejang,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, coma danbrain death.
6. Peserta mengetahui tentang pola EEG normal, baik dalam keadaan sadar maupun tidur.
7. Peserta mengetahui tentang pola EEG abnormal seperti EEG seizure, sharp/spike wave, dan
perlambatan abnormal.
8. Peserta dapat melokalisasi gelombang EEG abnormal.
1. Persiapan penderita, mulai dari penyuluhan, anamnesa dan menidurkan penderita bayi dan anak-
anak.
5. Merekam EEG , termasuk menjalankan mesin EEG dan teknik merekam dengan baik dan benar.
8. Identifikasi pola EEG abnormal seperti sharp/spike wave, EEG seizure, perlambatan abnormal.
C. INSTRUKTUR
Dokter Spesialis Saraf Konsultan Neurofisiologi klinis yang bersertifikat ILAE(International Leage
Against Epilepsy) dari RSU Dr. Soetomo Surabaya
D. METODE PELATIHAN
Diskusi dan praktek lapangan
E. PESERTA
Perawat atau tenaga paramedis lain yang setingkat
F. LAMA PELATIHAN
Setiap hari kerja selama 3 bulan
G. FASILITAS PELATIHAN
- Buku ajar
- Mesin Perekam dan Pembaca EEG
- Penderita yang memerlukan tindakan EEG
ASUHAN KEPERAWATAN
PENDERITA HIV&AIDS
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
HIV&AIDS sudah dikenal di seluruh dunia, begitu juga di Indonesia. HIV&AIDS tidak lagi menjadi
tanggung jawab bidang kesehatan saja, tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak karena penyakit
ini sudah menyebar di masyarakat baik golongan atas sampai golongan bawah. Walaupun sudah
dikenal di masyarakat kesehatan dan masyarakat umum tapi banyak tenaga kesehatan baik dokter,
perawat yang masih takut merawat dan melakukan tindakan perawatan terhadap penyakit ini.
Memang penyakit ini masih menjadi momok di masyarakat karena itu sebagai tenaga kesehatan
harus bisa memberi contoh kepada masyarakat tentang perlakuan terhadap penyakit ini, perlu
ditekankan kepada masyarakat bahwa HIV bisa dicegah dan bisa menular kepada siapa saja, oleh
karena itu tenaga kesehatan khususnya perawat supaya bisa memberi perawatan yang baik dan
tidak ragu/takut harus mendapat Pelatihan Asuhan Keperawatan VIV&AIDS dan Infeksi
Oportunistiknya.
Untuk mendukung terwujudnya harapan tersebut, maka telah dirancang pelatihan tentang Asuhan
Keperawatan Penderita HIV&AIDS. Diharapkan pelatihan ini dapat memberikan bekal pengetahuan
dan keterampilan yang matang kepada para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
penanganan penderita HIV&AIDS dengan baik dan rasa aman.
A.Tujuan Pelatihan
a. Umum
Pada akhir pelatihan peserta akan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap positif terhadap
perawatan penderita HIV&AIDS dengan baik dan rasa aman.
b. Khusus
Untuk mencapai tujuan di atas pada akhir pelatihan diharapkan peserta dapat:
- Memahami penggunaan Universal Precaution dan kapan Universal Precaution itu mutlak harus
dipakai.
- Memahami pembuatan cairan chlorine 0,5% baik dari bubuk dan cair.
- Memahami pembuangan sampah medis dan non medis.
- Memahmi tentang infeksi oportunistik yang timbul dari akibat progresifitas penyakit HIV&AIDS
C. Materi Pelatihan
- Pembersihan ruangan
- Asuhan keperawatan ODHA yang mengalami anemia, diare kronis, ISPA, kandidiasis, kondiloma
akuminata, konjungtivitis, NHL, korio retinitis CMV, TB paru, toxoplasmosis, PCP, Steven johnson’s
sindroma dan sepsis.
D. Metode
Selama pelatihan berlangsung penyajian materi disampaikan secara interaktif berupa ceramah,
diskusi, dan praktek lapangan.
E. Narasumber/ Fasilitator
Para narasumber / fasilitator adalah para perawat yang sehari-hari melakukan aktivitas perawatan
penderita HIV&AIDS di Unit Perawatan Intermediate Penyakit Infeksi (UPIPI) RSUD Dr.Soetomo.
F. Peserta
Peserta yang diharapkan mengikuti pelatihan ini adalah para perawat yang bekerja di Rumah Sakit
dan Puskesmas.
G. Fasilitas Peserta:
Training Kit
Materi Pelatihan
H. Pelaksanaan Pelatihan
Lama pelatihan 3 hari ( 2 hari penyampaian materi dan 1 hari praktek lapangan )
I. Biaya Pelatihan
Bila dilaksanakan in house training, maka beaya transportasi dan akomodasi Tim Fasilitator akan
ditanggung oleh panitia penyelengara
J. Lain-lain
Contact person :
Kateterisasi jantung adalah generik yang merujuk pada berbagai prosedur, yang dilakukan dalam
ruang kateterisasi. Seperti prosedur-prosedur yang meliputi pemilihan koroner, tandur bypass vena
safena atau angiografi mammaria internal, ventrikulografi, dan ketetrisasi jantung kanan atau kiri.
Semua prosedur dilakukan dengan menggunakan tehnik invasive dan memerlukan lingkungan yang
steril.
Dengan semakin menigkatnya kasus penyakit jantung dan meningkatnya pelayanan tindakan
invasive baik yang bertujuan untuk diagnostik maupun intervensi / terapetik, maka diperlukan
pelatihan perawat untuk menjadi scrub nurse sehingga menjadi perawat yang terampil dalam
instrumenteur dan asistensi operator dalam segala prosedur.
A. TUJUAN PELATIHAN
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan perawat bisa menjadi scrub nurse, instrumenteur dan
b. Tujuan Khusus
- Peserta pelatihan mampu mengenali dan menyiapkan instrument dengan segala prosedur
- Peserta pelatihan mampu menyiapkan instrument dengan prosedur tindakan sesuai kasus
- Peserta pelatihan mampu menjadi asisten operator dengan baik dan benar
B. INSTRUKTUR
Perawat-perawat IDIK
D. SYARAT PESERTA
E. LAMA PENDIDIKAN
Jadwal tentative
Pertemuan dilakukan :
F. FASILITAS
Modul Pelatihan
Sertifikat
Tujuan diadakannya Pendidikan dan Pelatihan sumber daya di tingkat propinsi, kabupaten dan
kecamatan akan meningkatkan kemampuan keperawatan medis di tiap – tiap unit pelayanan,
diharapkan nantinya menjembatani kesenjangan antara Puskesmas dan Pelayanan Spesialis.
A. TUJUAN
a. Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan mampu melakukan analisa situasi dan pemecahan
masalah terhadap 4 penyakit utama penhyebab kebutaan yang dapat dicegah yakni Katarak,
Kelainan Refraksi, Xeroftalmia dan Glaukoma.
b. Khusus
- Mampu menjelaskan dan menganalisa situasi 4 (empat) utama penyebab kebutaan yang dapat
dicegah dan intervensi berdasarkan anggaran yang tersedia.
Materi Katarak
Materi Xeroftalmia
Materi Glaukoma
C. INSTRUKTUR
D. METODE PELATIHAN
Pemeriksaan mata, diskusi, tugas kerja di Poliklinik, ruangan dan kamar operasi
E. PESERTA
Perawat
F. LAMA PELATIHAN
2 (dua) bulan
PELATIHAN MANAJEMEN
BANGSAL KEPERAWATAN
WRITTEN BY ADMIN ON 26 JUNE 2015. POSTED IN DIKLAT TENAGA KEPERAWATAN
Manajemen diartikan secara singkat sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya
orang lain, maka manajemen keperawatan sendiri diartikan secara singkat sebagai proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan, untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman bagi pasien, keluarga dan masyarakat (Gillies, 1992).
A. Tujuan Pelatihan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan teori dan praktek Manajemen Bangsal Keperawatan, peserta pelatihan
mampu untuk menenerapkan model praktik keperawatan professional dalam bangsal keperawatan
guna melaksanakan tugas pelayanan keperawatan terhadap klien di Rumah Sakit.
b. Tujuan Khusus
- Peserta pelatihan mampu menerapkan gaya, pendekatan dan strategi untuk mempengaruhi individu
dan kelompok terhadap penentuan dan pencapaian tujuan dalam suatu situasi khusus.
- Peserta pelatihan mampu merancang suatu rencana perubahan dalam lingkungan kerjanya sebagai
pembaharu didalam lingkungan tanggung jawab.
- Peserta pelatihan mampu menyusun falsafah, sasaran dan kebijakan bagi kegiatan keperawatan.
- Peserta pelatihan mampu menentukan dan memelihara standar asuhan keperawatan yang aman
dan efektif.
- Peserta pelatihan mampu mendelegasikan tugas-tugas kepada anggota tim dan menentukan tingkat
/ derajat penampilan kerja perawat.
- Peserta pelatihan mampu menganalisa sistem asuhan kesehatan yang ada pada saat ini dan
menguraikan peran perawat profesional dalam mengembangkan dan meningkatkan sistem tersebut.
B.Peserta Pelatihan
Perawat
C.Lama Pelatihan
D. Narasumber :
A. Tujuan
a. Umum
Peserta pelatihan mampu melaksanakan proses bimbingan klinik bagi peserta didik keperawatan di
RSUD Dr. Soetomo dengan pendekatan metode preseptor-mentorship dalam system pelayanan
keperawatan di rumah sakit.
b. Khusus
- Peserta pelatihan mampu menerapkan konsep sosialisasi professional dalam pembelajaran klinik
peserta didik keperawatan di rumah sakit.
- Peserta pelatihan mampu melakukan evaluasi kinerja perawat dalam pembelajaran klinik peserta
didik keperawatan di rumah sakit.
B.Metode
Pelatihan ini mempergunakan pendekatan “Pelatihan Berbasis Kompetensi” dan “Prinsip Belajar
Orang Dewasa“ yaitu :
1. Ceramah tanya jawab : 60%
2. Diskusi : 30 %
3. Praktik : 10 %
C.Narasumber :
D.Peserta Pelatihan :
Perawat
E.Lama Pelatihan
F.Materi
- Pengantar pelatihan CI
- Pendekatan metode Preseptor-Mentorship dalam bimbingan klinik bagi peserta didik keperawatan di
rumah sakit.
- Praktik.