Distensi usus halus (diameter maksimal usus halus 2,5 cm) pada PAR kelainan usus halus dengan kegagalan transit isi usus. Distensi usus halus : Small bowel obstruction (SBO) : obstruksi intralumen atau kompresi ekstralumen Small bowel ileus (SBI) : disfungsi autonomic nervous system Abdominal computed tomography lebih akurat dalam membedakan antara SBO dan SBI PAR masih disarankan oleh beberapa penulis sebagai pilihan modalitas dini dalam membedakan kedua penyakit tersebut.
Mengevaluasi keakuratan PAR dalam membedakan antara SBO dan SBI pada pasien di UGD dengan keluhan nyeri abdomen.
Tinjauan retrospektif terhadap temuan radiologis dan grafik medis bagi pasien yang mengeluhkan nyeri abdomen dan distensi usus kecil pada PAR. Tempat : UGD rumah sakit universitas rujukan tersier di Korea Selatan. Waktu : Periode penelitian adalah dari Januari 2008 sampai Juni 2008.
Definisi Garis horisontal datar yang tajam menggambarkan batas antara densitas udara di atas dan densitas di bawah 2 air fluid level berbeda pada segmen usus halus yang sama. Air fluid level yang ukurannya kurang dari 10 mm. Tersusun seperti string-of-beads Distensi abnormal dari terisinya cairan pada usus halus Penurunan atau hilangnya gas di kolon Jumlah air fluid level yang ukurannya di atas 10 mm Jumlah differential air fluid level Ukuran dari air fluid level paling besar Diameter usus halus maksimal yang terdistensi Diameter colon maksimal
Differential air fluid level String-of-beads sign Strech sign Turunnya gas colon Jumlah air fluid level Jumlah differential air fluid level Luas air fluid level maksimal Diameter usus halus maksimal Diameter colon maksimal
Tanda numerik
Gambar 1. Foto abdomen AP dari seorang pria 55 tahun dengan obstruksi usus halus karena adhesi post operasi. Ada lima air fluid level (panah pendek) dan dua differential air fluid level (panah panjang). Differential air fluid level digambarkan oleh dua air fluid level yang berbeda di segmen usus halus yang sama. Air fluid level maksimal berukuran 75 mm (garis A). Diameter usus halus maksimal berukuran 53 mm (garis B). Diameter colon maksimal berukuran 36 mm (garis C).
Gambar 2. Foto abdomen AP dan lateral seorang pria 58 tahun dengan obstruksi usus halus karena bezoar. String-of-beads (panah dalam foto AP) digambarkan oleh diameter air fluid level yang berukuran kurang dari 10 mm. Strech sign digambarkan oleh distensi abnormal dimana sebagain besar air fluid level pada lengkung usus halus di mana gas lumen memiliki tampilan bergaris berorientasi tegak lurus dengan sumbu panjang dari usus (panah dalam foto lateral).
Diagnosa banding berdasarkan PAR dibandingkan dengan diagnosa akhir, kemudian sensitivitas dan spesifisitas PAR dihitung Dibandingkan ada atau tidaknya riwayat pembedahan abdomen sebelumnya, performa atau non performa pembedahan abdomen darurat, dan kematian atau kehidupan antara 2 kelompok dengan uji chi-square Pearson atau uji eksak Fisher. Perbedaan komposisional penyakit penyebab antara 2 kelompok ini dibandingkan secara sederhana. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 11.5 (SPSS inc, Chicago, Illinois, USA) dan SAS 9.1.3 (SAS Institute, Cary, NC, USA). Kami menetapkan tingkat signifikansi sebesar p<0,05.
Hasil dari Analisa Tanda Radiografi untuk Membedakan Small Bowel Obstruction Menggunakan Metode Tes Regresi Logistik
Nilai Cut-off tanda-tanda numerik terbaik pada foto polos abdomen untuk membedakan small bowel obstruction
Hasil seleksi bertahap dari uji regresi logistik untuk memilih tanda-tanda radiografi yang lebih efektif untuk membedakan small bowel obstruction
Perbandingan faktor klinis antara small bowel obstruction dan small bowel ileus
PEMBAHASAN
SBO SBI
obstruksi mekanis, ileus mekanis, dan ileus obstruktif Kerusakan usus halus dengan gangguan transit isi intestinal yang disebabkan obstruksi luminal intrinsik atau kompresi ekstrinsik
non ileus obstruktif, adynamic ileus, ileus paralitik, dan ileus post operasi Kerusakan usus halus dengan gangguan transit isi intestinal akibat kerusakan fungsional
Pasien dengan nyeri abdomen dan distensi dari usus halus yang dilakukan PAR, sensitivitas dan spesifitas dari PAR untuk kejadian SBO sebesar 82,02% dan 96,4%. Terlebih lagi hasil ini mendekati sensitivitas dan spesifisitas abdominal computed tomography dari beberapa penelitian yang dilaporkan. PAR sendiri lebih baik dalam mengeksklusi SBO (mendiagnosa SBI) daripada mendiagnosa SBO karena tingginya angka spesifitas dibandingkan angka sensitivitasnya.
Tanda klasik pada foto polos cenderung lebih banyak pada grup SBO dibandingkan grup SBI
Diameter colon maksimal tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p = 0,2516); hasil ini bertentangan dengan penelitian Thompson et al16 di mana pelebaran colon yang bermakna lebih sering ditemukan pada SBI dibandingkan dengan SBO.
Insiden riwayat operasi abdomen sering pada kelompok SBO daripada di kelompok SBI.
Pasien dari kelompok SBO akhir mengalami adhesionolysis karena perlekatan post operasi
perlekatan post operasi adalah penyakit penyebab paling umum dari SBO, walaupun frekuensinya (56%) lebih rendah daripada frekuensi yang ditemukan dalam penelitian sebelumnya (74% dan 69%).
Small Bowel Obstruction Perlekatan Post Operasi 28 (56%) Hernia Inguinalis 3 (6%) Hernia Umbilikus 2 (4%) Intersusepsi 2 (4%) Inflammatory Bowel Disease 2 (4%) Karsinoma Peritoneal 2 (4%) Karsinoma Colon 2 (4%) Apendisitis 1 (2%) Bezoar 1 (2%) Enterokolitis 1 (2%) Benda Asing 1 (2%) Perlekatan pada Intestinal 1 (2%) Abses Intraperitoneal 1 (2%) Peritonitis Post Operasi 1 (2%) Enteritis akibat Radiasi 1 (2%) Kanker Usus Halus 1 (2%) Total 50 Pasien (100%)
Small Bowel Ileus Batu Kandung Kemih 22 (13.3%) Apendisitis 13 (7.9%) Batu Empedu 13 (7.9%) Enterokolitis 11 (5.7%) Karsinoma Hepatoseluler 10 (5.1%) Cholangiocarcinoma 9 (5.5%) Sirosis Hepatikum 9 (5.5%) Ulkus Peptikum 7 (4.3%) Abses Hepar - 7 (4.3%) Nyeri Abdomen Non Spesifik 6 (3.7%) Pielonefritis Akut 5 (3.1%) Pankreatitis 5 (3.1%) Batu Intrahepatik 4 (2.5%) Perforasi Ulkus Peptikum 4 (2.5%) Kanker Ampulla Vaterini 3 (1.8%) Kanker Pankreas 3 (1.8%)
Small Bowel Ileus Peritonitis Bilier - 2 (1.2%) Kanker kolon - 2 (1.2%) Perforasi Kolon 2 (1.2%) Hepatitis - 2 (1.2%) Perdarahan Gastrointestinal - 2 (1.2%) Laserasi Hepar - 2 (1.2%) Tumor Ovarium - 2 (1.2%) Karsinoma Peritoneal - 2 (1.2%) Kanker Lambung - 2 (1.2%) Diseksi Aorta - 1 (0.6%) Hamartoma Bilier - 1 (0.6%) Strktur Bilier - 1 (0.6%) Kanker Caecum - 1 (0.6%) Rupture Corpus Luteum - 1 (0.6%) Rupture Esofagus - 1 (0.6%) Intestinal Behcet's Disease - 1 (0.6%) Irritable Bowel Syndrome - 1 (0.6%) Colitis Iskemik - 1 (0.6%) Malaria - 1 (0.6%) Tumor Mesenterika - 1 (0.6%) Kanker Ovarium - 1 (0.6%) Peritoneal Tuberkulosis - 1 (0.6%) Total 166 patients (100%)
Kesimpulannya, PAR adalah pemeriksaan radiografi awal yang berguna dalam membedakan SBO dari SBI, dan keakuratan diagnosis PAR mendekati computed tomography. Sebagian besar tanda radiografi klasik (kecuali penurunan diameter kolon) berguna dalam membedakan antara SBO dan SBI diantara pasien yang menderita dilatasi usus halus yang tampak pada X-ray.