Anda di halaman 1dari 2

Gejala dan keluhan SOPK disebabkan oleh adanya perubahan hormonal.

Satu hormon merupakan pemicu bagi hormon lainnya. Hal ini akan menimbulkan
lingkaran setan dari suatu gangguan keseimbangan hormonal dalam sistem
endokrin. Gangguan tersebut antara lain adalah :
Azziz R ,2007
1. Hormon ovarium
Bila kadar hormon pemicu ovulasi tidak normal maka ovarium tidak
akan melepaskan sel telur setiap bulan. Pada beberapa penderita, dalam
ovarium terbentuk kista-kista kecil yang menghasilkan androgen.
2. Kadar androgen
Kadar androgen yang tinggi pada wanita menyebabkan timbulnya
jerawat dan pola pertumbuhan rambut seperti pria serta terhentinya ovulasi.
3. Kadar insuIin dan guIa darah
Sekitar 50% tubuh penderita PCOS bermasalah dalam penggunaan
insulin yaitu mengalami resistensi insulin. Bila tubuh tidak dapat
menggunakan insulin dengan baik maka kadar gula darah akan meningkat.
nsulin menstimulasi produksi androgen oleh ovarium dengan mengaktivasi
reseptor homolognya, dan ovarium pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik
tampaknya tetap sensitif atau mungkin hipersensitif terhadap insulin, bahkan saat
jaringan target klasik seperti otot dan lemak menunjukkan resistensi terhadap kerja
insulin. Sebagai tambahan, hiperinsulinemia menghambat produksi hepatik sex
hormone-binding globulin, sehingga lebih meningkatkan kadar testosterone bebas
dalam sirkulasi. nsulin juga menghambat ovulasi, baik secara langsung
mempengaruhi perkembangan folikel atau secara tidak langsung meningkatkan
androgen intraovarian atau mengubah sekresi gonadotropin. Bukti lebih lanjut
pengaruh resistensi insulin pada sindrom ovarium polikistik adalah intervensi yang
beragam, yang saling berhubungan hanya dalam hal menurunkan level insulin
sirkulasi, dan menyebabkan meningkatnya frekuensi ovulasi atau menstruasi,
menurunkan kadar testosterone serum, atau keduanya.


Kejadian SOPK dengan gejala klinis beragam dan memberikan gambaran
angka yang bervariasi. Adam dkk, melaporkan bahwa pada penderita SOPK yang
didiagnosa secara ultrasonografi, didapatkan 30 % menderita amenore, 75 %
dengan oligomenore, dan 90 % didapatkan adanya peningkatan konsentrasi kadar
LH dan androgen.
Menurut Konsensus Rotterdam tahun 2003 mengenai SOPK, bahwa kriteria
diagostik untuk SOPK adalah apabila ditemukan 2 dari 3 keadaan berikut :
oligomenore atau anovulasi, tanda-tanda hiperandrogen secara klinis maupun
biokimia dan ovarium polikistik dimana keadaan-keadaan tersebut diatas bukan
disebabkan oleh hyperplasia adrenal kongenital, tumor yang mensekresi androgen
atau Cushing Syndrome.
Speroff L,2005

Meskipun penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, namun terdapat
kemajuan dalam bidang endokrinologi, biokimia dan farmakologi untuk memberikan
pilihan terapi baik yang bersifat farmakologi maupun operatif. Pada referat ini, akan
dibahas mengenai penegakan diagnosa serta penatalaksanaan sindroma ovarium
polikistik dan keadaan-keadaan yang menyertainya.

Sindroma ovarium polikistik ini mempunyai variasi gejala dan tanda diantara
penderitanya. Sindroma ini bersifat diturunkan dan dapat timbul tanpa gejala klinis
dari sindroma yang kemudian muncul sewaktu-waktu. Pertambahan berat badan
berhubungan dengan memburuknya gejala sementara penurunan berat badan akan
menggangu sistem metabolik dan endokrin yang akan mempengaruhi gejala yang
timbul juga.
Speroff L,2005

Peningkatan konsentrasi insulin di serum lebih berpengaruh baik pada wanita
obesitas maupun kurus pada sindroma ini jika dibandingkan pada wanita dengan
berat badan terkontrol. Sehingga hiperinsulinemi tampaknya merupakan kunci dari
patogenesis sindroma ini dengan mempengaruhi pertumbuhan normal folikel
ovarium.

Anda mungkin juga menyukai