Anda di halaman 1dari 20

Pembelajaran Matematika Materi Balok Kelas VIII SMP menggunakan Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Oleh : Febrina Bidasari, S.Pd (Mahasiswa S2 Universitas Sriwijaya )

Abstrak

Penelitian ini bertujuan memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan ide/gagasan matematika secara optimal sehingga siswa lebih berpikir dalam belajar matematika. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan salah satu alternatif bagi guru, mengingat tidak ada satu model pembelajaran yang mampu menghadapi berbagai kondisi siswa, dan tidak ada satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran Kata Kunci : Pembelajaran Berdasarkan Masalah

I. Pendahuluan a. Latar belakang Pembelajaran matematika adalah proses kegiatan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap terhadap kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang sifatnya konstan dan berbekas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengetahui tujuan pengajaran matematika di SMP, seorang guru matematika tentu akan mengajar secara terarah berdasarkan pemahaman pada langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam mengajar matematika. Dalam hal ini para siswa tidak diajari tetapi didorong untuk belajar. Sedangkan guru menyediakan lingkungan belajar, memberikan kebebasan agar para siswa belajar dan berkembang sendiri, mewujudkan rasa ingin tahunya. Siswa, dibiarkan untuk mengalami sendiri, merasakan akibat-akibatnya, dan tumbuh sesuai dengan polanya. Selain, itu

kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh guru haruslah mendorong terciptanya suasana tumbuh dan berkembangnya proses belajar matematika pada dirinya. Belajar pada prinsipnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber atau obyek belajar baik secara sengaja ataupun tanpa disengaja(Suliana,2005). Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati(dialami) oleh orang yang sedang belajar. Selain itu kegiatan belajar juga dapat dialami oleh orang lain. Belajar yang dihayati oleh siswa ada hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dari segi siswa, belajar yang dialami sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan perkembangan mental, akan menghasilkan dampak pengiring, selanjutnya dampak pengiring tersebut akan menghasilkan program belajar sendiri sebagai perwujudan emansipasi siswa menuju kemandirian. Dari segi guru, kegiatan belajar siswa merupakan akibat tindakan pendidikan atau pembelajaran. Proses belajar tersebut menghasilkan perilaku yang dikehendaki, suatu hasil belajar sebagai dampak pengajaran.(Dimyati & Mudjiono, 2002). Menurut Aisyah (2001), Selama ini di sekolah kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk melibatkan proses belajar seperti memunculkan gagasan-gagasan matematika selama siswa belajar matematika. Hal ini disebabkan umumnya guru siap mentransferkan ilmunya langsung kepada siswa, dengan kata lain guru yang aktif sedangkan siswa pasif selama belajar. Padahal proses belajar siswa berhubungan dengan hasil belajarnya, dapat mengembangkan cara berpikir, dapat mengingat pelajaran lebih lama, dan belajar dapat lebih bermakna bagi siswa. Dalam proses belajar mengajar, masih banyak pengajar matematika yang mengajarkan prosedur tanpa menjelaskan mengapa prosedur tersebut digunakan. Sehingga siswa beranggapan bahwa dalam menyelesaikan masalah, cukup memilih prosedur penyelesaian yang sesuai dengan masalah yang diberikan. Untuk mencapai tujuan diatas perlu dicari alternatif pembelajaran dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan ide/gagasan matematika secara optimal sehingga siswa lebih berpikir dalam belajar matematika. Salah satu model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran matematika yaitu pembelajaran berdasarkan masalah. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

merupakan salah satu alternatif bagi guru, mengingat tidak ada satu model pembelajaran yang mampu menghadapi berbagai kondisi siswa, dan tidak ada satu model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran. Menurut Aisyah (2001), Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan nalar siswa, sehingga daya nalar siswa dapat berkembang secara optimal. Hal ini sangat dimungkinkan karena dengan Pembelajaran Berdasarkan Masalah, siswa dilatih untuk menjawab suatu permasalahan (soal) nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Ibrahim (dalam Aidi, 2003), Secara garis besar pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan. Hal ini sangat memungkinkan karena dalam pembelajaran berdasarkan masalah, siswa dilatih untuk menjawab suatu permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan dapat melibatkan siswa dalam penyelidikan masalah autentik. Sedangkan guru dalam pembelajaran berdasarkan masalah ini mempersentasikan situasi masalah kepada siswa dan membuat mereka melakukan penyelidikan serta menemukan penyelesaian masalah oleh siswa sendiri.

b. Rumusan Masalah Bagaimana hasil belajar siswa pada pelajaran matematika menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah di SMP Negeri 17 Palembang?

c. Tujuan Penelitian untuk melihat hasil belajar siswa pada pelajaran matematika menggunakan Pembelajaran Berdasarkan Masalah.

II. Pembahasan 1. Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan suatu pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran

(Ratnaningsih, 2003 ). Secara garis besar pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Pembelajaran berdasarkan masalah ini juga dikenal dengan istilah Problem Based Instruction(PBI). Pada pembelajaran Berdasarkan Masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan-pemecahan masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Dalam ruang lingkup Pembelajaran Berdasarkan Masalah, siswa berperan sebagai seorang professional dalam menghadapi permasalahan yang muncul, meskipun dengan sudut pandang yang tidak jelas dan informasi yang minimal. Siswa tetap dituntut untuk menemukan solusi terbaik yang mungkin ada. Pembelajaran Berdasarkan Masalah membuat perubahan dalam proses khususnya dalam segi peranan guru. Guru tidak hanya berdiri di depan kelas dan berperan sebagai pemandu siswa dalam menyelesaikan permasalahan dengan memberikan langkah-langkah penyelesaian yang sudah jadi melainkan guru berkeliling kelas memfasilitasi diskusi, memberikan pertanyaan, dan membantu siswa untuk menjadi lebih sadar akan proses pembelajaran (Ratnaningsih, 2003 ). Pembelajaran berdasarkan masalah yang dikemukakan Resnick (dalam Nurhadi dan A.G.Senduk, 2005:58 ) sebagai berikut : 1. Pembelajaran berdasarkan masalah memotivasi siswa untuk sama dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar. 2. Pembelajaran berdasarkan masalah memotivasi siswa untuk bekerja

melakukan observasi dan diskusi dengan sesama teman dalam menjawab permasalahan .

3.

Pembelajaran

berdasarkan

masalah

memotivasi

siswa

untuk

melakukan interprestasi dan menjelaskan pemahaman mereka tentang suatu permasalahan. Jadi Secara umum pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran berpusat pada siswa dengan membantu siswa agar dapat bekerja sama untuk melakukan penyelidikan, memperoleh pengalaman baru, dan meningkatkan diri dalam kemampuan bernalar untuk menyajikan hasil pekerjaannya. 2. Ciri-Ciri Pembelajaran Berdasarkan Masalah Ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi Mengajukan pernyataan atau masalah Mengorganisasikan pembelajaran disekitar pertanyaan dan masalah social yang penting bagi siswa dan masyarakat Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu Mengaikan atau melibatkan berbagai disiplin ilmu Penyelidikan yang autentik Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan yang autentik atau nyata untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata Menghasilkan karya peragaan Menghasilkan prodk tertentu dalam bentuk karya dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang ditemukan (Nurhayati)

Tujuan

pembelajaran

berdasarkan

masalah

atau

Problem

Based

Instruction(PBI) adalah : Membantu siswa dalam mengembangkan ketrampilan berpikir dan ketrampilan pemecahan masalah Belajar peran orang dewasa yang autentik Menjadi pelajar mandiri (Ismail, 2003:4)

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan dari pemikiran nilainilai demokrasi, belajar efektif perilaku kerja sama dan menghargari keanekaragaman di masyarakat. Menurut Hanifah dan Suhana (2009:44) Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari 5 tahap utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan pada siswa suatu masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dalam Tabel 1 : Tabel 1 Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah Tahap Tahap 1 : Orientasi siswa pada masalah Kegiatan guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Tahap 3 : Membimbing penyelidikan Guru mendorong siswa untuk individu maupun kelimpok mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Pembelajaran berdasarkan masalah membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya dengan model-modelnya pembelajaran yang lainnya. Dalam hal ini ada 2 tugas pokok dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan masalah yaitu: a. Tugas-tugas perencanaan terdiri dari dua tahap yaitu: Penetapan tujuan, pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan seperti keterampilan intelektual, dan ketrampilan menyelidiki Merencanakan situasi masalah yang sesuai, yaitu guru memilih suatu masalah yang autentik, mengandung teka-teki, dan tidak terdefinisi secara ketat, memungkinkan kerja sama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan kurikulum b. Tugas interaktif Orientasi siswa pada masalah : Siswa mempelajari masalah yang disediakan oleh guru Mengorganisasikan siswa untuk belajar : Siswa bekerja sama dengan kelompok untuk menemukakan ide agar dapat

menyelesaikan masalah tersebut Membantu penyelidikan mandiri ataupun kelompok : Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, menemukan penjelasan dari apa yang diketahui dan apa yang ditanya dengan berdiskusi antar teman sekelompok Menyajikan hasil kerja : Siswa dapat menyimpulkan hasil pemecahan masalah yang ada, serta siswa dapat menyajikan hasil pemecahan masalah tersebut Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah : Siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah yang diperoleh (Ibrahim dan Nur, 2000:24). Untuk melaksanakan pembelajaran matematika dengan mengunakan model pembelajaran berdasarkan masalah harus mengikuti tahap-tahap

pembelajaran berdasarkan masalah seperti yang dijelaskan diatas.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Adapun kelebihan dari Pembelajaran Berdasarkan Masalah ini yaitu : Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan baik Dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain Dapat memperoleh dari berbagai sumber Disamping terdapat kelebihan, Pembelajaran Berdasarkan Masalah ini juga terdapat kekurangan antaralain : Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai Membutuhkan banyak waktu dan dana Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini Pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan masalah terdapat lima tahap yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorientasikan siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Berikut ini Contoh Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam pembelajaran matematika materi yang diambil dalam contoh ini adalah balok: I. Pendahuluan : Tahap 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah Sebagai apersepsi guru mengingatkan kembali sifat-sifat balok, serta rumus luas permukaan balok. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menginformasikan model pembelajaran yang digunakan. Bak kamar mandi berbentuk balok dengan ukuran bagian dalamnya 40 cm x 40 cm x 90 cm. Jika bak itu diisi yang mengalir dengan debit 3 liter/menit, berapa lamakah bak tersebut akan penuh berisi air ?

II. Kegiatan Inti Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar Tahap ini, guru membagi siswa dalam kelompok kecil (4-5 orang) secara heterogen. Guru memberikan petunjuk untuk mengerjakan LKS Tahap 3 : Membantu siswa untuk memecahkan masalah Siswa dapat menentukan rumus volume balok melalui pemecahan masalah yang sudah diberikan Tahap 4 : Mengembangkan dan mengkaji hasil pemecahan masalah Siswa mengkaji hasil pemecahan masalah melalui presentasi dan diskusi antar kelompok III. Penutup Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Siswa mengadakan refleksi atau Siswa dapat menyimpulkan materi yang berhubungan dengan balok Meminta siswa untuk berlatih dirumah menyelesaikan soalsoal latihan yang ada pada buku siswa.

III. Teori Belajar-Mengajar Matematika Yang mendasari 1. Pemikiran John Dewey dan kelas demokrasinya (1916) Menurut Dewey, sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah kehidupan yang nyata. Pendapat Dewey ini memberikan dasar filosofis dari pembelajaran Berdasarkan masalah. 2. Pemikiran Jean Piaget (1886-1980) Menurut Piaget, menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan dan secara terus menerus berusaha memahami dunia sekitarnya. Rasa ingin tahu ini menurut Piaget, memotivasi anak untuk secara aktif

membangun tampilan dalam otak mereka tentang lingkungan yang mereka hayati. Ketika tumbuh semakin dewasa dan memperoleh lebih banyak kemampuan bahasa dan memori/tampilan mental mereka tentang dunia menjadi lebih luas dan lebih abstrak. Pada semua tahap perkembangan, anak perlu memahami lingkungan mereka, memotivasi mereka untuk menyelidiki dan membangun teori-teori yang menjelaskan lingkungan itu. 3. Pemikiran Lev Vygotsky (1896-1934) dengan kontruktivismenya serta jerome Bruner dengan pembelajaran penemuannya. Vigotsky berpandangan bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Bruner menyatakan penting penemuan, yaitu model pembelajaran yang menekankan perlunya membantu siswa memahami struktur/ide dari suatu disiplin ilmu. Perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan yakin bahwa pembelajaran yang sebenarnya adalah yang terjadi melalui penemuan pribadi.

10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Pokok Bahasan Alokasi Waktu

: SMP NEGERI Palembang : Matematika : VIII / Genap : Bangun ruang sisi datar balok : 2 jam pelajaran ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya B. Kompetensi Dasar Menghitung Luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas C. Indikator 1. Menghitung luas permukaan kubus 2. Menghitung luas permukaan balok D. Tujuan Pembelajaran 1. Agar siswa dapat menghitung luas permukaan kubus 2. Agar siswa dapat menghitung luas permukaan kubus E. Materi Ajar Kubus Untuk menentukan luas permukaan kubus pada gambar (i), perhatikanlah gambar (ii) yang menunjukkan kubus dengan panjang rusuk = s beserta jaringjaringnya.

11

Oleh karena kubus memiliki enam buah bidang dan tiap bidang berbentuk persegi, maka : Luas permukaan kubus = 6 x luas persegi = 6 x (s x s) = 6s2

Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan berikut : Rumus luas permukaan balok dengan panjang rusuk-rusuknya S, maka : Luas permukaan kubus = 6 x s2 = 6s2 Balok Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang berbentuk persegi panjang.

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa alas, atas, kiri, kanan, depan, dan belakang balok berbentuk persegi panjang. Dengan demikian, Luas permukaan balok dapat ditentukan dengan cara berikut ini : Luas alas = Luas atas = Luas Persegi panjang = p x l Maka, Luas alas dan Luas atas = 2 x p x l Luas kiri = Luas Kanan = Luas Persegi Panjang = l x t Maka, Luas Kiri dan Luas Kanan = 2 x l x t Luas Belakang = Luas Depan = Luas Persegi Panjang = p x t

12

Maka, Luas Belakang = Luas Depan = 2 x p x t Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa mencari luas permukaan balok yaitu : Luas Permukaan = Luas alas dan atas + Luas kiri dan kanan + Luas belakang dan depan Lp = 2pl + 2lt + 2pt Lp = 2( pl + lt + pt ) F. Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : Pembelajaran Berdasarkan Masalah Metode Tugas : Tanya Jawab, Diskusi, dan Pemberian

G. Langkah-langkah Pembelajaran I. Pendahuluan ( 10 menit ) Tahap 1 : Mengorientasikan siswa pada masalah (5 menit) a) Menyampaikan Tujuan Pembelajaran yaitu agar siswa dapat menyelesaikan soal yang berkaian dengan balok b) Motivasi Guru memotivasi siswa dengan mengemukakan bahwa materi menghitung luas permukaan bangun ruang sangat bermanfaat dalam penerapan kehidupan sehari-hari misalnya dalam pengisian air, banyak potongan wafer dalam kotok, dsb.. c). Keliling alas sebuah kubus adalah 32 cm. Hitunglah luas permukaan kubus tersebut ? II. Kegiatan Inti ( 70 menit ) Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar (5menit) Tahap ini, guru membagi siswa dalam kelompok kecil (4-5 orang) secara heterogen Guru memberikan petunjuk untuk mengerjakan LKS

13

Tahap 3 : Membantu siswa untuk memecahkan masalah(20 menit) Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk mendapatkan pemecahan masalah

Tahap 4 : Mengembangkan dan mengkaji hasil pemecahan masalah(20 menit) Siswa mengkaji hasil pemecahan masalah melalui presentasi dan diskusi antar kelompok

III.

Penutup ( 10 menit ) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah( 20 menit) 1. 2. 3. Siswa membuat rangkuman materi yang sudah dipelajari guru memberikan refleksi Guru memberi tugas individu

H. Alat / Bahan dan Sumber Belajar 1) Alat : Spidol, charta, dan LKS

2) Buku : buku paket siswa

I. Penilaian 1) Teknik Penilaian : Penilaian terhadap kemampuan penalaran siswa dengan menggunakan tes uraian. 2) Bentuk Instrumen : Tes uraian 3) Contoh Instrumen : Diketahui panjang diagonal ruang sebuah kubus adalah Hitunglah luas permukaan kubus tersebut ? Kunci jawaban : Langkah-langkah penyelesaian a) Menuliskan apa yang diketahui pada soal diatas Diketahui : diagonal ruang = dr =

48 cm.

48 cm

14

b) Menuliskan apa yang ditanyakan pada soal Ditanya : Luas Permukaan Kubus (LP) ? c) Membuat sketsa/gambar
H G

E D

F C

d) Merencanakan Pemecahan : dr = s 3 Lp = 6s2 e) Penyelesaian : dr =s 3

48 = s 3
48 = s2.3
48 3

s2 =

s2 = 16 s = 16 s = 4 cm Lp = 6s2 =6.42 = 6.16 = 96 cm2 Jadi, Luas permukaan kubus adalah 96 cm2 Palembang, ........... Kepala Sekolah Guru Mata pelajaran

15

Pertemuan Ke-1 Model Pembelajaran : Pembelajaran Berdasarkan Masalah Alokasi Waktu Tanggal Kelas Nama : 20 menit : : :

Bersama teman sekelompokmu, selesaikan permasalahan berikut :

PERMASALAHAN
1. Andi ingin membuat sebuah kotak sepatu berbentuk balok yang dibuat dari sebuah karton. Kotak tersebut mempunyai ukuran panjang 30 cm, lebar 15 cm. Hitunglah luas karton yang diperlukan untuk membuat kotak tersebut, jika tinggi kotak yang diharapkan adalah 12,5 cm. Jawab : a) Tuliskanlah apa yang diketahui dari soal di atas

b)

Tuliskanlah apa yang ditanya dari soal di atas

16

c)

Buatlah sketsa/gambar dari soal di atas

d)

Tentukan Langkah-langkah yang akan kalian gunakan dalm menyelesaikan soal di atas

e)

Laksanakan peyelesaian masalah sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan

f)

Berdasarkan uraian, buatlah kesimpulan mengenai Luas permukaan Balok jika diketahui panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t :

17

DAFTAR PUSTAKA

Aidi, Riswan. 2003. Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal-Soal Pemecahan Masalah Melalui Pembelajaran Berdasarkan Masalah di SMP Negeri 15 Palembang. Skripsi: UNSRI Aisyah, Nyimas. 2001.Efekifitas PBI Pada Mata Pelajaran Maematika SLTP Melalui Pola Kolaboratif. Palembang: UNSRI Arikunto, Suhasimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suhasimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluas PendidikanI. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar Pembelajaran. Jakarta: Asdo Mahasatya. Hanafiah, Nanang dan Suhana Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Badung:Refika Aditama Ibrahim dan Nur Muhammad. 2003. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:University Press-UNESCA. Ismail. 2003. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Depniknas. Maran, Rafael Raga. 2007. Pengantar Logika. Jakarta: Grasindo. Narabuko, Cholik. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi dan AG. Senduk. 2005. Pembelajaran Kontekstual dan penerapannya dalam KBK. Surabaya:University Press-UNESA. Nurhayati. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. (http://puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/25_Nurhayati%20 Abbas_Meningkatkan%20hasil%20belajar%20Matematka.pdf. Diakses 30 Mei 2011). Shadiq, Fajar.2004. Pemecahan Jakarta:PPPG Matematika Masalah, Penalaran, dan Komunikasi.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Buni Aksara

18

Sul, Ismail dan Aisyah Nyimas. 2003. Bahan Kuliah Telaah Kurikulum Matematika. Palembang:UNSRI. Suryabrata, S. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Tirtahardja, Umar dan La Sula. 2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rieneka. Turmudi, Drs, M.De.,M.Sc. 2001. Stategi Kontemporer. Bandung: JICA-UPI. Pembelajaran Matematika

Wardhani, Sri.2005. Pembelajaran dan Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP. Yogyakarta:PPPG Matematika.

19

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Makalah Sebagai Salah Satu Tugas dalam Matakuliah Desain Pembelajaran Matematika

Oleh NAMA : FEBRINA BIDASARI NIM : 20102512108

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Josua Sabandar Dr. Rusdy A.Siroj, M.Pd

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2011

20

Anda mungkin juga menyukai