Anda di halaman 1dari 4

LUKA LAMA Hari pertama masuk sekolah membuat Nini lupa akan semua pelajaran yang pernah masuk

di dalam memori ingatannya. Liburan panjang itulah yang membuat Nini stress, karena nggak ada yang dapat dikerjakan. Nggak bisa Hang-out bareng teman, nggak bisa shopping, pokoknya liburan waktu itu adalah liburan yang paling merugikan selama hidup Nini. Aku melamun sambil menunggu bunyi bel sekolah yang sebentar lagi akan menghentakkan seisi sekolah dengan bunyinya yang sangat keras. Woi... Ni ! hentakan Nunu telah berhasil menghancurkan lamunanku tentang Britney Spears yang pastinya membuatku kaget. Kamu memikirkan siapa sih ? goda Nunu yang pastinya tidak akan berhasil untuk mengetahuinya. Nu, PR Matematika kamu udah ? tanyaku meyakinkan Nunu. Astaga ! Emangnya ada PR ? Nunu kaget mendengar pertanyaanku. Kamu kemana aja sih ! Udah deh...Kamu jangan candain gue deh. Pasti kamu udah selesai kan ? balasku sambil menarik tas Nunu. Iya...iya. Kamu kok maksa banget sih ! Oh iya, ada gosip nih. lanjut Nunu sambil menyerahkan bukunya padaku dan duduk di bangkunya yang terletak di belakang bangkuku. Gosip apaan ?tanyaku heran sambil memulai menulis PR yang menjengkelkan itu. Katanya bentar ada anak baru tuh...cowok lagi !kata Nunu dengan penuh godaan. Trus...emang kenapa kalau ada cowok baru di sekolah kita ?balasku sedikit mencela. Ya pasti menguntungkanlah. Apalagi, dengar-dengar cowok itu cakep banget ! Hal itu kan bisa memberikan peluang buat kamu. Supaya kamu nggak terusterusan sendirian Ni ! omel Nunu yang nggak akan pernah aku pedulikan. Apalagi kalau hal itu menyangkut tentang cowok ! Bosan banget tau nggak ! Kamu kan nggak tau dia akan pindah ke kelas mana ! Dia akan pindah ke kelas ini, tau ! balas Nunu yang tiba-tiba merubah perhatianku. Apa kamu bener ? tanyaku heran. Kamu melihat aku bercanda yah? Ya pastilah. Tadi Bu Rahmah memberitahukan tentang hal ini kepadaku! Dan satu-satunya bangku yang masih kosong adalah bangku kamu. Jadi pastilah cowok itu akan duduk di samping kamu. jelas Nunu panjang lebar sedangkan aku hanya bisa kaget dan berusaha untuk sabar agar cowok baru itu nanti duduk di bangku lain. Nu, sebentar kamu pindah yah ke samping bangkuku ! kataku mencoba memohon pada Nunu, agar dia bisa duduk bersamaku. Ya nggak bisa dong. Aku kan udah terikat perjanjian bangku sama Anna. Nanti Anna marahin aku lagi. Belum sempat aku memohon pada Nunu untuk kedua kalinya, bel sialan itu langsung berbunyi dan membuat kupingku bergetar layaknya mendengar gong yang dipukul. Pada saat itulah, guru matematika yang dari tadi menunggu di luar kelas,

akhirnya masuk dengan gaya yang cool nya itu. Dan sekejap, perhatianku langsung berbalik ke depan meninggalkan obrolanku dengan Nunu. Oke anak-anak. Sebelum kita memulai pelajaran, bapak akan memperkenalkan kepada kalian seseorang yang nantinya akan menjadi teman baru kalian. Dan pada saat itulah, seorang cowok yang berbadan tegap dan berwajah seperti bule masuk ke dalam kelasku, dan memperkenalkan dirinya. Yap ! Nama cowok itu Jonathan. Cukup bagus.....Awalnya aku berpikir cowok itu pindahan dari Amerika, tapi dugaanku salah. Ternyata dia anak pindahan dari Jakarta. Dasar Penipu ! Nama dan wajahnya aja bak orang bule, tapi ternyata dia masih berstatus sebagai warga negara Indonesia. Dasar ! Oke Jonathan. Sekarang kamu duduk di samping Nini. kata Pak guruku yang tiba-tiba mengagetkanku. Eh...Pak. Dia nggak bisa duduk di sampingku karena.... Karena apa ? Bukannya Mira sudah pindah ? Jadi sekarang bangku di samping kamu kosong kan ? lanjut Pak guruku yang membuat aku kesal. Akhirnya, tanpa banyak bicara, cowok yang sempat mengingatkanku pada seseorang itu langsung menuju ke samping bangkuku dan duduk tanpa berkata apapun. Baiklah...sekarang kalian semua mengumpulkan PR yang sudah bapak suruh kemarin. kata pak guru yang tiba-tiba membuatku kaget karena aku belum menyelesaikan contekanku dari Nunu, sedangkan Nunu harus mengambil bukunya kembali dan mengumpulkannya. Dasar guru sial ! Baru kemarin disuruh, kok hari ini langsung dikumpul sih ? Emang ada PR yah ? tanya Jonathan dengan tiba-tiba kepadaku. Kamu masih baru kok. Nggak usah kerja apa-apa ! kataku jengkel. ****** Akhirnya bel istirahat berbunyi. Dan pada saat itulah, aku langsung keluar kelas dan duduk di bundaran yang sejuk untuk menenangkan pikiran jahatku tentang guru sialan itu sekaligus tentang pelajaran yang sangat kubenci itu. Tapi tiba-tiba, seseorang langsung duduk di sampingku dan ternyata orang itu adalah Jonathan, anak baru yang sangat menjengkelkan itu. Apa tadi kamu marah sama aku ? tanya Jonathan memulai pembicaraan. Kamu ada urusan apaan sih dengan aku ? balasku dengan sedikit kata yang kasar. Gimana sih cowok ini ? Orang lagi jengkel kok ditanya ! Bener-bener nggak tau sopan santun ! Ya...aku kan masih baru disini. Jadi pantas dong kalau aku kaget mendengar kata PR yang langsung dikumpul. Gimana sih cowok ini ? Dia berpikir nggak pakai logika deh. Oh iya, kalau memperhatikan wajahmu, sepertinya aku mengenal kamu. lanjut Jonathan sambil melirik wajahku dari samping. Kamu salah orang kok. balasku sedikit agak kejam. Tapi ada benarnya juga sih. Kayaknya aku juga udah pernah lihat Jonathan deh. Tapi dimana yah ? Dan kapan ? ****** Bunyi bel tanda pulang sekolah akhirnya kembali menghentakkan gendang telingaku. Seketika itu pula, aku langsung keluar kelas dan meninggalkan semua kejenuhanku terhadap apa yang terjadi hari ini. Bayangkan aja, hari ini aku

kedatangan makhluk planet yang langsung ngaku kalau dia pernah kenal sama aku. Dan bukan hanya itu, hari ini aku juga diserang oleh 3 virus mata pelajaran yang sangat kubenci yaitu Matematika selama 2 jam, Fisika selama 2 jam, dan Kimia selama 2 jam. Gimana nggak stress ?! Aku mencoba mengingat di perjalanan apakah ada sesuatu yang tertinggal di sekolah. Tapi...aku sudah di dalam angkot ! Gimana mau diingat lagi ? Nggak mungkin banget deh. Tapi, perasaanku....ada sesuatu yang tertinggal di dalam laci meja. Tapi apa yah ? Yap ! Bagus....Aku ketinggalan buku diari ku yang sangat penting. Aku membongkar-bongkar seisi tas ku dan mencari buku diari itu. Tapi tetap saja, aku tidak menemukan buku itu. Kok aku selalu bernasib sial sih ! ****** Apa ini buku kamu ? tanya seseorang seraya menyerahkan buku yang tampak seperti buku diari ku. Jadi kamu yang mencuri bukuku yah ! aku teriak di depannya hingga aku melihat raut wajahnya yang langsung menjadi merah. Maksud kamu apa sih ?! Aku menemukan buku kamu ini jatuh di depan pintu gerbang sekolah, dan kamu langsung menuduhku seperti itu ? balas Jonathan yang tampak tersinggung oleh perkataanku tadi. Emm...maksud saya... aku gugup. Entah apa yang harus kuucapkan kepadanya untuk berterima kasih karena telah menyelamatkan bukuku. Makasih telah meninggalkanku untuk sekian lamanya, Ni ! kata Jonathan yang tiba-tiba membuat tubuhku bergetar serasa aku memang pernah bertemu dengannya. Tapi dimana ? Kapan ? Makasih...ternyata Tuhan memang adil. lanjutnya sambil pergi meninggalkan diriku yang masih berdiri termenung dan berusaha mengingat sesuatu yang sempat hilang dari ingatanku. ****** Aku berusaha mendekati Jonathan yang duduk sendirian di bawah pohon tepatnya di tempat duduk bundaran yang ada di sekolahku, lebih tepatnya lagi berada di depan kelasku. Makasih... kataku membuka percakapan. Makasih untuk apa ? balas Jonathan dengan nada marah dan tampak jengkel padaku. Makasih karena sudah menjaga buku ini dengan baik. Dan aku juga minta maaf karena sudah menuduhmu sebagai pencuri. Waktu itu aku sangat kesal dan pada saat kamu memberikan bukuku, aku langsung terkejut dan aku pikir kamulah yang..... Sudahlah...Apa kamu belum puas ? Setelah meninggalkanku, sekarang kamu menuduhku sebagai pencuri ? kata Jonathan memotong penjelasanku tentang apa yang terjadi pada diriku saat itu. Dia berbalik dan menatapku seakan aku memang pernah bertemu dengan dia, bahkan seakan aku pernah memiliki dia. Kamu kok pergi tanpa pamit sih ? tanya Jonathan yang membuatku tambah bingung. Aku ? Pergi tanpa pamit ? Maksud kamu apa sih ? tanyaku balik untuk memperjelas pertanyaannya. Aku sudah membacanya. Ternyata...orang yang aku cari selama ini, sekarang berada di depan mataku. Makasih....Yani. katanya sambil menatapku dengan sorotan mata yang tajam.

Darimana kamu mengetahui kalau nama kecilku itu Yani ? tanyaku dengan raut wajah yang gugup. Kamu masih nggak mengenal aku, yah ? Dasar bolot ! katanya sambil tertawa kecil dengan mendorong pundakku ke depan. Kamu apa-apaan sih ! balasku marah. Dasar bolot ! Aku kan Tata ! Sobat kamu sekaligus pacar kamu ! jawab Jonathan yang langsung membuatku teringat oleh kenanganku dulu bersamanya hingga pada suatu hari, aku harus meninggalkannya tanpa pamit, pindah sejauh mungkin. Jadi kamu Tata ? Kok kamu nggak bilang-bilang sih ! seruku bahagia melihat dia kembali dan sekarang duduk di sampingku, serasa baru kemarin perpisahanku dengan dia. Udah deh. Sekarang aku harus minta pertanggung jawaban kamu ! Kamu masih sendirian kan ? tanya Jonathan dengan penuh tawa kebahagiaan dan sedikit godaan. Aku nggak sendirian kok. kataku mengagetkannya. Aku kan sekarang punya kamu ! lanjutku dengan hati yang penuh kebahagiaan. Makasih Tuhan...Engkau benar-benar Tuhan Yang Maha Adil. TAMAT

Anda mungkin juga menyukai