Anda di halaman 1dari 2

Korupsi Stadium Lanjut

Sudah tidak asing lagi kata Korupsi didengung-dengungkan oleh berbagai kalangan di berbagai media. Sudah seperti sebuah kebiasaan bila setiap orang yang menduduki jabatan tinggi, pasti tergiur oleh manisnya harta yang dapat diambil tanpa sepengetahuan orang lain. Meski sebelum terpilihnya mereka, banyak iming-iming tentang tegaknya negeri ini bersih dari hal-hal berbau KKN . (berita pemilu) Beliaubeliau ini seperti sudah kehilangan rasa sungkan atas amanah rakyat yang dibebankan pada mereka. Para penegak hukum pun rupanya juga tidak kalah tergoda untuk turut turun tangan menangani masalah ini. Tapi sayang, penanganannya inilah yang justru menjadi masalah baru, karena tidak sesuai dengan prosedur hukum yang seharusnya (prosedur hukum seharusnya). Memang, masalah pertama selesai sudah, (kisah tidak adilnya hukum) Imbas dari ketidakimbangan hukum ini, mengakibatkan masalah rumit yang begitu panjang. Para maling yang seharusnya diberantas keberadaannya serta dibina mentalnya, justru seperti didukung dan dibenarkan atas kesalahan mereka. Bagaimana tidak? Banyak orang protes Sungguh tidak adil, seorang yang hanya mencuri sandal di penjara sedang para koruptor dengan seenaknya dibebaskan. Adili dulu para koruptor, karena koruptor lebih patut diadili ketimbang harus menghukum seorang yang meliki kesalahan kecil . Boleh dikataseorang maling sandal, memang sepele keberadaannya. Namun, tidak adakah kemungkinan bahwa si maling itu akan melakukan tindak kriminal lebih besar di kesempatan lain, jika tindakan maling nya yang sebelumnya itu mendapat banyak dukungan?. Bisa jadi si maling sandal ini beberapa bulan kemudian akan memiliki target yang lebih besar, mencuri laptop misalnya, dan bulan berikutnya akan yang memasang target yang lebih besar dan lebih besar lagi. Sedang masyarakat yang sebelumnya anteng-anteng saja, lama kelamaan akan tergiur untuk menjadi maling sandal juga karena melihat banyaknya pembelaan jika dia hanya mencuri sebuah sandal, dan maling baru ini akan menjadimaling maling yag dikemudian hari akan memasang target besarnya, dan begitulah seterusnya. Jadi tidak hean (angka pengangguran dan persentase kasus pencurian) bila

(sikap masyarakat menanggapi korup: demo-demo.dan sejenisnya) Bila kita mau menilik lebih jauh pada lapisan masyarakat, sadarkah kita bila kebanyakan masyarakat sekarang sebenarnya juga sering korup (bukti : mau menerima uang suap pemilu) Kini di Indonesia, korupsi telah meluas bukan hanya pada pengemban jabatan tinggi. Hawa buruk ini telah merasuki setiap kalangan sehingga mereka mengadakan pembelaan yang tidak dapat dibenarkan.

Tidak malukah kita bila kita habis habisan mengritik para petinggi kita tapi ternyata yang menjadi sumber masalah justru dari kita sendiri. Lalu, siapa yang hendak dibenarkan dan siapa yang harus disalahkan?

Anda mungkin juga menyukai