1 Latar Belakan g
Korosi merupakan proses degradasi, deteorisasi, pengerusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan
sekelilingnya. Adapun prosesnya yakni merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat disekelilingnya
tersebut. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut dengan perkaratan. Kata korosi berasal dari bahasa latin corrodere
yang artinya pengrusakan logam atau perkaratan. Jadi jelas korosi dikenal sangat merugikan.
Korosi merupakan sistem termodinamika logam dengan lingkungannya, yang b erusaha untuk mencapai kesetimbangan.
Sistem ini dikatakan setimbang bila logam telah membentuk oksida atau senyawa kimia lain yang lebih stabil.
Pencegahan korosi merupakan salah satu masalah penting dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari -hari. Namun
kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi
akan kehilangan nilai jual da fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan
dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi ini khususnya pada
besi. Selain itu pada percobaan ini akan diketahui logam -logam apa sajakah yang dapat menghambat terjadinya korosi
ntuk mempelajasi peristiwa korosi terhadap besi (dalam bentuk paku) tanda dan dengan kontak dengan berbagai logam termasuk Cu, Zn, dan Al.
U
ntuk mengetahui logam yang meningkatkan korosi dan yang menghambat korosi. engamati proses terjadinya korosi pada besi dengan mengamati besi yang tidak dilapisi logam lain dalam besi
yang dilapisi Zn, Cu, dan Al dengan bantuan indikator PP dimana akan menghasilkan warna merah muda yang
menunjukkan tempat dimana terjadi reduksi dan menghasilkan warna biru yang menunjukkan tempat dimana terjadinya
oksidasi.
1 .4 Man faat Percob aan
M
anfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat menentukan berbagai sifat korosi dari logam seperti zink,
tembaga, aluminium terhadap besi, sehingga dapat diketahui logam mana yang mampu melindungi besi dari perkaratan
dan lgam mana yang mempercepat korosi besi. Hal ini sangat berguna dalam bidang komersial untuk mempertinggi nilai
jual dari besi. Selain itu, praktikan juga lebih mahir dalam menggunakan alat -alat laboratorium.
B A B II TINJAUAN PUSTAKA
Sebagian orang mengartikan korosi sebagai karat, yakni sesuatu yang hampir dianggap sebagai musuh umum masyarakat.
Karat (rust) adalah sebutan yang belakangan ini hanya dikhususkan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan
gejala destruktif yang mempengaruhi hampir semua logam.Walaupun besi bukan logam pertama yang dimanfaatkan oleh
manusia, tidak perlu diingkari bahwa logam itu paling banyak digunakan, dan karena itu, paling awal menimbulkan
masalah korosi serius. Karena itu tidak mengherankan bila i stilah korosi dan karat hampir dianggap sinonim
(Chamberlain, 1991).
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai pertukaran elektron antara pereaksi, yang
menyebabkan keadaan oksidasi berubah. Dari sejarahnya, istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen
diambil oleh suatu zat. M aka reduksi dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian
pengangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut dengan oksidasi. Sekali l agi
reaksi-reaksi lain dimana baiik oksigen maupun hidrogen yang tidak ambil bagian belum bisa dikelompokkan sebagai
oksidasi atau reduksi sebelum definisi oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang didasarkan pada pelepasan dan
Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvanik yang mempunyai hubungan pendek dimana beberapa daerah
permukaan logam bertindak sebagai katoda dan lainnya sebagai anoda, dan rangkaian listrik dilengkapi oleh aliran
electron menuju besi itu sendiri. Sel elektrokimia terbentuk pada bagian logam dimana terdapat pengotor atau di daerah
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang korosif. Korosi juga
diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimiadengan lingkungan.
Ada definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam yang dari bijih mineralnya.
Contohnya bijih besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan
diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut
akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan ko rosi (kembali menjadi senyawa besi oksida). Deret volta dan
persamaan Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan terjadinya korosi (Anonim, 2008).
Hambatan terhadap korosi pada besi tuang kelabu yang terendam dalam air, relatif baik bila diba ndingkan dengan
hambatan pada baja lunak. Hambatan terhadap korosi dan kekuatan bahan ini ditingkatkan sedikit dengan menambahkan 3
persen nikel. Ketahanannya terhadap tumbukan juga dapat ditingkatkan dengan mengubah prosedur pengecoran sehingga
menghasilkan steroid-steroid grafit alih-alih serpih-serpih yang normal, bila besi mengalami korosi, serpih -serpih grafit
seringkali tetap mencuat di permukaan, dan secara berangsur membentuk lapisan yang lebih mulia dan kaya akan karbion
Aluminium adalah logam yang dangat reaktif. Kalau berada di lingkungan yang menghasilkan oksigen, logam ini bereaksi
untuk membentuk sebuah selaput tipis oksida yang transparan di seluruh permukaannya yang terbuka. Selaput ini
mengendalikan laju korosi dan melindungi logam di bawahnya. Oleh karena itu, komponen - komponen yang terbuta dari
aluminium dan paduan-paduannya bisa memiliki umur panjang, Jika selaput itu rusak dan tidak dapat dipulihkan lagi,
korosi logam ini akan berlangsung cepat s ekali. Tembaga murni adalah logam yang sangat lunak dan mudah ditempa.
Logam ini biasanya dipadukan dengan sedikit logam lain seperti Be, Te, Ag, Cd, As, dan Cr untuk mengubah sifat -
sifatnya pada penerapan-penerapan tertentu, sambil tetap memperahankan ket ahanan terhadap korosinya yang istimewa
Adapun alat-alat yang dipergunakan pada percobaan kali ini, adalah tabung reaksi, rak tabung, gelas piala 250 mL, kasa asbes, pembakar gas, neraca Ohaus, batang pengaduk, pipet tetes dan pinset
3 .3 Prosedu r Kerja
1. Dipanaskan kira-kira 100 mL air dalam gelas piala 250 mL sampai mendidih
2. Ditambahkan 2 g agar-agar ke dalam air dan dipanaskan sambil diaduk hing ga larut.
3. Ditambahkan 5 g NaCl ke dalam larutan panas dan larutan tersebut diaduk 4. Ditambahkan 2 mL indikator pp dan 1 mL K 3Fe(CN) 6 0,1 M , diaduk dan dihentikan pemanasan. Larutan dibiarkan sampai hangat sebelum digunakan. 5. Ditempatkan 4 paku besi pada tabung reaksi yang berisi 15 mL H 2SO 4 2 M selama beberapa menit.
6. Didihkan air dalam gelas piala 250 mL didekantasi asam dari paku dalam langkah 1 dibilas dengan air dan dengan hati -hati
dimasukkan paku-paku tersebut dalam air panas. Paku dipindahkan pada waktu diperlukan dengan menggunakan gegep
yang bersih.
7. Diberi label pada tabung reaksi 1 sampai 4. Pada tabung satu dimasukkan satu paku bersih. Pada preparasi tiap tabung 2
sampai 4, harus diingat bahwa potongan logam yang digunakan harus melekat dengan kuat pada paku. 8. Paku dibungkus dengan foil Cu.
9. Dilakukan hal yang sama dengan langkah 8 terhadap foil Zn dan foil Al. Dimasukkan paku -paku tersebut ke dalam tabung 2
sampai 4 dan dituangkan gel indikator ke dalam tiap tabung sampai seluruh paku tertutupi dengan gel, dihindari
terbentuknya gelembung udara. Jika gel indikator telah dingin sehingga sulit dituangkan, dipanaskan kembali dan
didinginkan hingga hangat. 10. Ditempatkan tabung satu sampai empat dalam rak tabung dan diamati daerah yang berwarna yang muncul dalam gel.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan
Sistem Lokasi warna merah Lokasi warna biru Fe Fe/Zn Fe/Al Fe/Cu Tidak ada U jung, kepala dan foil Zn Tidak ada Foil Cu U jung, kepala dan sepanjang paku Tidak ada Tidak ada Kepala dan ujung 4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini, digunakan bahan dasar logam besi, dalam hal ini paku, karena logam ini sangat luas dan korosi pada logam ini
sangat utama. Salah satu proses pencegahan korosi pada besi adalah dengan proses pelapisan dengan logam lain berdasarkan sifa t -
sifat kimia tertentu dari logam yang akan digunakan dalam hal ini adalah Cu, Zn, dan Al. Paku adalah salah satu bahan yang sa ngat
mudah teroksidasi oleh oksigen yang ada di udara bebas. Dimana oksigen akan membentuk lapisan oksida melapisi permukaan logam ,
teteapi oksida logam besi ini mempunyai pori-pori sehingga mudah ditembus oleh oksigen atau uap air. Dengan demikian, keadaan ini
memungkinkan reaksi oksidasi secara berkelanjutan pada bagian awal lapisan oksida yang telah terbentuk sebelumnya. Demikian
seterusnya sampai semua logam besi teroksidasi, menyebabkan perubahan bentuk yang gembur dan keropos, yang pada akhirnya akan
Dalam percobaan ini kita dapat mengetahui apakah paku besi mengalami korosi atau terlindung dari korosi jika ada dan tidak ada
kontak langsung dengan logam lain seperti Cu, Zn, dan Al. M ula -mula, paku besi dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
asam sulfat. Hal ini dilakukan untuk mempercepat korosi, seba gaimana kita ketahui bahwa keasaman tinggi merupakan faktor utama
meningkatkan laju korosi. Paku tersebut dibenamkan dalam asam sulfat beberapa menit, kemudian di pindahkan dengan menggunakan
pinset bersih. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pengot or yang melekat pada paku, paku kemudian dimasukkan ke dalam air
mendidih, untuk membersihkan paku dari kotoran yang mungkin masih terdapat dalam paku ataupun pinset yang digunakan.
Pada percobaan ini digunakan agar-agar yang berfungsi sebagai medium indikator, juga digunakan untuk mengetahui tempat-tempat
reaksi anoda dan katoda terjadi. Terlebih dahulu, agar -agar dilarutkan dalam air mendidih, karena a gar- agar tidak larut dalam air
dingin. Camouran kemudian ditambahkan NaCl yang berfungsi sebagai jemb atan garam yang dapat dinetralkan. Larutan kemudian
ditambahkan dengan indikator PP yang menyebabkan adanya warna merah muda dengan adanya OH -, warna merah muda dalam gel
menunjukkan tempat dimana reduksi. Selanjutnya dilakukan penambahan K 3Fe(CN) 6 yang bertujuan untuk menunjukkan tempat
dimana Fe teroksidasi yang ditandai dengan adanya warna biru. ntuk mengetahui logam mana yang meningkatkan korosi besi atau menghambat korosi, maka dalam percobaan ini digunakan tiga macam logam dalam bentuk foil seperti foil Cu, Zn, dan Al yang dilekatkan pada paku. Selanjutnya keempat paku tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda, kemudian ke dalam tabung reaksi dimasukkan gel dalam keadaan panas, hal ini dilakukan agar gel tersebut tidak meggum pal.
U
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa reaksi Fe/Cu dan Fe dengan larutan gel diperoleh warna biru. Hal ini membuktikan bahwa Fe
teroksidasi pada paku. Reaksi Fe/Zn diperoleh warna merah, yang menunjukkan tempat terjadinya reduksi. Dapat diketahui bah wa
logam Zn adalah logam yang mampu melindungi besi karena adanya daya reduksi yang kuat dari logam tersebut. Zn dan Al dapat
menghambat terjadinya korosi pada besi karena harga potensial elektrodanya lebih rendah dari harga potensial reduksi Cu bila
dibandingkan dengan Fe. Sedangkan logam Cu meningkatkan korosi besi paku yang ditandai dengan adanya warna biru, hal ini
Jika dilihat dari potensial reduksi standar (E o) masing-masing logam, maka Al yang paling negatif ( -1,66), kemudian Zn(-0,76), dan
Cu yang paling elekropositif dari ketiga logam yang diujikan (+0,34. Semakin positif E o semakin besar kecenderungan zat untuk
tereduksi, tetapi semakin mudah untuk teroksidasi. Berdasarkan harga E o, logam Cu lebih mudah tereduksi sehingga tidak dapat
melindungi paku besi yang memiliki E o -0,44 dari korosi, sedangkan logam Zn dapat melindungi paku dari korosi. Logam Al memiliki
E o lebih negatif dibanding Zn, dengan demikian Al lebih mudah mengalami oksida si daripada Zn, sehingga Al lebih baik dalam
melindungi besi daripada Zn. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan dapat disimpulakan bahwa logam Cu dapat mempercepat korosi, Zn dapat menghambat korosi, dan Al mudah menghambat korosi. 5.2 Saran Sebaiknya pada percobaan ini digunakan jenis logam yang lain untuk diketahui sifat -sifatnya dalam mempercepat atau menghambat korosi pada besi. Selain itu, d icobakan juga untuk jenis agar -agar yang lain