Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

a.

Latar Belakang

Ketika kita memakan nasi, pernahkah kita membayagkan bahwa ada molekul zat yang kita makan berasal dari molekul yang pernah dikeluarkan oleh tubuh kita sendiri ?. zat karbon, air, nitrogen, belerang, dan zat-zat lainnya yang diperlukan oleh makhluk hidup secara terus menerus di daur ulang di dalam ekosistem. Di dalam daur ulang materi, zat-zat tersebut menjadi bagian tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup kemudian mati dan zat-zat tersebut masuk ke dalam tanah karena kegiatan penguraian. Zat-zat kimia yang ada di dalam tanah merupakan bahan makanan bagi tumbuhan diangkut ke tubuh tumbuhan kemudian menjadi bagian dari tubuh tumbuhan itu sendiri. Secara singkat, daur ulang materi itu sebagai berikut : Tubuh hewan/tumbuhan mati diurai masuk ke tanah diserap tumbuhan reaksireaksi kimia menjadi zat makanan dimakan hewan tubuh hewan. Dengan demikian, materi tersebut telah melalui daur yang dikenal sebagai daur biogeokimia, karena berlangsung melewati tubuh makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia. Zat nitrogen merupakan

b.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana aliran materi pada daur Nitrogen? 2) Bagaimana aliran energi pada daur Nitrogen? 3) Bagaimana proses biologi, geologi, kimia pada daur Nitrogen? 4) Bagaimana fungsi daur Nitrogen dalam kehidupan sehari hari?

c.Tujuan

BAB II ISI

A. DAUR NITROGEN

N (nitrogen) merupakan salah satu unsur yang palig luas penyebarannya di alam. Di atmosfer terdapat sekitar 3,8 x 1015 ton N2-molekuler, sedangkan pada lithosfer terdapat 4,74 kalinya. Dalam atmosfer di atas sehektar areal laut terdapat sekitar 77.350 ton N2. Menurut Delwiche cit. Foth (1984), diperkirakan setiap tahun biosfer menerima tambahan N netto 9 juta metrik ton, dari selisih total tambhan dari fiksasi biologis (daratan 30 + tanaman legum 14 + lautan 10) +fiksasi industri 30 + fiksasi atmosfer 7,6 + fiksasi lainnya 0,2) dengan total kehilangan akibat denitrifiksasi (daratan 43 + lautan 40) + sedimentasi 0,2) (dalam satuan juta metrik ton). Siklus N secara lengkap tertera pada gambr 1.1

Gambar 1.1 Daur Nitrogen

Kadar N netto tanah merupakan selisih tambahan lewat fiksasi kimiawi/biologis dan pupuk N dikursngi kehilangan lewat (1) immobilisasi tanaman, (2) volatilisasi selama mineralisasi N, (3) denitrifikasi N-nitrat, dan (4) peindian N-mineral.

1.) Fiksasi N Fiksasi (pengingkatan) N dapat terjadi secara : (1) Fisik melalui pelepasan energi listrik pada saat terjadinya kilat. (2) Secara kimia melalui proses ionisasi, yang keduanya terjadi pada atmosfer paling atas dn turun ke tanah lewat presipitasi (hujan). (3) Fiksasi N juga terjadi secara biologis lewat simbiosis muatualistik tanaman legum-Rhyzobium. ( bkteri heterotrofik), jug beberapa tanaman nonlegum. (4) Lewat fiksasi nonsimbiotik oleh mikrobia (bakteri) tanah seperti : (a) Azospirillum, Azotobacter dan Beijerinckia (aktif pada kondisi masam, higga pH 3) dan Derxia (aktif pada pH 5-9) (kelompok aerobik). (b) Bacillus, Enterobacter dan Klebsiella (kelompok aerobik fakultatif) (c) Clostridium dan desulfovibrio (kelompok anaerobik) (d) Dari kelompok fotosintetik seperti Rhodospirillum dan Rhodomicroium (bakteri ungu nonsulfur), Chormatium (bakteri ungu) dan Chlorobium (bakteri hijau) (e) Kelompok sianobakteri ( Anabaena (Situs fiksasi Nnya terdapat pada struktur heterosista (sel khusu berdinding tebal), Nonstoc, Fischerella,

yngby, dan Oscillatoria) yang jika bersimbiosis dengan fungsi disebut Liken. Sebelumnya Liken ini dianggap sebagai organisme tersendiri dan meliputi Collema, Lichenia, Peltigera dan Stereocaulon. Sianobakteri ini juga dapat mengasimilasikan N2 jika bersimbiosis dengan beberapa jenis lumut, azolla (Pteridofita) dan Gunnera (Angiospermae). Daya fiksasi Nnya lebih rendah dibandig Azotobacter dan Clostridium, yaitu 30-115 mg/ml media bergula selama 1,5-2 bulan. Di antaranya ad yang aktif secara heterotrofik pada kondisi gelap. Kedua tipe fiksasi biologis ii merupakan reaksi reduksi N2 menjadi NH3 yang membutuhkan sejumlah ATP sebagai sumber energinya, asam piruvat sebagai donor hidrogen dan dilakukan oleh enzim nitrogenase (protein yang mengandung Fe dan Mo) yang memerlukan Co sebagai aktivatornya. Dalam proses ini: (1) Energi ATP (16-30 ATP per molekul N2 ) dan ferredoksin ( pembawa elektron) mereduksi protein Fe menjadi reduktan. (2) Reduktan ini mereduksi protein MoFe yng kemudian mereduksi N2 menjai NH3 dengan hasil samping berupa H2 (3) Terjadi reduksi asetilena menjadi etilena (sehingga dapat digunakan sebagai indikator fiksasi N biologis dan dideteksi melalui prosedur uji ARA ( acetylene reduction assay). Reaksi umum katalisis enzimatis oleh nitrogenase ini adalah : N2 + 8H+ + 8 e- + 16 ATP 2 NH3 +16 ADP + 16 Pj + H2

Aktivitas fiksasi N biologis ini sangat tergatung pada ketersediaan bahan organik dala tanah. Nisbah N yang difiksasi dan kadar bahan organik tanah adalah 5-20 : 1000 yang berarti utuk setiap 5-20 g N yang difiksasi diperlukan hasil perombakan 1000g bahan organik tanah. Dalam fiksasi N-simbiotik, bakteri masuk lewat bulubulu akar yang kompatibel, kemudian membentuk bakteroid yang menyebbkan timbulnya bintil-bintil (nodul) pada akar. Bakteroid ini menerima nutrisi (unsur hara dan karbohidrat) dari inangnya dan melepaskan N hasil fiksasinya. Hasil penelitian Weber (cit.Foth, 1984) menunjukkan bahwa pada 1 ha kedelai yang diinokulasi dengan Rhyzobium difiksasi 160 kg N (dengan variasi 50-200 kg) dan 75% kadar N tajuk merupakan sumbangan fiksasi simbiotik ini. Daya fiksasi ini menurun dengan meningkatnya takaran pupuk N.

Secara nonsimbiotik, Azospirillum seperti A. Brasiliense memfiksasi N2 serempak dengan asetilena dalam area rhizosfer (permukaan / dalm sel-sel akar) dengan memanfaatkan secara selektif senyawa-senyawa organik sekresi/eksudat akar; dipengaruhi oleh : 1. pH (optimal 6,0-7,8) 2. potensial redoks dan bahan organik 3. ketersediaan nitrat dan oksigen karen bersifat mikroaerobik, bakteri diazotrop ini dapat berasosiasi pada rhizosfer tanaman lahan kerig maupun lahan basah dan permukaan daun/batang. Bakteri ini menggunakan terutama asam malat dan glukonat sebagai sumber N. Pada kondisi terpaksa, asam-asam amino seperti glutamat, aspartat, serin, dan histidin digunakan sekaligus sebagai sumber C dan N. Bakteri ini di samping : 1. membantu penyediaan N bagi tanaman secara kontinyu sesuai kebutuhan, sehingga mencegah terjadinya efek overdosis pada pemberian pupuk buatan, atau efek defisiensi akibat pelindian, juga memproduksi : 2. hormon tumbuh seperti auksin, IAA dan gibberelin. Auksin ini berfungsi memacu pembentukn akar/ bulu-bulu akar. 3. Vitamin tiamin, niasin dan pantotenik, yang secara bersama berungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan produksi tanaman 4. Bateriosin yang merupakan anto penyakit bakterial. b. Mineralisasi dan Immobiliasi N Di dalam tanah, 99% N terdapat dalam bentuk organik, hanya 2-4%nya yang dimineralisasikan menjadi N-anorganik (NH3) (amonifikasi) oleh bernagai mikrobia heterotrof, kemudian sebagainnya mengalami nitrifikasi. Proses biokimia nitrifikasi dilakukan oleh dua kelompok fifsiologis bakteri autotrof yang bersifat aerobik obligat erhadap amonium tanah sisa yang tidak diserap tanaman atau terikat koloidal tanah. Pada kelompok pertama, terpenting adalah Nitrosomonas yang mengoksidasi amonium menjadi nitrit, dan pada kelompok

kedua, terpenting Nitrobcter yang melanjutkan oksidasi nitrit menjadi nitrat. Reaksi umumnya adalah :\

Anda mungkin juga menyukai