Anda di halaman 1dari 4

-Sciende Never Ending StoryPENYESALAN Pagi masih terlihat gelap, matahari belum menampakkan senyumnya, sekarang sudah pukul

05.20 pagi, walaupun agak telat, aku harus bersiap-siap untuk mengikuti bimbel yang diisi oleh Bu Wati pelajaran kimia. Assalamualaikum. , ucapku setelah sesampai di kelas. Walaikumsalam, tumben kamu telat Yo? Tanya Bu Wati. Iya bu tadi ada Ada kucing lewatttt , sahut temanku Irawan yang duduk paling pojok belakang. Hahahaha , serentak satu kelas tertawa karena ucapan Irawan tersebut . Yasudah kamu duduk! Dan kalian Diam! ketus bu Wati sambil menunjuk kearah tempat dudukku. Suasana tiba-tiba hening , tidak biasanya bu Wati berbicara ketus seperti itu. Akupun langsung duduk dikursiku . kalian tahu kalian kelas berapa? Kalian tahu kalian sebentar lagi lulus? kata bu Wati sambil menatap dengan sorotan mata tajam kearah teman-temanku. Tidakkah kalian tahu, dulu semasa ibu sekolah, tidak ada yang menyahut saat ada anak yang terlambat, dahulu kalau ada anak yang terlambat disuruh menyapu halaman sekolah, tidak seperti sekarang. Dan pasti dia akan datang apabila kalian begini terus. lanjut bu Wati. Setelah itu bu Wati lalu membereskan buku-buku yang berada diatas mejanya, langsung keluar menuju kantor. Akupun hanya tertegun melihat seisi kelas yang sunyi . Eh Yo, tanggung jawab tuh. kata Anggara sambil memukul pundakku dari belakang. Eh, emang aku enak saja, aku baru datang, jawabku tak merasa bersalah. Tiba-tiba suasana kelas ricuh saling menyalahkan, Akhirnya Maulidi ketua kelaspun angkat bicara sambil sesekali memukul papan tulis , DIAM! sudah DIAM!!, Memang benar apa yang dikatakan bu Wati, kita seharusnya bersikap dewasa, ingat kita sudah kelas tiga, tidak lagi bersikap seperti anak kecil yang tidak tahu sopan santun. Lanjutnya. Ya, kita semua harus meminta maaf. sambung Nisa sambil melihat suasana kelas yang masih terlihat tegang atas kejadian tadi . *** Singkat cerita Bel pulang sekolah pun berbunyi, sebelumnya aku bersama teman-temanku telah bersepakat bahwa kami akan meminta maaf kepada bu Wati.

Bu kami minta maaf atas kejadian tadi , gumamku . tidak apa-apa Yo, kalian tidak bersalah kok, yang bersalah itu ibu, kenapa tadi ibu langsung meninggalkan kelas kalian, padahal kaliankan bayar bimbel. jawabnya sambil asyik menyantap makanan ringan dan tertawa kecil. bu memang benar ibu telah memaafkan kami? tanya temanku Setiawan yang sejak tadi tertegun mendengar percakapan aku dengan bu Wati . Ya, ya.. ibu memaafkan, sudah-sudah kalian ingin pulang kan? Yasudah pulang, jangan nongkrong dulu, langsung pulang Jawab bu Wati menyuruh kami segera pulang. Setelah pulang sekolah, aku teringat apa yang dikatakan bu Wati tadi dia akan datang apabila kalian begini terus . hatiku terus bertanya-tanya, dia itu siapa? Siapa yang akan datang? Entah mengapa ucapan itu terus membayang-bayangi pikiranku. *** keesokan harinya, saat jam istirahat sekolah . Eh, kamu tau gak Ti apa yang diucapkan bu Wati kemarin? tanyaku kepada temanku Siti yang sedang asyik menyantap bekal yang dibawanya. Ya, ya, aku tahu, dia membandingkan pergaulan sekolahnya dulu dengan pergaulan jaman sekarang bukan? jawabnya sambil tertawa kecil. Bukan, bukan itu. Lalu? tanyanya. Ya, saat dia berkata, Dia akan datang apabila kalian begini terus maksudku dia untuk siapa? tanyaku penasaran. Hmm.. mungkin setan kali. Ahahahahaha pertanyaanku. jawabnya sambil tertawa terbahak-bahak menjawab

Rupanya hanya aku yang menyadari perkataan bu Wati kemarin, sejak perkataan itu terucap, perkataan itu terus menghantui pikiranku, sampai sampai aku bertanya pada semua temanku di kelas, ternyata tidak ada satupun yang tahu apa maksud dia di kalimat itu. Seminggu kemudian, saat pelajaran bu Wati tepatnya saat bu Wati sedang menjelaskan materi , aku dengan berani mengacungkan tanganku untuk menanyakan apa maksud perkataannya kemarin. he, mau bertanya yo? tanya bu Wati. bukan bu, Itu bu.. saya ingin tanyakan perkataan ibu kemarin, maksud kata dia itu apa ya bu? Siapa yang akan datang? tanyaku ingin tahu.

dia yang mana? bu Wati heran. Itu loh buu, Priyo penasaran.. seminggu yang lalu saat bimbel, ibu memarahi kita, lalu ibu mengucapkan dia akan datang apabila kalian begini terus ingatkan bu?? sahut teman sebangkuku Prabawa sambil sesekali memukul bahuku. Memang ada-ada aja nih pertanyaan Priyo, udah jawab bu, biar dia gak penasaran.. sambung Irma sambil tertawa kecil. Owh itu, kalian ingin tahu maksud perkataan ibu kemarin? tanya bu Wati sambil tersenyum . serentak sekelaspun menjawab, Iya bu.. . ya, maksud perkataan ibu kemarin, bahwa dia yang dimaksud ialah penyesalan , Ha?! semua murid tersentak kaget.

Yap, penyesalan. ingat murid-muridku , penyesalan itu pasti datang belakangan, ia akan datang apabila dari sekarang kita tidak bersungguh-sungguh untuk meraih cita-cita yang kita dambakan sejak saat ini, mulailah dari hari ini, belajarlah hari ini, maka esok dia tidak akan pernah datang ke kita, penyesalan pasti datang dikemudian hari bagi mereka yang malas pada hari ini, ingatlah itu. jawab bu Wati sambil tersenyum lega. Sejak penjelasan itu, aku bersama teman-temanku tidak ada yang bermain-main lagi, kami tidak bersikap seperti anak kecil lagi, kami hanya punya satu tujuan, belajar dan terus belajar agar tidak ada penyesalan pada akhir hidup kami, karena penyesalan itu memang sangat menyakitkan dan pasti datang dikemudian hari bagi mereka yang kalah dalam menghadapi ujian- Nya. - Sciende Never Ending Story-

Anda mungkin juga menyukai