Anda di halaman 1dari 52

Buletin Paguyuban Paskibraka Nasional 1978 Edisi Agustus 2007

Selamat Jalan
Kak Darminto...

Kak Idik di Usia 74


Bersiap Menuju Reuni
30 Tahun Paskibraka’78
Bulletin Paskibraka ’78

Salam ’78
Teman-teman Paskibraka 1978,
Tadinya, buletin ini akan segera meluncur pada minggu ketiga
Agustus 2007 karena sudah dua bulan berlalu sejak buletin edisi
”Mengenang Husein Mutahar” kalian terima. Tapi entah mengapa
seperti ada yang menahan tangan ini untuk tidak mencetaknya
dulu. Ternyata, ada sebuah berita yang harus ditunggu. Jumat, 7
Bulletin ini diterbitkan September 2007, Kak Dharminto meninggalkan kita untuk
oleh ”Paguyuban Paski- menghadap Tuhan Al Khalik Yang Maha Kuasa.
braka 1978” dan dikelola Edisi kali ini, yang tadinya ingin menampilkan Kak Idik Sulaeman
oleh para Purna Paski- di sampul muka, akhirnya berubah menjadi edisi ganda. Sulit bagi
braka 1978 yang ada di kami untuk menghadirkannya sekaligus. Tetapi, kami berusaha
Jadebotabek dengan tu- menyelipkan berita kehilangan Kak Dar di tengah tulisan khusus
juan untuk menggalang tentang Kak Idik yang telah lebih dulu selesai digarap.
kembali rasa persaudara- Sejak edisi yang lalu, kami memang telah mencoba menampilkan
an (brotherhood) sesama tulisan utama yang bersifat tematik. Tujuannya, menyegarkan
teman seangkatan. kembali ingatan kita tentang Paskibraka dan asal-usulnya. Banyak
Sebagian atau seluruh hal-hal mendasar yang mungkin telah kalian lupakan seiring
isi buletin ini dapat diku- berjalannya waktu, atau memang sejak semula belum pernah
tip/diperbanyak atau diba- kalian ketahui.
gikan kepada Purna Pas- Itu kami mulai dari edisi Husein Mutahar, menyusul edisi Idik
kibraka angkatan lain bila Sulaeman dan seterusnya. Bagi teman-teman lain di luar Paskibraka
dianggap perlu. Harapan 1978 yang kebetulan membaca buletin ini, tulisan-tulisan itu
kami, buletin sederhana diharapkan menjadi tambahan ”ilmu”, sekadar untuk tahu apa,
ini juga dapat menjadi siapa dan untuk apa sebenarnya Paskibraka itu ada.
media komunikasi alter- Agenda penting lainnya adalah rencana untuk mengadakan
natif antar Purna Paski- ”Reuni ke-2 & Ultah ke-30 Paskibraka 1978” pada tahun depan
braka, meski ruang gerak (2008) yang kebetulan bersamaan dengan ”40 Tahun Paskibraka”.
dan edarnya sangat ter- Untuk itu kami mengingatkan teman-teman agar mulai bersiap-siap
batas. dalam satu tahun ke depan, agar rencana reuni dapat terlaksana.
Mulai sekarang, sering-seringlah menyapa Jakarta, baik lewat
Surat-surat/tulisan dapat dia- SMS, e-mail, telepon atau surat. Kami tidak ingin kehilangan kalian
lamatkan ke: lagi, gara-gara malas berkomunikasi. Ngubernya capek lho...
l SYAIFUL AZRAM,
Pondok Tirta Mandala E4
No. 1 Depok 16415
Paguyuban Paskibraka 1978
Ketua (Lurah) : Yadi Mulyadi (Jabar)
l BUDIHARJO Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar)
WINARNO, Gema Pesona Sekretaris : Syaiful Azram (Sumut)
AM-7, Jl. Tole Iskandar 45, Saraswati (DKI Jakarta)
Depok 16412 Bendahara : Arita Patriana Sudradjat (Jabar)
Budi Saddewo Sudiro (Jateng)
SMS : 0818866130 dan
08161834318 Bala Paskibraka 1978 di Jadebotabek:
l Budiharjo Winarno (Yogya) l Sonny Jwarson Parahiyanto (Jatim) l Tatiana
E-mail : Shinta Insamodra (Lampung) l Amir Mansur (DKI Jakarta) l I Gde Amithaba
muztbhe_depok@yahoo.com. (Bali) l Sambusir (Sumsel) l Halidja Husein (Maluku) l M. Ilham Radjoeni
Rauf (Sultra) l

2 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Selamat Jalan Kak Dharminto...


C
uaca cukup cerah pagi Jumat 7 September 2007 pukul 02.00 dinihari.
September 2007. Matahari Hanya berselang 18 hari setelah ia
bersinar terang, walau di berulang tahun ke-75 (pada tanggal
langit sana terlihat ada beberapa 20 Juli).
gumpal awan putih, tipis setipis Jenazah Kak Dar baru saja selesai
kapas. Suasana di Jalan Bandengan dimandikan dan sedang dikafani.
Utara ramai seperti biasa, maklum Sebelum ditutup kain putih, terlihat
masih sekitar kawasan Kota, pusat raut wajah tua Kak Dar. yang penuh
perniagaan terbesar di Jakarta. ketenangan dan kepasrahan untuk
Bedanya hanya satu: Jalan Bande- kembali menghadap-Nya. Padahal, be-
ngan Utara 1 yang biasanya dilewati berapa hari sebelumnya, wajah itu begitu
kendaraan satu arah sebagai jalur alternatif bersemangat ketika membagi ilmu dengan adik-
menuju fly over Kota, hari itu ditutup dan kendaraan adik Paskibraka 2007 di Cibubur.
dibelokkan ke jalan Gedung Panjang 2. Sebuah Di teras rumah dan di sepanjang gang, terlihat
gerobak dipasang melintang di tengah jalan para kerabat, kolega, dan sahabat. Sebagian di
sebagai tanda verboeden. antaranya menggunakan seragam Pramuka.
Tak jauh ke arah utara, ada sebuah gang Terlihat hadir di sana Kak Idik Sulaeman (mantan
sempit. Masuk ke dalam Direktur Pembinaan Gene-
gang, ada sebuah rumah rasi Muda/PGM Depdik-
yang sederhana tempat bud), Marsda (Purn) Sutris-
sesosok jenazah terbaring. no SP (mantan pelatih dan
Di mulut gang, terlihat se- komandan Paskibraka),
kelompok pemuda-pemudi Erlangga (Asisten I Menpo-
berseragam Paskibraka. ra), serta Sudarmo dan
Mereka, para Purna Pas- Subagyo (dua rekan pem-
kibraka di Jakarta, sedang bina Paskibraka).
bersiap-siap untuk mengi- Banyak Purna Paskibra-
kuti prosesi pemakaman ka datang melayat. Para
seorang yang sangat senior antara lain Kautsar
mereka hormati dan ka- (69), Syafruddin Saleh (70),
gumi. Seseorang yang le- Merry (72) dan Adi Nu-
bih separuh hidupnya di- groho (76). Ditambah lagi
habiskan untuk membina dengan para Pengurus PPI
Pramuka dan Paskibraka. se-Indonesia yang baru saja
Kak Darminto Surapati, mengikuti pelatihan pem-
pembina Paskibraka yang bina (training of trainer/TOT)
dikenal ahli dalam pengi- Paskibraka di Tangerang.
baran bendera, tata upa- Seusai shalat Jumat, la-
cara dan penghormatan yon diusung ke Masjid Jami’
terhadap Sang Merah-Putih Kampung Baru Jl Bandeng-
telah dipanggil oleh Yang an Selatan untuk dishalat-
Maha Kuasa pada Jumat 7 Disholatkan di Masjid Jami’ Kampung Baru. kan. Dengan diiringi ang-

Edisi Agustus 2007 3


Bulletin Paskibraka ’78

gota keluarga, kerabat, handai tolan dan Purna


Paskibraka, jenazah dibawa ke Pemakaman
Umum Tegal Alur, Jakarta Barat. Di sana, jenazah
Kak Dhar dikuburkan berdekatan dengan pusara
Ibu Maslena Siregar, istri Kak Dhar yang baru
saja meninggal pada 13 Maret 2007 lalu.
Diusung oleh anggota Paskibraka, keranda
diturunkan dari mobil jenazah dan diangkat ke
tepi liang lahat. Setelah kata-kata perpisahan
disampaikan oleh Adi Nugroho (mewakili Purna
Paskibraka) dan Pramuka, jenazah perlahan
diturunkan ke dalam lubang, ditampa oleh anak
dan cucu untuk kemudian diletakkan di liang
lahat.
Prosesi pemakaman dan pembacaan doa ber-
akhir pukul 15.00. Perlahan, para pelayat beran-
jak pulang meninggalkan onggokan tanah merah
yang baru saja diuruk. Sekumpulan karangan
bunga diletakkan di sekeliling makam. Sebuah
nisan kayu berwarna hijau terpancang di sana
bertuliskan Darminto Surapati bin Djojoatmodjo.
Hanya berselang satu jam kemudian, langit
yang cerah tiba-tiba berubah gelap. Entah dari
mana, mendung gelap dan awan tebal tiba-tiba
menggantung. Tak lama, rintik hujan turun perlahan,
lalu makin deras dan akhirnya sangat deras.
Alam yang sejak siang menahan diri untuk tidak
bersedih, akhirnya ikut menangis.
Alam pun tampaknya mewakili perasaan o-
rang-orang yang pernah dekat dengan Kak Dar.
Atau, meniru sebagian orang yang ikut-ikutan
menitikkan air mata, walau bukan karena sekadar
melihat pembinanya pergi, melainkan ketika
akhirnya tahu siapa dan di mana sebenarnya
selama ini Kak Dar berada.
Itulah Darminto Surapati, salah seorang legenda
Paskibraka yang dengan penuh kesederhanaan
telah menuntaskan tugas mulianya di dunia.
Orang yang ditinggalkan mungkin menangis, tapi
di ”atas sana” barangkali Kak Dar tersenyum.
Sama seperti Kak Husein Mutahar dan Bunda
Bunakim, Kak Dar pun berani mengangkat muka
ketika bertemu dengan Sang Pencipta.
Selamat Jalan Kak Dar..... Semoga engkau
menemukan kedamaian di sisi-Nya. Jenazah seusai dishalatkan (atas) dan diusung ke pemakaman
(Purna Paskibraka 78) oleh anggota Paskibraka.

4 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Tak Kusangka Secepat Itu...


T
erlihat tua dan lelah, itulah yang kulihat depan Paskibraka 2007, pada tanggal 2
dari sosok Kak Dharminto ketika ber- Agustus. ”Orang yang ditunjuk mendampingi
temu di ulang tahun Kak Idik Sulaeman, saya di depan adik-adik ternyata sangat junior
22 Juli 2007. Tapi ia masih mampu berdiri dan dan tidak tahu apa-apa tentang Paskibraka,”
berjalan, meski tertatih-tatih. Jadi aku tidak katanya lirih.
pernah menduga, kalau satu bulan kemudian, Kak Dhar lalu menggambarkan kekhawatiran-
tepat satu hari setelah berulang tahun, Kak nya tentang masa depan Paskibraka bila
Dhar harus terbaring di penanganannya terus seperti
rumah sakit. sekarang. Ditambah lagi tidak
Hari Sabtu, 25 Agustus, ada Pembina yang mumpuni,
akupun menjenguknya di sementara tak banyak Purna
RS. Kondisinya terlihat lebih Paskibraka yang mampu me-
baik dibanding keterangan nyerap ilmu dari para sese-
Budiharjo tiga hari sebe- puh. Kalau pun ada, mereka
lumnya. Malah, seperti juga tidak punya akses untuk ikut
setiap kali bertemu dengan dalam pembinaan. ”Makin
salah satu Purna Paskibraka, hari, latihan Paskibraka makin
Kak Dhar tetap memaksa menjauh dari yang seharus-
diri untuk bercerita, termasuk nya,” keluhnya.
denganku. Aku hanya bisa diam
Terlalu besar memang, kepedulian Kak Dhar mendengar Kak Dhar mengungkapkan isi
terhadap Paskibraka. Itu melebihi kepeduliannya hatinya. Aku berusaha menghiburnya dengan
pada yang lain, bahkan mungkin pada dirinya memberi harapan, semoga di masa datang
sendiri. Dalam keadaan sakit, ia masih mengung- ada kesadaran dari semua pihak untuk
kapkan ketidaksetujuannya soal rencana Mu- membuat latihan Paskibraka lebih baik dari
syawarah Nasional Purna Paskibraka Indone- sekarang. Semoga semua Purna Paskibraka
sia (PPI) di Makassar yang dimajukan bulan menyadari bahwa diri mereka harus berperan
Oktober 2007. ”Kan baru habis puasa dan dalam pembinaan adik-adiknya, seperti juga
Lebaran, kasihan adik-adik Paskibraka harus pernah dipesankan oleh Kak Husein Mutahar.
memaksakan diri untuk datang ke sana. Tentu Sepulang dari rumah sakit, aku memang
biayanya tidak sedikit,” ujarnya. merasa sepertinya Kak Dhar ingin menum-
Aku tak bisa menahan, apalagi melarang pahkan seluruh isi hatinya. Seolah-olah tidak
Kak Dhar untuk bercerita, karena aku melihat banyak hari lagi yang tersedia baginya untuk
ada banyak hal yang menjadi unek-uneknya. memberi pesan dan menitipkan wasiat. Dari
Termasuk, soal latihan dan pembinaan Paski- sorot matanya yang layu dan kepasrahannya
braka yang terkesan semakin kehilangan roh- menghadapi keadaan, aku melihat tanda-
nya. ”Latihan Paskibraka sekarang hanya tanda bahwa kehadirannya di tengah kita
dijadikan obyek oleh pelaksananya, persis bakal tidak lama lagi.
seperti sebuah proyek saja,” paparnya. Tapi, aku sama sekali tidak pernah menyang-
Kekecewaan itu sampai pada puncaknya, ka, kalau kepergian Kak Dhar ternyata akan
ketika Kak Dhar mengisi sesi ceramah di secepat itu... (Chelly Urai)

Edisi Agustus 2007 5


Bulletin Paskibraka ’78

Hari-hari Terakhir Bersama Kak Dar...


P
agi itu, hari Rabu 22 Agustus 2007, dalam Ada perasaan bahagia dan bangga dari setiap
perjalanan ke kantor aku menerima SMS perkataannya. Kak Dhar terus bercerita walaupun
dari Sonny dan Opul yang memberikan sudah kuingatkan sebaiknya beristirahat. Saat itu
informasi kalau Kak Dharminto sakit dan sedang datanglah Henry Rachman, adik didik di Pramuka
dibawa ke RS Harapan Kita karena mengalami akhir-akhir ini selalu menemani Kak Dhar berce-
sesak nafas. Kemudian aku telepon ke keluar- ramah, terutama selama bulan Agustus. ”Bud,
ganya untuk mencari informasi tentang kondisinya kamu ngobrol sama Henry ya, tapi bicaranya
dan ada di rumah sakit mana. agak keras biar aku mendengarkan sambil tidur.”
Ternyata, dari RS Harapan Kita Kak Dhar Aku bengong dan terdiam. Tapi Henry tersenyum
didiagnosa sakit ginjal dan akan dirujuk ke RS sambil berkata, ”Kak Budi, mari ngobrol sebagai
Cipto Mangunkusumo. Namun, ternyata pengantar tidur Kak Dhar.” Kami pun
kemudian dirujuk lagi ke RSAL kemudian mengobrol, sementara Kak
Mintoraharjo di Bendungan Hilir. Dhar mendengarkan sambil terkantuk-
Esoknya, sepulang kantor aku kantuk.
membesuk Kak Dhar yang terbaring Sabtu, 25 Agustus, dari kantor aku
di ruang perawatan ditunggui oleh mampir lagi di rumah sakit. Kak Dhar
puteri-puterinya. Melihat kondisi Kak terlihat lebih segar, ditunggui puteri-
Dhar yang masih lemah, aku tidak puterinya, termasuk yang baru datang
banyak bicara dan hanya duduk sambil dari Temanggung, Jawa Tengah. Tidak
mengelus-elus kakinya yang agak banyak yang kami obrolkan. Aku hanya
bengkak. Suster baru saja akan mema- kembali mengelus-elus kakinya yang
sang kembali jarum infus yang macet, tetapi tak masih terasa bengkak, karena ia kelihatan
berhasil karena sulit mencari pembuluh baliknya merasa nyaman.
walau sudah dicoba di beberapa tempat. ”Bud, rasanya aku kok sudah capek banget ya.
Setelah agak lama, baru Kak Dhar bercerita Rasanya umurku sudah terlalu tua walaupun
dengan lirih bahwa dia sangat bahagia karena baru saja berulang tahun,” ujar Kak Dhar tiba-
anak-anak Paskibraka 78 ternyata sangat menya- tiba. Saat itu aku hanya berpikir, Kak Dhar
yanginya. Hampir semua memberi ucapan sela- merasa capek karena harus berbaring di rumah
mat ulang tahun pada tanggal 20 Agustus 2007, sakit. Maka, akupun menghiburnya agar bersabar
melalui SMS dan telepon. ”Ada Oka Saraswati dan banyak beristirahat agar segera sembuh.
dari Bali yang berambut panjang. Juga dari NTT Tidak lama kemudian, datanglah Pulung Hen-
dan Sulawesi,” ucapnya dengan mata berbinar. dryanto (Paskibraka 1996, DIY). Kak Dhar ter-
Kak Dhar juga bilang kalau Yudianto (Paskibraka senyum melihat Pulung karena ingat bahwa
1984, DKI) barusan datang bersama Amiruddin Paskibraka 96 baru saja reuni pada awal Agustus
(1984, Riau) —yang kini tinggal di Singapura. 2007, disusul reuni Paskibraka 1982. Dan Kak
Karena mirip Cina, Amiruddin dipanggil Babah Dhar hadir dalam kedua reuni angkatan itu.
Liong ketika di asrama Paskibraka 84. ”Ternyata Ujug-ujug, Kak Dhar menanyakan kabar Opul
dia masih ingat dan jauh-jauh datang dari dan teman-teman Paskibraka 78 lainnya. Ia
Singapura hanya untuk nengok aku yang sakit. bertanya, apakah tahun depan jadi mengadakan
Rasa kekeluargaan di Paskibraka jika tertanam reuni kedua, karena tahun 2008 bertepatan
dengan baik ternyata membawa rasa hormat dengan 30 tahun angkatan 78. Ia pun lalu
kepada kami-kami yang tua ini,” cetusnya. menyampaikan beberapa pesan lain.Aku hanya

6 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

temanmu 78 ya...” Lagi aku meng-


angguk mengiyakan. Ada sesuatu
yang terasa sangat berat di kakiku
ketika melangkah keluar.
Hari Selasa, 28 Agustus, aku
telepon ke puterinya menanyakan
kabar. Dijawab kalau Kak Dhar
sudah pulang dari rumah sakit dan
ingin berobat alternatif di Ciawi.
Satu minggu kemudian, lewat e-
mail Saras menanyakan kabar Kak
Dar, dan itu membuat aku tersentak.
Melalui Antik, putrinya, diperoleh
kabar bahwa kondisi Kak Dhar
semakin membaik. Saat itu ia se-
mentara tinggal di Sentul, agar
tidak terlalu lelah saat berobat ke
Ciawi. Kebetulan, di Sentul ada
Penghormatan terakhir sebelum jenazah dimasukkan ke liang lahat. rumah milik Novery (Paskibraka
82, Bengkulu) yang sedang tidak
mengangguk dan mohon doa restu agar reuni ditempati. Bahkan, diceritakan kalau Kak Dhar
tersebut dapat terlaksana dengan baik. sudah bisa berjalan sendiri ke teras rumah untuk
Aku dan Pulung tidak bisa berlama-lama di melihat pemandangan di luar.
sana karena kami sadar bahwa Kak Dhar harus Hanya ucapan syukur yang bisa keluar dari
banyak istirahat. Di saat aku pamit, ia pun bibirku. Aku berencana, hari Minggu (9/9) akan
berkata, ”Bud, sampaikan salamku buat teman- menjenguk lagi ke Sentul. Tapi, Jumat 7 Septem-
ber pukul 04.00 dinihari, ponselku berdering dan
terdengar suara putri Kak Dhar, ”Mas Budi,
Bapak sudah pulang dan sudah tidak ada lagi.”
Aku masih belum sadar sepenuhnya ketika
kembali bertanya, ”Lho, maksudnya pulang ke
mana Mbak?” Jawaban dari seberang membuatku
terhenyak. ”Bapak sudah meninggal tadi jam
02.00.”
Ternyata, pertemuanku di rumah sakit adalah
pertemuan terakhir. Tak ada lagi senyum, sapa
dan pesan-pesannya setelah itu. Seorang pembina
yang juga guru, teladan dan pendorong semangat
untuk terus berkarya di Bumi Pertiwi ini telah
kembali menghadap Sang Pencipta. Setelah
terdiam hampir 20 menit, baru aku bisa menyebar-
kan kabar mangkatnya Kak Dhar ke teman-
teman Paskibraka.
Selamat jalan Kak Dharminto. Doa kami
mengiringimu, semoga engkau diberi tempat
Pusara tanah merah dikelilingi karangan bunga. yang layak di sisi-Nya. (Budiharjo Winarno)

Edisi Agustus 2007 7


Bulletin Paskibraka ’78

Kak Dar Pergi, Indonesia Berduka...


Tak ada tempat atau media untuk mengucapkan Pengurus dan anggota PPI Kab. Bekasi turut
belasungkawa, para Purna Paskibraka seluruh Indone- berduka sedalam-dalamnya, semoga amal
sia —tak peduli mereka pernah bertemu atau tidak
ibadahnya diterima disisi Allah SWT dan bagi
dengan Kak Dar— menitipkan dukacitanya melalui milis
paskibraka_indonesia@yahoo.com dan redaksi buletin keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
ini. Mereka berharap, ungkapan hati mereka masih bisa Amin... ( Masyhur Farhani, Paskibraka Kab.
didengar, meski hanya oleh sesama Purna dan Bekasi 1998)
keluarga/kerabat Kak Darminto. INNA LILLAAHI WA INNA ILAIHI ROOJI’UUN,
Pengurus dan anggota PPI Jakarta Pusat, turut
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... Segenap berduka cita atas wafatnya, Kak DHARMINTO.
pengurus dan anggota PPI Kota Kediri turut Semoga amal ibadahnya diterima ALLAH SWT
belasungkawa atas meninggalnya Kak Dharminto. dan keluarga yang ditinggalkan diberikan
Semoga amal ibadahnya diterinma di sisiNya ketabahan. Amien... (Rully)
dan diampuni segala dosanya. Amien,.. (Galuh PASKIBRAKA BERDUKA, INDONESIA KEHI-
Pradhi Pramitha) LANGAN PUTRA TERBAIKNYA. Semoga Tuhan
Turut berduka cita atas kepergian Kak Dhar- YME menempatkan beliau di tempat yang
minto, kita telah kehilangan putra terbaik bangsa TERBAIK dan bagi kita selaku adik-adik beliau
indonesia. Semoga darma baktinya memberikan senantiasa memanjatkan doa untuk beliau di
manfaat yang besar bagi kita, generasi muda setiap ibadah kita. Selamat jalan dan Terima
penerus bangsa... Selamat jalan Kak Dhar, terima kasih Kak Dhar, atas bimbingan dan petuahmu,
kasih untuk suri tauladan yang engkau berikan. kami semua bisa seperti sekarang ini. INNA
(Rezha Zulfi, Paskibraka Kab. Ngawi 2000) LILLAAHI WA INNA ILAIHI ROOJI’UUN (Nuzurur
Rochman, PPI Cirebon)
Turut berduka cita. Kak Dharminto telah mem-
berikan tauladan yang lengkap kepada kita. Inna lillahi wa innailaihi raji’un... Turut berduka
Warisan yang paling berharga bagi kita agar cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya
menjadi haluan ke-Paskibraka-an. Menjadi kewa- Kak Dar ke Rahmatullah. Selamat jalan Kak Dar...
jiban kita untuk menjaga warisan tersebut dan (Widya Selly, Jakarta 1994)
melestarikannya. Selamat jalan Kak Dhar, doa Turut berdukacita sedalam-dalamnya atas
kami menyertaimu. (Binanto Suryono, Paskibraka berpulangnya Kak Dar ke Rahmatullah. Selamat
DIY 1991) jalan Kak Dar.. (yorri752000@yahoo.com)
Sayapun ingin mengucapkan turut berdukacita, Inna lillaahi wainna ilaihi raaji’uun.... Selamat
semoga Tuhan memberi kekuatan pada keluarga jalan kakak.... Semoga segala amal ibadah, ilmu
yang ditinggalkan. (Nivio Magalhães, Paskibraka dan kebaikan yg telah engkau berikan diterima
1996, utusan Timor-Timur, The Rotary Founda- oleh-Nya. Dedikasi dan bakti yg telah engkau
tion Ambassador of Goodwill, East Timor to berikan kepada Paskibraka akan selalu kami
Ireland ) kenang... Kepada segenap keluarga yg diting-
Keluarga besar PPI Kabupaten Bogor, me- galkan semoga senantiasa diberikan kekuatan,
nyampaikan turut berduka cita atas wafatnya Kak keikhlasan dan ketabahan... Doa kami selalu
Dharminto. Meskipun selama ini raga kita jauh menyertaimu. (Fitra, Paskibraka Jateng 1999)
tetapi hati kita sama dalam keluarga Paskibraka Innalillahi wa innailaihi rojiun... Saya mewakili
Indonesia. Semoga amal ibadah beliau diterima Pengurus dan Keluarga Besar PPI Jakarta Barat
disisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan dibe- turut Berdukacita... Semoga Kak Dharminto diterima
rikan ketabahan dan kesabaran. Amin... Selamat di sisi ALLAH SWT... diampunkan segala dosa-
jalan, doa kami bersamamu.. (Denny H. Nu- dosa semasa hidupnya... dilapangkan di dalam
groho, Paskibraka Kab Bogor 1996) kuburnya... dan dijauhkan dari segala siksa

8 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

kubur... Amiiin. Walau hanya sesaat mengenalmu Dari Jayapura, Papua, saya sangat sedih
tapi sangat bermanfaat untuk kami... Ilmu dan mendengar Kak Dhar wafat. Semoga arwahnya
Perjuanganmu takkan pernah kami lupakan.... diterima disisi-Nya. (John Ronsumbre, Paskibraka
akan kami terapkan dan lanjutkan. ( sae 1978, utusan Papua)
mochammad) Semoga segala amal ibadah Kak Dhar diterima
Inna lillaahi wainna ilaihi raaji’uun... PPI Kota dan dilipatgandakan-Nya serta diampuni segala
Batam turut berduka cita atas berpulangnya Bpk salah dan dosa beliau. Maaf saya tidak bisa
Dharminto Surapaty. Semoga amal baik beliau di melayat karena sedang di Yogya. (Tri Broto
terima Allah SWT dan tabah bagi keluarga yang Sulistyo, Paskibraka 1987 utusan DIY)
telah ditinggalkan. (Pengurus PPI Kota Batam) Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya.
Kami sangat berduka atas kepergian Kakak Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Tuhan.
dan Pembina kami yg tercinta, Kak Dharminto (Wendalinus Nahak, Paskibraka 1978, utusan
Surapati. Terima kasih Kak Dhar atas semua NTT)
bekal yg telah engkau berikan kepada kami Semoga amal ibadah beliau diterima Allah dan
berdua. Kami hanya dapat mendoakan agar Kak keluarga yang ditinggalkan tabah dan ihklas.
Dhar dapat beristirahat dengan tenang di sisi (Nunung Restuwanti, Paskibraka 1978, utusan
Tuhan YME. We miss you so much. (Ozy ’87 dan Kalteng)
Anna ‘88, Jakarta)
Turut berduka cita. Saya hanya bisa berdoa
Turut berdukacita... semoga amal ibadah Kak semoga arwahnya diterima disisi-Nya dan mohon
Dharminto di terima oleh Allah SWT, dilapangkan maaf tidak bisa melayat karena saat ini masih di
jalannya.. Do’a kami menyertaimu... (Purwadi Purwokerto. (Herman Siddi Himawan, Paskibraka
Faizal ’94) 1988, utusan Jateng)
Innalillahi wainna illaihi rojiun. Atas nama PPI Turut berduka cita atas wafatnya Kak Dharminto.
Jakarta Timur mengucapkan belasungkawa yang Dari Bali kami hanya dapat berdoa semoga amal
sedalam-dalamnya atas wafatnya Kak Dharminto ibadahnya diterima disisi-Nya. (Oka Saraswati,
Surapaty semoga diampuni dosa dosanya, Paskibraka 1978, utusan Bali)
diterima amal ibadahnya dan ditempatkan ditempat
Semoga amal ibadah beliau mendapat ganjaran
yang layak di sisi-Nya. Demikian pula dengan
keluarga yang ditinggalkan, mendapat kesabaran yang setimpal dari Tuhan yang Maha Kasih dan
keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
dan senantiasa dilimpahkan rahmat-Nya. Amin..
Kita para Purna Paskibraka hendaknya dapat
(Djohari Somad)
meneruskan nilai-nilai keutamaan yang telah
Semoga amal baik Kak Dar diterima Allah SWT beliau tunjukan dalam mengabdi pada kehidupan.
dan mendapat tempat yang layak disisi-Nya. (Cut Selamat jalan guru ketulusan... (Sinyo Moko-
Driska Aziza, Paskibraka 83 utusan Aceh) dompit, Paskibraka 1978, utusan Sultra)
Rasa dukacita yang sangat dalam atas kepergian Nderek Belosungkowo, semoga arwah Kak
Kak Dharminto. Semoga arwah-Nya diterima di Dhar diterima oleh Allah SWT. (Nanang Pujatmiko,
tempat yang layak sesuai amal ibadahnya. (Lily Paskibraka 1981, Utusan DIY)
Fitrida, Paskibraka 1983, utusan Sumut)
Di sisi jenazah Kak Dar, saya sangat sedih
Saya mengucapkan turut berduka cita atas kehilangan seorang Pembina yang dengan
wafatnya Kak Darminto. Maaf saya tidak bisa bahasa dan sikap sederhana sudah mengajarkan
hadiri sebab saya sedang ada di Cilacap. (Slamet dan memberikan teladan pengabdian bagi Pas-
Rahardjo, mantan staf PLK DitBinmud) kibraka. Semoga apa yang sudah diajarkan
Innalillahi wainna illaihi rojiun. Kita semua dapat saya tularkan kepada adik-adik Paskibraka
milik Allah dan akan kembali kepadaNya. (Banowo di Maluku. Selamat jalan Kak Dharminto, kami
Setyo Samodro, Paskibraka DIY 1987) sangat menyayangimu. (Haidee ARV Nikijuluw,
Turut berduka cita dan saya sangat sedih Paskibraka 1987, utusan Maluku)
kehilangan beliau... (Rosalia Kusumasari Hadi
Suprobo, Paskibraka 1998, utusan Jateng)

Edisi Agustus 2007 9


Bulletin Paskibraka ’78

Semangat Baja Kak Dharminto


L
ama sekali rasanya sudah tidak dibantu kruk ketika bangkit dari duduk,
bertemu dengan Kak Dharmin- Kak Dhar terlihat lebih sehat. Ia bisa
to Surapati. Dulu, ketika PGM berdiri dan berjalan meski tertatih-
masih di Gambir dan aktivitas Paski- tatih. Masih terlihat sisa sakitnya bulan
braka dan Purna Paskibraka masih Mei lalu, ketika ia harus opname
menjadi bagian yang begitu penting, bersama dengan istrinya, Ibu Maslena.
sosok Kak Dhar terasa selalu hadir, Dan pada saat itu, Ibu Maslena lebih
seperti juga almarhumah Bunda Buna- dulu dipanggil oleh Tuhan.
kim. Berbeda dengan Kak Idik yang agak
Terakhir, Paskibraka 1978 bertemu kesulitan dalam mengungkapkan pikir-
Kak Dhar pada tahun 2003. Ketika itu, annya (akibat terserang stroke beberapa
pertemuan diadakan di Bukit Sentul yang difa- tahun lalu), Kak Dhar justru sebaliknya. Ia masih
silitasi oleh Kak Jusuf Mucharam dan dihadiri mampu menjelaskan berbagai hal secara rinci.
pula oleh Kak Idik Sulaeman dan Bunda Bunakim Itulah sebabnya, pada 2 Agustus malam, ia
(alm). Setelah itu, hanya komunikasi telepon masih diundang untuk memberi ceramah dengan
yang selalu dilakukan. materi sejarah Bendera Pusaka dan Paskibraka
Hari Minggu, 22 Juli 2007, Kak Dhar hadir di depan anggota Paskibraka 2007 di Cibubur.
dalam syukuran ulang tahun Kak Idik. Dengan Ketika di rumah Kak Idik, Kak Dhar memang

Kak Dhar berfoto bersama Purna seusai memberi ceramah di Cibubur.

10 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

telah berpesan untuk stamina Kak Dhar. Ternyata,


mengajak serta Paskibraka banyak teman-teman lain
78 hadir di Cibubur. Budi, yang menelepon langsung.
Sonny, Tetty, Ilham dan aku Aku cukup kaget ketika
sempat datang malam itu dinihari 21 Agustus pagi
untuk mendampingi. Ter- menerima SMS dari anaknya
nyata, kehadiran Kak Dar yang mengatakan Kak Dhar
diketahui juga oleh Purna dilarikan ke RS Harapan
Paskibraka lainnya sehing- Kita karena mengalami se-
ga cukup lumayan yang da- sak nafas. Lalu, pukul 08.20
tang, sekadar untuk bertemu datang SMS kedua yang
kangen. menyebutkan rencananya
Lain dari biasanya dimana akan dibawa ke RS Cipto
kehadiran Purna Paskibraka Mangunkusumo untuk cuci
di Cibubur tidak dianggap darah. Aku kabari Budi
apa-apa, malam itu Kak Dhar Winarno untuk mencari tahu.
sengaja mengundang para Sorenya, Budi memberitahu
Purna untuk maju ke depan bahwa Kak Dhar dirawat di
dan diperkenalkan satu per- RS AL Mintohardjo.
satu. Suasana akrab yang Beberapa teman Paski-
sangat dirindukan itu seke- braka 78 sempat datang
tika hadir lagi di arena Pas- menjenguk Kak Dhar, begitu
kibraka. Sudah sejak lama pula Purna Paskibraka lain
hal itu tak dilakukan, karena yang datang silih berganti.
para pembina —yang hampir semuanya bukan Hari Senin, 26 Agustus, Kak Dhar diizinkan
lagi berasal dari Direktorat PGM Depdikbud/ pulang tanpa cuci darah.
Depdiknas— tidak lagi mengenal para Purna, Sejak awal Agustus, dokter memang telah
apalagi yang senior. Lagipula, tak tampak ada menyarankan agar Kak Dhar memeriksakan diri
yang mencoba memecahkan kebekuan ”kakak- ke RS dan cuci darah. Namun, Kak Dhar dengan
adik” itu selama bertahun-tahun. Malam itu, Kak semangatnya yang menggebu-gebu untuk me-
Dhar jugalah yang mencairkannya. nyemarakkan kegiatan Agustus dan Paskibraka,
Malam itu, aku pun masih menganggap apa masih menunda anjuran dokter itu. Malahan,
yang dilakukan Kak Dhar adalah hal yang biasa. melakukan kegiatan ekstra yang membuat tubuh
Tapi, belakangan aku jadi bertanya-tanya apakah rentanya terganggu.
tindakannya itu merupakan sebuah isyarat seolah- Sepulang dari rumah sakit, dan menjalani
olah ia memanggil seluruh Purna Paskibraka, pengobatan alternatif di Ciawi, kondisi Kak Dar
menjajarkan mereka dalam sebuah barisan untuk dikabarkan membaik. Dia sudah bisa duduk,
menerima amanat bahwa mereka harus selalu malahan berjalan sendiri ke teras rumah. Semua
membimbing adik-adiknya yang lebih muda. keluarga merasa senang. Tapi, Tuhan ternyata
Tanggal 20 Agustus, Kak Dhar berulang tahun berkehendak lain, karena pada hari Jumat dinihari,
yang ke-75. Sejak pagi, aku sudah mengirim 7 September 2007, kondisinya kembali memburuk.
SMS mengucapkan selamat. Aku tahu, menele- Tanpa diberi waktu lagi, ia dipanggil pulang oleh
pon langsung memang lebih afdol. Tapi aku tidak Sang Pencipta dan harus segera menghadap-
yakin kalau berbicara langsung bisa sebentar. Nya. Inna lillahi wa innna ilaihi raajiuun... Semua
Bukan masalah biaya pulsa, tapi aku khawatir milik Allah akan kembali lagi kepada-Nya.
mengobrol lama di telepon akan menguras (Syaiful Azram)

Edisi Agustus 2007 11


Bulletin Paskibraka ’78

Kado Ultah Terbaik dari Kak Dhar...


W
aktu kecil, aku tak pernah merayakan dan Tatiana (9 Agustus). Sampai-sampai Sri
hari ulang tahun. Terlalu mahal bagi Diana yang juga kebetulan ultah bareng
orangtuaku untuk mengadakan pesta denganku jatuh pingsan...
mengundang teman-temanku, yang notabene Tapi, yang paling berkesan dari ultah itu
hanya untuk makan-makan. Kata orangtuaku, adalah kado ultah yang diberikan kepadaku
akan lebih bermanfaat bila uangnya dibelikan oleh Kak Dhar: sebuah kotak kardus dibungkus
buku dan pinsil. Lagipula, hal-hal yang mubazir koran. Isinya ternyata pakaianku sendiri yang
tidak disukai Allah. ”dicuri” Pak Lurah Yadi dari koperku, dan
Waktu sekolah atau kuliah pun, ulang tahun- sebuah hadiah khusus lainnya: tali bendera.
ku selalu hanya berupa ”todongan” dari bebe- Aku tahu, tali kapas berwarna putih itu
rapa teman yang meminta ditraktir makan sudah dua minggu direntang di pohon di
bakso. Tapi, pada 10 Agustus 1978, ulang halaman asrama PHI. Dibuat begitu rupa agar
tahunku yang ke-18 benar-benar dirayakan. tidak mengembang lagi pada saat digunakan
Bukan dengan makan-makan atau pesta disko, pada 17 Agustus di Istana Merdeka. Tali itulah
tapi dalam sebuah tradisi yang begitu unik di yang diberikan kepadaku sebagai simbolis
asrama Paskibraka. bahwa sebagai penggerek bendera di kelompok
Memang sudah menjadi kebiasaan, anggota 8 aku harus ”menyatu” dengannya.
Paskibraka yang lahir pada akhir Juli sampai Tali itu akhirnya kutarik juga pada saat gladi
pertengahan Agustus, pasti menjalani ritual kotor 14 Agustus. Tapi malamnya hujan dan
itu. Cuma kadarnya yang berbeda, karena aku terjebak pada saat gladi resik 15 Agustus.
bentuknya merupakan ”jebakan” yang selalu Tali itu mengembang dan memanjang 10 cm
tidak disadari, yakni dituduh melakukan kesa- lebih, sehingga pada saat lagu Indonesia
lahan dan harus angkat koper dari asrama. Raya berakhir dan bendera seharusnya sudah
Itu juga yang kualami. Aku masih saja sampai di puncak tiang, aku terkejut dan
terkena jebakan itu, walau sudah ada dua masih menyisakan satu sentakan tambahan.
orang yang mengalaminya, Izziah (31 Juli) Mungkin, kesalahan itu yang membuat timku
hanya dipilih untuk menurunkan ben-
dera sore hari. Tapi, bagiku Kak Dhar
telah memberikan sebuah pelajaran
hidup yang dalam: Bahwa dipersiapkan
sematang apapun sebuah pekerjaan,
selalu saja ada hal-hal tak terduga di
luar kemampuan kita. Dan untuk itu,
kita harus selalu mawas diri...
(Syaiful Azram)

Kak Dar, Kak Idik dan Kak Adrian ketika temu


ramah Paskibraka 1978 dengan Presiden di
Sasono Langen Budoyo TMII.

12 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Kak Dharminto dalam Kenangan

A
1978 da sejumput kenangan yang masih dapat
diraup di antara setumpuk kebersamaan
dengan Kak Dharminto sepanjang 29
tahun sejak 1978. Dalam galeri sederhana ini,
kami ingin mengingat kembali potongan-potongan
kenangan itu untuk meyakinkan diri betapa seorang
Dharminto Surapati ternyata begitu dekat dan
selalu dekat dengan kami.
Maka, sekarang kami tak perlu iri lagi pada
siapa pun yang pernah lebih dekat dengan Kak
Dar. Karena kami telah mendapatkan keping-
keping kasih sayangnya begitu lama... (P’78)
2003

1978

1993 1994

Edisi Agustus 2007 13


Bulletin Paskibraka ’78

Idik Sulaeman di Usia 74


T
anggal 20 Juli mungkin tidak
ada artinya buat banyak orang.
Bila ditanyakan pada orang
Kuningan pun apa makna tanggal 20
Juli, mungkin tidak ada yang bisa
menjawab.
Tapi yang pasti, pada hari Kamis 20
Juli 1933, di tempat itu telah lahir
seorang bayi yang kemudian diberi
nama Idik Sulaeman Nataatmadja. Laki-
laki berjiwa Pandu yang kelak menjadi
orang kedua setelah Husein Mutahar
dalam mempersiapkan dan mencetak
pemuda-pemuda pilihan dalam kancah
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(Paskibraka).
Husein Mutahar memang tercatat
sebagai ”Bapak Paskibraka” karena
telah menjadi orang pertama yang mela-
hirkan gagasan untuk menyerahkan
pengibaran bendera pusaka kepada
para pemuda —sebagai simbol generasi
penerus.
Namun, tanpa Idik yang terkenal per-
fect dalam menyusun konsep, mungkin Sebuah acara ulang tahun sederhana: hanya
tidak ada nama Paskibraka atau ber- berdoa untuk keselamatan Kak Idik.
macam perangkat pelatihan yang pernah
digunakan oleh anggota Paskibraka
sampai sekarang. Idik-lah yang meleng-
kapi gagasan Mutahar dalam wujud Alamat e-Mail Paskibraka 1978:
yang lebih sempurna. Maka, ia pun Izziah Hasan > izzihasan@yahoo.com atau ihasan@adb.org
sangat pantas bila diberi predikat ”Kakak Sonny Jwarson > jwarson05@yahoo.com
Paskibraka”. Tatiana Insamodra > cantikmanis@cbn.net.id
Saraswati > degas@indosat.net.id
Buletin edisi ini memang sengaja Arita Sudradjat > arita_sudradjat@bat.com
ingin mencoba menggambarkan siapa Yadi Mulyadi > janger@cbn.net.id
Idik Sulaeman, karena tidak semua Budhi Saddewo > budhi.s.s@wika.co.id
Purna Paskibraka mengenalnya. Pada Budihardjo Winarno > muztbhe_depok@yahoo.com
tahun 1974 ia pernah dijuluki ”Top Star” Ilham Rauf > egin95@yahoo.co.id
Endang Rahayu > endang.rahayu@bniaga.co.id
dan ”Hebring”. Di usianya yang kini 74 Oka Saraswati > saraswati@dps.centrin.net.id
tahun, ia pun masih bersemangat men- Nunung Restuwanti > dapoermak_e@yahoo.co.id
jadi bagian dari Paskibraka. ”Selamat Marsda Sutrisno > septia_20des@yahoo.com
Ulang Tahun Kak Idik... Kakak memang
Mailist: registrasi ke: paskibraka_indonesia@yahoo.com
masih tetap hebring...”. ***

14 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Happy Birthday Kak Idik...


A
khir Juni, seusai menerima buletin dekat dengan Kak Idik.
Paskibraka 1978 edisi ”Mengenang Di rumahnya, Jalan Budaya 2 Kemanggisan,
Husein Mutahar”, ada sesuatu yang sudah datang lebih dulu Kak Dharminto, Kak
agak tak biasa dari Kak Idik. Kalau biasanya Sukari dan adik-adik Pramuka Trisakti. Terasa
kita yang menghubunginya karena ingin mena- ada yang kurang memang, karena dalam sua-
nyakan sesuatu, kali ini justru Kak Idik yang sana kumpul-kumpul begini, biasanya selalu
menelepon Syaiful. ”Buletinnya bagus,” ujarnya ada Kak Mut dan Bunda Bunakim. Sayang,
memuji. keduanya telah tiada...
Beberapa hari kemudian, giliran Budiharjo Tak ada acara potong kue atau tumpeng.
Winarno yang ditelepon Kak Idik. Kali ini ia Hanya pembacaan doa selamat yang singkat,
berpesan, ”Tolong ajak teman-temanmu Pas- lalu dilanjutkan dengan makan siang. Seseder-
kibraka 78 untuk datang ke rumah saya pada hana itulah peringatan ulang tahun Kak Idik
hari Minggu, 22 Juli. Ada sedikit acara syukuran. karena sebenarnya ia hanya ingin berkumpul
Ingat ya, hanya Paskibraka 78 lho,” pintanya. dan berbincang-bincang dengan sahabat-saha-
Kabar lalu disebarkan kepada teman-teman, batnya, adik-adiknya dan anak didiknya.
sayang hanya empat orang yang bisa datang: Di usianya yang ke-74, wajar bila Kak Idik
Syaiful, Budiharjo, Sonny dan Chelly. Pesan Kak tidak selincah dulu. Stroke yang menyerang
Idik sedikit dilanggar, karena kami ikut ”me- beberapa tahun lalu, membuatnya sedikit kesu-
nyeret” Pak Ranggani ke sana, juga mengajak litan dalam menyampaikan apa yang ada di da-
Kak Trisno dan Kak Merry yang sudah sangat lam pikirannya dalam bentuk kata-kata. Namun,

Kak Idik berfoto


bersama seusai
acara ulang tahun.
Dari kiri: Syaiful,
Sonny Jwarson,
Budiharjo Winarno,
Kak Dharminto,
Kak Idik, Pak
Ranggani, Kak
Mery dan Kak
Sutrisno.

Edisi Agustus 2007 15


Bulletin Paskibraka ’78

ngan tangannya seper ti juga lambang-lambang


lainnya termasuk Paskibraka— itu kepada
kami. Ia sempat kehilangan makna beberapa
detil di lambang itu, dan Kak Sukari mencoba
melengkapinya.
Kak Idik dan Kak Sukari memulai makan siang (kiri), logo
Sebelum wafat, Kak Mut memang sering
PADI dan foto Kak Mutahar. ber pesan tentang PADI. Agar kita ikut mem-
bantu meneruskan organisasi sosial itu, atau
paling tidak melakukan hal yang dengan apa
daya tangkapnya dan daya ingatnya masih kuat. yang dilakukan PADI: saling membantu sesama
Dengan cepat ia dapat mengingat dan mencari dengan semangat kekeluargaan, kebersamaan
berbagai dokumen pada saat berbincang ten- dan kesukarelaan.
tang sesuatu, Pramuka misalnya. Pada hari itu, Kak Idik memang seolah menik-
Mengenal seorang Idik Sulaeman, memang mati sesuatu yang lain dari biasanya. Ia tam-
tak ubahnya melihat sosok Husein Mutahar pak begitu gembira dikelilingi keluarga, anak-
dalam bentuk yang lain. Idik dan Mutahar ibarat anak dan cucu-cucunya. Tapi, kebahagiaan itu
dua sisi mata uang, apabila memandangnya makin tampak mencuat ketika ia dikelilingi oleh
dari sudut Pramuka atau Paskibraka. Mutahar teman-temannya sesama Pandu, adik-adik
adalah seorang kakak, dan Idik adalah adiknya. Paskibraka dan adik-adik Pramuka —terutama
Tak heran, bila ketika kami tiba di rumahnya, Pramuka Trisakti yang terus berdatangan satu
yang segera terlihat adalah foto Husein Mutahar persatu untuk memberikan ucapan selamat
berseragam Pramuka dalam ukuran besar. Foto ulang tahun.
digital yang sama dengan foto yang mengiringi Ulang tahun Kak Idik kali ini, bagi Paskibraka
Kak Mut ke peristirahatan terakhir itu memang juga merupakan hadiah besar, karena di saat-
pemberian dari Sunyoto, anak semang Kak Mut. saat kita makin kehilangan sosok anutan, ma-
Foto itu dipampang di dinding dan di bawahnya sih ada seorang Idik Sulaeman yang selalu
ditempel pula logo PADI (Parani Darmabakti In- memberikan inspirasi dan semangat. Selamat
donesia), organisasi sosial para mantan Pandu Ulang Tahun Kak... Semoga Tuhan selalu mem-
yang digagas Kak Mut. Kak Idik menjelaskan berikan Karunia-Nya yang terbaik buat Kak
makna logo —yang juga digambar sendiri de- Idik...***

16 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Idik Sulaeman: Kakak Paskibraka!


Beberapa hari menjelang peringatan Hari UlangTahun Kemerdekaan
RI pertama. Presiden Soekamo memberi tugas kepada ajudannya,
Mayor M. Husein Mutahar untuk mempersiapkan upacara peringatan
Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1946, di
halaman Istana Presiden Gedung AgungYogyakarta.

P
ada saat itu, sebuah gagasan berkelebat
di benak Mutahar. Alangkah baiknya bila
persatuan dan kesatuan bangsa dapat
dilestarikan kepada generasi muda yang kelak
akan menggantikan para pemimpin saat itu.
Pengibaran bendera pusaka bisa menjadi simbol
kesinambungan nilai-nilai perjuangan. Karena
itu, para pemudalah yang harus mengibarkan
bendera pusaka.
Dari sanalah, kemudian dibentuk kelompok-
kelompok pengibar bendera pusaka, mulai dari
lima orang pemuda-pemudi pada tahun 1946
—yang menggambarkan Pancasila. Namun,
Mutahar mengimpikan bila kelak para pengibar
bendera pusaka itu adalah pemuda-pemuda
utusan dari seluruh daerah di Indonesia.
Sekembalinya ibukota Republik Indonesia ke
Jakarta, mulai tahun 1950 pengibaran bendera
Kak Idik bersama Komandan Paskibraka 1978,
pusaka dilaksanakan di Istana Merdeka
Jusuf Mucharam, ketika mendampingi Paskibraka
Jakarta. Regu-regu pengibar dibentuk dan diatur
1978 dalam acara temu ramah dengan Presiden di
oleh Rumah Tangga Kepresidenan Rl sampai Sasono Langen Budoyo TMII.
tahun 1966. Para pengibar bendera itu memang
para pemuda, tapi belum mewakili apa yang
ada dalam pikiran Mutahar.
Tahun 1967, Husain Mutahar kembali di-
panggil Presiden Soehar to untuk dimintai tersirat dalam benak Husain Mutahar akhirnya
pendapat dan menangani masalah pengibaran menjadi kenyataan. Setelah tahun sebelumnya
bendera pusaka. Ajakan itu, bagi Mutahar diadakan ujicoba, maka pada tahun 1968 dida-
seperti "mendapat durian runtuh" karena berarti tangkanlah pada pemuda utusan daerah dari
ia bisa melanjutkan gagasannya membentuk seluruh Indonesia untuk mengibarkan bendera
pasukan yang terdiri dari para pemuda dari pusaka. Sayang, belum seluruhnya provinsi bi-
seluruh Indonesia. sa mengirimkan utusannya, sehingga pasukan
Pada tanggal 17 Agustus 1968, apa yang pengibar bendera pusaka tahun itu masih harus

Edisi Agustus 2007 17


Bulletin Paskibraka ’78

ditambah dengan eks anggota pasukan tahun Teknologi Bandung (ITB) itupun juga segera
1967. memainkan kelentikan tangannya dalam mem-
Selama enam tahun, 1967-1972, bendera buat sketsa. Hasilnya, adalah berbagai atribut
pusaka dikibarkan oleh para pemuda utusan yang digunakan Paskibraka, mulai dari Lam-
daerah dengan sebutan “Pasukan Penggerek bang Anggota, Lambang Korps, Kendit Keca-
Bendera Pusaka”. Nama, pada kurun waktu itu kapan sampai Tanda Pengukuhan (Lencana
memang belum menjadi perhatian utama, ka- Merah-Putih Garuda/MPG).
rena yang terpenting tujuan mengibarkan Nama Paskibraka dan atribut baru itulah yang
bendera pusaka oleh para pemuda utusan dipakai sejak tahun 1973 sampai sekarang.
daerah sudah menjadi kenyataan. Sulitnya penyebutan akronim Paskibraka me-
Dalam mempersiapkan Pasukan Penggerek mang sempat mengakibatkan kesalahan ucap
Bendera Pusaka, Husein Mutahar sebagai pada sejumlah reporter televisi saat melaporkan
Dirjen Udaka (Urusan Pemuda dan Pramuka) siaran langsung pengibaran bendera pusaka
tentu tak dapat bekerja sendiri. Sejak akhir setiap tanggal 17 Agustus di Istana Merdeka.
1967, ia mendapatkan dukungan dari Drs Idik Bahkan, tak jarang wartawan media cetak
Sulaeman yang dipindahtugaskan ke Depar- masih ada yang salah menuliskannya dalam
temen Pendidikan dan Kebudayaan (dari De- berita, misalnya dengan ”Paskibrata”. Tapi, bagi
partemen Perindustrian dan Kerajinan) sebagai para anggota Paskibraka, Purna (mantan)
Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan. Paskibraka maupun orang-orang yang terlibat
Idik yang terkenal memiliki karakter kerja di dalamnya, kata Paskibraka telah menjadi
sangat rapi dan teliti, lalu mempersiapkan sesuatu yang sakral dan penuh kebanggaan.
konsep pelatihan dengan sempurna, baik dalam Memang pernah, suatu kali nama Paskibraka
bidang fisik, mental, maupun spiritual. Latihan akan diganti, bahkan pasukannya pun akan
yang merupakan derivasi dari konsep Kepan- dilikuidasi. Itu terjadi pada tahun 2000 ketika
duan itu diberi nama ”Latihan Pandu Ibu Indo- Presiden Republik Indonesia dijabat oleh KH
nesia Ber-Pancasila”. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Kata ”pu-
Setelah melengkapi silabus latihan dengan saka” yang ada dalam akronim Paskibraka
berbagai atribut dan pakaian seragam, pada dianggap Gus Dur mengandung makna ”klenik”.
tahun 1973 Idik Sulaeman melontarkan suatu Untunglah, dengan perjuangan keras orang-
gagasan baru kepada Mutahar. ”Bagaimana orang yang berperan besar dalam sejarah
kalau pasukan pengibar bendera pusaka kita Paskibraka, akhirnya niat Gus Dur untuk meli-
beri nama baru,” katanya. kuidasi Paskibraka dapat dicegah. Apalagi,
Mutahar yang tak lain mantan pembina pe- Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1958 tentang
negak Idik di Gerakan Pramuka mengang- Bendera Kebangsaan Republik Indonesia, pada
gukkan kepala. Maka, kemudian meluncurlah pasal 4 jelas-jelas menyebutkan:
sebuah nama antik berbentuk akronim yang (1) BENDERA PUSAKA adalah Bendera Ke-
agak sukar diucapkan bagi orang yang pertama bangsaan yang digunakan pada upacara
kali menyebutnya. Proklamasi Kemerdekaan di Jakarta pada
Akronim itu adalah PASKIBRAKA, yang tanggal 17 Agustus 1945.
merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar (2) BENDERA PUSAKA hanya dikibarkan
Bendera Pusaka. ”Pas” berasal dari kata pa- pada tanggal 17 Agustus.
sukan, ”kib” dar i kata kibar, ”ra” dari kata (3) Ketentuan-ketentuan pada Pasal 22 tidak
bendera dan ”ka” dari kata pusaka. berlaku bagi BENDERA PUSAKA.
Idik yang sarjana senirupa lulusan Institut (Pasal 22: Apabila Bendera Kebangsaan

18 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

dalam keadaan sedemikian rupa, hingga tak juluki Bapak Paskibraka, maka Idik Sulaeman
layak untuk dikibarkan lagi, maka bendera itu adalah Kakak Paskibraka!
harus dihancurkan dengan mengingat kedu- Dalam Paskibraka, Husein Mutahar adalah
dukannya, atau dibakar). seorang penggagas yang mengilhami lahirnya
Itu berati, bila Presiden ngotot mengubah sebuah kelompok generasi muda sebagai sim-
nama Paskibraka, berarti dia melanggar PP No. bol penerus persatuan dan kesatuan bangsa.
40 Tahun 1958. Presiden akhirnya tidak jadi Sementara Idik Sulaeman adalah seorang guru
membubar kan Paskibr aka, tapi meminta besar yang menuangkan gagasan Mutahar da-
namanya diganti menjadi ”Pasukan Pengibar lam sebuah konsep yang sempurna.
Bendera Merah-Putih” saja. Hal ini di-iyakan Kelak, konsep inilah yang dijabarkan di la-
saja, tapi dalam siaran televisi dan pemberitaan pangan oleh sesepuh-sesepuh dan pembina
media massa, nama pasukan tak pernah Paskibraka yang lain, semisal Dharminto Sura-
diganti. Paskibraka yang telah menjalani kurun pati dalam tatacara dan tapak-tapak pengibaran,
sejarah 32 tahun tetap seperti apa adanya, atau almarhum Soebedjo dan Bunda Bunakim
sampai akhirnya Gus Dur sendiri yang dileng- dalam pembinaan mental di dalam kehidupan
serkan. sehari-hari selama anggota Paskibraka berada
*** di asrama.

D
engan perannya yang besar dalam Mereka semua senantiasa bekerja dan ber-
penyusunan konsep Paskibraka sejak jalan serentak ibarat orkestra yang harmonis.
awal, nama Idik Sulaeman sudah se- Dari sanalah mereka kemudian menjelma
layaknya diletakkan dalam jajaran kedua sete- menjadi sebuah legenda. Dan, legenda itu
lah Husein Mutahar. Bila Mutahar pantas kita bernama Paskibraka. (Syaiful Azram)

Para Legenda Paskibraka

Idik Sulaeman Bunda Bunakim

Dharminto Surapati
Husein Mutahar Soebedjo

Edisi Agustus 2007 19


Bulletin Paskibraka ’78

Riwayat Hidup H. Idik Sulaeman Nataatmadja, AT

M
enyebut Paskibraka, kita tak bisa Kebudayaan (Depdikbud), mula-mula sebagai
lepas dari sosok seseorang yang Kepala Dinas Pengembangan dan Latihan.
bernama Idik Sulaeman. Pria dengan Saat inilah, ia banyak membantu Husein
penampilan yang tenang ini dilahirkan di Mutahar dalam mewujudkan gagasannya
Kuningan pada hari Kamis, 20 Juli 1933, membentuk Paskibraka.
dengan nama lengkap Idik Sulaeman Pada 30 Juni 1975, ia diangkat menjadi
Nataatmadja. Menghabiskan masa kecil di Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembinaan
daerah kelahirannya, sampai tamat SMP di Kegiatan di Direktorat Pembinaan Generasi
Purwakarta dan pindah ke Ja- Muda (Ditbinmud). Dan
karta saat masuk SMA. pada 9 Maret 1977, ia men-
Sejak kecil, jiwa seni sudah capai posisi puncak di
terlihat dalam dirinya. Tak Ditbinmud setelah ditunjuk
heran bila setamat SMA ia sebagai Pelaksana Harian
memilih seni rupa sebagai Direktur Pembinaan
pilihan profesinya dengan Generasi Muda, Direktorat
menamatkan pendidikan Jenderal Pendidikan Luar
sebagai sarjana seni rupa di Sekolah dan Olahraga
Depar temen Ilmu Teknik (Ditjen PLSOR). Tiga tahun
Institut Teknologi Bandung penuh ia benar-benar men-
(ITB) pada 9 April 1960. jadi ”komandan” dalam
Menikah dengan Aisah latihan Paskibraka, yakni
Martalogawa pada 29 Paskibraka 1977, 1978 dan
Oktober 1961, Idik dikaruniai 1979.
tiga anak, yakni Ir. ars Isandra Matin Ahmad Pada 24 November 1979, Idik ditarik ke
(yang beristrikan Ir.ars Retno Audite), Isantia Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Dita Asiah (yang bersuamikan Drs. Mohammad (Dikdasmen) dan menjabat Direktur Pem-
Imam Hidayat), dan Dra Isanilda Dea Latifah binaan Kesiswaan sampai 15 November 1983.
(yang bersuamikan Ari Reza Iskandar). Dari Selama empat tahun itu, dengan latar belakang
ketiganya, ia kini memiliki enam orang cucu, pendidikan seni rupa dan pengalaman kerja
masing-masing 3 cucu laki-laki dan 3 cucu di bidang tekstil, Idik mencatat sejarah dalam
perempuan. penciptaan seragam sekolah yang kita kenal
Idik Sulaeman memulai karirnya di Balai sampai sekarang: SD putih-merah, SMP putih-
Penelitian Tekstil dan bekerja di sana pada biru dan SMA putih-abu-abu, lengkap dengan
1960-1964. Pada 1 Februari 1965 ia diangat lambang sekolah dasar (SD) dan OSIS yang
menjadi Kepala Biro Menteri Perindustrian dan kini selalu melekat di saku kiri seragam sekolah.
Kerajinan yang saat itu dijabat Mayjen TNI dr. Ia juga membantu Mutahar dalam membentuk
Azis Saleh. dan melatih kelompok pengibar bendera di
Ternyata dunia seni dan tekstil harus mulai sekolah-sekolah, serta mengatur dan meng-
ditinggalkannya ketika 1 Desember 1967 Idik gerakkan Organisasi Siswa Intra Sekolah
pindah kerja ke Departemen Pendidikan dan (OSIS) dan Ikatan Keluarga OSIS (IKOSIS).

20 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Bakat seni rupa dan pengetahuan tentang mengenal kepanduan sebagai pandu muda
tekstil itu jugalah yang membuat Idik di Kepanduan Natipy. Sesudah Pandu Rakyat
menciptakan sendiri seluruh atribut yang ada berdiri di Kuningan, ia menjadi Pandu Perintis
di Paskibraka, termasuk rancangan sera- dan dilantik di daerah Manonjaya. Tahun 1950
gamnya sendiri dan lambang-lambangnya ia pindah ke Purwakarta dan masuk
pada tahun 1973. Atribut itu antara lain kepanduan lagi sebagai Pandu Pawang. Baru
lambang korps Paskibraka, lambang anggota kemudian jadi Pandu Penuntun dan masuk Ke-
dan kendit serta lencana Merah-Putih-Garuda lompok Jakarta-17 saat SMA di Jakarta.
(MPG) sebagai tanda telah mengikuti latihan Ketika kuliah di ITB, Idik mendirikan
”Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”. Perindukan Pemula. Itulah sebabnya ketika
Dunia pendidikan terus menjadi bidang karir Gerakan Pramuka didirikan, ia masuk dalam
Idik setelah tidak lagi menjabat Direktur susunan Kwartir Daerah Jawa Barat sebagai
Pembinaan Kesiswaan. Tahun 1985, ia Andalan Daerah Urusan Perlengkapan. Ia juga
menjadi tenaga pengajar pada Jurusan Seni sempat menjadi Ketua Kwartir Cabang Kodya
Rupa di Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Bandung menggantikan A. Djamil yang pin-
Universitas Trisakti Jakarta. Di sana, ia juga dah ke Jakarta. Dengan pengalaman di Jawa
ikut aktif membina Pramuka dan mahasiswa Barat itulah, ketika pindah ke Jakarta Idik
sampai akhirnya diangkat menjadi pembantu ditunjuk menjadi Asisten Sekretaris Jenderal
Rektor III Urusan Kemahasiswaan mulai 10 (Sekjen) Kwartir Nasioal Gerakan Pramuka.
Oktober 1989 sampai 2 Januari 1995. Di Ketika mengajar di Universitas Trisakti, Idik
perguruan tinggi terkemuka di Jakarta itu, Idik mendirikan dan mengaktifkan Pramuka di sana
masih mengajar sampai usianya 70 tahun (Juli bersama beberapa dosen dan pimpinan uni-
2003). versitas. Sejumlah kursus orientasi yang
Kiprah Idik dalam dunia pendidikan selaku terorganisir dan berkesinambungan diadakan
pegawai negeri sipil baru berakhir pada tahun dengan tokoh-tokoh mahasiswa, sehingga
1998 setelah ia memasuki masa pensiun Pramuka Trisakti tetap eksis sampai sekarang
dengan pangkat terakhir Pembina Utama di Kampus A, B dan C.
Madya, golongan IV/d. Selama karirnya itu, ia Selama sebelas tahun menjadi Andalan
sempat menyelesaikan Kursus Reguler Nasional (1988-1998), Idik tercatat pernah
Angkatan XII (KRA-XII) Lembaga Pertahanan mendapat penghargaan Tanda Bakti, Karya
Nasional (Lemhannas) di Departemen Satya 8 Tahun (IV) dan Bunga Melati. Kini, di
Hankam pada 3 Desember 1979. usianya yang sudah 74 tahun, Idik aktif sebagai
Dunia kepanduan dan Pramuka adalah Pandu Tua dan anggota Pengurus Pusat
bagian lain dari hidup Idik Sulaeman. Sejak Himpunan Pandu Wreda (Hipprada).***
berusia enam tahun (1939), ia sudah

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan


&
Selamat Idul Fitri 1428 H
Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Edisi Agustus 2007 21


Bulletin Paskibraka ’78

Idik Sulaeman dan Atribut Paskibraka

Dari Seragam sampai Lambang


Pada tahun 1973, Idik Sulaeman melahirkan nama Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Bukan itu saja, Idik juga
menciptakan seluruh atribut yang sampai sekarang dapat dilihat
dalam seragam Paskibraka. Atribut itu mulai dari pakaian
seragamnya sendiri, sampai Lambang Anggota Paskibraka,
Lambang Korps Paskibraka danTanda Pengukuhan. Sebelum
tahun 1973, Paskibraka tidak mempunyai Lambang Anggota
maupun Lambang Korps yang dapat dibanggakan. Berikut ini
penjelasan tentang bentuk dan makna setiap atribut.

kelompok 45/pengawal, seragam Paskibraka


BENTUK SERAGAM
mengalami per ubahan. Paskibr aka putra
Sejak semula saat dimulai membentuk menggunakan kemeja model jas dengan gesper
pasukan percobaan penggerek Bendera lebar dari kain, sementara Paskibraka putri tidak
Pusaka tahun 1967, pakaian seragam pasukan berubah. Dengan tampilan baru ini, Paskibraka
ini ditetapkan putih-putih, sedangkan warna memang kehilangan penampilan remajanya dan
merahnya hanya digunakan sebagai aksen terlihat seperti orang dewasa.
berupa kacu penutup leher bagian depan se-
per ti biasa digunakan prajurit ABRI/TNI kalu LAMBANG ANGGOTA
menggunakan seragam lapangan upacara.
Warna putih dipilih sebagai makna kesucian Lambang Anggota Paskibraka dikenakan di
dalam melaksanakan tugas pokok mengibarkan kelopak bahu baju berupa kontur warna perak
dan menurunkan Bendera Pusaka Merah Putih. di atas bulatan putih yang diletakkan pada segi
Sebelum tahun 1981, model pakaian seragam empat berwarna hijau. Semula, pada kelopak
Paskibraka cukup sederhana, dan masih bahu seragam Penggerek Bendera dikenakan
tampak penonjolan keremajaannya: Putra lambang dengan tanda ciri pemuda dan
dengan kemeja putih lengan panjang yang Pramuka —karena kedua unsur inilah yang
bagian bawahnya dimasukkan ke celana pan- menjadi pendukung pasukan. Lambang untuk
jang putih dengan ikat pinggang juga berwarna pemuda berupa “bintang segilima besar” se-
putih; Putri dengan kemeja lengan panjang dangkan untuk Pramuka berupa “cikal kelapa
dengan bagian bawah model jas. kembar”.
Tetapi setelah tahun 1981 dan seterusnya Namun, penggunaan “dua sejoli” lambang itu
sampai sekarang, dengan alasan disamakan mendapat kritikan negatif dari sejumlah pihak
modelnya dengan seragam ABRI/TNI dari yang “kurang” senang dengan keberhasilan dan

22 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

popularitas pengibar bendera


PAKAIAN SERAGAM LAMA pusaka yang begitu cepat
(1971–1980) naik. "Bintang Polisi kok
masih dipakai," kata satu
PECI PUTRI PECI PUTRA pihak. "Lambang Pramuka
tidak benar digunakan tanpa
mengenakan seragam Pra-
SETANGAN LEHER muka!" seru yang lain pula.
Itulah yang kemudian men-
dorong Idik Sulaeman me-
KEMEJA
rancang Lambang Anggota
LENGAN Paskibraka yang baru dan
KAUS TANGAN PANJANG
PUTIH dapat menggambarkan si-
apa sebenarnya para ang-
gota Paskibraka itu.
ROK SPAN CELANA PANJANG Lambang anggota Pas-
kibraka adalah setangkai
bunga teratai yang mulai
KAUS KAKI
mekar dan dikelilingi oleh se-
PANJANG buah gelang rantai, yang
mata rantainya berbentuk
SEPATU PENDEK
PUTRI HITAM bulat dan belah ketupat.
SEPATU PUTRA Mata rantai bulat berjumlah
TERTUTUP
HITAM 16, begitu pula mata rantai
LAMBANG
KORPS TANDA TOPI
belah ketupat.
TANDA NAMA Bunga teratai yang tumbuh
ASAL DAERAH dari lumpur (tanah) dan ber-
LAMBANG ANGGOTA
kembang di atas permukaan
LENCANA PENGUKUHAN
air bermakna bahwa Anggota
MERAH-PUTIH Paskibraka adalah pemuda
yang tumbuh dari bawah (o-
LAMBANG DAERAH rang biasa), dari tanah air
yang sedang berkembang
(mekar) dan membangun.
Tiga helai kelopak bunga
tumbuh ke atas bermakna
“belajar, bekerja dan ber-
bakti”, sedang tiga helai ke-
lopak ke arah mendatar
PAKAIAN SERAGAM BARU bermakna “aktif, disiplin dan
(1981–SEKARANG) gembira”.
Mata rantai yang saling
berkaitan melambangkan
persaudaraan yang akrab

Edisi Agustus 2007 23


Bulletin Paskibraka ’78

antar sesama generasi muda Indo-


nesia yang ada di berbagai pelosok
(16 penjuru angin) tanah air. Rantai
persaudaraan tanpa memandang
asal suku, agama, status sosial dan
golongan akan membentuk jalinan
mata rantai persaudaraan sebangsa
yang kokoh dan kuat, sehingga
mampu menangkal bentuk
pengaruh dari luar dan memperkuat
ketahanan nasional, melalui jiwa 8 cm 3 cm

dan semangat persatuan dan


kesatuan yang telah tertanam da-
lam dada setiap anggota Paskibraka.
Untuk mempersatukan korps, 5 cm
Paskibraka di tingkat nasional, LAMBANG ANGGOTA LAMBANG ANGGOTA
PEMUDA PRAMUKA
provinsi dan kabupaten/kota
ditandai dengan Lambang Korps
yang sama. Untuk tingkat provinsi
dan kabupaten/kota, Lambang 3 HELAI MAHKOTA
Korps harus ditambahi dengan tanda BUNGA
lokasi terbentuknya pasukan.
16 MATA RANTAI
Sebelum tahun 1973, Lambang BELAH KETUPAT
Korps Penggerek Bendera berupa
lencana berbentuk perisai dari 16 MATA RANTAI
BULAT
bahan logam kuningan dengan
gambar sangat sederhana: di tengah
bulatan terdapat bendera merah 3 HELAI KELOPAK BUNGA

putih dan di luar lingkaran


terpampang tulisan “ PASUKAN LAMBANG ANGGOTA
PENGEREK BENDERA PUSAKA”. (1973–SEKARANG)

LAMBANG KORPS
bendera merah putih yang berkibar ditiup angin
Sejak 1973 sampai sekarang, Lambang dan tiga garis horison atau awan.
Korps Paskibraka dibuat dari kain bergambar Makna dari bentuk dan gambar Lambang
atau bordir yang langsung dijahitkan di lengan Korps Paskibraka adalah sebagai berikut:
kanan seragam. Bentuknya perisai berwarna 1) Bentuk perisai bermakna "siap bela negara"
hitam dengan garis pinggir dan huruf berwarna termasuk bangsa dan tanah air Indonesia,
kuning yang ber tuliskan ”PASUKAN warna hitam bermakna teguh dan percaya
PENGIBAR BENDERA PUSAKA” dan tahun diri.
pembentukan pasukan (di ujung bawah perisai). 2) Sepasang anggota Paskibraka bermakna
Di dalam perisai terdapat lingkaran bergambar Paskibraka terdiri dari anggota putra dan
sepasang anggota Paskibraka dilatarbelakangi anggota putri yang dengan keteguhan hati

24 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

danan dalam hal perilaku dan sikap


setiap anggota Paskibraka.

TANDA PENGUKUHAN
Sebagai tanda berakhirnya Latih-
an Kepemimpinan Pemuda Tingkat
LAMBANG NEGARA SEBAGAI TANDA TOPI
Perintis/Pemuka (sebagaimana juga
berakhirnya Latihan Kepemimpinan
Pemuda/Kepemudaan tingkat lain)
setiap peser ta dikukuhkan oleh
Penanggungjawab Latihan dengan
pengucapan ”Ikrar Putera Indonesia”
sambil memegang Sang Merah
Putih dan kemudian menciumnya
dengan menarik nafas panjang
sebagai "kiasan" kesediaan untuk
senantiasa setia dan membelanya.
Tanda pengukuhan berupa kendit
atau pita/sabuk dibuat dari kain.
SETANGAN LEHER Kendit adalah tanda ksatria pada za-
man dahulu yang mengikrarkan ke-
setiaannya kepada kerajaan. Se-
bagai pemegang kendit, para pe-
serta latihan pun diharapkan memi-
liki sifat ksatria dalam pemikiran,
perkataan dan perbuatannya sehari-
hari.
LAMBANG KORPS BARU Awalnya, pada latihan untuk Pasu-
LAMBANG KORPS DAN kan per tama sampai k eempat
TANDA PECI/TUTUP KEPALA LAMBANG KORPS LAMA (1968–1971) kendit Tanda Pengu-
kuhan masih polos dengan dua
warna, masing-masing hijau untuk
bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi anggota pasukan dan ungu untuk para penatar/
pembangunan Indonesia. pembina. Karena kendit warna polos menyeru-
3) Bendera Merah Putih yang sedang berkibar pai sabuk kecakapan olahraga beladiri, maka
adalah bendera kebangsaan dan utama In- oleh Idik Sulaeman disempurnakan menjadi
donesia yang harus dijunjung tinggi seluruh kendit bermotif.
bangsa Indonesia termasuk generasi mu- Motif tersebut berupa gambar rantai bulat dan
danya, termasuk Paskibraka. belah ketupat seperti pada Lambang Anggota,
4) Garis horison atau awan tiga garis menun- dengan jumlah masing-masing 17 untuk rantai
jukkan ada Paskibraka di tiga tingkat, yaitu bulat dan rantai belah ketupat. Setiap mata
nasional, provinsi dan kabupaten/kota. rantai bulat maupun belah ketupat diisi dengan
5) Warna kuning berarti kebanggaan, ketela- huruf yang membentuk kalimat ”PANDU INDO-

Edisi Agustus 2007 25


Bulletin Paskibraka ’78

NESIA BER-PANCA-
KENDIT KECAKAPAN
SILA”. KENDIT LAMA
Semula, ukuran lebar 5 cm

dan panjang kendit ada- 17 dm


lah 5 cm dan 17 dm, un-
tuk melambangkan ang-
ka tanggal 17 (dari 17
Agustus 1945) dan 5
(jumlah sila dalam Pan-
casila). Namun, karena KENDIT BARU (1973 - KINI)
kesulitan teknik pence-
takan motifnya, ukuran 5 cm

kendit baru dengan mo- 140 cm

tif rantai dan huruf diu-


bah menjadi lebar 5 cm
dan panjang 14 dm (140 cm).
Tanda pengukuhan berupa lencana digunakan
untuk pemakaian harian. Sebelum 1973, len- TANDA PENGUKUHAN
cana ini hanya berupa merah putih —tanpa
gambar garuda— dengan ukuran tinggi 2 cm
dan panjang 3 cm. Lencana yang dipakai sejak
2 cm
1973 sampai saat ini berbentuk persegi
berukuran tinggi 1,8 cm dan panjang 4 cm,
dengan tanda merah-putih di sebelah kanan dan 3 cm

Garuda di sebelah kiri (dilihat dari sisi pema-


kainya, bukan dari depan). Ukuran lencana un-
1,5 cm
tuk Penatar (warna ungu) sedikit lebih kecil,
yakni tinggi 1,5 cm dan panjang 3,5 cm.
3,5 cm PENATAR (UNGU)
Warna dasar di belakang Garuda disesuaikan
dengan jenis latihannya, atau dengan kata lain
sama dengan warna dasar kenditnya. 1,8 cm

l Warna hijau untuk Latihan Perintis/Pemula


Pemuda
4 cm
l Warna merah untuk Latihan Pemuka Pemuda PERINTIS/PEMULA
(HIJAU)
l War na coklat untuk Latihan Penuntun
Pemuda
l War na kuning untuk Latihan Pendamping
Pemuda dikenakan pada baju setinggi dada sebelah kiri
l Warna ungu untuk Latihan Penatar Ke- (di atas saku kiri baju), baik pada seragam mau-
pemudaan pun baju biasa sehari-hari. Sedangkan kendit,
l War na ab u-abu untuk Latihan Penaya dililitkan ke pinggang dan disimpulmatikan di
Kepemudaan bagian depan (perut) dan hanya dikenakan saat
Kedua Tanda Pengukuhan, digunakan dengan menghadiri upacara pengukuhan, tidak untuk
ketentuan yang berbeda. Lencana pengukuhan sehari-hari. (Syaiful Azram)

26 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Kak Idik dari Balik Rana Kamera

T
AK banyak koleksi foto Kak Idik yang
1978 ada pada kami karena pertemuan
dengannya pun tidak terlalu kerap kami
lakukan. Beberapa foto kami coba gelar di sini
terutama untuk mengingatkan bahwa Kak Idik hadir
teramat dekat dengan Paskibraka 1978 pada saat
latihan berlangsung.
Tak ada Direktur PGM yang mau memutar sendiri
projektor film 16 mm seperti yang dilakukan Kak Idik
menjelang acara perpisahan Paskibraka 1978 (kiri
atas). Kak Idik pula yang memeriksa sendiri anggota
Paskibraka 1978 sesaat sebelum pembukaan
latihan (bawah). Kak Idik juga yang untuk pertama
kalinya langsung mengukuhkan Danpas dan
Pelatih Paskibraka 1978 (Kak Jusuf Mucharam, Kak
Adrian Daniel dan Kak Sutrisno) menjadi
Pendamping Pemuda (kanan atas kiri).
Foto di bagian bawah menunjukkan Kak Idik dan
Bunda Bunakim di tengah Purna Paskibraka seusai
bertemu Kak Mutahar di Prapanca Buntu tahun
1993 (kanan bawah). Juga bersama Bunda
Bunakim, Direktur PGM Soewoyo S. Adi dan Dirjen
Diklusepora Prof Dr Soedijarto seusai pelantikan
Pengurus Pusat Purna Paskibraka Indonesia ((PPI)
di Direktorat PGM, Gambir, tahun 1995. (Syaiful A.)

1978

Edisi Agustus 2007 27


Bulletin Paskibraka ’78

1978 1995

1993

28 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Jati Diri Paskibraka


D
alam Munas PPI II tahun 1995 di Lem- Hal itu sangat sinkron dengan lambang anggota
bang, Bandung, Kak Idik Sulaeman Paskibraka berupa bunga teratai yang sedang
hadir sebagai nara sumber yang mem- mekar. Lambang itu bermakna bahwa anggota
berikan materi tentang Paskibraka. Saat itu ia Paskibraka adalah pemuda yang tumbuh dari
hadir dengan senyum yang khas, sumringah dan bawah (orang biasa), dari tanah air Indonesia,
kebapakan. Sangat terasa betapa kasih sayang yang sedang berkembang dan akhirnya akan
kepada anak-anak didiknya begitu tulus. Saat itu mekar dengan indahnya menjadi pemimpin-
Kak Idik memakai jaket coklat muda. Ia memperke- pemimpin bangsa Indonesia.
nalkan diri di depan forum dan kemudian berkata, Walau berasal dari bawah dan tanah berlumpur
“Adik-adik, izinkan saya membuka jaket.” namun bunganya saat mekar memberikan warna
Kak Idik lalu membuka jaketnya. Ternyata, di merah, putih dan warna-warni lain yang sangat
balik jaket itu, Kak Idik memakai baju seragam elok sehingga memberikan nuansa keindahan
Pramuka lengkap dengan atributnya. Hampir bagi lingkungan di mana dia tumbuh dan
semua Purna yang hadir di Munas itu tidak berkembang.
merespon. Pikir mereka, seorang penceramah Mata rantai yang mengelilnginya melambangkan
memakai seragam Pramuka, itu hal biasa. Tak rangkaian/ikatan persaudaraan yang kuat antar
ada satu komentarpun terungkap sampai kak Idik sesama generasi muda Indonesia yang ada di
selesai memberikan materinya. berbagai pelosok penjuru tanah air, baik putra
Padahal, di sana ada sesuatu yang tidak biasa: (bentuk bulat) maupun putri (bentuk belah ketupat).
Seorang pembina memberikan materi tentang Ikatan itu akan memperkokoh persatuan dan
Paskibraka dalam balutan seragam Pramuka. Itu kesatuan bangsa, dan tidak boleh putus hanya
sebuah simbolisasi yang sebenarnya disengaja. karena ada salah satu mata rantai yang lemah.
Seperti kita tahu, Kak Mutahar dan Kak Idik Saat reuni Paskibraka 78 pada tahun 1994,
sangat suka dengan simbolisasi-simbolisasi dalam Kak Idik sudah mengingatkan arti kekuatan rantai
gagasan dan konsep Paskibraka. itu. Ia juga berpesan, agar bila ada rantai yang
Dan hari itu, Kak Idik berharap simbolisasi itu terputus, segeralah Paskibraka 78 mengambil
dapat ditangkap oleh para Purna Paskibraka. inisiatif untuk menyambungnya kembali. Ajaklah
Bahwa dalam seragam putih-putih, anggota teman-teman Paskibraka yang lain untuk mela-
Paskibraka kelilhatan gagah dari luar. Tetapi di kukan hal serupa, maka yakinlah Paskibraka
dalamnya harus ada jiwa yang terkandung, dan tidak akan terpecah belah.
jiwa Paskibraka itu adalah jiwa Pandu, jiwa Simbolisasi yang ditunjukkan Kak Idik dengan
Pramuka. memakai seragam Pramuka, memberi makna
Lambang Pramuka berupa cikal bakal buah bahwa anggota Paskibraka harus bisa menjadi
kelapa mengandung makna bahwa kehidupan pandu di mana pun ia berada. Pandu artinya
seseorang harus selalu berguna bagi semua penunjuk arah. Sebagaimana lagu kebangsaan
makhluk lain di bumi ini, bagi Negara dan Indonesia Raya, kita harus mampu berdiri menjadi
bangsa, juga bagi sesama. Jiwa pengabdian Pandu Ibu Pertiwi.
yang tulus diharapkan tumbuh dari Paskibraka Per tanyaannya sekarang, sanggupkah kita
mengikuti jejak Pandu yang lebih dulu ada yaitu menjadi Pandu Ibu Indonesia sebagaimana Ikrar
berbakti bagi nusa dan bangsa Indonesia dengan Putera Indonesia yang pernah kita ucapkan
penuh ketulusan serta berakar dari seluruh dulu??
lapisan masyarakat. (Budiharjo )

Edisi Agustus 2007 29


Bulletin Paskibraka ’78

Filsafat Pisau Bermata Dua


D
alam istilah yang sering diucapkan oleh dan mengingkari tujuan mulia pembinaan Paski-
Kak Idik Sulaeman, Latihan Paskibraka braka yaitu membentuk karakter yang berjiwa
diibaratkan ”pisau bermata dua”. Dalam merah-putih. Kekerasan fisik hanya akan menim-
jangka pendek, sasaran latihan adalah suksesnya bulkan sakit hati dan dendam yang tidak berkesu-
pelaksanaan pengibaran bendera pusaka pada dahan dan sama sekali tidak memberikan hasil
tanggal 17 Agustus. Sementara untuk jangka yang baik.
panjang adalah memberikan bekal pembentukan Dalam melatih seorang pelatih harus tegas
karakter (charactr building) kepada generasi dan tidak pilih kasih. Dengan ketegasan akan
muda agar dapat tumbuh dan berkembang terbentuk sikap disiplin pribadi dari setiap anak
sebagai calon-calon pemimpin bangsa yang didik. Pelatih harus tegas untuk mengatakan
berjiwa ”merah-putih” sebagaimana tujuan La- mana yang benar dan mana yang salah. Tapi
tihan ”Pandu Ibu Indonesia Ber-Pancasila”. ukurannya adalah aturan yang berlaku dan baku,
Di antara dua mata pisau itu, tujuan jangka bukan aturan yang dibuatnya sendiri. Intinya,
panjang sebenarnya menjadi hal utama. Itu ketegasan sama sekali tidak identik dengan
karena membangun jiwa seorang manusia jauh kekerasan dan pemaksaan kehendak pribadi.
lebih sulit daripada sekadar membangun raganya. Dari sana, hendaknya kita semua menyadari,
Mempersiapkan pengibaran bendera pusaka bahwa jadwal latihan Paskibraka yang hanya
cukup dalam dua minggu, tapi membentuk jiwa tiga minggu terlalu singkat untuk dapat memenuhi
”merah-putih” butuh waktu bertahun-tahun, bahkan target ganda itu. Terlalu berharga waktu yang
mungkin seumur hidup. dibuang untuk melampiaskan nafsu kemarahan
Urutan dalam syair lagu Indonesia Raya pun dalam bentuk kekerasan. Terlalu mahal biaya
membenarkan itu. ”Bangunlah jiwanya, Bangunlah yang dikeluarkan untuk pelatihan, kalau hanya
badannya, Untuk Indonesia Raya.” Itu berarti, menghasilkan alumni yang berhati sekeras batu,
pembentukan karakter harus didahulukan dari penuh amarah dan nafsu membalas dendam.
pembentukan badan/fisik. ”Bangunlah Jiwanya” Lencana Merah-Putih-Garuda menggambarkan
dapat diterjemahkan pembinaan jiwa Paskibraka penampilan seorang Paskibraka, bahwa sesuai
yaitu jiwa merah putih, siap mengabdi dan dengan predikat dan kepribadiannya, ia digam-
berbakti bagi negara Indonesia. ”Bangunlah barkan gagah seperti burung garuda, namun
Badannya” bermakna pengembangan diri secara lemah lembut penuh dinamika laksana kibaran
personal setiap anggota Paskibraka dan tahap sang merah-putih.
awal dalam jangka pendek adalah bertugas Burung garuda yang dijadikan lambang Negara
sebagai Pengibar Bendera Pusaka. Republik Indonesia selalu kokoh, gagah perkasa
Dengan pengertian tersebut, pembinaan dan dan siap menghalau apapun yang akan meng-
pelatihan Paskibraka harus selalu diarahkan ganggu kedaulatan Indonesia. Bendera merah-
untuk membentuk karakter. Di lapangan, para putih melambangkan keberanian dan kesucian,
pelatih harus mampu memahami metode latihan ketika dibelai angin akan berkibar penuh kelem-
sehingga latihan fisik, baris-berbaris dan tata butan dan memancarkan sinar keagungan.
upacara bisa berjalan seiring pembinaan karakter. Dari anggota Paskibraka diharapkan lahir pe-
Jadi tidak cukup berbaris hanya untuk berbaris. mimpin-pemimpin bangsa yang berkarakter, baik
Latihan di lapangan dengan lebih menekankan dari segi intelektualitas, integritas dan budi pekerti
pada pembinaan fisik semata, apalagi disertai yang luhur sesuai ajaran agama dan norma-
dengan kekerasan, sama sekali menyimpang norma di masyarakat. (Budiharjo)

30 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Boleh Adu dengan Ranggani


T
ak ada yang teringat padat berisi. Gerakannya pun
ketika Kak Idik mengun - masih lincah, seperti anak muda,
dang untuk hadir dalam padahal tahukah kalian berapa
acara syukuran ulang tahunnya usia Ranggani sekarang? ”Umur
yang ke-74, kecuali teman-teman saya sudah 75 tahun,” katanya
Paskibraka 1978. Itu karena Kak enteng ketika berjalan pulang.
Idik mengingatkan hanya Foto yang terlihat di sini di-
Paskibraka 1978 yang diundang. jepret Opul di jembatan penye-
Namun, kami tidak bisa me- berangan di depan Slipi Jaya
nahan diri untuk tidak mengajak Plaza. Tak ada sedikitpun kesan
dua orang ikut datang ke rumah nafasnya terengah-engah, pada-
Kak Idik: Mas Slamet dan Pak hal kami barusan saja naik ke
Ranggani. Dua orang ini meru- atas jembatan lewat tangga dan
pakan ”laskar lawas” yang berjalan seratus meter lebih.
pernah mendampingi dan ter- ”Mau balapan, boleh diadu,”
kenal dekat dengan Kak Idik di katanya menantang saat mau
PGM. Maka pembatasan itupun naik tangga. Kami layani dengan
kami langgar. berlari menaiki tangga jembatan
Ketika dikabari lewat SMS, penyeberangan yang cukup pan-
Mas Slamet ternyata sudah lebih jang dan menanjak itu. Akhirnya
dulu diberitahu Kak Idik. ”Saya kami sendiri yang ”ngos-ngosan”.
Pak Ranggani : Lumayan Atletis...
sudah diberitahu Kak Idik. Insya Begitulah, Pak Ranggani yang
Allah saya akan datang,” katanya. Sayang, pada dulu begitu baik melayani kita di asrama PHI
saat harinya tiba, Mas Slamet tidak bisa hadir Cempaka Putih, sampai sekarang masih menjadi
karena harus ke Purwakarta mengurus sauda- orang baik. Pensiun dari PGM, dia memilih hidup
ranya yang mengalami kecelakaan. tenang bersama anak-anaknya di Depok. Setiap
Maka, Pak Ranggani pun segera dikontak oleh hari, dia mengurusi warung berjualan nasi uduk
Budiharjo dan ditanya apakah pada tanggal 22 dan kue bersama anak perempuannya, Tini, di
Juli itu tidak punya acara. Ternyata ia bisa datang, depan Kantor Kecamatan Sukmajaya.
maka tanpa memberitahu Kak Idik kami bawa Ia mengaku bersyukur karena ternyata dikaruniai
saja Pak Ranggani ke sana. Tuhan dengan kehidupan yang tenang walaupun
Pak Ranggani kami jemput ke rumahnya di Jl. sederhana. Ia pun lebih bersyukur karena dianu-
Sigiring-giring I No. 94 Perumnas Depok II gerahi raga dan kesehatan yang lebih baik
Tengah pukul 10.00. ”Aku mau nutup warung dibanding kolega-koleganya yang lain.
dulu,” katanya menjelaskan soal warung nasi Dan sejak sering-sering bertemu kami, dia jadi
uduknya. Naik motor kami bonceng dia ke lebih gembira lagi, karena orang-orang yang
stasiun Depok Lama, lalu naik KRL sampai ke dulu pernah dibantunya, ternyata tak pernah
Cawang. Dari Cawang, barulah naik taksi ke melupakannya. Harimau mati meninggalkan
rumah Kak Idik. belang, gajah mati meninggalkan gading.
Tak banyak yang berubah dari Pak Ranggani, ”Manusia mati hanya meninggalkan nama, tapi
selain rambut dan kumisnya yang sudah memutih. mestinya nama yang baik,” katanya.
Lihat sendiri, tubuhnya yang mungil itu masih (Budiharjo & Syaiful)

Edisi Agustus 2007 31


Bulletin Paskibraka ’78

P
eringatan HUT Proklamasi Kemerde
kaan RI ke-62 baru saja berlalu.
Ketua KNPI Riau Ditahan Polisi Para anggota Paskibraka di tingkat
KarenaTerlibat Penipuan nasional dan daerah baru saja selesai
Chaidir Anwar Tanjung - detik.com mencuci dan menyeterika pakaian seragam
mereka —yang putih-putih dengan segala
Pekanbaru – Nasib apes menim- atribut yang menawan. Meletakkannya di
pa Ketua KNPI Riau, Edwin gantungan, lalu disimpan di lemari khusus
Syarif. Dia dijebloskan ke sel
tahanan polisi dalam kasus du-
dengan segala wewangian, sebagai sebu-
gaan penipuan lelang proyek di ah memorabilia yang akan dibanggakan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan seumur hidupnya.
Olahraga, Pekanbaru.
Setelah dilakukan pemeriksaan Tiba-tiba, seluruh Purna Paskibraka ter-
secara marathon di Poltabes henyak. Mulut mereka ternganga, tapi tidak
Pekanbaru, akhimya Edwin Syarif mengeluarkan kata-kata. Seragam yang
dijebloskan ke dalam tahanan.
Pria bertubuh tambun itu ditahan putih bersih itu terlihat seperti sepotong
pada Kamis (23/812007) sekitar kain yang belepotan. Kebanggaan yang
pukul 02.00 dini hari.
Penahanan Edwin yang juga
tadinya membuncah seolah menyusut men-
Ketua Lembaga Pengkajian Jasa jadi butiran sekecil debu. Malu, malu dan
dan Kontruksi (LPJK) Provinsi malu. Hanya itu kata yang berulangkali
Riau ini, sehubungan dugaan
keterlibatannya sebagai makelar muncul di depan mata.
proyek di Dinas Pendidikan, Di bulan Agustus yang mestinya penuh
Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Pekanbaru. sukacita bagi Paskibraka, seketika menjadi
”Edwin telah kita tetapkan sebagai tersangka dalam kasus
dugaan penipuan dengan pasal 372 dan 378. Tidak tertutup dukacita. Sebuah kado ulang tahun dilem-
kemungkinan dalam kasus ini kita akan mengembangkannya lagi parkan ke depan Paskibraka. Tapi bukan
siapa saja yang terlibat dalam penipuan proyek tersebut,” terang
Wakasat Reskrim Poltabes Pekanbaru, AKP Arie Dharmanto saat
kado istimewa, melainkan kado yang sangat
dihubungi detikcom. tidak terduga.
Kasus penangkapan Edwin ini bermula dari kasus penikaman Sang Ketua Umum Purna Paskibraka
terhadap Kadis Dikpora Syahrill Manaf sekitar 3 bulan yang lalu.
Syahrill ditikam di depan rumahnya saat akan berangkat kerja. Indonesia (PPI), Edwin Syarif (eks
Pelakunya tiga orang yang tidak dikenal. Paskibraka Propinsi Riau yang ternyata
Dari kasus penikaman ini, Poltabes Pekanbaru melakukan juga Ketua KNPI Riau), digelandang polisi
pengusutan. Ternyata penikaman ini didalangi Fahrudin Lubis alias
Comel yang merasa kecewa kepada Syahril. Comel merupakan pada pukul 02.00 dinihari Kamis (23/8/
salah satu rekanan yang ikut tender dalam proyek yang ada di 2007) karena terlibat kasus penipuan yang
Dikpora, Pekanbaru.
Akhirnya, Comel pun berhasil ditangkap bersama eksekutor
berbuntut pada penikaman Kepala Dinas
penikaman. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, Comel pun Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dik-
’bernyanyi’ kalau dia sudah memberikan uang pelicin kepada Edwin pora) Riau, Syahril Manaf sekitar 3 bulan
sebanyak Rp 45 juta untuk meloloskan tender proyek.
Kendati uang suap telah diterima Edwin, rupanya proyek lalu (baca inset: detikcom).
pemasangan paving blok di SD 016 Rumbai dengan nilai proyek ***
Rp 670 juta tidak jatuh ketangan Comel. Dari sinilah, kepolisian

A
pa yang salah dengan Paskibraka?
menyeret Edwin dalam kasus penipuan.
”Edwin memang tidak terlibat dalam kasus penikaman itu. Tapi Setelah pikiran sedikit tenang,
paling tidak, penikaman itu terjadi bermula dari Edwin yang pertanyaan absurd itulah yang
menjanjikan akan memenangkan proyek tersebut. Itu sebabnya,
pasal yang kita jerat kepadanya yakni pasal penipuan,” terang Arie
pertama kali mencuat di kepala. Apakah
Dharmanto. latihan yang dilaksanakan selama ini masih
Kendati Edwin telah dijebloskan ke dalam sel, sejauh ini belum belum cukup untuk membuat siapapun
didampingi pengacara. ”Kalau surat permohonan penangguhan
penahanan memang sudah dia layangkan. Tapi belum kita yang mengikutinya berubah menjadi ”o-
kabulkan,” terang Arie. (cha/djo) rang baik” atau paling tidak menjadi ”o-
rang yang lebih baik”?

32 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Sang Ketua...
Pertanyaannya ternyata bukan itu. Latihan Pas- nama besar Paskibraka. Atau, dengan arifnya
kibraka telah dirancang dengan tujuan yang baik mereka telah sampai kepada kesimpulan bahwa
dan dilaksanakan dengan cara yang baik. Hanya perbuatan itu sememangnya tidak pantas dilaku-
kadar kualitasnya yang berbeda-beda, tergantung kan oleh seorang Paskibraka.
tempat (gladian sentra pusat atau daerah) dan Jadi, apa yang telah dilakukan Sang Ketua
waktu (dulu atau sekarang), serta manusianya pantaslah menjadi tanggung jawabnya pribadi,
(apakah berasal dari bibit yang baik dan dibimbing karena sebenarnya ia tak hirau dengan dirinya
oleh pembina yang baik, atau sebaliknya). sendiri. Kesalahan-kesalahan yang sama, pun
Setelah usai latihan, segala sesuatunya kembali pernah dilakukan oleh Purna yang lain. Bedanya,
kepada Purna Paskibraka sendiri. Apakah dia ada yang terekspos di media massa, ada pula
memilih dirinya menjadi orang baik dalam arti yang hanya menjadi rahasia umum melalui
yang sesungguhnya, atau menjadi orang baik media bibir alias gosip di mana-mana.
menurut ukurannya sendiri tanpa peduli norma- Dari peristiwa ini, sudah saatnya seluruh Purna
norma agama, masyarakat dan bangsa yang Paskibraka bercermin diri. Menjelang berakhirnya
harus dijunjung tinggi. masa bakti Pengurus Pusat PPI, ternyata Tuhan
Ada masa yang dibutuhkan seorang Purna menuntun kita agar lebih mawas diri, jeli dan
Paskibraka seusai latihan untuk melakukan pere- berhati-hati dalam menentukan calon-calon pe-
nungan dan pengendapan sampai menemukan mimpin resmi (leader formal) organisasi PPI.
jatidirinya. Selama proses itu berlangsung, banyak Sebenarnya, tak terlalu banyak kriteria yang
godaan di kiri dan kanan, yang adakalanya dibutuhkan —dan diharapkan oleh Purna di
berhasil membelokkan kita pada arah yang seluruh Indonesia— dari calon-calon pemimpin
bukan seharusnya dituju. Inilah yang kemudian di PPI. Mereka hanya diminta untuk bisa menjaga
menjadi pembeda apakah seorang Purna masih nama baik Paskibraka, menjadi jembatan bagi
tetap berada di jalurnya, atau sudah melenceng, alumni di semua tingkatan, serta mampu menam-
walaupun di lahirnya dia masih terlihat sebagai pung seluruh aspirasi dan menjabarkannya dalam
seorang Paskibraka. program kerja yang baik untuk kepentingan
Celakanya, selama ini telah tercetak sebuah bersama.
paradigma bahwa Paskibraka dan para Purna- Namun, sebagaimana sering diingatkan, pilihlah
nya adalah manusia yang bersih dan tidak punya satu di antara mereka yang benar-benar berjiwa
cacat cela. Sebagai konsekuensi sebuah Korps, Merah-Putih, mempunyai moralitas dan integritas
ada pula tanggung jawab renteng bahwa bila yang tinggi. Jangan pilih mereka yang telah
seseorang berbuat salah maka aib akan menimpa terkontaminasi politik, karena akhirnya Paskibraka
seluruh Paskibraka. Dan, untuk yang terakhir ini, hanya akan dijadikan alat politik untuk mencapai
ternyata Sang Ketua tidak pernah menyadarinya. tujuan pribadinya. Apalagi, mereka yang jelas-
*** jelas merangkap jabatan di organisasi politik

S
ebuah pelajaran berupa pil pahit telah kita atau organisasi yang selalu bersinggungan de-
telan hari ini. Kita masih bersyukur, karena ngan politik.
teman-teman di detikcom sama sekali tidak Tuhan telah memberikan cermin besar di
menyebutkan bahwa subyek beritanya adalah depan kita untuk mematut diri. Keledai saja tidak
Ketua Umum PPI. Entah karena mereka tidak mau masuk ke lubang yang sama untuk kedua
tahu, atau mereka tahu tapi tidak sampai hati kali. Apakah kita akan mengulangi kesalahan
untuk mengaitkan perbuatan tercela itu dengan yang sama di Munas PPI nanti? (Budiharjo)

Edisi Agustus 2007 33


Bulletin Paskibraka ’78

Bersiap-siaplah Menuju Reuni


30 Tahun Paskibraka 1978
E
mpat bulan lalu, 1 April 2007, delapan Pur- yang telah kita sepakati bersama itu tetap
na Paskibraka 78 berkumpul di rumah langgeng. Secara otomatis, bukan karena
Tetty. Mewakili 14 rekan yang ada di didorong-dorong oleh keinginan dan kepentingan
Jakarta dan sekitarnya, serta puluhan lainnya di tertentu.
seluruh Nusantara, kami akhirnya sepakat untuk Lalu apa yang harus dilakukan pada titik awal
menjadikan pertemuan itu sebagai ”titik awal kedua?
kedua ” bagi Paskibraka 78. Kita akan napak tilas. Kita akan memulai persis
Mengapa menjadi titik awal kedua? Mari kita seperti dari titik awal pertama: menggunakan
longok ke belakang sebentar.... media komunikasi —dan cara-cara lain yang
”Titik awal pertama” yang memecahkan kebe- mungkin— untuk mencari teman-teman yang
kuan selama 15 tahun (sejak 1978) terjadi pada masih hilang, lalu mengumpulkan semuanya
23 Agustus 1993. Pertemuan/reuni kecil yang dalam sebuah kesempatan yang kita sebut ”reuni
terjadi di rumah Arita —akibat kecewa karena kedua”.
reuni besar yang gagal— menjadi awal tumbuhnya Ketika buletin ini sampai ke tangan kalian,
keinginan untuk berusaha mengumpulkan kembali dari 54 orang anggota Paskibraka78, tinggal 16
Paskibraka 78. orang lagi teman-teman kita yang benar-benar
Pertemuan itu pula yang kemudian melahirkan ”belum ditemukan” atau yang tadinya sudah
”Buletin Paskibraka 78” dan berpuncak pada ketemu, tapi kemudian ”hilang lagi”. (Jangan
”Reuni dan Ulang Janji” pada tahun 1994. dihitung 2 orang lagi yang benar-benar hilang
Kesepakatan Reuni yang kemudian menyeret karena sudah berada di Timor Leste).
beberapa personil Paskibraka 78 dalam ”keru- Itu berarti, ada 36 orang yang —mudah-
wetan” di organisasi Purna Paskibraka Indonesia mudahan— akan menyahut bila dipanggil. Yang
(PPI), membuat kita mengalami masa vakum akan datang bila diundang. Masalahnya sekarang
kedua. Tidak tanggung-tanggung, selama 10 hanya menyangkut persoalan ”kesempatan”, apa-
tahun lebih... kah itu soal waktu, soal kesehatan dan soal
Apakah memang seharusnya kita mengalami ongkos untuk datang.
masa pasang-surut dalam kebersamaan seperti Karena itulah, sejak dini kami menyampaikan
itu? keinginan untuk reuni pada tahun 2008 kepada
Sebenarnya tidak perlu, bila masing-masing teman-teman. Kami juga ingin menyerap masukan
kita sadar bahwa ikatan persaudaraan berada di dari kalian tentang apa yang harus dilakukan
atas segalanya. Satu sama lain saling memahami dalam reuni itu dan bagaimana cara agar semua
dan memaklumi, dan selalu menempatkan hu- dapat ikut dalam reuni. Bantulah kami mempersi-
bungan baik (silaturahmi) dalam urutan paling apkannya dengan cara mengisi kuisioner yang
atas. Dengan kata lain, ”tidak ada kata bosan tersedia dan mengirimkannya kembali ke Jakarta.
dalam persahabatan, karena persahabatan adalah Boleh melalui pos, boleh juga lewat e-mail.
keabadian.” ***

S
Untuk itulah, titik awal kedua ini akan menjadi ebagai ”review”, kami akan melakukan
titik awal yang terakhir, karena kita tidak perlu ”tayang ulang” reuni pertama 1994 yang
memulai lagi sesuatu yang telah ada. Kita hanya akhirnya dihadiri oleh 18 orang. Reuni itu
perlu menjaganya bersama-sama, agar sesuatu berlangsung selama empat hari, yakni dari tanggal

34 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Formulir Biodata Paskibraka 1978


Di dokumentasi Paguyuban masih terarsipkan dengan baik biodata lengkap 20 anggota Paskibraka
1978 yang diperoleh saat persiapan Reuni 1994. Mengingat banyak perubahan yang telah terjadi
dan banyak pula teman-teman lain yang sudah ditemukan, maka Paguyuban ingin mengumpulkan
kembali biodata terbaru dari ”Mereka yang Telah Ditemukan”. Kami mohon kerelaan teman-teman
untuk mengisi formulir biodata berikut ini. Sertakan foto terakhir bersama keluarga untuk persiapan
penerbitan Buku Reuni. Lalu kirimkan kembali kepada kami, melalui pos atau e-mail.***

Nama Lengkap : .......................................................................................................................


Tempat/Tgl. Lahir: .................................................................... Agama : ...............................
Alamat Rumah : ......................................................................................................................
......................................................................................................................
Telp. .............................................. HP .......................................................
Pekerjaan : ...............................................................................................................................
Alamat Kantor : ......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
Nama Suami/Istri : .......................................................... Lahir .........................
Nama Anak ke-1.............................................................. Lahir .........................
Nama Anak ke-2.............................................................. Lahir .........................
Nama Anak ke-3.............................................................. Lahir .........................
Nama Anak ke-4.............................................................. Lahir .........................
RIWAYAT PENDIDIKAN :
SD ............................................................................................................. Tamat 19 ...............
SMP .......................................................................................................... Tamat 19 ...............
SMA .......................................................................................................... Tamat 19 ...............
D3/S1 ........................................................................................................ Tamat 19 ...............
S2/S3 ........................................................................................................ Tamat 19 ...............
RIWAYAT PEKERJAAN :
(19..... - 19.........) .....................................................................................................................
(19..... - 19.........) .....................................................................................................................
(19..... - 19.........) .....................................................................................................................
(20..... - 20.........) .....................................................................................................................
(20..... - 20.........) .....................................................................................................................
(20..... - 20.........) .....................................................................................................................
Riwayat Organisasi dan data lain yang dirasa perlu:
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

Edisi Agustus 2007 35


Bulletin Paskibraka ’78

.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

..........................., ....... Oktober 2007

( ...................................................... )

Kuisioner tentang Reuni 2008


Reuni adalah tempat kita berkumpul, melepaskan kangen, dan mengingat kembali masa lalu. Tapi
itu tidak cukup bila tidak menyisakan sebuah pemahaman baru tentang nilai persahabatan.
Lalu, apa yang mesti kita lakukan pada saat reuni nanti?
Pilihlah butir-butir yang ditawarkan di kuisioner ini sebagai informasi awal bagi kami untuk mulai
bekerja. Bila masih kurang, tulislah di lembaran lain beserta penjelasannya. Mudah-mudahan, agenda
reuni nantinya dapat memenuhi keinginan kita semua.***

1. Waktu d. Napak Tilas ke Asrama PHI Cempaka Putih.


Sebaiknya reuni diadakan selama ...... hari yaitu e. Renungan Jiwa.
dari tanggal ........ s/d ....... Agustus 2008. f. Ulang Janji ”Ikrar Putera Indonesia”
g. Ziarah ke makam Pembina.
2. Peserta *)
h. Berkunjung ke rumah Pembina yang tidak bisa
a. Hanya Purna Paskibraka 1978.
datang ke tempat Reuni.
b. Bersama keluarga. ( .............. orang )
i. Acara khusus santai bersama keluarga.
3. Tempat *) j. Rekreasi ke tempat hiburan.
a. Dikumpulkan di suatu tempat dan biaya ditang- k. Lain-lain: ..................................................................
gung bersama. .......................................................................................
b. Tinggal di rumah saudara/keluarga di Jakarta. .......................................................................................
c. Cara lain: .................................................................. ......................................................................................
....................................................................................... ......................................................................................

4. Kegiatan **) 4. Saran


a. Diskusi tentang Paguyuban Paskibraka 1978 ............................................................................................
b. Menghadiri Upacara Peringatan Detik-Detik ............................................................................................
Proklamasi dan pengibaran Bendera Pusaka ............................................................................................
di Istana Merdeka. ............................................................................................
c. Menghadiri Upacara Penurunan Bendera di
Istana Merdeka. *) Pilih salah satu. **) Pilih yang dianggap perlu.

36 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

16 sampai 19 Agustus 1994. Ulang Janji dengan menyebut ulang ”Ikrar


Berbeda dengan kondisi sekarang —dimana Putera Indonesia” dipimpin langsung oleh Kak
tidak terlalu banyak hal yang perlu dibicarakan— Husein Mutahar (didampingi Bunda Bunakim),
reuni pertama itu sangat sarat dengan diskusi. karena Kak Dharminto yang tadinya menyatakan
Materi diskusi yang mencakup banyak hal, siap, ternyata harus mendampingi Paskibraka
termasuk sumbangan pikiran untuk pembinaan 1994 beraudiensi dengan Mendikbud. Sementara
Paskibraka dan pembenahan organisasi benar- Kak Idik Sulaeman berhalangan hadir. Kak Mut
benar menyita sebagian besar waktu. sendiri pula yang kemudian menyematkan lencana
Hari pertama, 16 Agustus, peserta reuni mulai MPG dan kendit berdasar kuning (Pendamping
memasuki Pusat Pendidikan Kader Pramuka Pemuda).
(Pusdika) Cibubur Jakarta. Dua wisma dipakai, Tanggal 19 Agustus, reuni berakhir setelah
bersebelahan dengan barak Paskibraka 1994, secara resmi ditutup seusai ulang janji. Mereka
sehingga komunikasi dengan para pembina yang mempunyai waktu singkat langsung pulang
menjadi sangat lancar dan mudah. ke daerah. Sementara yang masih bisa menunda
Tanggal 17 Agustus pagi, peserta reuni mengi- dan mempunyai keperluan bertemu kerabat di
kuti upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Jakarta masih melanjutkan kongko-kongko
Kemerdekaan RI di Istana Merdeka dengan dengan kami di Jakarta.
berbekal undangan yang didapatkan langsung ***

B
dari Kepala Rumah Tangga (Karumga) Istana. ila benar tahun depan keinginan reuni
Setelah kangen-kangenan dengan pembina, akhirnya terlaksana, kita tidak akan me-
pelatih dan Purna Paskibraka angkatan lain, nemukan suasana yang sama lagi de-
reuni dilanjutkan dengan napak tilas ke asrama ngan Reuni 1994. Tidak banyak lagi pembina
PHI Cempaka Putih —yang sejak dulu hampir tak yang bisa hadir menemani kita untuk kangen-
berubah. Sore hari, dilanjutkan dengan menyak- kangenan karena berbagai alasan.
sikan upacara penurunan bendera pusaka. Pertama, karena mereka telah mendahului kita
Seusai mengikuti acara ”ritual” di Istana Merdeka, menghadap Al Khalik seperti Kak Mutahar, Bunda
peserta reuni menghabiskan waktunya untuk Bunakim dan Kak Dharminto.
diskusi tentang banyak hal. Tanggal 17 Agustus Kedua, karena sudah lanjut usia dan kondisi
malam, diskusi begitu seru sehingga harus di- kesehatannya. Pembina yang masih ada seperti
”break” karena sudah teramat larut. Bunda Kak Idik Sulaeman, pun belum tentu bisa datang
Bunakim yang menjadi penengah sempat ikut bila diundang.
”pusing” dengan semangat 78 yang teramat Ketiga, para pembina dan mantan personalia
menggebu. PGM —yang dulu banyak terlibat dengan kita—
Rekreasi yang dilakukan di Taman Bunga kini tidak gampang dicari. Sebagian besar dari
Wiladatika Cibubur pada 18 Agustus pukul 08.00 mereka telah pensiun. Sementara yang lebih
pagi, pun akhirnya harus diakhiri pada 10.00 muda kini keberadaannya menyebar, apalagi
karena diskusi harus dilanjutkan dan harus setelah Direktorat PGM dilikuidasi dari Depdiknas.
mencapai kata sepakat. Acara joget-jogetan pun Untuk itu, perlu masukan dari seluruh teman-
terpaksa dihentikan. Hasil diskusi diserahkan teman, bagaimana mengisi acara reuni agar
kepada Direktorat PGM pada malam harinya. lebih berarti dan bobotnya tidak lebih ringan dari
Puncak reuni terjadi pada 18 Agustus malam, reuni 1994 karena faktor-faktor tersebut.
ketika Paskibraka 78 melakukan ”Ulang Janji”. Tapi jangan khawatir, masih ada beberapa
Acara khidmat itu juga dihadiri beberapa pembina mantan pelatih, pembina, dan Komandan Pasukan
dari Direktorat PGM dan Purna Paskibraka yang (Danpas) yang dapat didatangkan ke reuni agar
baru saja mengikuti acara Rakernas dan Latihan kalian masih bisa mencium ”bau asrama dan
Keprotokolan. rumput istana” dalam suasana yang lain.***

Edisi Agustus 2007 37


Bulletin Paskibraka ’78

pernah lelah untuk menggapai cita-cita murni


Mereka Bicara... tersebut. Saya malu, saya malu dan saya malu.
Ternyata masih ada orang-orang yang lebih
Rubrik ini disediakan bagi siapa saja yang “uzur” daripada saya yang masih berpikir jernih,
ingin menyampaikan pendapatnya untuk sementara saya sudah putus asa dan menyerah.
membangun Paskibraka. Terima kasih senior-senior saya Paskibraka 78.
Bulletin anda telah “menampar” muka saya dan
membangunkan saya untuk bersyukur karena
Saya Malu… saya pernah dan akan selalu menjadi Paskibraka
sampai kapanpun.
Yth dan Ytc, senior-seniorku Paskibraka 78, n J. Herman Siddihimawan
Anda semua sudah membuat saya menjadi (Paskibraka 1988, utusan Jateng)
malu dan serasa tidak memiliki keberanian untuk
mengangkat tangan saya dan berkata, ”Saya
Paskibraka”. Saya merasa bahwa Paskibraka
hanyalah sebuah kenangan. Masa-masa indah
itu sudah berlalu dan album pun sudah disimpan Kita Memang Tak Peduli Sejarah
di dalam almari tua, di sebelah bawah, di bawah Kakak-Kakak Paskibraka 78,
tumpukan koran-koran bekas... Saat saya membaca artikel ” Menjaga Sjarah
Setelah usai tugas Paskibraka, saya merasa Paskibraka ” yaitu tentang hilangnya arsip2
cukup dengan 10 tahun terlibat di dalam aktivitas Paskibraka, seiring dengan hilangnya “rumah”
Purna Paskibraka (saat itu masih bergabung di kita di Gambir, hati ini mak “NYESS” rasanya.
PCMI). Bagi saya kenangan itu sudah selayaknya Kebetulan saya orang yang suka mempelajari
di simpan di dalam kotak tua. Jika pun hilang, sejarah. Jadi dokumen2 bersejarah itu sangat
takkan menimbulkan kehilangan yang mendalam berharga buat saya. Entahlah, di negara kita
karena memang sudah saatnya dihilangkan dari banyak orang yg tidak care dengan sejarah kita
pikiran. Saatnya bagi saya untuk membangun sendiri. Hasilnya generasi berikutnya akan buta
hidup, pekerjaan, rumah dengan pengalaman generasi pendahu-
tangga dan masa depan. lunya.
Saya dikagetkan oleh Even worse, ada tendensi untuk rewrite
“ulah” senior-senior saya. history demi kepentingan kelompok tertentu.
Mereka 10 tahun lebih se- Makanya saya sedih kalau baca hasil
nior dibanding saya. Menu- penelitian berupa tulisan2 tentang sejarah
rut pikiran saya, semestinya negeri kita yg dilakukan oleh orang asing.
seusia mereka tidak Yah, kalau di US orang ambil jurusan
mungkin masih memiliki sejarah masih bisa hidup layak dan dapat
semangat yang dulu saya pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
sebut sebagai ”semangat Di RI? Jangankan swasta, pihak Peme-
nombok, kerja bakti dan rintah pun tidak begitu peduli dengan sejarah
setia kawan”. negara. Mereka cuma peduli dengan catatan
Ternyata saya keliru. sejarah yg dapat digunakan utk menonjolkan
Paskibraka sudah 29 tahun agenda tertentu saja. Sayang sekali arsip2
di belakang mereka tetapi Paskibraka itu telah hilang dibakar atau
semangat dan cita-cita luhur Paskibraka yang dikilo...... NYESSS hatiku, Kak!
murni, masih sangat jelas terpancar di dalam n Ozzy Syahputra
tulisan-tulisan mereka. Ternyata mereka tidak (Paskibraka 1987, utusan DKI)

38 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Tracing PMI, Bapak Membalas Surat, Ketemu di Restoran, Surat Pembaca, dll

T
ak terasa, 14 tahun telah berlalu Kita akan kenang kembali bagaimana
sejak pertama kali tercetus niat un segala cara dilakukan untuk mendapatkan
tuk mengumpulkan kembali teman- para Kamso yang sudah tak terdengar lagi
teman Paskibraka 1978. Waktu itu bulan kabarnya. Mulai dari mengirim buletin ke
Agustus 1993, saat 6 (mestinya 9 orang) alamat lama, menggunakan jasa Tracing
orang Purna Paskibraka 78 berkumpul di ru- Service dari Palang Merah Indonesia (PMI),
mah Rita Sudradjat di Bintaro, dan sepakat sampai mengirim surat pembaca ke seluruh
untuk melacak keberadaan teman-teman koran dan majalah. Sebagian malah ditemu-
yang sudah 15 tahun ”menghilang”. kan secara tak sengaja.
Mereka yang kumpul adalah Rita, Budi- Bagi kawan-kawan Paskibraka 78 yang
harjo, Sonny, Syaiful, Salamah dan Mahru- baru saja kembali bergabung, kisah ini
zal (sementara Saras, Chelly dan Tetty kebe- mungkin sebuah cerita menarik. Tapi, bagi
tulan tidak bisa hadir). Rencana lalu difo- Purna Paskibraka lain, ini sebuah penga-
kuskan untuk menerbitkan buletin ini seba- laman yang berharga untuk menyatukan
gai media komunikasi, selain upaya-upaya kembali teman-teman seangkatannya.***
lain yang bisa dilakukan.

14 Tahun Melacak
Paskibraka ’78
Ditulari sikap peduli dari para seniornya diYogya, yang lain.
BUDIHARJO WINARNO memang terkenal paling ***
akrab dengan dunia Paskibraka. Komunikasinya Aktivitas di organisasi Purna Paskibraka di
dengan para Purna –terutama yang berkumpul di Sumut (mulai masih gabung dengan Purna Caraka
Yogya dalam rangka studi– begitu intens. Ia juga Muda Indonesia/PCMI sampai menjadi Purna
ikut aktif dalam mengidupkan kegiatan Purna Eka Paskibraka Indonesia/PPI) membuat SYAIFUL
Paskibraka (PEP) Yogyakarta. AZRAM tak pernah kehilangan kontak dengan
Ke Jakarta pun, komunikasi dengan PGM tetap PGM Jakarta. Diapun selalu ketemu Budi bila ke
dipantaunya, karena PEP Yogya mer upakan Yogya (1980 saat ”pulang” dari tes Akabri di Ma-
organisasi alumni Paskibraka tertua dan punya gelang atau tahun1984 bersama Budi ia mengu-
hubungan dekat dengan pusat. bek-ubek Yogya untuk menemui Gde, Nunung,
Ditambah lagi dengan pindahnya dia ke Jakarta Wenda dan Sipriano yang sedang kuliah di sana).
dalam rangka bekerja, maka sempurnalah ia Tahun 1985, dia ikut Lokakarya PGM di Puncak
menjadi ”motor” penggerak mula bagi Paskibraka yang menghasilkan organisasi PPI dan tahun 1986
1978. Ia terkenal dekat dengan para pembina, ter- dia ikut ”Program Kapal Pemuda Nusantara” ang-
utama Kak Husein Mutahar, sehingga ia menda- katan pertama di PGM. Ketika tahun 1990 pindah
patkan ”Ilmu Paskibraka” lebih banyak pula dari ke Jakarta, ia makin sering main ke PGM, apalagi

Edisi Agustus 2007 39


Bulletin Paskibraka ’78

selalu meliput latihan Paskibraka di Cibubur seba- malah dia yang mencari kawannya yang lain...
gai bagian dari tugasnya sebagai wartawan. Sete- ***
lah tahun 1993 bertemu dengan yang lain, si Setamat SMA, TATIANA INSAMODRA masuk
”Opul” menjadi tukang tulis dan simpan dokumen Jakarta dan sempat menamatkan kuliah di ASMI
Paskibraka 1978. Jakarta. Ia aktif dalam kegiatan Pramuka dan
*** olahraga, selain berkiprah di sejumlah perusa-
Neng yang satu ini ”hilang” dari peredaran haan swasta.
setelah tidak lagi meneruskan kuliahnya di ITB Tahun 1991, ia mulai berwiraswasta bersama
dan memilih Denver, Colorado (USA) untuk tempat suaminya. Tetty yang punya kakak juga Purna
mencari ilmu. Setelah pulang dari Amrik, ARITA Paskibraka 1976, Julius Insamodra, tentu sangat
PATRIANA SUDRADJAT masuk Jakarta dan dekat dengan setiap informasi di seputar Paski-
bekerja di Procter & Gamble Indonesia. braka. Karena itu, ia selalu ada bila diajak berkum-
Keberadaannya diketahui oleh Opul sekitar pul oleh Paskibraka 78.
akhir 1990. Sepulang kerja, Opul biasanya jalan- ***
jalan sebentar di Blok M —karena rumah kontrak- Seperti Opul dan Budi, MAHRUZAL juga aktif
annya di Cipete. Tak sengaja, Opul berpapasan sebagai Pengurus organisasi Paskibraka di Aceh.
dengan Rita —yang juga pulang kerja— di Mela- Karena itu, beberapa kali ia ketemu Opul saat ada
wai. Meski kaget, ragu dan sudah terlewat, Opul kegiatan bersama Purna Paskibraka Aceh, Sumut
berspekulasi memanggil namanya. Yang dipanggil dan Sumbar. Aktivitasnya di organisasi PPI pula
menoleh, maka bertemulah mereka setelah 12 yang mengantarnya hadir di Jakarta tahun 1993
tahun berpisah. untuk reuni akbar, tapi akhirnya ikut ”kecele”.
Rumah kost Rita (di sekitar Jalan Wijaya Jakarta ***
Selatan) yang kebetulan dekat dengan Opul, Sebagai tuan rumah yang baik, SARASWATI
membuat mereka lumayan kompak dalam acara memang alumni PGM yang setia. Apalagi ia pun
kumpul-kumpul berikutnya. Walau kemudian Rita pernah ikut Program Pertukaran Pemuda Indone-
pindah ke Bintaro, komunikasi tetap terjalin dan sia-Australia pada 1984/1985, maka dengan
Rita tidak ”hilang” lagi. mudah ia bisa dihubungi karena tidak pernah kehi-
*** langan kontak dengan PGM.
Kuliah di Jakarta membuat SONNY JWARSON ***
PARAHIYANTO lebih dulu menjadi penjaga Pak Guru yang satu ini agak membingungkan.
gawang 78 di Jakarta. Apalagi, ia memang tergo- Meski tuan rumah, AMIR MANSUR justru harus
long rajin menyantroni PGM. Jadi, dia tak pernah dicari-cari dulu oleh yang lain, baru diketahui
absen dan selalu tahu bila ada kegiatan. keberadaannya di Cilincing, Jakarta Utara. Untung
Kerajinannya itu pulalah yang membuatnya ada temannya di sekolahan Jl. Mahoni Tg Priok
cukup berperan dalam melacak sejumlah teman, yang tahu Amir pindah ke Cilincing. Kalau tidak,
termasuk dengan cara memanfaatkan jasa Trac- Sonny yang mencarinya juga pasti kewalahan.
ing Service dari PMI. ***
*** Selesai kuliah dari Teknik Kimia UGM, GDE
Lebih dulu dari teman-teman lain di daerah, AMITHABA ke Jakarta dan mulai 1991 bekerja
”CHELLY” URAI SRI RANAU justru kembali ke di PT Delta Djakarta sebagai tukang racik bir.
Jakarta tak lama setelah Paskibraka dan mena- Keberadaannya di Jakarta tidak diketahui sampai
matkan sekolahnya di SMAN 1 Jakarta. Bp. I Made Subaga (ayahnya yang masih tinggal
Banyak berkiprah di organisasi kepemudaan, di Gianyar, Bali) mengirim surat setelah menerima
termasuk di KNPI Pusat mulai 1986, tak heran buletin dan mengatakan di mana anaknya berada.
kalau jejak Bu Lurah ini tak sulit dicari. Kalau perlu Setelah dilacak rame-rame ke pabrik Anker bir

40 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

itu, barulah Gde tertangkap dan nongol di ling- ditemukan setelah alamatnya didapat dari Adang
kungan Paskibraka 78 mulai 1993. Sekarang, Gde Subekti (Paskibraka 1980). Diserbu telepon ber-
sudah tidak lagi mengurusi bir dan buka usaha tubi-tubi, ia nongol di Cibubur (saat Reuni 1994)
sendiri. Usahanya apa, silakan tanya sendiri. pada malam hari 16 Agustus 1994 dalam seragam
*** Jasa Marga.
SAMBUSIR bertemu secara tak sengaja pada Tak sempat pulang, ia pun perlu meminjam jas
Mei 1994 dengan Sonny Jwarson di sebuah dari Purna Paskibraka —yang bertugas protokoler
rumah makan di Bogor. Justru Sambusir yang lebih di Istana— untuk bisa menghadiri Peringatan
dulu melihat Sonny dan terus memelototinya sam- Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka.
pai istri Sonny membatin jangan-jangan orang itu ***
mengenal suaminya. Tidak pindah dari Tenggarong, tapi alamat
Merasa penasaran, Sambusir lalu mengikuti RACHMAWATI SIDDIK yang jelas tidak diketahui.
Sonny ke toilet dan menongkronginya di depan Sonny Jwarson lantas memanfaatkan jasa trac-
pintu keluar. Di pintu itulah Sambusir langsung ing service Palang Merah Indonesia (PMI) untuk
menebak, ”Kamu Sonny ya!” Sempat bingung dan melacak anggota Paskibraka 78 yang masih
menyerah, Sonny baru tahu setelah si penyergap hilang. Jawaban PMI cukup melegakan karena
mengaku, ”Saya Sambusir...” Rachma Siddik ternyata ditemukan dan ikut reuni
*** pada tahun 1994.
ENDANG RAHAYU tidak sulit untuk dicari, ka- ***
rena alamatnya tidak berubah sejak dulu. Siapa- Sama dengan Rachmawati Siddik, JOHNNY
pun yang datang ke Yogya, pasti segera bisa RONSUMBRE pun terlacak oleh PMI. Ditelusuri
menuju rumahnya yang dekat Stasiun Tugu. Apa- dari alamat lamanya, Pak Guru ini akhirnya dite-
lagi, seperti Purna yang lain di Yogya, Endang juga mukan di kompleks sekolahnya di Sentani, Jaya-
selalu aktif di lingkaran PEP. pura. Tidak pernah membalas surat dan memberi
*** kabar walaupun terus dikirimi buletin, baru Juli
Bulletin edisi perdana diterima FRIDHANY 2007 ia menelepon setelah menerima buletin edisi
bukan di rumah karena ia tak lagi tinggal di alamat Husein Mutahar.
itu. Penghuni bar u tidak mengenalnya sebagai ***
Fridhany, karena yang dikenalnya adalah Ny. Sesudah pindah dari Panyabungan, AIDA
Heru. Syukur, kantor pos Sampit tidak mengem- SUMARNI BATUBARA hilang dari pantauan
balikan buletin itu ke Jakarta, tapi menempelkan- Opul, walau sebenarnya ia pindah Medan. Untung
nya di papan pengumuman sebagai surat tak saja masih ada jejak yang dapat ditelusuri karena
bertuan. Aida adalah adik dari Cok Simbara.
Da kaget melihat buletin untuknya di pajang saat Ketika dihubungi pada Oktober 1993, Bang
akan mengirim surat buat mertuanya di Jakarta. Ucok dengan senang hati memberikan informasi.
Padahal, sebelumnya ia sudah putus asa untuk Ia memberi tahu kalau Aida baru saja pulang dari
mencari teman-temannya Paskibraka 1978. Jakarta sambil memberikan alamatnya di Medan.
*** ***
Pak Lurah yang satu ini memang sempat hilang. Beruntung BUDI SADDEWO SUDIRO punya
Tapi pada tahun 1985, YADI MULYADI muncul di orangtua yang sayang pada anaknya. Guntingan
Medan ketika tugas di tol Belmera (Belawan- koran Suara Merdeka Semarang yang memuat
Medan-Tg. Morawa). Yadilah yang mencari Opul, Surat Pembaca kiriman Paskibraka 1978, dipos-
karena tahu kegiatan Purna Paskibraka di Medan kan orangtuanya ke Jakarta.
sangat aktif. Budi yang menerima surat dari Bapaknya di
Kembali ke Jakarta, Yadi kembali hilang dan baru Magelang, segera menghunbungi Rita. Maka,

Edisi Agustus 2007 41


Bulletin Paskibraka ’78

Budi yang sudah berada di Jakarta sejak 1987 itu telepon. Mungkin tugas John pula untuk melacak
pun terjaring kembali. kembali keberadaan ”istrinya”.
*** ***
Setamat dari Arsitektur ITS Surabaya, si IZZIAH OKA SARASWATI tidak terlalu sukar untuk
Poh ini balik ke Aceh. Tapi tepat pada saat akan dilacak. Orangtuanya yang guru besar Universi-
reuni, ia justru sedang melanjutkan studinya di tas Udayana, Prof Ngoerah (alm), menjadi
Philadelphia, AS. Untung, pada bulan September penunjuk paling mudah. Apalagi Opul pernah
1993 ia sempat membaca surat pembaca yang datang ke rumahnya pada tahun 1988, begitu
ditulis Opul di majalah Editor. pula Mahruzal pada tahun 1993. Dan alamat
Maka, jauh-jauh dari Amrik ia pun mengirim rumahnya itu tetap tidak berubah sampai seka-
surat pada 18 Januari 1994. Sebelumnya, saat rang. Sayangnya, Oka belum pernah berkumpul
akan kembali ke Amrik seusai Tahun Baru di Ja- dengan kita-kita, meski pernah beberapa kali
karta, ia sempat menghubungi Opul dan Tetty. diketahui sedang ada di Jakarta, di rumah
*** kakaknya yang juga Paskibraka 1972, AAA
Secara tak sengaja, Opul menemukan nama Agung Kusuma Wardani.
REDHANY GAFFURIE pada rubrik mode di ha- ***
rian Banjarmasin Post. Merasa sesama kolega di M. ILHAM RADJOENI RAUF sebenarnya berada
pers, Opul lalu mengirimkan surat lewat faksimili tidak jauh-jauh, meskipun sejak 1993 belum
ke redaksi koran itu, dan tak lama datanglah pernah ikut kumpul-kumpul. Ketika ia kuliah di
balasan dari Dhany yang suka nyanyi itu. Bogor (sekitar tahun 1984), justru ia yang lebih
*** dulu wira-wiri ikut mengurusi pembentukan
Karena menjadi Wanita Angkatan Udara (Wara), organisasi Reka Purna Paskibraka (bersama Adi
maka keberadaan SRI DIANA SAPTAWATI Nugroho). Tapi, setelah itu sempat hilang, dan
dengan mudah terlacak oleh Kak Trisno yang baru sekarang nongol lagi setelah hampir jadi
sering datang ke tempat kerjanya, Lanud Husain kakek-kakek.
Sastranegara Bandung. ***
Tak lama kemudian, Diana memutuskan untuk MASKAYANGAN masih tetap di Lombok.
keluar dari dinas militer dan ikut suami ke Inggris. Menikah paling duluan, sekarang sudah punya
Sayang, komunikasi lalu terputus dan sampai kini cucu alias jadi nenek-nenek. Tak pernah ikut
kabarnya belum diketahui, apakah masih di Ing- kumpul-kumpul di Jakarta, tapi tetap melakukan
gris atau sudah kembali ke Indonesia. hubungan komunikasi dengan satu dua di antara
*** Bala Paskibraka 78 yang ada di Jakarta.
DANIEL PAKASI memang badung. Dari dulu ***
sampai sekarang, alamatnya sama sekali tidak Apakah karena seluruh warga kota Atambua
berbeda alias tidak pernah pindah. Itu berarti sejak mengenalnya, atau karena dia orang top, maka
dulu buletin selalu datang ke tangannya. Tapi, ia buletin edisi Husein Mutahar akhirnya sampai ke
baru merespon teman-temannya setelah 29 tahun, tangan WENDALINUS NAHAK. Maka buru-buru
mengaku sering ke Jakarta, tapi tak pernah me- ia memberikan nomor HP-nya dan segera beredar
nyapa. Mungkin sekarang giliran dia yang harus di Jakarta. Tak puas, ia pun menelepon satu-satu
bekerja untuk persiapan reuni 2008. teman-temannya, terutama Budiharjo yang dulu
*** jadi sobatnya di Yogya.
Atas jasa Kak Trisno juga, WELLY TIGTIGWERIA ***
diketahui ada di Rindam 7 Trikora, Jayapura. SINYO MOKODOMPIT beruntung karena alamat
Namun, sejak tahun 1993 sampai sekarang, tidak lamanya ternyata masih berlaku untuk Pak Pos.
pernah ada respon darinya, baik surat maupun Dengan kemungkinan sangat kecil buletin itu

42 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

dikirimkan, ternyata sampai juga di tangannya. l M. IQBAL MAHMUD menulis surat dari Jambi
Maka buru-buru dia menelepon Opul yang dulu 1 Oktober 1993. ”Kehadiran buletin 78 benar-
jadi mitranya di kelompok 8 sore. Baru setelah itu benar tak pernah terduga dan sangat menyentuh
ia mengabsen kawan-kawan lain. perasaan,” katanya. Tahun 1994, ia pun datang ke
*** Jakarta untuk reuni.
Sejak pulang dari Paskibraka, HALIDJA l SYARBAINI menulis surat dari Pontianak 16
HUSEIN tergolong akltif di organisasi Purna Oktober 1993. Tak memakai bahasa basa-basi, ia
Paskibraka dan selalu dekat dengan PGM. Kebe- hanya bilang kalau ia sudah jadi polisi dan janji
radaannya pun mudah diketahui karena ia kemu- mau ikut reuni 1994. Tapi ia belum juga pernah
dian menjadi pegawai di Kantor Gubernur Maluku. datang ke Jakarta sampai saat ini.
Tahun 1994 ia ikut reuni di Jakarta dan tak l Agak lama, tapi begitu menerima buletin edisi
lama kemudian justru mendekat ke Jakarta karena kedua, pada 25 November 1993 HERDEMAN
pindah tugas. Sayangnya, selama di Jakarta ia langsung menelepon Rita. Dengan logat Kaliman-
belum pernah bergabung dalam kesempatan tannya, ia bilang, ”Senang sekali menerima buletin,
kumpul-kumpul. Malahan, kini cenderung meng- juga terharu...” Maka, datanglah ia ke Jakarta untuk
hilang lagi.... reuni pada tahun 1994.
l Dua kali menerima buletin, barulah MASRIL
MEREKAYANG MEMBALAS SURAT SYARIF menelepon dan membalas surat pada 8
Februari 1994. Alamatnya memang masih dapat
Penemuan terbesar lewat pengiriman buletin diketahui, karena tahun 1985 Opul sempat ”kost”
terjadi pada bulan-bulan setelah Agustus 1993. di rumahnya selama tiga bulan saat Kerja Praktek
Buletin edisi perdana diterbitkan dan segera di PT Semen Padang. Menghirup debu semen di
dikirimkan setelah Reuni Kecil 1993, mendadak Indarung memang menjadi bagian hidupnya
menjadi sebuah kekuatan yang membetot seluruh sampai sekarang.
perhatian Paskibraka 1978. l AZMIYATI AZIZ baru membalas surat 15
Mereka yang selama ini merasa kehilangan te- Februari 1994, saat ia dan keluarganya telah
man-temannya, bahkan ada yang hampir putus pindah ke Palu (Sulawesi Tengah). Meski tidak bisa
asa..., tiba-tiba seperti menemukan ”harta” yang ikut reuni 1994, Etty tetap menjalin kontak dengan
paling berharga: PERSAHABATAN. Jakarta. Namun, buletin edisi Husein Mutahar
Simaklah daftar mereka yang membalas surat kembali ke Paguyuban beserta catatan Pak Pos
atau menelepon setelah menerima buletin edisi bahwa ia telah pindah. Apakah kembali ke
perdana tahun 1993: Padang? Masril telah ditugaskan untuk melacak-
nya kembali.
l Orangtua AUZAR HASFAT menulis surat
untuk teman-teman Paskibraka 1978 bahwa anak- KABAR YANG MASIH KABUR...
nya telah lebih dulu dipanggil oleh Tuhan YME
karena sakit. l DEECE SAROINSONG dikabarkan kini
l NUNUNG RESTUWANTI menulis surat dari menjadi Wakil Direktur RS Umum di Sampit,
Kalimantan Selatan 29 September 1993, hanya Kalimantan Tengah. Tugas Daniel Pakasi dan
lima menit setelah buletin perdana diterimanya. Fridhany untuk melacak Bu Dokter ini...
Surat yang sarat kerinduan itu menggambarkan
betapa ia merasa melihat kembali asrama PHI,
mencium wanginya Istana Merdeka dan riuhnya
jalanan antara Cempaka Putih ke Merdeka Utara.
Tahun 1994 ia ingin reuni, tapi bersamaan dengan
kelahiran anak pertamanya.

Edisi Agustus 2007 43


Bulletin Paskibraka ’78

Dua Telepon di Pagi Hari...


J
arang sekali, bahkan tidak pernah akhir- sekali belum pernah berkomunikasi.
akhir ini telepon di rumahku berdering di Aku masih ingin mendapatkan informasi lebih
pagi hari. Meski kadang masih berada di banyak tentang dirinya, minimal nomor telepon
rumah, minimal tidak banyak lagi yang berurusan atau HP, agar bisa berkomunikasi lebih sering.
resmi dengan aku semenjak aku menyepi
dari hingar-bingarnya Jakarta dan memilih
beraktivitas lebih ringan di Depok. Malahan
sebagian pekerjaan masih bisa dikerjakan
di rumah.
Tapi pagi itu, aku terkejut karena ada
dering telepon tak biasa. Anakku (kebetulan
sedang libur) yang mengangkat gagang
telepon pun agak bingung setelah
mengucapkan ”Hallo”, lalu berbisik, ”Ini Pa,
katanya dari Papua...”
Pikiran aku seketika berkelebat, apa betul
itu telepon dari Papua. Kekagetan itu segera
terjawab ketika di ujung sana terdengar
suara nyaring, berfrekuensi tinggi dan benar
dalam logat Papua, ”Hallo, apa ini Syaiful?”
Benar, suara itu memang suara John
Ronsumbre. ”Betul.” jawab saya. ”Apa ini si John Ronsumbre dan gitarnya: ngamen di Ancol...
John?” Dari sana terdengar lagi pertanyaan,
”Benar. Kok langsung bisa tebak saya John?” Eh, belum sempat, tiba-tiba sambungan telepon
Aku hanya tersenyum. ”Mana mungkin kau bisa terputus. Maka hilanglah si John dari pendengaran.
menipuku. Suaramu itu tidak berubah dari dulu,” Tapi yang jelas, dengan ia menerima buletin,
jawabku lagi. berarti alamat yang ada di buletin ini masih
John lalu bilang, kalau sebelumnya sudah berlaku.
menelepon Arita. Aku jadi maklum kenapa dia ***

P
lebih dulu menelepon Arita, bukan Chelly atau agi-pagi beberapa hari kemudian,
Tetty. Bukan karena dia pernah naksir ketika tepatnya 23 Juli 2007 pukul 10.40
latihan dulu, tapi karena John memang orang WIB, giliran HP-ku yang berdering. Nomor
yang paling dekat dengan Arita. Posisinya sebagai tak dikenal membuat aku penasaran. Istriku yang
komandan kelompok 8 selalu tepat di bokong menerima, dengan agak bingung menyerahkan
Arita (yg membawa bendera duplikat) selama HP sambil mengatakan, ”Katanya dari Pak
latihan sampai pengibaran. Dompit!”
Begitulah, John lalu sedikit bercerita tentang Sambil tertawa, aku sambar HP itu dan ingin
dirinya yang tetap jadi guru. Dia nekat menele- memastikan apakah benar itu Sinyo Mokodompit.
pon ke Jakarta pagi-pagi —yang pasti mahal— Begitu suaranya yang besar dan menggelegar
setelah menerima buletin. Menemukan alamat mulai cuap-cuap, yakinlah aku bahwa itu Sinyo
dan nomor telepon kawan-kawan, mungkin bagi- Mokodompit yang menelepon pagi-pagi (eh siang-
nya seperti menemukan harta karun. Maklum, siang) dari Toli-toli.
walaupun keberadaanya telah terlacak sejak 14 ”Masih ingat kan? Di sebelah kanan ada Gde,
tahun lalu melalui bantuan tracing & Mailing di kiri ada kamu, yang di tengah siapa?” tanyanya
Service Palang Merah Indonesia (PMI), ia sama sambil mengingatkan posisi di kelompok 8 sore.

44 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

”Sialan, ngetes aku dia... Asrama 78: Sinyo sedang makan sambil
Dipikirnya aku lupa. menemani Chelly yang lagi sakit gigi...
Limapuluh empat orang
aku masih hafal posisinya
dalam formasi,” gumamku
dalam hati. ”Mana Sulawesi. Mungkin ia mengerti,
mungkin orang lain, ya si kalau ongkos kirim sekarang ini
Sinyo jelek itulah,” jawab lumayan mahal...***
aku untuk membuatnya n Syaiful Azram
senang.
Begitulah, pagi itu
Sinyo menghabiskan
pulsa HP-nya untuk bla-
bla-bla. Lagi-lagi karena
paling dekat dengannya
Kabar dari
dalam barisan, maka ia
memilih aku untuk
Ambon
T
dihubungi pertama kali. Dia khawatir kalau yang anggal 25 Juli malam ada SMS masuk
lain mungkin tidak ingat lagi. ke HP. Beritanya agak membingungkan,
Ia menjelaskan bagaimana ia melanjutkan ”Salam Paskibraka, Selamat malam Kak,
kuliahnya di Makassar seusai SMA. Setelah maaf sudah mengganggu.”
tamat, ia kembali ke kotanya, Toli-toli, dan menjadi Dari bahasanya, ini pasti dari anak Paskibraka,
pengacara (beneran , bukan ’pengangguran tapi siapa? Aku balas saja, ”Maaf nomornya kok
banyak acara’). ”Tapi cuma lawyer di kota kecil, tidak saya kenal, ini siapa ya?”
jadi bukan orang kaya,” katanya mengelak Setelah agak lama ada jawaban, ”Saya Heidy
sebelum dipalak. dari Ambon, sekarang Bendahara PPI Maluku.
Cukup lama juga Sinyo melaporkan keberadaan Saya tahu no telp kakak dari buletin yang dikirim
dirinya selama 29 tahun tidak berkomunikasi (dia ke Bpk. Patty Nehemia. Krn alamat tsb tdk ada
mengaku tidak hilang). Dulu sekali, tahun 1993, dan diamplop ada tulisan Buletin Paskibraka 78
pernah mengaku ia menerima buletin, tapi dia
maka oleh tukang pos diantar ke lap Merdeka
belum sempat membalas dengan surat, atau
Ambon tempat Paskibraka latihan. Surat tsb kami
telepon. ”Itulah masalahnya. Kami sudah berusaha
mencari tapi kalian tenang-tenang saja,” kataku
buka dan ternyata isinya bulletin dari kakak2
memarahi. Paskibraka 78. Mohon maaf kami telah membu-
Sambil mengucapkan ”sori-menyori” Sinyo bi- kanya, tetapi isinya sangat bermanfaat.”
lang, pernah (bukan sering) beberapa kali ke Karena dik Heidy membalas sms ku jam 04.20
Jakarta untuk urusan pekerjaan, tapi tidak tahu waktu Ambon dan aku terima jam 02.24 WIB, ya
akan mencari siapa temannya yang bisa dihubungi. mau bilang apa. Di Ambon sudah pagi dan
Barangkali dia lupa kalau masih ada PGM yang sudah pada bangun, lha aku yang di Jakarta dan
bisa ditanyai soal keberadaan anak-anak 78. mengikuti WIB masih sangat pagi dan baru
Sinyo lalu sedikit menambahkan soal kiprah- terlelap dalam mimpi yang indah.
nya di dunia advokat yang sepertinya cukup aktif. Tapi itulah keindahan persaudaraan yang aku
Ia lalu mulai mengabsen 78 lainnya: Tetty, terima dari Ambon, Patty belum ditemukan tapi
Budihardjo, Sonny, Chelly dst. kudapatkan adik-adik Paskibraka yang sangat
Lewat SMS, Sinyo juga memberi alamat banyak di Ambon. Mudah-mudahan mereka dapat
kantornya di Universitas Madako, Toli-toli. Beberapa membantu mencarikan satu lagi teman kita yang
hari kemudian, ia memberi tahu kalau sudah telah ”raib” selama 29 tahun.***
”menyetor” bantuan untuk mengirim buletin ke n Budiharjo

Edisi Agustus 2007 45


Bulletin Paskibraka ’78

Dua Telepon di Malam Hari...


K
alau yang ini terasa lebih wajar. Setelah Hatta, jadi tidak menghubungi kalian,” katanya
menerima informasi tentang nomor HP- menjelaskan.
nya dari Budiharjo, aku memang segera Masril sengaja memilih untuk meneleponku
mengirim SMS ke Wendalinus Nahak. Ternyata, karena satu alasan: aku pernah menjadi saudara
jawabannya bukan SMS tapi deringan telepon di semangnya pada tahun 1985. Saat itu aku kerja
malam hari. praktek di PT Semen Padang dan tinggal di
”Kan aku tidak minta ditelepon, kenapa kau rumah orangtuanya selama tiga bulan.
telepon,” kataku memancing. Dengan santai si Selama itu pula, setiap hari aku makan masakan
jangkung ini menjawab, ”Tadinya juga begitu, ibunya yang ”lamak bana” (enak tenan). Hampir
tapi kebetulan pulsa saya habis Bang. Jadi tiap hari kami mandi bareng di sungai Indarung
menunggu anak saya beli voucher, saya telepon yang jernih dan berbatu-batu besar. Sesekali
saja dulu...” kami pergi menembak burung dengan senapan
Bah, dipanggilnya pula aku abang. Mungkin angin. Dan ternyata, dia tidak pernah melupakan
dia ingat kalau aku orang Medan, jadi sebutan semua itu.
abang memang pantas. Tapi seketika aku berpikir, Segera kuingatkan kalau di Bengkulu mungkin
jangan-jangan dia mengejekku karena mengira ia masih bisa menemukan Kak Adrian Daniel
aku lebih tua. Padahal, dia yang lebih tua dariku yang jadi Kapolda di sana. ”Sudah saya tanya
karena biodata Paskibraka 78 aku tahu semuanya. sama teman saya yang polisi reserse, katanya
Lebih dulu menelepon Budiharjo dan mungkin Kak Ian sudah pensiun. Nanti saya coba cari tahu
sudah bercerita banyak, Wenda memilih bercanda sekarang ada di mana,” katanya berjanji.
denganku. ”Saya masih di Atambua inilah Bang, Kami pun lalu kembali bernostalgia sampai
di perbatasan dengan Timor Timur. Sekali-sekali menit demi menit berlalu. Aku mengingatkan
datanglah ke sini karena di sini masih banyak kalau pulsa HP-nya bisa tersedot habis kalau
peluru beterbatangan. Siapa tahu ada yang ngomong terlalu lama. ”Biarlah, kan sekali-sekali
nyasar,” katanya lagi sambil tertawa. tidak apa, untuk melepas rindu,” jawabnya.
Telepon pendek sekadar ”say hello” itu Kalau dulu Masril tugas di Bagian Pemasaran
menandai hadirnya lagi teman kita di wilayah PT Semen Padang, kini ia bertugas di Bagian
Timur. Lewat SMS Wenda mengirimkan alamatnya. Distribusi. Selain lewat Teluk Bayur, Semen Pa-
Aku hanya pesan supaya segera mencari ”Ice” dang berencana untuk mendistribusikan semen-
Trice de Bora Bria, karena ”istrinya” itu mungkin nya melalui Bengkulu dan dia ditugaskan untuk
masih ada di Atambua. ”Kan kau penguasa membuat persiapan.
Atambua, masa nggak bisa mencarinya,” ujarku Masril berjanji, bila pulangnya dari Bengkulu ia
memberi perintah. ”Siap Bang, nanti saya cari!” transit lagi dan bisa menginap dua tiga hari, pasti
jawabnya dengan sigap. akan menghubungi lagi. ”Saya juga mau mencari
*** teman-teman saya di SMA Indarung yang

T
anggal 13 Agustus 2007, pukul 20.20 sekarang di Jakarta,” katanya.
WIB, HP-ku berdering dan nomornya tak Setelah memberi tahu ia baru sampai di
dikenal. Tapi saat mendengar sapaan Jakarta hari Senin 20 Agustus, tidak ada kabar
hallo dari seberang sana, aku segera tahu kalau lagi dari Masril. Lewat SMS, beberapa hari
itu suara Masril Syarif. Siapa lupa dengan logat kemudian ia bilang sudah ada di Padang sambil
Padang-nya yang kental itu. ”Saya kebetulan memberikan alamat rumahnya yang baru. ”Hanya
sedang ada tugas di Bengkulu. Waktu berangkat 100 meter dari rumah yang lama,” katanya
saya cuma transit sebentar di Bandara Soekarno- memberi tahu. n Syaiful Azram

46 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Bu Ustadzah nan Lembut


S
abtu pagi di pertengahan Juni. Aku ke- Rahma sekarang mempunyai 3 orang anak,
betulan ke Kudus untuk keperluan keluarga. hanya sayang putri bungsunya sudah dipanggil
Sesampainya di Bandara Semarang aku menghadap Al Khalik 2 tahun yang lalu. Saat ini
mencoba menghubungi wong Madura yang dia bekerja sebagai Wakil Kepala Sekolah di
nomornya ada dibuletin. Setelah berkali-kali ku- SMA Ronggolawe Semarang merangkap sebagai
dial namun tidak diangkat, maka aku tanya 108 Guru Agama sedang suaminya menjadi Dosen di
di Semarang apakah nomor itu sudah berubah. beberapa perguruan tinggi.
Ternyata, ada satu angka harus ditambahkan. Kegiatan lainnya, dia aktif di pengajian dan
Di buletin tertulis 607724, seharusnya 7607724. menjadi Ustadzah di masjid dekat rumahnya.
Aku coba telepon sekali lagi dan kali ini tersam- Rahma bercerita kalau belum lama ini kena tipu
bung. Dari seberang terdengar suara wanita dengan menggunakan hipnotis dan tabungannya
yang nadanya sangat lembut, ”Assalamu ’alaikum.” di bank terpaksa raib diserahkan ke sang penipu.
Aku menjawab, ”Wa’alaikum salam, apakah ini Tetapi seminggu setelah kejadian itu putrinya
benar rumahnya Ibu Rahmaniyah Yusuf yang yang baru lulus S1 diterima di Bepeka dan
pernah menjadi Paskibraka 78?” tinggal menunggu penempatan.
”Iya benar, ini saya sendiri,” jawabnya. Puji Tuhan karena di satu sisi ada musibah
”Rahma apa kabar?” aku langsung menyambar. tetapi di sisi lain ada anugerah. Setelah dia
”Aku Budi, Yogya, 29 tahun nggak ketemu lho,” bercerita soal penipuan itu, aku jadi maklum
tambahku. kenapa Rahma masih traum dan agak tertutup.
”Eh Budi, apa kabar juga?” Untungnya kulitku masih tetap hitam sehingga
Maka, ngobrolah kami melalui telepon. Akhirnya, agak menolong dia untuk mengingatku.
aku diberi nomor HP-nya dan langsung aku Sambil membolak-balik bulletin, Rahma sema-
kabari teman2 di Jakarta kalau Rahma yang kin lancar mengobrol, tiba-tiba dia mengambil
wakil Jawa Timur itu sudah ketemu. HP-nya dan menelepon si Poh Izziah, sebelum
Hari Minggunya aku ke Semarang dan masih tersambung dia sempat bertanya kepadaku,
ada waktu kosong sekitar 2 jam, maka aku ”Izziah masih manis nggak ya?”
telepon Rahma kalau mau datang. Akhirnya ”Wah lama nggak ketemu, tapi kalo dengar
kutemukan rumah bercat putih yang asri di Jl. Sri suaranya sih makin macho ,” jawabku bercanda.
Rejeki. Saat aku masuk rumahnya aku agak Rahma tampak kaget. ”Hah! macho? Ah nggak
terpana ternyata Rahma semakin lembut keibuan mungkin... Sebab dia temanku sekamar dan kalo
dan kulitnya putih dengan jilbabnya yang indah. sholat kami selalu berjamaah, dia sangat lembut
Ia menyambutku dengan agak ragu-ragu. dan baik,” ujarnya termakan candaanku.
Setelah jaket kulepas, barulah dia tersenyum. Setelah 3 kali dial Izziah baru tersambung dan
”Bud, kok kamu tetep item sih. Tadinya aku mengobrolah dua ibu-ibu itu melepaskan rindu.
pangling, tapi itemmu membuat aku yakin kalau Rahma sempat menelepon Sonny yang dulu
kamu memang Budi, temanku di Paskibraka.” meninggalkan dia pindah ke Jakarta tanpa berita.
Aku hanya nyengir sebab usahaku selama 29 Setelah cukup lama bertamu, aku pamit untuk
tahun untuk memutihkan kulit ternyata belum melanjutkan perjalanan ke Yogya berwisata kuliner.
berhasil. Awal pembicaraan dia masih belum Rahma bahagia dapat berkomunikasi lagi de-
lepas bercerita tetapi setelah aku keluarkan ngan teman-teman lamanya dan berharap tali
Bulletin 78 maka mengalirlah senyum, tawa dan silaturahmi dapat terjalin kembali dengan penuh
ceritanya yang terpendam selama 29 tahun. keakraban dan kehangatan. n Budiharjo

Edisi Agustus 2007 47


Bulletin Paskibraka ’78

SMS Merdeka!
Tanggal 17 Agustus 2007, pukul 08.40. sekarang, tapi gak ketemu konco2. Aku dapat

S
etelah mengantarkan anak-anakku ke undangan via pos, yang ngirim ke gue siapa ya
sekolah untuk mengikuti upacara peringatan Bang? Oke deh, kucoba renungkan & kenang
HUT RI, aku duduk sendirian di rumah. kembali detik-detik 78 di bawah Sang Saka!
Seperti biasa, sebelum menjalani ritual Aida Sumarni (09.15):
menyaksikan upacara peringatan Detik-Detik Selamat ultah kembali untuk Paskibraka 78.
Proklamasi dan pengibaran bendera pusaka, Aku tidak bisa hadir di antara kalian kali ini,
aku merenung sebentar sambil membayangkan salam buat kawan2 semuanya...
pagi itu adalah 17 Agustus 1978, ketika kita Mahruzal (09.21):
berbaris di koridor Wisma Negara untuk Saya dan istri mengucapkan Selamat HUT RI
mendengarkan keputusan tentang tim mana ke-62, semoga Allah SWT melindungi dan
yang akan bertugas pagi itu, dan mana yang memberi Rahmat kpd Negara kita ini dan
menjadi gordon. menjauhkan dari segala musibah.
Seketika terbayanglah wajah-wajah kalian (Zal dan istrinya ternyata sedang ada di Jakarta,
semua dan aku jadi begitu kangen. Sayangnya, Red).
sepagi itu belum satu pun di antara kalian yang Sinyo Mokodompit (09.51):
memberikan ucapan selamat ulang tahun. Padahal, Seremoni perlu, tapi tidak utama. Yang utama
pada hari itu kita, Paskibraka 1978, sedang adalah bagaimana Paskibraka sebagai perwujud-
berulang tahun yang ke-29. an nasionalisme dan tetap mencintai sesama
Maka, aku mulai mengirimkan SMS Merdeka! anak bangsa...
Mengabsen satu persatu, mudah-mudahan masih Arita Sudradjat (09.55):
ingat pada korps kita.: Selamat ultah juga buat Bang Opul... dan
Met ultah ke-29 untuk Paskibraka 78, kawan-kawan semua. Merdeka!
semoga tetap jadi Pandu Ibu Indonesia Budiharjo Winarno (10.16):
ber-Pancasila. 29 tahun lalu kita melaksanakan tugas mulia
Tiga menit kemudian, mulailah dering suara sebagai anggota Paskibraka. Masihkah jiwa
pesan masuk menggema. Ternyata, mereka masih merah-putih ada di detak jantung hati dan aliran
ada dengan semangatnya. Inilah suara kita, darah kita? Bumi Pertiwi masih membutuhkan
Paskibraka 1978. bakti dan karya kita. Dirgahayu Rep. Indonesia.
Merdeka!
Chelly Urai (pukul 08.43): Wendalinus Nahak (11.06):
Thanks, 29 usia yang lagi manis2nya untuk Met HUT Proklamasi ke-62 dan ke-29 untuk
BERBUAT. Insya Allah Paskibraka 78 sedang Paskibraka 78!
berbuat. MERDEKA, MERDEKA, MERDEKA! Daniel Pakasi (11.31):
Rahmaniyah (08.49): Darahku masih merah tapi rambutku mulai
Trims ya... Semoga Paskibraka 78 tetap putih bagai SANG SAKA yang kita kibarkan 29
langgeng semangatnya. tahun lalu. Kenangan itu menjadi semangat
M. Iqbal (08.52): Paskibraka 78 tetap membara. Merdeka!
Saya juga ucapkan yang sama. Semoga negeri Kak Dharminto (11.40):
ini dapat berjalan sesuai harapan kita semua. Selamat ultah yang ke-29 untuk Paskibraka 78.
Amir Mansur (08.54): Rapatkan terus barisan!
Di sini aku berdiri tuk Pertiwi... Aku ada di istana n Syaiful Azram

48 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

Cuplikan E-mail Paskibraka ’78


Buat Teman2 Paskibraka 78, Yts. Mas Budi Marbudi dan Mas Opul
Wah senangnya mendapat Markopul,
berita tentang teman-teman 78. Buletin nya sangat OK, salut dan angkat
Makasih juga buat kiriman topi, dapat foto-fotonya Bapak Paskibraka
majalahnya. Sorry, saya baru itu darimana coba? Pokoke, Top Markotop,
buka mail, soalnya lagi kea- Sip Markesip lah... Tapi... (ada tapinya
syikan buat buku arsitektur. De- niiih) Waduuhhhhh.... email-email ku koq
ngan Saras saya telah bebe- di muat to? isin banget je..!!!!
rapa kali kontak, dengan Budi Yang baca buletin Pas ’78 kan bejibun
terakhir hari Minggu 8 Juli yg ya Mas. Kalau yang baca awak ndewek,
lalu. karep-karepmu deh, lhah buletin kita
Barusan saya dapat telepon yang baca seluruh dunia, around the
pada telepon rumah, tapi yang world lho.
telepon matiin teleponnya karena suaranya tak Ancur... apa kata dunia, wajah & bodyku ada di
berhasil saya kenali (kecewa kali yach). situ, ihik..ihik... tenan, aq mau nangis aja lah,
Kalau kontak ke saya bisa lewat HP aja ya, kalau 30 tahun yang lalu sih aq tidak keberatan
nomornya 0816572742. Kalau teman-teman ke (masih OK lah yaw)
Bali, mampir ke rumah saya, di Jalan Seruni No Mas Budi,
4C Denpasar. Weleh... njenengan sangat nekat di Tabloid itu,
Salam Paskibraka 78, berani beda gito loh!
Oka Saraswati Maksudnya, berani beda menampilkan diriku.
Di tabloid lain, Paris Hilton yg nampang, lhadalah
ini koq yo aq to? Wah, njenengan ini memang
jozz gandozz kupluk miring tenan. Ya sudah,
Dear Saras dan rekan2 PASKIBRAKA 78, anggap kecelakaan.
Thanks berat... buletinnya udah nyampe. Aku Saran saya, mungkin ke depannya, mohon
sangat menghargai usaha rekan2 yang berusaha wajah dan body-ku di ganti sama Paris Hilton
untuk menyambung tali silaturahmi yang terputus. saja, pasti akan menjadi kejutan.
Terima kasih banget pokoke... top markotop jar Salam,
re!! Saras
Aku masih tetap di Kalimantan, tapi kadang
ada di Bogor dan sekitarnya (ajaib yach..), dan
sekarang jadi orang rumahan aja. Wach seru
juga ya acara rally... sukses deh buat kelian-
kelian semua.
Kapan kita ketemuan lagi ?
Buat Ilham... kalau lagi ngider sampe ke Jalan
Riau 45 Bogor, mampir dech!! Ok, aku bisa
dihubungi di HP 08125111421 atau di rumah,
0526-2021275.
Salam hangat
Nunung Restuwanti Saras dan Paris Hilton: Pinang dibelah Kampak...

Edisi Agustus 2007 49


Bulletin Paskibraka ’78

INFO ALAMAT PASKIBRAKA 1978

Mereka yang Telah Ditemukan...


Mahruzal MY (Aceh): Jl. Sultan Alaidin Johan- 42151. Telp.0254-208301. HP.08129078369.
syah No.5 (Wartel Singgah Mata), Desa Neusu Arita Patriana Sudradjat (Jabar): Jl. Mandar
Aceh, Kec. Baiturrahman, Banda Aceh. HP. XIV Blok DD3 No.1, Bintaro Jaya Sektor 3A,
0811683848. Tangerang 15225. Telp. 021-7359763. HP.
Izziah (Aceh): Jl. Jend. Sudirman 41A, Geuceu 0816933910.
Iniem, Banda Aceh. HP. 08126988678. Budihardjo Winarno (Yogya): Gema Pesona
Syaiful Azram (Sumut): Pondok Tirta Mandala Blok AM/7 Depok 16412. Telp. 021-77822421.
Blok E4 No. 1, Depok 16415. Telp. 021-8741953. HP. 0818866130.
HP. 08161834318. Endang RahayuTapan (Yogya): Jl. Jlagran No.
Aida Sumarni Batubara (Sumut): Jl. Bajak 2H, 115 Yogyakarta. Telp. 0274-583063.
Komp. ITM No. 114H, Medan Amplas, Medan. Budi Saddewo (Jateng): Jl. Pangandaran Raya
HP. 081361482269. 53, Bumi Bekasi Baru 1 Utara, Bekasi 17115.
Masril Syarif (Sumbar): Jl. Berlian 78B, Padang Telp. 021-8217863. HP.08127116960.
Besi, Lubuk Kilangan, Kota Padang. Telp. (Rmh) Sonny Jwarson (Jatim): Pondok Surya
0751-202842, (Ktr) 0751-202113. HP: Mandala Blok G1 No.14 Jakamulya, Bekasi
08126766053. 17146. Telp. 021-8213430. HP.0818416650.
Azmiyati Aziz (Sumbar): Jl. Kancil III/Toleransi Rahmaniyah Yusuf (Jateng): Jalan Sri Rejeki
No.67 Palu. Telp. 0451-21928. II No.17 Semarang 51040. Telp. 024-7607724.
(Alm) Auzar Hasfat (Riau): Jl. Tasykurun 44 HP. 081325036035.
Pekanbaru. I Gde Amithaba (Bali): Jalan Palem Hijau 3
Muhammad Iqbal (Jambi): Jalan Kapodang 8 No.19, Taman Beverly Lippo Cikarang 17550.
No.132 Kotabaru, Jambi. Telp. 0741-42636. HP. Telp.021-89908203. HP. 0816972827.
08127860498. Oka Saraswati (Bali):Jl.Seruni No.4C,
Sambusir (Sumsel): Bumi Satria Kencana, Jl. Denpasar. Telp. 0361-226130. HP.
Saddewa Raya Blok 43 No.6/29, Bekasi 17144. 0816572742.
Telp. 021-8845215. HP.08568586045. Wendalinus Nahak (NTT): Jl. Soekarno-Hatta
Tatiana Shinta Insamodra (Lampung): Jl. No.7 Atambua. Telp. 0389-22297. HP:
Mesjid No. 88 Kemang, RT 01/07, Jatiwaringin, 085239461488.
Pondok Gede, Bekasi 17411. Telp. 021- Maskayangan (NTB): Jl. Panji Tilar Negara 118
8464430. HP. 085691909089. Mataram. Telp. 0370-634343. HP. 0817367185.
Amir Mansur (Jakarta): Jalan S. Brantas RT Syarbaini (Kalbar): Jl. Kom. Laut Yos Sudarso,
07/01 No. 235 Cilincing, Jakarta Utara 14130. Perumnas II Gg Matan II No.18, RT 03/XXXIII
Telp. 021-4407865. HP. 08159073987. Pontianak 78113. Telp.0561-770270.
Saraswati (Jakarta): PT Nugra Santana, Wisma Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar): Antilop Maju
Nugra Santana Lt.3 J. Jendral Sudirman Kav.7– Jatibening I, Jl. Merapi 116, Bekasi 17412. Telp.
8 Jakarta 10220. Telp. (K) 021-5704893/5/7, 021-8471948. HP. 08561068417.
Fax. 021-5702040. HP. 0811997659. Fridhany (Kalteng): Jl. HM Arsyad XXXVI Blok
Yadi Mulyadi (Jabar): Jalan Raya Warung Jaud D No.7 Sampit. Telp. 0351-22256.
No.14 RT 03 RW XI Kaligandu Selatan, Serang Herdeman (Kalteng): Jl. C. Bangas G. Dikari

50 Edisi Agustus 2007


Bulletin Paskibraka ’78

No.1 Palangkaraya 73111. Telp/HP. 0431-3327366.


Rahmawaty Siddik (Kaltim): (R) Jl. Maduning- Sinyo Mokodompit (Sulteng): Jl. Magamu 99A
rat Gg Family RT XX No. 39 Kampung Melayu, Toli-Toli, Telp. 0453-23090. HP. 085241176666.
Tenggarong. (K) Dispenda Tk II Kutai, Jl. Jend. M. Ilham Radjoeni Rauf (Sultra): Jalan Sedap
Sudirman Tenggarong, Kaltim. Malam No. 31, Taman Yasmin Bogor 16310.
Nunung Restuwanti (Kalsel): Jl. Kampung Baru Telp. 0251-315534. HP.081310559578.
RT XV/74 Murung Pudak, Tabalong 71571. Telp. Halidja Husein (Maluku): Kompleks Ditjen Perla
0526-2021275. HP 08125111421 Blok B/14 Kramat Jaya, Jakarta 10560. Telp.
Redhany Gaffurie (Kalsel): Jl. Sutoyo 021-4415269. HP. 08161645571.
Siswomiharjo, Gg.20 Komplek Purnasakti Jalur Johny Ronsumbe (Irja): Kompleks SD Inpres
U/8 RT 40 Banjar masin 70245. HP. Komba. PO BOX 292 Sentani Jayapura. HP.
081348162999. 085254136057.
Daniel Pakasi (Sulut): Jl.KS Tubun No.6 Welly Tigtigweria (Irja): d/a Rindam 7 Trikora,
(Belakang Harapan Motor), Calaca, Manado. Ifar Gunung, Jayapura.

Mereka Harus Dicari...


Suhartini (Riau): Jl. Pembangunan 2 Selat Frederick Bid Lie Pang (Kaltim): Asrama Don
Panjang, Bosco, Jl. Sudirman 59 Samarinda.
Ellyawaty Hasanah (Jambi): Jl. Merdeka 43 Deetje Saroinsong (Sulut): Jl. Dua Mei, Teling,
Kuala Tungkal. Manado.
Nilawati (Sumsel): Jl. Yos Sudarso, RT V No. 5, Diyah Palupi (Sulteng): Mess Bayangkara No.2
Telaga Jawa, Lubuk Linggau. Toli-toli.
Iskandar Rama (Bengkulu): Jl. MH. Thamrin Sri Diana Saptawati (Sultra): Komp. Sukaraja I
32 Curup. WPA E5 Lanud Husein Sastr anegara,
Ernawati (Bengkulu): Jl.Dwi Tunggal 30 Curup. Bandung.
Akrom Faisal (Lampung): Kampung Baru, Ridwan (Sulsel): Jl. Andi Mallombasang,
Tanjung Karang Sungguminasa.
Salamah Wahyu (Jateng): --------- Hafsah Dahlan (Sulsel): Jl. Baji Minasa 17H
Mahzur (NTB): -------- Janeponto.
Trice De Bora Bria (NTT): Kp. Tanah Merah, Patty Nehemia (Maluku): Kudamati SK 29
Atambua. No.40 Ambon.

Pembina & Danpas


Idik Sulaeman : Jalan Budaya (Kemanggisan Bekasi 17414. Telp. 021-84993658. HP.
Ilir 5B) No.2 Jakarta Barat 11480. Telp. 021- 08129901973.
5480217. HP. 08161413465. Mayjen TNI Albert Inkiriwang : Jl. Mesjid I/8
Dharminto Surapati (alm) : Jl. Bandengan Pejompongan, Jakarta Pusat 10210. Telp. 021-
Utara I No.11 RT05/11 Jakarta Barat 11240. 5706340.
Telp. 021-6917588. HP. 08129508801 Brigjen (Pol) Drs. Jusuf Mucharam : Telp. 021-
Slamet Rahardjo : Jl. Pulau Belitung 3/99, 7250878. HP. 0811111066.
Perumnas III, Bumi Setia Mekar, Bekasi Timur Brigjen (Pol) Drs. Adrian Daniel : (R) Telp.
17111. Telp. 021-8814475. HP.081310090903 0736-21591. (K) Kapolda Bengkulu 0736-
Marsda (Purn) Sutrisno: Bukit Kencana 3, 51041 dan 52087.
Blok AV 8 Jati Rahayu, Pondok Gede ,

Edisi Agustus 2007 51


Bulletin Paskibraka ’78

Turut Berdukacita
Keluarga Besar Paguyuban Paskibraka 78 turut
berdukacita atas wafatnya:

Kol. Pnb. S. Benyamin Santoso


Direktur Pendidikan TNI AU - Yogyakarta
Komandan Paskibraka 1984
Wafat di Yogyakarta pada 29 Juni 2007
Dimakamkan pada 29 Juni 2007
Di TPU Pondok Rangon, Ciracas, Jakarta Timur

Semoga Arwahnya diterima disisi Allah SWT dan keluarga


yang ditinggalkan tabah menghadapi musibah ini.

(Informasi diperoleh dari Yudianto, Paskibraka 1984)

SURAT YANG KEMBALI BERAT SAMA DIPIKUL


Buletin Paskibraka 1978 edisi Juni 2007 Dengan upaya keras, kami di Paguyuban
(Mengenang Husein Mutahar ) telah dikirimkan ke mencoba menerbitkan buletin ini dengan kemam-
seluruh Purna Paskibraka 1978 sesuai alamat puan terbatas. Agar penerbitannya langgeng,
yang tercantum dalam buletin. Namun, beberapa mohon agar teman-teman dapat membantu
di antaranya kembali ke Jakarta, yakni sebagai sebisanya. Untuk sementara, titipkan bantuan di
berikut: rekening berikut, dan jangan lupa kirim pemberita-
huannya melalui SMS.
1. Rahmawaty Siddik, Tenggarong (Kaltim) No. Rek. 765 0283 222
2. Azmiyati Aziz, Palu (Sulteng) Budiharjo Winarno
3. Hasfah Dahlan, Jeneponto (Sulsel) BCA KCP Depok Asri
4. Nilawati, Lubuk Linggau (Sumsel)
5. Ellyawati Hasanah, Kuala Tungkal (Jambi) Laporan Keuangan
Masuk : 200.000 Keluar :
Mohon kepada teman-teman yang terdekat 400.000 Buletin : 570.000
untuk bisa membantu mencari mereka, siapa 500.000 Buku : 150.000
tahu mereka sudah pindah ke alamat lain. 1.100.000 720.000
Saldo 380.000

52 Edisi Agustus 2007

Anda mungkin juga menyukai