Anda di halaman 1dari 71

Assalamualaikum wr wb

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI 2010-2011

Kelompok A.8
y Anugrah Mahadewa Putra M. y Apriani Ramadhaniati y Arie Falah y Citra Sari y Feby Wulansari y Fionita Beelkis y Hardiansyah y Hidanti Karlina y Hudania Addina y Mega Indah Kartika

Lumpuh Setengah Badan


Tn. Budi, 60 tahun saat berolah raga pagi, tiba-tiba tidak sadarkan diri. Menurut Tn. Candra (anak Tn. Budi) sebelumnya pasien mengeluh nyeri kepala hebat dan muntah-muntah. Pasien adalah penderita hipertensi dan diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu. Saat pemeriksaan di IGD RS, dokter mendepatkan ada penurunan kesadaran dengan SKG (Skala Koma Glaslow) : E2M5V1, dijumpai juga peningkatan tekanan intrakranial, tekanan darah = 210/120 mmHg, pada pemeriksaan saraf kranial dan kekuatan motorik

didapatkan kesan paresis N.VII dekstra perifer dan hemiparesis dekstra. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar gula darah = 450 mg/dL. Pada pemeriksaan neuroimaging ditemukan lesi perdarahan pada capsula interna, sehingga didiagnosis sebagai stroke. Setelah kesadaran membaik diketahui adanya afasia. Sebagai anak Tn. Chandra wajib merawat orang tuanya sebagai salah satu bentuk Birrul walidain (berbakti kepada orang tua).

Anatomi & Fisiologi


y Kesadaran : Individu siaga

rangsang eksternal &

internal y Koma : Gg. fungsi saraf sadar 4 Stimulus kuat y Etiologi : Gg struktural / peny. metabolik y Komponen yg berperan dalam kesadaran :
y Formatio reticularis y Hemisfer serebral

Formatio Reticularis
y Jar. neuron

batang otak (mesensefalon, pons, dan medula oblongata) y Reticular activating system (RAS) stimulus korteks & membantu mengarahkan perhatian y RAS : Serat-serat asendens membawa sinyal ke atas aktivasi korteks serebrum y Serat asendens RAS menyebar difus korteks diffuse ascending reticular activating system (ARAS)

y Pancaindra perifer

korteks perseptif primer lintasan asendens spesifik atau lintasan asendens lemniskal y Lintasan asendens aspesifik : formasio retikularis sepanjang batang otak menerima & menyalurkan impuls lintasan spesifik pusat kesadaran batang otak bagian atas nukleus intralaminaris talami menyebar difus permukaan otak RANGSANG

Sistem Tempat Neuron Struktur Inervasi Neuromodulator Berasal Norepinephrine Lokus koerolus Kosteks Serebri, di pons talamus, hipotalamus, bulbus oktaforius, Midbrain, medula spinalis Serotonin Raphe nuklei Proyeksi ke nukleus sepanjang garis bawah sampai tengah brain medula spinalis stam Nukleis atas ke otak Dopamine Substansi nigra Korteks dan bagian di midbrain dan sistem limbik VTA Acetylcholine Dasar otak : Serebrum pons dan hipokampus dan Midbrain talamus

Fungsi Modulasi dari Sistem Atensi, Arousal, Siklus tidurbangun, pembelajaran, memori, anxiety, nyeri dan mood

Nyeri dan lokomosi Siklus tidur bangun, mood dan emosi, perilaku agresi dan depresi Motor control, Reward , motivation, pusat perilaku kecanduan, pressure, euforia. Siklus tidur bangun, arousal, pembelajaran, memori, Informasi sensoris ke arah talamus

Etiologi
y Lesi Supratentorial y Gg. Vaskularisasi & Edema Kerusakan/penggeseran jar. Otak & kompresi ARAS y Lesi : Menjalar radial ke rostro-kaudal sepanjang batang otak y Gejala : Gejala neurologik fokal sesuai lesi y Lesi Infratentorial y Proses instrinsik & ekstrinsik batang otak ARAS rusak Gg. Kesadaran y Gg. Difus (Metabolik)

y Gg. neurologik bilateral & simetrik y Gejala neurologik tidak dilokalisir pada suatu susunan

anatomik tertentu pada susunan saraf pusat y Etiologi : hipoksia, glukosa <<, gg. sirkulasi darah, toksin

Pemeriksaan
y Anamnesis y Riwayat penyakit y Keluhan sebelum gg. kesadaran y Riwayat obat y Onset : mendadak atau perlahan ? y PF y Tanda vital : nadi, pernapasan, tensi, suhu y Kulit : ikterus, sianosis, luka-luka karena trauma y Toraks : paru-paru, jantung y Abdomen dan ekstremitas

Pemeriksaan Neurologis
y Observasi Umum y Gerakan primitif : Gerakan menguap, menelan dan membasahi mulut. y Posisi penderita : Dekortikasi dan deserebrasi. y Pola Pernapasan : Melokalisasi lesi & menentukan jenis gangguan y Cheyne-Stokes
y

Pernapasan makin lama makin dalam kemudian makin dangkal Pernapasan cepat dan dalam dengan frekuensi 25 per menit. Lokasi lesi pada tegmentum batang otak antara mesensefalon dan pons. Inspirasi yang memanjang diikuti apnea dalam; ekspirasi dengan frekuensi 1 - 2/menit. Pola pernapasan ini dapat diikuti Klaster ("Cluster breathing") respirasi yang berkelompok diikuti oleh apnoe. Ditemukan pada lesi pons. Pernapasan tidak teratur, baik dalamnya maupun iramanya. Lesi di medulla oblongata dan merupakan stadium preterminal.

y Hiperventilasi neurogenik sentral


y

y Apnestik
y

y Ataksik
y

y Kelainan Pupil y Besarnya pupil (normal, midriasis, miosis) y Bentuk pupil (isokor, anisokor) y Refleks y Refleks Sefalik y Refleks pupil (mesensefalon), refleks kornea (pons), Doll's head manoeuvre (pons), refleks okulo-auditorik (pons), refleks okulo-vestibuler = uji kalori (pons), gag reflex (medulla oblongata)

y Reaksi Rangsang Nyeri y Sesuai (appropriate)


y

Penderita mengetahui dimana stimulus nyeri dirasakan. Hal ini menunjukkan utuhnya sistem sensorik dalam arti sistem asendens spesifik. Dapat terlihat pada jawaban berupa rigiditas dekortikasi dan rigiditas deserebrasi (dekortiksi adalah kerusakan pada korteks, khususnya pada jaras motorik; sedangkan desebrasi adalah kerusakan serebral yang lebih luas).

y Tidak sesuai (inappropriate)


y

y Fungsi Traktus Piramidalis y Pemeriksaan Laboratorium


y Darah : glukose, ureum, kreatinin, elektrolit, fungsi

hepar y Pungsi likuor meningitis dan ensefalitis y Funduskopi mutlak dilakukan pada tiap kasus dengan kesadaran menurun edema papil ? tanda hipertensi ? y EEG, eko-ensefalografi, CT-scan bila perlu

Tingkat Kesadaran
y Kompos mentis y Apatis y Somnolen y Sopor y Koma

Glasglow Coma Scale


y Kemampuan Membuka Mata y Dapat membuka mata sendiri secara spontan : 4 y Dapat membuka mata atas perintah : 3 y Dapat membuka mata atas rangsang nyeri : 2 y Tak dapat membuka mata dengan rangsang : 1 y Tak nyeri apapun : 0 y Kemampuan Motorik Dinilai anggota gerak yang memberikan reaksi paling baik dan tidak dinilai pada anggota gerak dengan fraktur atau kelumpuhan. Biasanya dipilih lengan karena gerakannya lebih bervariasi daripada tungkai.

y Mengikuti perintah : 6 y Adanya gerakan untuk menyingkirkan rangsangan yang y y y y

diberikan pada beberapa tempat: 5 Gerakan fleksi cepat disertai dengan abduksi bahu : 4 Fleksi lengan disertai aduksi bahu : 3 Ekstensi lengan disertai aduksi : 2 Tidak ada gerakan : 1

y Kemampuan Bicara y Orientasi baik mengenai tempat, orang dan waktu: 5 y Dapat diajak bicara tetapi jawaban kacau : 4 y Mengeluarkan kata-kata yang tidak dimengerti : 3 y Tidak mengeluarkan kata, hanya bunyi : 2 y Tidak keluar suara : 1

Interpretasi Hasil
y E+M+V=3

15 y Penggolongan kerusakan otak berdasarkan GCS:


y Severe, with GCS

8 y Moderate, GCS 9 12 y Minor, GCS 13.

y Koma yang dalam atau kematian, nilai GCS 3

Anatomi & Fisiologi

N.Olfaktorius
y Melalui thalamus 4 y Cortex olfactorius

primarius serabut penghubung nuclei otak sensasi penciuman emosi & otonom y Serabut aferen somatik khusus

N.Optikus
y Khas : Penonjolan otak y Reseptor : Sel ganglion

retina y Pusat : Geniculatum lateral y Serabut somatik khusus

N.Okulomotor
y Pusat y Nucleus occulomotorius principalis y Nucleus parasympaticus (edinger-westphal) y Komposisi y Serabut eferen somatik (motorik sadar untuk semua otot bola mata, kecuali m. obliquus superior dan m. rectus lateralis) y Serabut eferen visceralis umum (motorik tidak sadar untuk m. constrictor pupillae dan m. ciliaris)

N.Trochlearis
y Pusat : Nucleus trochlearis y Letak : Depan substansia grissea, mengelilingi aquaductuscerebri, bawah nucleus occulomotorius principalis setinggi colliculus inferior y Serabut eferen somatik (motorik sadar M.obliqus superior)

N.Trigeminus
y Khas : Nervus terbesar y Nuclei y Nucleus sensorik utama (sentuhan & tekanan) y Nucleus spinalis (sakit & suhu) y Nucleus mesencephalicus (pusat sensasi propioseptif) y Nucleus motorik y Serabut aferen somatik

umum y Serabut eferen visceralis khusus

N.Abducens
y Khas: Hanya mengatur satu otot bola mata, yaitu M.

rectus lateralis y Pusat : Nucleus motorik N. abducens y Komposisi: Serabut eferen somatik (motorik sadar untuk M. rectus lateralis)

N.Facialis
y Nuclei y Nucleus motorik utama (pons mensarafi otot muka) y Nucleus parasympaticus (posterolateral nukleus utama) y Nucleus sensorik (dekat nukleus motorik utama n. facialis) y Komposisi y Serabut aferen visceralis khusus (pengecapan) y Serabut eferen visceralis umum (sekretorik) y Serabut eferen visceralis khusus (motorik sadar)

N.Vestibularis
y Terdiri dari 2 bagian: y N. vestibularis : Terletak pada meatus acusticus internus y N. cochlearis : Terletak pada permukaan peduncullus cerebelli inferior y Terdiri dari : Serabut aferen somatik khusus

(pendengaran)

N.Glossopharyngeal
y Nuclei y Nuclei motorik utama (letak di formatio reticulare m.oblongata) y Nuclei parasympathicus y Nucleus sensorikn (bagian dari tractus solitarius) y Komposisi y Serabut aferen visceralis khusus (pengecapan) y Serabut eferen visceralis umum (salivasi /sekretorik) y Serabut eferen visceralis khusus (motorik sadar dari otot-otot skelet yang berasal dari arcus branchialis)

N.Vagus
y Nuclei y Nucleus motorik utama y Nucleus parasympathis y Nucleus sensorik y Komposisi y Serabut aferen somatik umum (propioseptif) y Serabut aferen visceralis umum (enteroseptif) y Serabut aferen visceralis khusus (pengecapan di epiglotis) y Serabut eferen visceralis umum (T.muskularis dada&perut) y Serabut eferen visceralis khusus (motorik sadar otot pharynx)

N.Accesorius
y Terdiri dari 2 radix : y Radix cranialis :Persarafi otot-otot palatum molle dan otot intrnsik larynx y Radix spinalis : Mempersarafi M.trapezius & sternokleidomastoideus y Komposisi y Serabut eferen visceralis khusus (motorik tidak sadar untuk palatum molle dan larynx) y Serabut eferen somatik (mororik sadar untuk M, trapezius dan M. sternokleidomastoideus)

N.Hypoglossus
y Pusat : Nucleus hypoglossus. y Letak : dekat garis tengah tepat dibawah dasar bagian

bawah ventriculus quartus. y Hubungan:


y Menerima serabut aferen dari tractus corticonuclearis

dari kedua hemisphaerum cerebri y Khusus untuk m. genioglosus hanya menerima serabut aferen dari hemisphaerum cerebri yang kontralateral

y Serabut eferen somatik (motorik sadar otot lidah)

Pemeriksaan N.kranialis
Saraf Kranialis Olfaktorius Optikus Tehnik Pemeriksaan Uji indra penciuman pada masing-masing sisi Kaji ketajaman penglihatan Periksa lapang pandang Optikus dan okulomotorius Inspeksi diskus optikus Uji reaksi pupil terhadap cahaya Kemungkinan Temuan Hilang pada lesi lobus frontal Kebutaan Hemianopia Papiledema, atrofi optik Kebutaan, paralisis SO III, pupil tonik; sindom Horne dapat memengaruhi. Strabismus karena paralisis Saraf kranial III, IV, atau VI.

Okulomotorius, troklearis, dan abdusens

Kaji gerakan ekstraokular

Saraf Kranialis Tehnik Pemeriksaan Trigeminalis

Kemungkinan Temuan

Uji nyeri dan sensasi sentuhan ringan Gangguan motorik atau pada wajah di zona oftalmik, sensori karena lesi pada maksilaris, dan mandibular. saraf kranial V atau jaras Raba kontraksi otot temporalis dan motorik yang lebih tinggi maseter. Peiksa reflek kornea. Minta pasien mengangkat kedua alis matanya, cemberut,menutup mata dengan rapat, memperlihatkan gigi, tersenyum, menggembungkan pipi.
Amati setiap kesulitan menelan. Dengarkan suara pasien Perhatikan naiknya palatum durum dengan ucapan ah Uji reflek muntah masing-masing sisi.

Fasialis

Kelemahan karena lesi saraf perifer, seperti pada paralysis Bell, atau ssp pada stroke.
Kelemahan palatum atau faring mengganggu kemampuan menelan Serak atau suara hidung Paralisis palatum pada cedera serebovaskular

Glossofaring dan Vagus

Saraf Kranialis Aksesorius

Tehnik Pemeriksaan Muskulus trapezius. Kaji otot terhadap massa, geakan involunter dan kekuatan mengangkat bahu. Muskulus stenokleidomastoideus. Kaji kekuatan ketika memalingkan kepala melawan tangan anda. Dengarkan artikulasi pasien. Inspeksi seluruh lidah. Inspeksi lidah yang dijulurkan

Kemungkinan Temuan Atrofi, fasikulasi, kelemahan. Kelemahan otot sternokleidomastoideus ketika kepala berpaling kesisi yang berlawanan.

Hipoglossus

Disartria karena kerusakan saraf X atau XII. Atrofi, fasikulasi. Deviasi ke sisi yang lemah.

Ganglia Basalis
y Fungsi : y Inisiasi gerakan y Modulasi gerakan efek eksitasi & inhibisi korteks motorik gerak halus 5 y Mengontrol tonus otot y Regulator sistem motorik sirkuit kompleks korteks motorik

y Neurotransmitter : y Glutamate (thalamus korteks) y Dopamine (substansia nigra striatum)

Parkinson Disease
y Penyakit degeneratif tergantung gen y Hipopigmentasi substantia nigra & locus corueleus TRAP dopamin y Manifestasi Klinis y Tremor y Rigidity y Akinesia y Postural Instability dan Abnormal Gait

Essential Tremor
y Karakteristik y Herediter y Insiden : dewasa-tua y Potensi cacat y Berbeda dg Parkinson s disease : y Amplitude

& frekuensi y Action tremor 5 : Gerak tremor, ganti posisi 4 y Uji dg Archimedes spiral.

Huntington s Disease
y Neurodegeneratif y Morbiditas jelek y Insiden : middle age y Fungsi kognitif & koordinasi otot terganggu (otot

leher, mulut, lidah, tungkai) y >> masyarakat Eropa Barat y Penyakit genetik mutasi dominan 2 gen spesifik kromosom 4

Chorea Sydenham
y Tarian saint vitus y Karakter : gerakan menghentak, cepat, terkoordinasi

4 muka, kaki, tangan y > , rata-rata usia < 18 th (anak) streptokokus beta-hemolitik grup A), 20-30% pasien demam reumatik y Dewasa jarang

Dystonia
y Kontraksi otot terus menerus perputaran postur

tubuh y >> otot ekstremitas, otot batang tubuh, otot cranial y Etiologi : Idiophatic & familial y Klasifikasi tergantung lokasi cervical dystoniatorticollis, oromandibular dystonia y Terapi : injeksi botulinum toksin (botoks) atau muscle relaxan

Blepharospasm
y Spasme tonus otot kelopak mata persisten y Semakin memfokuskan penglihatan

kelopak mata

tertutup y >> y Terapi : injeksi botoks

Ballismus y Gerak kasar : melemparlempar (balistik) terkontrol 4 & keras y Menyerang otot proksimal tangan & kaki y Hemibalismus balismus satu sisi tubuh

Athetosis y Gerak menggeliat perlahan & berkelanjutan (continous)

Pecahnya pembuluh darah di otak

Kerusakan neuromotorik

Penueunan aliran darah ke otak

Perdarahan intracranial

Gangguan transmisi impuls

Penurunan suplai oksigen ke otak

Perembesan ke parenkim otak

Kelemahan otot / paralisis

Hipoksia jaringan

Penekanan jaringan otak

Gangguan kerusakan mobilitas fisik kontraktur

Gangguan perfusi jarignan serebral

Penekanan pusat napas

Penekanan pusat refleks

Refleks batuk berkurang Gangguan pola napas Pengeluaran sekret terhambat

Risiko tinggi cedera

Sekret di jalan napas penuh

Inefektif bersihan jalan napas

Bell s Palsy
Merupakan paralysis facialis LMN (lower motor neuron) unilateral idiopatik. Paralisis ini dihubungkan dengan fenomena infeksi virus terutama herpes simpleks. Selama fase akut prioritas utama adalah melindungi kornea dengan menggunakan air mata buatan atau menutup kelopak mata ke bawah. Kelainan UMN (upper motor neuron) biasanya disebabkan oleh proses patologis di hemispher serebri kontralateral (contohnya: infark, tumor) dan mungkin disertai kelemahan anggota gerak pada sisi yang sama.

Manifestasi Klinis

Penatalaksanaan
Bell s Palsy di obati sebagai kasus neuritis. Dalam tahap akut corticosteroid dapat digunakan. Vitamin B1, B6 dan B12 dalam dosis tinggi dan vasodilatansia per os dengan ACTH i.m. 40 sampai 60 satuan/hari selama 2 minggu dapat mempercepat penyembuhan. Dalam 5 hari sampai 2 bulan 95% kasus-kasus bell s palsy dapat disembuhkan.

y Definisi y Alat u/ sudut kecil tulang tengkorak & otak y Tujuan y Menemukan patologi otak & medulla spinalis y Prinsip Kerja y Film menerima proyeksi sinar alat detektor mencatat sinar dg berdispensiasi

Hukum
Para Ulama Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib, hanya saja mereka berselisih tentang ibarat-ibarat (contoh-contoh pengamalannya)

Hak Orangtua Ketika Hidup


y Mentaatinya selama tidak mendurhakai Allah y Berbakti & merendahkan diri dihadapan kedua

orangtua y Berbicara dg lembut dihadapan mereka y Menyediakan makanan u/ mereka y Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad & pergi y Menafkahi orangtua

Hak Orangtua Ketika Meninggal


y Menshalati Keduanya y Beristighfar Untuk Mereka Berdua y Menunaikan Janji Kedua Orang Tua y Memuliakan Teman Kedua Orang Tua y Menyambung Tali Silaturahim Dengan Kerabat Ibu

dan Ayah

Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai