Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Telah kita tahu bahwa pendidikan di Indonesia masih dikatakan
rendah. Hal itu menunjukkan akan kegagalan proses pendidikan yang
dilaksanakan selama ini, termasuk komponen-komponen pendidikan di
dalamnya yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Komponen-komponen yang yang dimaksud diantaranya adalah
tenaga kependidikan (pendidik, kepala sekolah, pengawas, laboran,
pustakawan, dan tenaga kependidikan lainnya) siswa, orang tua, masyarakat,
sarana dan prasarana, materi (kurikulum), sistem evaluasi, dan aturan-aturan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
Idealnya setiap komponen berIungsi sesuai tugas dan Iungsinya.
Salah satu komponen yang berperan paling besar dalam proses pendidikan
adalah komponen tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan merupakan
komponen yang paling vital dan strategis dalam menentukan keberhasilan
proses dan hasil pendidikan.
Tenaga kependidikan menentukan kualitas proses pembelajaran serta
hasil belajar yang dialami oleh siswa. Sebagus dan selengkap apapun sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan, apabila tenaga
kependidikannya tidak kompeten maka sarana dan prasarana itu pun tidak
akan banyak membantu para siswa dalam melaksanakan proses belajarnya,
sebagus apapun konsep dan isi kurikulum yang dikembangkan oleh
pemerintah, namun apabila tenaga kependidikannya tidak mampu
mengimplementasikannya dengan baik, maka kurikulum itupun tidak akan
berdampak apa-apa pada siswa, pengalaman belajar yang diharapkan
dimiliki siswa pun akan menjadi sangat lemah.

!eran tenaga kependidikan yaitu melaksanakan berbagai aktivitas


yang berujung pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam
belajar.
Mengingat pentingnya peran tenaga kependidikan dalam
keberhasilan proses pendidikan, maka diperlukan inovasi untuk
meningkatkan mutu pendidikan di negara kita


Rumusan Masalah
ari latar belakang tersebut di atas, kami mencoba merumuskan
permasalahan yang akan dibahas sebagai kerangka acuan dalam
pembahasannya. Tema besarnya adalah apa yang menjadi Iungsi dan peran
dari tenaga kependidikan dalam menunjang pelaksanaan proses
pembelajaran di sekolah serta inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas tenaga kependidikan. Untuk memudahkan pembahasan, tema
tersebut dirinci menjadi beberapa rumusan masalah yang spesiIik,
diantaranya :
1. pa yang dimaksud inovasi tenaga kependidikan?
2. pa saja jenis-jenis tenaga kependidikan?
3. pa saja Iungsi dan peran tenaga kependidikan?
4. pa inovasi yang dilakukan dalam bidang tenaga kependidikan
khususnya pendidik (guru) sebagai pelaksana proses pembelajaran.

Tujuan Makalah
Makalah ini disusun pada dasarnya memiliki banyak tujuan, adapun
yang khusus (spesiIik) dari pembuatan makalah ini adalah sebagai
pemenuhan kewajiban tugas kelompok mata kuliah inovasi pendidikan yang
mana diberi tanggungjawab untuk mengangkat pokok permasalahan di atas.
Sedangkan tujuan yang lebih luasnya adalah :
1. Memberikan wawasan pada mahasiswa tentang pengertian inovasi
tenaga kependidikan.

2. Menjelaskan secara lebih komprehensiI tentang jenis-jenis tenaga


kependidikan.
3. Memberikan gambaran tentang Iungsi dan peran tenaga kependidikan.
4. Memberikan gambaran tentang inovasi yang dilakukan dalam bidang
tenaga kependidikan khususnya pendidik (guru).

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Inovasi Tenaga Kependidikan
Kata 'innovation (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal
yang baru atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972), tetapi ada yang
menjadikan kata innovation menjadikan kata innovation menjadi kata
Indonesia yaitu 'inovasi`. Inovasi kadang pula diartikan sebagai penemuan,
namun berbeda maknanya dengan penemuan dalam arti diskoveri (discovery)
atau invensi (invention). iskoveri mempunyai makna penemuan sesuatu
yang sebenarnya sesuatu itu telah ada sebelumnya, tetapi belum diketahui.
Sedangkan invensi adalah penemuan yang benar-benar baru sebagai hasil
kegiatan manusia.
Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa invention maupun diskoveri.
Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan
suatu masalah.
Thompson dan Eveland (1967) mendeIinisikan inovasi sama dengan
teknologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental
dalam rangka mengurangi ketidak teraturan suatu hubungan sebab akibat
dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi dapat dipandang sebagai
suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
!roI. is mengartikan inovasi sebagai langkah mengintrodusir suatu
gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang
berarti perubahan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi merupakan tindakan atau
langkah menciptakan atau memodiIikasi suatu ide, barang, pelayanan, dan

cara-cara atau metode bersiIat baru yang memiliki tingkat eIektiIitas dan
eIisiensi yang lebih baik dari sesuatu sebelumnya.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatiI
berbeda dari hal (yang ada sebelumnya) serta sengaja diusahakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.
Menurut !asal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
!endidikan, tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan.
Sehingga dengan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa inovasi dalam tenaga kependidikan merupakan suatu perubahan yang
baru yang berbeda dari hal sebelumnya dalam bidang pendidikan yang
melibatkan anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya nutuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.
Inovasi di dalam lingkungan pendidikan akan mampu meningkatkan
kualitas pendidikan. Khususnya pada metode pendidikan, penginovasian
didalam metode pendidikan dapat dijadikan alat atau cara baru dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. engan
demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada
seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan
eIektivitas pembelajaran.

1enis-jenis Tenaga Kependidikan
alam !eraturan !emerintah (!!) Nomor 38Tahun 1992 pasal 3 ayat
1-3 disebutkan beberapa jenis dalam lingkup ketenagaan pendidikan, yaitu
sebagai berikut :
1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembangdi bidang
pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.
2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.

3. !engelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,


rector, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
Termasuk dalam jenis tenaga kependidikann adalah pengelola sistem
pendidikan, seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi atau
kabupaten/kota.
Secara umum tenaga kependidikan dapat dibedakan menjadi empat
kategori, yaitu :
1. Tenaga pendidik, terdiri dari pembimbing, penguji, pengajar, dan
pelatih.
2. Tenaga Iungsional kependidikan, terdiri atas penilik, pengawas, peneliti,
dan pengembang di bidang kependidikan, dan pustakawan.
3. Tenaga teknis kependidikan, terdiri atas laboran dan teknisi sumber
belajar.
4. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas kepala sekolah,
direktur, ketua rector, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
5. Tenaga lain yang mengurusi masalah manajerial atau administrative
kependidikan.
Menurut Fu'ad l-Gharuty yang termasuk ke dalam tenaga
kependidikan adalah:
1. Kepala satuan pendidikan.
2. !endidik.
3. Tenaga kependidikan lainnya.
Kepala satuan pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan
tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala satuan
pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai
edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator,
Iigur dan mediator. Istilah lain untuk kepala satuan pendidikan adalah kepala
sekolah, rektor, direktur.
Sedangkan pendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar
adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan dengan tugas khusus sebagai proIesi pendidik. !endidik


mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: guru, dosen.
Tenaga kependidikan lainnya ialah orang yang berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak
langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya:
a. Wakil-wakil/Kepala urusan umumnya pendidik yang mempunyai tugas
tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu kepala satuan
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut.
Contoh: kepala urusan kurikulum.
b. Tata usaha, adalah tenaga kependidikan yang bertugas dalam bidang
administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola
diantaranya, administrasi surat menyurat dan pengarsipan, administrasi
kepegawaian, administrasi peserta didik, administrasi keuangan,
administrasi inventaris dan lain-lain.
c. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat
dan bahan di laboratorium.
d. !ustakawan, pelatih ekstrakurikuler, petugas keamanan (penjaga
sekolah), petugas kebersihan, dan lainnya

Fungsi dan Peran Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan itu sendiri memiliki lingkup 'proIesi yang
luas. Sehingga kami hanya menjelaskan beberapa komponen yang dirasa
lebih berperan, diantaranya :
1. Kepala sekolah
!eran kepala sekolah adalah mengarahkan, mengoordinasikan, dan
mendorong ke arah keberhasilan pekerjaan bagi semua staI, yaitu dengan
cara mendeIinisikan tujuan, mengevaluasi kinerja, mengelola sumber
organisasi dan lain-lain. Kepala sekolah juga dituntut untuk mampu
menciptakan iklim yang baik di dalam organisasi sekolah, menjalin
hubungan yang harmonis dengan masyarakat, menyusun perencanaan,

mengatur jadwal, memecahkan konIlik yang muncul antarsesama guru,


dan lain-lain.
Menurut Minterg (1973) kepala sekolah terdiri atas tiga kategori
dalam menjalankan Iungsinya, yaitu :
O Interpersonal, yaitu kepala sekolah menjalankan Iungsi sebagai Iigure,
pemimpin, dan juru runding
O InIormational, yaitu kepala sekolah menjalankan Iungsi sebagai
pemantau, penyebar, perantara.
O ecisional, yaitu kepala sekolah menjalankan Iungsi sebagai
pengalokasian sumber-sumber dan negosiator.
Fungsi dan peranan kepala sekolah menjadi ' agent of change '.Tugas
Kepala Sekolah adalah sebagai agen utama perubahan yang mendorong
dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan
aktiI dalam perubahan tersebut. Upaya kepala sekolah sebagai agen
perubahan bisa meliputi :
1. Catalyst
Catalyst berperan meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan
menuju kondisi yang lebih baik. Misalnya kepala sekolah
menyakinkan orang tua siswa untuk memupuk disiplin anak.
2. Solution Givers
Berperan untuk mengingatkan akan tujuan akhir dari perubahan yang
dilaksanakan. Cara boleh berubah, tetapi tujuan akhir harus tetap
dipertahankan.
3. !rocess Helpers
Berperan membantu kelancaran proses perubahan, khususnya
menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan antara
pihak-pihak yang terkait.
4. Resources Linkers
Berperan untuk menghubungkan orang dengan pemilik sumber
dana/alat yang diperlukan.

2. Laboran
Laboran adalah petugas non guru yang membantu guru untuk
melaksanakan kegiatan praktikum/peragaan (meliputi penyiapan bahan,
membantu pelaksanaan praktikum serta mengemasi/ membersihkan
bahan dan alat setelah praktikum). Selain itu, laboran adalah teknisi yang
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang
berupa peragaan atau praktikum.
dapun Iungsi laboran adalah:
O !engaturan jadwal praktikum (bersama tim kurikulum sekolah) dan
pendaItaran praktikum (untuk siswa).
O Bertanggung jawab dalam penyusunan dan pengadaan bahan dan
peralatan (bukan alat utama), termasuk merawat dan perbaikan alat.
O Mempersiapkan bahan dan alat praktikum sebelum praktikum
dijalankan
O !resensi/absensi siswa dan mengawasi jalannya praktikum dan
memberi layanan keperluan praktikum.
O Mengemasi, membersihkan dan menata peralatan praktikum setelah
praktikum selesai.
O Tugas tambahan: mengumpulkan laporan praktikun dan
menyerahkan ke guru yang bersangkutan.
Tugas dan tanggungjawab seorang laboran sangat besar dan
memiliki andil yang cukup signiIikan dalam menunjang kelancaran dan
eIektiIitas pembelajaran disekolah. Sehingga seorang laboran dituntut
untuk memiliki kompetensi yang berkualitas agar mampu menunjang
tugas dan tanggungjawabnya. Namun realitasnya dilapangan, kekurangan
tenaga ahli sebagai laboran yang dilibatkan disekolah-sekolah
menyebabkan tenaga laboran terkesan asal-asalan dalam rekruitmennya.
dapun kondisi umum kompetensi yang ada disekolah-sekolah kaitannya
dengan laboran sebagai berikut:
O Belum ada peraturan/pengaturan khusus tentang laboran.

O Belum ada pendidikan khusus sebagai laboran pada lab tertentu.


O Rekruitmen biasanya dari tamatan SM I! yang umumnya
honorer, bukan !NS, kecuali !NS administrasi yang diIungsikan
sebagai laboran.
O Hubungan yang erat dengan tenaga pengajar, menyebabkan secara
teknis laboran mahir dalam tugasnya, meskipun tidak dicukupi oleh
8cientific backgroundnya. bisa karena biasa.
O Tidak ada tunjangan khusus laboran, seperti halnya tunjangan
petugas perpustakaan.
3. Tenaga dministrasi Sekolah ( Tata Usaha)
epdiknas (2001) menyatakan bahwa Iungsi tenaga administrasi sekolah
adalah:
O Kepala Tata Usaha/Kepala Subbagian Tata Usaha bertugas
membantu kepala sekolah/madrasah dalam kegiatan administrasi
(urusan surat menyurat, ketatausahaan) sekolah yang berkaiatan
dengan pembelajaran.
O !elaksana urusan kepegawaian bertugas membantu Kepala Tata
Usaha/Kepala Subbagian Tata Usaha dalam kegiatan atau kelancaran
kepegawaian baik pendidik maupun tenaga kependidikan yang
bertugas di sekolah.
O !elaksana urusan keuangan bertugas membantu Kepala Tata
Usaha/Kepala Subbagian Tata Usaha dalam mengelola keuangan
sekolah.
O !elaksana urusan perlengkapan/logistik bertugas membantu Kepala
Tata Usaha/Kepala Subbagian Tata Usaha dalam mengelola
perlengkapan/logistik sekolah.
O !elaksana sekretariat dan kesiswaan bertugas membantu Kepala Tata
Usaha/Kepala Subbagian Tata Usaha dalam mengelola
kesekretariatan dan kesiswaan.
O !engemudi bertugas sebagai sopir.

O !enjaga sekolah bertugas memelihara dan memperbaiki Iasilitas


sekolah/madrasah berupa bangunan, kelistruikan, dan peralatan
praktik.
Berkenaan dengan kualitas personal, enyer (1975) menyatakan bahwa
kualitas kepribadian tenaga administrasi sekolah yang penting adalah
kegairahan (enthusiasm), ketulusan (sincerity), kebijaksanaan (wisdom), dan
pengendalian diri (selI-control).
Joko Kuncoro (2002) menyatakan bahwa pekerjaan kantor atau tata usaha
memiliki berbagai sebutan lain seperti oIIice work, paper work, dan clerical
work diperlukan oleh semua jenis aktivitas agar dapat mencapai tujuan
secara eIektiI dan eIisien. !ada dasarnya, pekerjaan tenaga administrasi
sekolah merupakan pelayanan yang berIungsi meringankan (Iacilitating
Iunction) terhadap pencapaian tujuan.

4. !ustakawan
i dalam UU No. 43 th. 2007 deIinisi pustakawan terdapat pada
pasal 1 ayat 8.
!ustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh
melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan.
!eran pustakawan di lembaga pendidikan adalah menIasilitasi dalam
penyediaan sumber belajar bagi peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya. Namun masih banyak kendala yang dialami
pustakawan, diantaranya :
O Sebagian besar sekolah belum memiliki perpustakaan yang memadai.
O !erpustakaan belum diIungsikan sebagai penyedia sumber belajar.
O Isi buku-buku wajib dan penunjang belum sesuai kebutuhan belajar.
O Luas ruang, meja, kursi untuk membaca juga belum sebanding dengan
jumlah siswa, pendidik, dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah.

5. !endidik
!endidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya
akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya
dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. !enggunaan
istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup
lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya,
adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan
tinggi.
alam pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem !endidikan Nasional,
yang menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga proIesional yang
bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik jelas telah
dirumuskan dalam pasal 24 ayat (1), (4), dan (5) !! No. 19 tahun 2005
tentang Standard Nasional !endidikan. alam !! tersebut dinyatakan bahwa
pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.

Inovasi yang Dilakukan dalam Bidang Tenaga Kependidikan
Khususnya Pendidik (Guru)
ari Iungsi dan peran tenaga kependidikan yang telah dijelaskan di
atas, pendidik (guru) merupakan orang yang sangat penting dan strategis
dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di setiap satuan pendidikan.
Guru adalah orang yang berinteraksi langsung dengan peserta didik. Berapa
pun besarnya investasi yang ditanamkan untuk memperbaiki mutu

pendidikan, tanpa kehadiran guru dan dosen yang kompeten, proIesional,


bermartabat, dan sejahtera dapat dipastikan tidak akan tercapai tujuan yang
diharapkan
leh sebab itulah, pihak pemerintah terus berupaya meningkatkan
mutu pendidikan dengan melakukan program kualiIikasi guru. Guru harus
memiliki kualitas terstandar dan menerima sertiIikasi. Tidak hanya menuntut
kualitas guru yang tinggi, namun secara bijak dinas pendidikan juga harus
memberikan reward yang sesuai dengan peran guru yang semakin kompleks.
Guru yang mendapatkan sertiIikasi akan mendapatkan tunjangan proIesi
sebesar 100 persen dari gaji pokok. Karena itu syarat untuk mendapatkan
sertiIikasi juga tidak mudah. Mereka minimal harus berijaah Strata Satu
(S1) dan memiliki masa kerja minimal 20 tahun dan kepangkatan.
engan persyaratan tersebut, ternyata dapat terlihat bahwa masih
banyak guru yang belum memenuhi standar yang diberikan oleh dinas
pendidikan. Contohnya saja dapat kita lihat pada tenaga guru di Kukar,
Kalimantan Timur. Ternyata masih banyak yang belum memiliki
persyaratan utama untuk mendapatkan sertiIikasi. Tercatat dari 11.700 guru
negeri maupun swasta hanya 316 orang yang memenuhi standar sertiIikasi.
Sedangkan 3.425 guru belum S1 (strata 1) sehingga tak layak diajukan.
Namun tentunya langkah pemerintah tidak hanya pada pemberian sertiIikasi,
namun juga mengusahakan agar para guru yang belum sesuai standar, dapat
ditingkatkan kemampuannya, sehingga dalam periode waktu tertentu,
kualitas guru di Indonesia dapat merata dan bernilai baik.
Yang Menjadi Standar Kompetensi Guru
1. Menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 !asal 8 dan 10, Guru wajib
memiliki kualiIikasi akademik, kompetensi, sertiIikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kompetensi dasar yang harus dimiliki guru
meliputi kompetensi paedagogik, kompetensi persolan atau
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi proIesional yang
diperoleh melalui pendidikan proIesi.

2. Menurut epdiknas, merumuskan beberapa kompetensi atau


kemampuan yang sesuai seperti, kompetensi kepribadian, bidang studi,
dan kompetensi pada pendidikan/pengajaran.
Hal inilah yang menjadi dasar pemerintah Indonesia dalam membentuk
tenaga kependidikan, dalam hal ini guru, mencapai tingkatan yang
terstandar dengan baik.
Selain inovasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah, guru juga
harus melakukan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan siswa. Guru memiliki kebebasan untuk
melakukan inovasi pembelajaran di kelas. engan kegiatan pembelajaran
yang inovatiI, atmosIer kelas tidak terpasung dalam suasana yang kaku dan
monoton. !ara peserta didik perlu lebih banyak diajak untuk berdiskusi,
berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep
dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, bukan dengan cara dicekoki atau
diceramahi. !ara murid juga perlu dibiasakan untuk mengemukakan
pendapat sehingga mereka menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu saja,
secara demokratis, tanpa melupakan kaidah-kaidah keilmuan, guru perlu
memberikan penguatan-penguatan sehingga tidak terjadi salah konsep yang
akan berbenturan dengan nilai-nilai kebenaran itu sendiri.
Banyak contoh inovasi yang dapat dilakukan oleh seorang guru
dalam proses pembelajaran ,baik di dalam maupun di luar kelas antara lain :
1. Memilih strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.
2. Mengajak siswa ke pasar untuk melihat secara langsung terjadinya
proses transaksi jual beli untuk pelajaran I!S ( ekonomi).
3. Menggunakan media asli dalam peragaan atau demonstrasi untuk
pelajaran matematika dalam menerangkan dan menjelaskan rumus-
rumus suatu bangun.
4. Melakukan kegiatan outbond untuk pengenalan habitat alam ,baik
hewan maupun tumbuh-tumbuhan dalam pelajaran I! ( biologi ).

5. Menggunakan media komputer dalam kegiatan pembelajaran untuk


mengenalkan teknologi inIormasi dan komunikasi.
6. Siswa diberikan kesempatan untuk melakukan presentasi ,untuk
melatih siswa belajar berdiskusi.






















BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kesimpulan
Inovasi dalam tenaga kependidikan merupakan suatu perubahan
yang baru yang berbeda dari hal sebelumnya dalam bidang pendidikan yang
melibatkan anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya nutuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Tenaga kependidikan menentukan kualitas
proses pembelajaran serta hasil belajar yang dialami oleh siswa.
alam !eraturan !emerintah (!!) Nomor 38Tahun 1992 pasal 3
ayat 1-3 disebutkan beberapa jenis dalam lingkup ketenagaan pendidikan,
yaitu sebagai berikut :
1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan
pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembangdi bidang
pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.
2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih.
3. !engelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rector, dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah.
Komponen tenaga kependidikan yang lebih banyak berperan dalam
proses pendidikan adalah kepala sekolah, laboran, pustakawan, tenaga
administrasi sekolah, dan pendidik.
!endidik (guru) merupakan orang yang sangat penting dan
strategis dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di setiap satuan
pendidikan. Guru adalah orang yang berinteraksi langsung dengan peserta
didik. Mengingat pentingnya peran guru tersebut inovasi-inovasi untuk
tenaga pendidik diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.


Rekomendasi
Tenaga kependidikan merupakan komponen yang paling vital dan
strategis dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pendidikan.
Tenaga kependidikan menentukan kualitas proses pembelajaran serta hasil
belajar yang dialami oleh siswa. Inovasi-inovasi pun diperlukan dalam
bidang tenaga kependidikan guna meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia yang saat ini masih dikatakan minim. Inovasi-inovasi tersebut
dilakukan baik oleh pemerintah maupun tenaga kependidikan itu sendiri yang
berusaha untuk selalu inovatiI dan kreatiI menciptakan suatu pembaharuan
pendidikan.
an sebaiknya, inovasi-inovasi yang telah dibuat tersebut tetap
dipantau dan dievaluasi untuk mengetahui kekurangan-kekurangannya
sehingga dapat membuat inovasi-inovasi selanjutnya yang lebih baik.














DAFTAR PUSTAKA

anim, Sudarwan. (2002). nova8i Pendidikan dalam Upaya Peningkatan
Profe8ionali8me Tenaga Kependidikan. Bandung : !ustaka Setia.
Saud, SaeIudin. (2006). nova8i Pendidikan. Bandung : U!I !ress.
media.diknas.go.id/media/document/5434.pdI
www.kpi.or.id/index2.php?optioncomcontent&dopdI1.
http://www.ui.edu/download/kliping/050702/KepalaSekolahipilihLewatUji
Kelayakan.pdI

potiklan.net/search/mengapaguruperluberinovasi

Anda mungkin juga menyukai