Hari ini di kelas Ratih, tepatnya kelas VII-A, ada murid baru. Ia bernama Ayu Mashita, dia pindahan dari SMP Prestasi di Jakarta. Ia pindah karena Ayahnya ditugaskan menjadi guru di SMP Tunas Bangsa, sekolah yang sekarang menjadi tempat Ayu menuntut ilmu. Ia duduk di samping Ratih. 'Hai, namaku Ratih Carissa. Kamu bisa panggil aku Ratih! ujar Ratih memperkenalkan diri. 'Hai juga. Aku Ayu Mashita. Kamu panggil aku Ayu saja, ya! kata Ayu. Guru IPS pun masuk, sehingga acara perkenalan dilanjutkan pada jam istirahat.
Teng. Teng. Teng. Bel istirahat pun berdentang. Semua murid keluar kelas VII-A, kecuali Ratih, Ayu dan Helen. 'Ayu, kenalkan ini Helen sahabatku kata Ratih memperkenalkan Helen. 'Ayu! ujar Ayu sambil menjabat tangan Helen. 'Helen! kata Helen menyambut jabatan tangan Ayu. 'Oh ya, Ratih, Helen nanti pulang sekolah kalian main ke rumahku, ya! ajak Ayu. 'Boleh kata Ratih dan Helen bersamaan.
Pulang sekolah, Ayu, Ratih dan Helen menunggu mobil yang akan menjemput Ayu. Tiiin. Tiiin. Bunyi klakson mobil. Ternyata itu mobil Ayu. 'Wow. Bagus sekali mobilmu, Ayu! kata Helen. 'Ah, biasa saja. Ini kan cuma mobil APV saja. Oh, ya kenalin ini Bundaku kata Ayu memperkenalkan bundanya. 'Ratih, Tante! kata Ratih sopan. 'Helen, Tante! ujar Helen. 'Panggil saja Tante Maya! Ayo masuk mobil anak-anak! ujar Tante Maya, bunda Ayu.
Sesampainya di rumah Ayu, Ratih dan Helen dipersilahkan duduk di ruang tamu. Rumah Ayu sangat besar dan terletak di komplek perumahan elit. Ooo.. ternyata Ayu anak orang kaya, pikir Ratih. Setelah minum es jeruk yang tadi diberikan oleh pembantu Ayu, Ratih dan Helen mengikuti Ayu ke kamarnya. Di kamar Ayu banyak sekali boneka-boneka Teddy Bear, tapi Ayu lebih menyukai boneka beruang berwarna coklat yang Ia beri nama Tymut atau Teddy Imut. Selain itu di pojok dekat pintu ada rak yang penuh dengan berbagai jenis buku, mulai dari buku pelajaran hingga buku cerita.
eee
Sudah lebih dari 4 bulan, Ratih dan Ayu bersahabat. Ratih menganggap Ayu sudah seperti saudaranya sendiri. Karena Ratih anak tunggal maka dia sering merasa kesepian, jadi dia sangat bersyukur atas kehadiran Ayu yang bisa menghibur dirinya. Pada jam istirahat, Ayu melihat Ratih sedang melamun. Karena penasaran, Ayu menghampiri Ratih dan bertanya apa yang dipikirkan Ratih. 'Hei, melamun saja kata Ayu mengagetkan Ratih, 'Apa yang kamu pikirkan? Apa ada masalah.? 'Ah, tidak koq ujar Ratih. 'Sudahlah, tidak usah berbohong. Ceritakan saja! desak Ayu. ungkin aku bisa cerita sama Ayu, pikir Ratih. 'Gini loh, Ayu, orangtuaku kan sibuk sama pekerjaannya, terus aku anak tunggal. Jadi aku suka kesepian, jarang diperhatiin. Yah aku sih tidak masalah, tapi aku ingin mereka mengerti perasaan aku. Mereka juga sering berantem, kalau ada masalah. Kalau sudah seperti itu aku jadi merasa bersalah! ujar Ratih panjang lebar. 'Oh, gitu. Yaudah kamu yang sabar, ya. Nanti mereka juga akan mengeri kok! nasihat Ayu. 'Tapi, Ayu., kamu janji, ya jangan kasih tau siapapun kalau aku broken home! kata Ratih. 'Iya. Siiip. Tenang aja ujar Ayu.
Dua minggu kemudian. Saat jam istirahat, Rati dan Helen ingin ke kantin dan mereka melihat Ayu lagi bersama Bunga dan Arni. Mereka keliatan serius sekali. Tidak sengaja Ratih mendengar apa yang diucapkan oleh Ayu. Astagfirullah, Ayu membocorkan rahasiaku, kata Ratih dalam hati. Ayu pun langsung melihat Ratih dan Ratih langsung berlari ke toilet diikuti Helen. Ratih menangis disana dan Helen mencoba untuk menenangkannya. 'Hiks. Hiks! Kenapa.. Ayu membocorkan rahasiaku? Hu. Huu! tangis Ratih. 'Sudah, sudah! Kamu tenang, ya hibur Helen. Saat Ratih dan Helen keluar dari toilet, berita itu sudah menyebar kemana-mana, tapi tidak ada yang berani membicarakannya. Di belakang, Ayu berusaha minta maaI, tapi terus saja ditolak oleh Ratih. Sebenarnya sih, ini bukan salah Ayu fuga, karena berita ini sudah berhenti menyebar. Jadi aku harus memaafkan Ayu. mm. aku bikin surprise safa, tekad Ratih dalam hati.