Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan janin pada kehamilan 16 minggu

Panjang sekitar 25 cm dan berat sekitar 450 gram Tinggi rahim sekitar pusar Janin sudah dapat menghisap ibu jari, menyeringai Terasa gerakan janin (Bambang, 1990).

Perkembangan janin pada kehamilan 28 minggu

Berat janin sekitar 1 kilogram Umumnya sudah berada pada posisinya Kesempatan hidup cukup besar bila terpaksa harus dilahirkan sebagai bayi premature

Perkembangan janin pada kehamilan 36 minggu

Kondisi rahim telah mencapai tulang iga bagian bawah yang menyebabkan rasa kurang nyaman bagi sang ibu Panjang janin 46 cm dengan berat 2500 gram. Kenaikan 700 gram ini akibat dari tumbuhnya lemak pada kulit dan sekitar pundaknya Jika janin lahir pada saat ini, maka kemungkinan untuk hidup 90% (Bambang, 1990).

8. Hormon Kehamilan a. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) Hormon ini dihasilkan oleh embrio segera setelah pembuuahan dank arena pertumbuhan jaringan plasenta. Berfungsi untuk menekan menstruasi dan meningkatkan kadar progesterone. Kadar HCG yang tinggi diperkirakan penyebab morning sickness (mual muntah) (Syaifudin, 2006).

b. HPL (Human Placental Lactogen) Hormon yang dihasilkan oleh plasenta ini merupakan hormon protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan pertumbuhan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon kehamilan ini berperan penting dalam produksi ASI (Air Susu Ibu). Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta yang tidak berfungsi dengan baik. Hormon ini memberikan perubahan terhadap payudara, yaitu berupa pembesaran pada payudara (Syaifudin, 2006). c. Relaxin Hormon kehamilan yang dihasilkan leh korpus luteum dan plasenta. Berfungsi melembutkan leher rahim dan mengendorkan otot panggul untuk persiapan kelahiran (Syaifudin, 2006). f. Oksitosin Hormon ini berfungsi untuk merangsang kontraksi rahim untuk mendorong bayi keluar. Oksitosin juga berguna untuk membantu rahim mengkerut ke ukuran normal setelah melahirkan dan merangsang produksi ASI selama proses menyusui (Syaifudin, 2006). g. Estrogen dan Progesteron Progesteron berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu mempersiapkan payudara untuk menyusui (Syaifudin, 2006). Estrogen dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan

endometrium rahim, perubahan-perubahan histology pada vagina. Mempengaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui, mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina, vulva, serta

menimbulkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saat persalinan (Syaifudin, 2006). h. MSH (Melanocyte Stimulating Hormone) Hormon kehamilan ini berfungsi merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit, untuk menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah (Syaifudin, 2006). i. Endorphin Hormon endorphin menimbulkan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit. Hormon endorphin meningkat selama kehamilan dan memuncak saat

persalinan/kelahiran (Syaifudin, 2006).

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2008, E-Learning Biologi, Depdiknas, Jakarta Ganong, W., 1983, Fisiologi Kedokteran, edisi 10, 368-370, EGC, Jakarta Gray, Henry, 1918, Anatomy of The Human Body, 1265-1270, Bartleby Bookstore Jacobz, T.Z, 1997, Endokrinologi Reproduksi pada Wanita, 44-102, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta Hanafiah, M.J, 1997, Haid dan Siklusnya, 103-124, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta Pearce, 2009, Anatomi Fisiologi untuk Paramedis, 256-260, PT Gramedia, Jakarta Reksoprodjo, 2004, Anatomi dan Fisiologi Manusia, 35-42, Bumi Pelita, Jakarta Syaifudin, 1986, Siklus Endometrium, 35-37, Kedokteran UNSRI, Palembang Tengdi, K.A, Fisiologi wanita sebelum kehamilan dan Hormon-hormon wanita, 1994, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai