Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 3.

Pemeriksaan CBR

Pemeriksaan CBR (CBR Test) ASTM D 1883 - 87

3.7.1

Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR tanah dasar dan

campuran agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu. 3.7.2 Teori Dasar CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap beban penetrasi bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi tertentu, dan dinyatakan dengan persen. Percobaan CBR digunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang hendak dipakai untuk pembuatan suatu perkerasan. Nilai CBR yang diperoleh kemudian dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan yang diperlukan di atas lapisan yang nilai CBR-nya ditentukan. Jadi dianggap bahwa pada suatu bahan dengan nilai CBR tertentu, perkerasannya tidak boleh kurang dari suatu angka tertentu. Alat percobaan CBR di laboratorium menggunakan dongkrak mekanis sebuah torak penetrasi yang ditekan supaya masuk ke dalam tanah dengan kecepatan 0,05 inchi per menit. Diameter torak adalah 1,98 inci. Untuk menentukan beban yang bekerja pada torak ini dipakai sebuah proving ring yang terpasang pada dongkrak dan torak. Pada nilai-nilai penetrasi tertentu, beban yang bekerja pada torak dicatat sehingga kemudian dapat dibuat grafik beban terhadap penetrasi. Jika bagian permulaan grafik cekung ke atas, maka pada titik nol harus diadakan koreksi. Cara melakukan koreksi ini yaitu titik nol digeser ke kanan sehingga tidak terdapat lagi bagian cekung yang ke atas. Harga CBR dihitung pada harga penetrasi 0,1 inchi dan 0,2 inchi dengan cara membagi beban pada penetrasi ini masing-masing 6,9 dan 10,3 MPa. Beban ini adalah beban standar yang diperoleh dari percobaan terhadap macam batuan percobaan (standar material) yang dianggap mempunyai CBR 100%. Percobaan CBR dapat dilakukan pada contoh tanah asli (undisturbed) atau pada contoh yang dipadatkan. Percobaan CBR juga dapat langsung dilakukan pada tanah yang akan dicoba di lapangan. Contoh yang dipadatkan biasanya dibuat
Kelompok I

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Pemeriksaan CBR

dalam cetakan berdiameter 6 inci dan tinggi yang sama. Luas cetakan CBR lebih besar dari luas cetakan pemadatan, maka banyaknya tumbukan/pukulan juga harus ditambah. Pada pembuatan jalan baru, tanah dasar harus dipadatkan sebaik-baiknya, untuk menjadikan lebih kuat dan untuk menjamin supaya kekuatannya tetap seragam. Apabila tanah asli setempat ternyata kurang baik maka tanah tersebut mungkin dapat diganti dengan tanah lain, yang sifatnya lebih baik untuk dijadikan sebagai tanah dasar. Pemadatan tanah dasar harus dilakukan secara teratur, yaitu kadar airnya harus dipertahankan secara teratur, yaitu kadar airnya harus dipertahankan antara batas-batas tertentu (dekat pada optimum) dan kepadatan harus sedemikian sehingga berat isi keringnya tidak kurang dari suatu angka tertentu. Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil percobaan laboratorium, yaitu percobaan pemadatan. Kekuatan tanah dasar banyak tergantung pada kadar airnya. Makin tinggi kadar air makin kecil kekuatan CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian tidak berarti tanah dasar sebaiknya dipadatkan dengan kadar air rendah supaya mendapatkan CBR yang tinggi, karena kadar air tidak konstan pada nilai rendah tersebut. Setelah pembuatan jalan maka air akan dapat meresap kedalam tanah dasar (dari bawah, pinggir atau dari atas) sehingga kekuatan dan CBR-nya turun sampai kadar airnya mencapai nilai konstan. Kadar air yang konstan ini disebut kadar air keseimbangan. Untuk memperhitungkan pengaruh air terhadap kekuatan tanah, maka contoh untuk percobaan CBR sering direndam dalam air selama 4 hari sebelum dilakukan percobaan CBR. Untuk contoh yang tidak direndam nilai CBR tinggi pada kadar air rendah. Sedangkan pada contoh yang direndam, nilai CBR rendah pada kadar air rendah, makin besar kadar air makin besar pula nilai CBR sampai mencapai puncak berdekatan dengan kadar air optimum. Setelah nilai ini maka nilai CBR akan turun lagi. Jadi untuk memperkecil pengaruh air terhadap kekuatan tanah maka sebaiknya tanah dipadatkan pada kadar air yang berdekatan dengan optimum.

3.7.3

Peralatan

Kelompok I

Laporan Praktikum Mekanika Tanah a. b.

Pemeriksaan CBR

CBR Test Set berkapasitas sekurang-kurangnya 5 ton Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 mm 0,6609 mm (6 0,0026) dengan tinggi 177,8 mm 0,13 mm (7 0,005), cetakan harus dilengkapi dengan leher sambungan dengan tinggi 50,8 (2,0) dan keping lubang tidak lebih dari 1,59 mm (1/16) Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,8 mm (5,937) dan tebal 61,4 (2,416) Alat penumbuk sesuai dengan cara pemeriksaan pemadatan Keping beban dengan berat 5 Kg @ 1,25 Kg sebanyak 4 keping, diameter 194,2 mm (5 7/8) dengan lubang tengah diameter 54,0 mm (2 1/8) Torak penetrasi dari logam berdiameter 50,292 mm , luas 1985,5 cm2 dan panjang tidak kurang dari 10,16 cm Satu buah arloji pengukur penetrasi. Peralatan lain seperti : talam, alat perata Alat timbang Stopwatch

c.

d.
e.

f.

g.

h.

i.

Benda uji Benda uji harus dipersiapkan menurut cara pemeriksaan kepadatan standar. a.
b.

Ambil contoh kira-kira 5 kg, untuk 1 buah sampel. Kemudian campur bahan tersebut dengan air kadar air optimum yang diperoleh dari pemeriksaan kepadatan. Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukkan piringan pemisah (spacer disk) di atas keping alas dan pasang kertas yang telah diolesi oli di atasnya. Ambil contoh tanah setelah dilakukan penumbukan, masukkan ke dalam kontainer, kemudian timbang. Cetakan diolesi dengan oli secara merata agar tanah tidak lengket ke

c.

d.

e.

Kelompok I

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Pemeriksaan CBR

cetakan sewaktu dibuka. Masukkan bahan ke dalam cetakan/mould. Perkirakan cetakan dibagi atas tiga lapisan. Padatkan bahan tersebut di dalam cetakan dengan penumbuk standar. Untuk bahan pertama ditumbuk 56 kali tiap lapis.
f.

Buka leher sambungan dan ratakan tanah dengan alat perata. Timbang tanah cetakan. Keluarkan piringan pemisah, balikkan dan letakkan pada mesin uji CBR.

3.7.4

Prosedur Percobaan a. b. Letakkan keping pemberat di atas permukaan benda uji seberat minimal 5 kg, yakni pemberat 1,25 kg sebanyak 4 buah. Atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban menunjukkan beban permulaan sebesar 5 kg. Pembebanan permulaan ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji, lalu arloji penunjuk beban dan arloji pengukur penetrasi dinolkan.
c.

Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kecepatan 1,27 mm/menit. Catat pembacaan pembebanan pada pnenetrasi 31,75 mm; 63,50 mm; 127 mm; 190,50 mm; 254 mm; 381 mm; 508 mm; 762 mm; 1016 mm; dan 1270 mm.

d.
e.

Catat pembebanan maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi sebelum penetrasi 12,5 mm. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan atas, tengah dan bawah benda uji, kemudian rata-ratakan.

3.7.5

Pengolahan Data a. Hitung pembebanan dan gambarkan grafik terhadap beban penetrasi. Pada beberapa keadaan permulaan dari kurva beban cekung akibat dari ketidakteraturan permukaan atau sebab lain. Dalam keadaan ini titik nolnya harus dikoreksi dengan cara penggeseran. b.Pencarian angka konversi untuk Mpa. Contoh pengolahan data : 1. Pembacaan dial beban = 5 unit

Kelompok I

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Pemeriksaan CBR

2.

Dikonversikan ke MPa

3. 4.

= 0,384 Mpa Konversikan semua pembacaan dial lalu plot dalam grafik dan cari berapa pembacaan pada saat penurunan 0,1" dan 0,2". Untuk 56 pukulan : a.CBR pada penurunan 0,1" % b. CBR pada penurunan 0,2" = = 16,408 % = = 18,928

3.7.6

Analisa dan Kesimpulan Analisa Kekuatan tanah dasar tertentu banyak tergantung pada kadar airnya.

Makin rendah kadar airnya, makin besar kekuatan nilai CBR dari tanah tersebut. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dipadatkan dengan kadar air rendah supaya mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak akan konstan pada nilai yang rendah tersebut. Setelah pembuatan jalan, maka air akan meresap kedalam tanah sehingga kekuatan dan CBR-nya turun sampai kadar air mencapai nilai konstan. Untuk mengatasi hal tersebut diupayakan agar kadar air yang digunakan mendekati kadar air optimumnya. CBR ini biasa diaplikasikan dalam perencanaan sistem perkerasan jalan, kepadatan tanah yang diinginkan bisa disesuaikan dengan penambahan beban akibat dari pada pemberian beban terhadapnya. Tanah yang digunakan adalah tanah permukaan, ini dimaksudkan karena tanah permukaan yang langsung berhubungan dengan perkerasan atau pemadatan yang akan dilakukan. Kesimpulan Nilai CBR yang didapatkan saat melakukan 56 kali pukulan adalah sebagai berikut :
a. b. Kelompok I

Nilai CBR 0,1 = 18,928 % Nilai CBR 0,2 = 16,408 %

Anda mungkin juga menyukai