Anda di halaman 1dari 22

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN MANFAAT PENULISAN PERUMUSAN MASALAH

BAB II

PEMBAHASAN 1. KEJASAMA 1.1 pengertian tentang arti, norma dan masalah kerja sama 1.2 pola kerja sama dalam berbagai kehidupan 1.3 penerapan nilai moral kerja sama dengan bangsa lain dalamkehidupan sehari hari 2. CARA KERJASAMA DENGAN ORANG LAIN 3. MANFAAT PRAKTEK BEKERJA SAMA DENGAN ORANG LAIN 4. ENUMBUHKAN SEMANGAT KERJA SAMA DI SEKOLah

BAB III

PENUTUP A. B. KESIMPULAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji Syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah yang maha kuasa karna atas berkat Rahmat dan Hidayahnyalah yang senang tiasa dilimpahkan kepada kita,sehingga dalam penyusunan makalah ini kami diberikan kemudahan untuk mengumpulkan Reprensi dalam menyusun makalah mengenai, CARA KERJASAMA DENGAN ORANG LAIN Kami juga sadari bahwa didalam isi makalah yang kami buat ini sesungguhnya masih banyak terdapat kekurangan kekurangan yang seharusnya itu menjadi suatu hal yang sangat Subtansi dalam makalah ini, oleh karena itu saya sebagai penyusun makalah ini sangat mengharapkan masukan masukan agar sekiranya makalah ini dapat sempurna sesuai apa yang kita harpkan dan juga dapat bermamfaat untuk kita semua. Saya selaku penyusun mengucapkan banyak terima kasih ketika makalah ini begitu banyak memberikan dampak positif bagi rekan rekan mahasiswa lainnya, Semoga Allah SWT senang tiasa melimpahkan rahmat-nya kepada kita semua . Amin ..!!!!

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

PENDAHULUAN

1.

LATAR BELAKANG Dewasa kini mengingat dunia semakin maju dan teknologipun semakin canggih dan arus budaya barat semaakin deras bahkan masuk kerumah rumah kita, baik lewat televise, hand phone computer dengan banyak mempengaruhi pengguna berupa internet, facebook dan lain sebagainya yang mana mudah di akses oleh pengguna siapapun maka bermunculan berbagai permasalahan. Untuk mengatasi hal tersebut kita harus memfilter diri kita sendiri oleh karena itu kami sebagai penulis menyajikan hal-hal yang Nampak karena disebabkan oleh barbagai permasalahan permasalahan.

2. TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan ini adalah: a. Sebagai bahan untuk referensi saya dan sebagai bahan renungan bagi kita terutama kepada saya sendiri terhadap lingkungan social yang terjadi di zaman ini b. Dan penyelesaian tugas makalah Saya di semester Ganjil ini.

3. MANFAAT PENULISAN Adapun manfaat penulisan makalah ini : a. Manfaat bagi saya sebagai penulis adalah dapat mengetahui dan menyadari akan bagaimana tata cara kerjasama yang benar. b. Manfaat bagi para pembaca adalah tentunya dapat mempertimbangkan dan menindak lanjuti hal-hal yang perlu dihindari dan yang perlu untuk dijaga.

4. PERUMUSAN MASAALAH.

Disadari ataupun tidak disadari bahwa kerjasama yang sering dilakukan itu terkadang tidak sesuai dengan ajaran islam. Jadi sekarang kami dari penulis mencoba merumuskan bagaimana cara bekerja sama yang benar dan adil 1. 2. Apa itu kerjasama Bagaimana itu kerjasama Kami akan mencoba membahas di dalam pembahasan kami dibawah ini.

KERJASAMA

A. Pengertian Tentang Arti, Norma dan Masalah Kerja Sama


1. Arti kerja sama dalam berbagai kehidupan Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia ingin diperhatikan, dihormati dan didahulukan kepentingannya.

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia yang lain. Aristoteles menamakan hal ini sebagai zoon politicon artinya makhluk yang selalu ingin hidup berkelompok dan sesamanya. Berdasarkan konsep tersebut, lahirlah hubungan dan kerja sama manuia satu dengan lainnya. Manusia atau bangsa tidak dapat lepas dari hubungan kerja sama dengan manusia atau bangsa lain. Hal ini membuktikan bahwa kerja sama benar-benar hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Beban suatu negara menjadi sangat berat bila hubungan dengan bangsa lain dihambat atau diputus. 2. Norma kerja sama dalam berbagai kehidupan Pada hakikatnya, manusia diciptakan Tuhan di muka bumi hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Selain itu manusia diciptakan Tuhan agar hidup berkelompok, tolong menolong, dan bekerja sama atas dasar kebajikan. Manusia dilarang untuk saling bermusuhan dan berbuat kerusakan. Dalam kehidupannya, manusia mempunyai berbagai kepentingan, kepentingan setiap manusia tentulah berbeda-beda, bahkan terkadang bertentangan. Jika setiap manusia hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan orang lain, maka akan timbul perselisihan, pertengkaran bahkan perkelahian, karena itu untuk mengindari perselisihan dan pertengkaran maka

ditentukanlah suatu suatu kepentingan bersama. Kepentingan bersama ini dijadikan kepentingan semua orang atau kepentingan umum. Kepentingan umum ini harus didahulukan atas kepentingan pribadi. Dengan demikian perselisihan, pertengkaran dan perkelahian dapat dihindarkan.

Atas dasar tuntutan tersebut bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, bahasa, adat istiadat dan daerah ini harus salaing menghormati dan bekerja sama dalam meningkatkan kesejahteraan hidup. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kerja sama tersebut : a. Ttidak untuk melakukan kejahatan dan kerusakan. b. Bersifat meninggikan derajat dan martabat kemanusiaan. c. Tetap menghargai keberadaan dan keanekaragaman suku,agama, ras dan aliran golongan dalam masyarakat. d. Bersifat adil. e. Tidak bertentangan dengan norma dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Masalah kerja sama dalam berbagai kehidupan Sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa apabila tidak ada kerja sama,maka gagallah semua perjuangan bangsa dalam meraih tujuan. Namun setelah semua bekerja sama dan bersatu kita menjadi berhasil. Perjuangan Thomas Mattulessi (Pattimura) dari Maluku (1817), Pangeran Diponegoro di Jawa (1825-1830) dan Imam Bonjol di Sumatera Barat (1821-1837), dapat dijadikan sebagai contoh pada waktu itu mereka tidak bekerja sama dan bersatu. Seandainya mereka dapat bekerja sama dan bersatu, niscaya Belanda sudah dapat dikalahkan.

Kesalahan masa lampau segera disadari oleh para pemimpin bangsa. Mereka kemudian mengambil langkah untuk memperbaikinya dengan membentuk organisasi modern. Sejak tahun 1908 Organisasi Budi Utomo menerapkan

perjuangan dengan cara menggalang persatuan, kesatuan dan koordinasi. Budi Utomo membangkitkan semangat nasional melalui usaha-usaha pendidikan dan kebudayaan. 20 tahun setelah berdirinya Budi Utomo, kesadaran berbangsa mulai tumbuh. Organisasi-orgasnisasi permuda yang semula berjuang sendirisendiri, akhirnya mempunyai keinginan untuk bersatu. Organisasi-organisasi pemuda itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Celebes bersatu dan berkumpul di Jakarta. Mereka mengadakan kongres pemuda I dan II, yang akhirnya menghasilkan sumpah pemuda.Sumpah pemuda diikrarkan pada tahun 1928, sebagai bentuk kebulatan tekad mewujudkan kerja sama dalam perjuangan bangsa. Perjuangan itu dilandasi dengan semangat persatuan dan kesatuan. Perjuangan angkatan 28 ini kemudian dilanjutkan oleh angkatan 45. dari angkatan inilah semangat kerja sama dan persatuan menjadi kukuh. Semangat inilah menjadi modal utama bagi tercapainya tujuan, yakni kemerdekaan.

B. Pola Kerja Sama Dalam Berbagai Kehidupan


1. Pola kerja sama antar pemeluk agama Sebagaimana telah kita ketahui, masyarakat Indonesia terbentuk dari berbagai suku yang memeluk agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Keadaan yang demikian merupakan hal yang membanggakan, karena selama ini di lingkungan bangsa Indonesia tetap terjaga persatuan dan kesatuan. Kita bangsa Indonesia harus tetap dapat menjaga dan melestarikan sikap toleransi dan kerja sama. Usaha melestarikan kerukunan itu meliputi 3 macam, yang lebih dikenal dengan Tri Kerukunan umat beragama, yaitu : a. Kerukunan antar umat beragama. b. Kerukunan antar umat beragama yang berbeda c. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah

Kerukunan yang menumbuhkan semangat kerja sama yang positif dan produktif sangat diperlukan dalam masa pembangunan sekarang. Agama menuntun agar para pemeluknya hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan itu, maka diperlukan kerja sama dengan orang lain termasuk yang berlainan agamanya. Jadi, dalam kerja sama antar umat beragam atau kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, hendaknya jangan sampai mencampuri adukkan antara ajaran agama atau kepercayaan yang satu dengan lainnya. Hal demikian untuk melindungi dan menjamin kemurnian dan pelaksanaan, serta ketinggian dan keluhuran agama itu sendiri. C. Penerapan Nilai Moral Kerja Sama Dengan Bangsa Lain Dalam

Kehidupan Sehari Hari


Bangsa Indonesia menganut prinsip saling menghormati dan berkerja sama antar bangsa. Hal itu dimaksudkan dalam upaya mencapai dunia yang damai dan sejahtera. Setiap bangsa harus menghormati kedaulatan negara lain dan tidak ikut campur urusan dalam negeri Negara lain. Kebijaksanaan hubungan luar negri Indonesia didasarkan atas prinsip saling menghormati dan bekerja sama hal ini didasarkan pada nilai moral kerja sama sebagai berikut: 1. Hubungan luar negeri di landasi prinsip polittik luar negeri bebas aktif 2. Pengembangan hubungan luar negri di tujukan kepada peningkatan persahabatan dan kerja sama internasional dan regional. 3. Sesuai dengan semangat Dasa Sila Bandung, Indonesia berperan dalam usaha menyelesaikan berbagai masalah dunia khususnya masalah dunia yang mengancam perdamaian dan bertentangan dengan rasa keadilan dan kemanusiaan.

Bentuk kerja sama Indonesia dengan negara lain, misalnya penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) membentuk / memelopori persatuan negara Asia Tenggara (ASEAN), masuk menjadi anggota OPEC, menyelenggarakan Muktamas Dakwah Islam Internasional / dan lain-lain.

CARA KERJA SAMA DENGAN ORANG LAIN

Kita hidup dalam dunia yang saling membutuhkan. Tidak ada seorang pun bisa hidup menyendiri tanpa uluran tangan orang lain. Oleh karena itu, kita harus belajar bagaimana cara bekerja sama secara win-win solution (WWS) dengan orang lain. Hal ini tidak selalu mudah, karena setiap orang itu unik, berbeda latar belakang budaya, karakter, kepentingan, dan life history-nya. Namun, orang yang sukses adalah orang yang mampu menerima keragaman alami manusia semacam itu. Dia mampu menghargai, menghormati, dan memberdayakan keragaman tersebut menjadi kekuatan baru untuk menjalankan roda organisasi apapun. Kubar adalah rumah kita, yang dihuni oleh puluhan etnik yang beragam. Keragaman etnik itu bukannya penghalang bagi kebersamaan, tapi justeru menjadi penopang rumah kita yang tentram, harmonis, dan damai. Ada tiga prinsip yang bisa meningkatkan kemampuan bekerja sama untuk membangun kebersamaan yang aman, tertib dan damai, yaitu: rasa hormat, empati, dan persatuan. Pertama, adalah prinsip rasa hormat. J. F. Kennedy berkata: Jika kita tidak sanggup mengakhiri perbedaan kita sekarang, setidaknya kita akan dapat membuat dunia aman menerima keragaman. Dan J.W. von Goethe mengajarkan, Perlakukan orang apa adanya, maka dia akan tetap menjadi apa adanya. Perlakukan orang sesuai dengan kemampuannya dan sebagaimana mestinya, maka dia akan menjadi orang yang menunjukkan kemampuannya dan menjadi sosok yang semestinya.

Jika kita memperlakukan orang lain dengan hormat, maka kita membantunya meraih rasa percaya diri dan mengungkapkan potensi dirinya (yang mungkin selamanya akan terpendam). Membantu seseorang lebih daripada sekadar memberinya tanggung jawab, melainkan menyadarinya agar semakin tahu bahwa Anda mempercayainya. Karena itu, yang terbaik Anda lakukan untuk orang lain adalah bukan sekadar berbagi kekayaan Anda, melainkan membuatnya menyadari kekayaan dirinya. Salah satu bentuk rasa hormat terbesar yang bisa kita berikan kepada orang lain adalah persahabatan. Persahabatan yang mau menerima orang apa adanya dan siap mendampinginya pada saat sulit sekalipun. Peribahasa mengatakan, Yang disebut teman itu adalah orang yang bisa mendengar lagu dalam hatiku dan menyanyikannya bersamaku di saat aku lupa. Teman yang sejati adalah orang-orang yang setia hadir bersama Anda baik dalam suka maupun duka. Kedua, adalah prinsip empati. Amsal orang Indian mengatakan: Dengarlah, sebab kalau tidak, lidahmu akan membuat telingamu tuli. Simpati adalah memahami hati, pikiran, dan jiwa orang lain termasuk motif, latar belakang, dan perasaan mereka. Semakin besar empati kita pada orang lain, semakin besar pula kita bisa menghargai dan menghormati mereka. Karena menyentuh perasaan dan jiwa orang lain, ibaratnya sama dengan berjalan di atas tanah yang suci. Untuk bisa berempati pada orang lain, kita harus mendengarkan mereka dengan mata dan hati kita, selain dengan telinga. Tetapi, kebanyakan orang mendengarkan bukan dengan niat untuk memahami, melainkan dengan niat untuk bereaksi. Kita sibuk menyaring semuanya melalui sudut pandang kita sendiri, bukannya berupaya untuk memahami kerangka acuan orang lain yang kita dengarkan keluh-kesahnya. Mendengarkan dengan niat memahami adalah sangat bermanfaat agar orang lain merasa nyaman ketika mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Ada kalanya persyaratan yang paling menantang untuk bersikap empati adalah menahan lidah di saat tergoda untuk bereaksi, memberikan saran, atau berbagi cerita kita sendiri. Para pendengar empati yang sejati bahkan dapat mendengar kata-kata yang diucapkan tanpa suara sekalipun. Kita tidak akan pernah sepenuhnya memahami orang lain sebelum kita melepaskan kacamata kita dan

melihat dunia melalui kacamata orang yang kita dengarkan itu sendiri. Empati memerlukan keterbukaan. Keterbukaan yang menyatakan bahwa kita mau menerima orang lain yang mungkin memiliki pemikiran atau kemampuan yang melebihi pemikiran atau kemampuan kita sendiri. Ketiga, prinsip persatuan. Jerry Ellis menulis: Kita semua adalah benang yang rapuh, tapi bisa membuat permadani yang indah. Mahatma Gandhi mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar di zaman kita sekarang ini adalah menemukan persatuan di antara keragaman. Persatuan menyiratkan kesatuan. Tetapi kesatuan tidak selalu menyiratkan kesamaan. Dengan kata lain, kita semua bisa saja merupakan individu unik yang berbedabeda, namun melalui persatuan dalam tujuan bersama, kita dapat bekerja sama secara sinergis untuk menuntaskan tugas besar tugas di mana yang keseluruhan lebih diutamakan daripada jumlah yang dari bagian-bagiannyasaja. Menemukan persatuan di antara kebhinekaan adalah salah satu tantangan terbesar dalam peradaban, namun bekerja sama amatlah penting untuk kebaikan bersama. Peluang kita untuk mengamalkan kehebatan kita sehari-hari semakin besar, jika kita membuat diri kita dikelilingi kelompok dan jaringan orang-orang lain. Karena keanekaragaman bakat dan pikiran, menambahkan cita rasa pada kehidupan dan membuka jalan untuk kerja sama dalam kelompok yang bersinerrgitas tangguh. Hidup ini saling bergantung sifatnya. Namun, dalil hukum alamnya jelas, bahwa di kala kita merendahkan orang lain, maka kita sekaligus merendahkan diri sendiri. Sebaliknya di kala kita mengangkat martabat atau harga diri orang lain, maka kita sekaligus mengangkat martabat atau harga diri kita sendiri. Presiden Mesir, Anwar Sadat mengatakan: Tidak akan ada kebahagiaan hidup bagi orang yang mengorbankan orang lain.

MANFAAT PRAKTEK BEKERJA SAMA DENGAN ORANG LAIN Salah satu cara meningkatkan kemampuan diri adalah bekerja sama dengan orang lain. Belajar kepada orang lain maupun bekerja sama dengan orang lain tidak dimaksudkan untuk menjadi orang lain atau menghilangkan diri kita, melainkan untuk menambah pengetahuan kita tentang diri kita sendiri. Kalau Anda sering lihat tayangan film-film kungfu, salah satu kalimat populer yang diucapkan Bruce Lee adalah Bekerja sama dengan orang lain akan menunjukkan bakat kita. Orang lain itu ibarat cermin bagi kita. Kebaikan, keunggulan, dan kekuatan yang ada dalam diri orang lain sebetulnya ada juga dalam diri kita, meskipun bentuk, jenis dan kadarnya berbeda. Mungkin Anda baru berada tahap memulai sementara rekan JV sudah menjadi mastah. Nggak masalah, seiring dengan berjalannya waktu Anda pasti bisa menyusul kemampuan. Itu dengan syarat Anda tidak berhenti untuk belajar. Agar kita tidak menjadi orang lain gara-gara belajar dari orang lain, yang kita butuhkan adalah mempraktekkan apa yang kita tahu karena dari praktek kita ditunjukkan manakah pengetahuan yang cocok dengan keadaan diri kita dan mana yang belum cocok. Seringkali kita perlu usaha trial and error sampai menemukan satu cara yang teruji ampuh dan bermanfaat. Dari praktek ini kita ditunjukkan mana pengetahuan yang perlu kita tambah dan mana yang perlu kita kurangi. Dari praktek juga kita ditunjukkan mana yang perlu kita sentuh dengan kreatifitas dan mana yang belum perlu. Jadi, salah satu manfaat bekerjasama adalah menjadi evaluator kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Semua praktek membutuhkan ilmu. Jika pedoman praktek kita hanyalah ilmu kita saja, lama kelamaan model praktek kita akan statis. Namun jika kita meniru seluruhnya dari orang lain atau hanya berpedoman pada ilmu orang lain, lama kelamaan kita tidak akan tahu ukuran kemampuan kita. Supaya tidak menjadi statis dan suka berkhayal, salah

satu langkah yang bisa kita jalankan adalah belajar dari orang lain dan belajar dari diri sendiri. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain. Orang lain akan menutupi kelemahan atau menambah kekuatan kita. Namun untuk membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain bukanlah perkara mudah. Tidak jarang kita gagal membangun hubungan karena kita tidak siap. Ini mungkin beberapa cara membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain : 1. Tentukan tujuan Tentukan dengan jelas mengapa Anda harus bekerjasama. Apa yang Anda dapatkan? Apa yang bisa Anda berikan? Saat Anda bisa menjawab pertanyaan ini Anda bisa mencari pihak yang tepat untuk diajak kerjasama. Hal ini akan membuat Anda lebih efeketif dan focus pada tujuan anda.

2. Siapkan profil Siapkan beberapa materi tentang Anda. gali latar belakang Anda buat menjadi sebuah cerita tentanga Anda (atau organisasi Anda). temukan hal-hal menarik. Orang biasanya menyukai cerita. Hal ini cukup menarik ketika Anda mulai menceritakan Anda itu siapa. 3. Buat kesan positif Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda begitu kiranya sebuah tagline sebuah brand terkenal. Kesan pertama memang sangat penting. Banyak orang tidak punya banyak waktu. Berikan kesan positif yang apa adanya. Jangan berlebih-lebihan. Hal ini bias merusak hubungan di kemudian hari. 4. Focus pada kualitas bukan kuantitas

Anda bileh membuat sebanyak mungkin jaringan kerjasama. Namun anda harus bisa memlih prioritas mana yang bisa anda bangun kualitas hubungannya. Cari yang benar-benar Anda butuhkan dan memberikan manfaat lebih banyak. Sesuaikan juga dengan kondisi anda. 5. Hargai pendapat dan kebiasaan mereka

Setiap orang (atau organisasi) mempunyai kebiasaan dan budaya sendiri. Hargai pendapat atau kebiasaan mereka. Jangan pernah membandingkan dengan orang atau organisasi lain yang Anda anggap lebih baik. Sadarilah setiap orang atau organisasi mempunyai keunikan sendiri. 6. Tunjukkan antusiasme

Tunjukan bahwa anda sangat senang bisa mengenal orang atau organisasi tersebut. Lakukan dengan tulus. Cobalah untuk memahami dan mengenal mereka secara mendalam lebih dahulu. Orang akan lebih senang bila orang lain mengenal dan mau mamahami mereka. 7. Tawarkan bantuan

Jangan ragu untuk menawarkan bantuan. Jika Anda memang merasa sanggup untuk membantu, mengapa Anda menunggu mereka meminta? Bersikaplah proaktif. Bantuan yang Anda berikan pasti kembali pada Anda suatu saat nanti.

MENUMBUHKAN SEMANGAT KERJASAMA DI SEKOLAH


Kerja sama merupakan salah satu fitrah manusia sebagai mahluk social. Kerja sama memiliki di mensi yang sangat luas dalam kehidupan manusia, baik terkait tujuan positif maupun negative. Dalam hal apa, bagaimana, kapan dan di mana seseorang harus bekerja sama dengan orang lain tergantung pada komplekssitas dan tingkat kemajuan perdaban

orang tersebut. Semakin modern seseorang, maka ia akan semakin banyak bekerja sama dengan orang lain bahkan seakan tanpa di batasi oleh ruang dan waktu tentunya bantuan perangkat teknologi yang modern pula. Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan usia. Sejak masa kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di dalam kehidupan keluarga. Setelah dewasa, kerjasama akan semakin berkembang dengan banyak orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pada taraf ini, kerjasama tidak hanya didasarkan hubungan kekeluargaan, tetapi semakin kompleks. Dasar utama dalam kerja sama ini adalah keahlian, di mana masing-masing orang yang memiliki keahlian berbeda, bekerja bersama menjadi satu kelompok/tim dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Kerja sama tersebut adakalanya harus dilakukan dengan orang yang sama sekali belum dikenal, dan begitu berjumpa langsung harus bekerja bersama dalam sebuah kolempok. Oleh karena itu, selain keahlian juga dibutuhkan kemampuan penyesuaian diri dalam setiap lingkungan atau bersama segala mitra yang dijumpai.

Dari sudut pandang sosiologis, pelaksanaan kerjasama antar kelompok masyarakat ada tiga bentuk, yaitu: (a) bargaining yaitu kerjasama antara orang per orang dan atau antarkelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan suatu perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan, atau jabatan tertentu, (b) cooptation yaitu kerjasama dengan cara rela menerima unsur-unsur baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan stabilitas organisasi, dan (c) coalition yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Di antara oganisasi yang berkoalisi memiliki batas-batas tertentu dalam kerjasama sehingga jati diri dari masing-masing organisasi yang berkoalisi masih ada. Bentuk-bentuk kerjasama di atas biasanya terjadai dalam dunia politik (Soekanto, 1986).

Selain pandangan sosiologis, kerjasama dapat pula dilihat dari sudut manajemen yaitu dimaknai dengan istilah collaboration. Makna ini sering digunakan dalam terminologi manajemen pemberdayaan staf yaitu satu kerjasama antara manajer dengan

staf dalam mengelola organisasi. Dalam manajemen pemberdayaan, staf bukan dianggap sebagai bawahan tetapi dianggap mitra kerja dalam usaha organisasi (Stewart, 1998).

Kerja sama (collaboration) dalam pandangan Stewart merupakan bagian dari kecakapan manajemen baru yang belum nampak pada manajemen tradisional. Dalam bersosialisasi dan berorganisasi, bekerjasama memiliki kedudukan yang sentral karena esensi dari kehidupan sosial dan berorganisasi adalah kesepakatan bekerjasama. Tidak ada organisasi tanpa kerjasama. Bahkan dalam pemberdayaan organisasi, kerjasama adalah tujuan akhir dari setiap program pemberdayaan. Manajer akan ditakar keberhasilannya dari seberapa mampu ia menciptakan kerjasama di dalam organisasi (intern), dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak di luar organisasi (ekstern).

Sekolah adalah sebuah oganisasi. Di dalam sekolah terdapat struktur organisasi, mulai kepala sekolah, wakil kepala, dewan guru, staf, komite sekolah, dan tentu saja siswasiswi. Dalam sekolah terdapat kurikulum dan pembelajaran, biaya, sarana, dan hal-hal lain yang harus direncanakan, dilaksankan, dipimpin, dan diawasi, yang kesemuanya itu bermuara pada hubungan kerja sama atau human relation. Terkait dengan cara menumbuhkan semangat kerjasama di lingkungan sekolah, Michael Maginn (2004) mengemukakan 14 (empat belas) cara, yakni: 1. Tentukan tujuan bersama dengan jelas. Sebuah tim bagaikan sebuah kapal yang berlayar di lautan luas. Jika tim tidak memiliki tujuan atau arah yang jelas, tim tidak akan menghasilkan apa-apa. Tujuan memerupakan pernyataan apa yang harus diraih oleh tim, dan memberikan daya memotivasi setiap anggota untuk bekerja. Contohnya, sekolah yang telah merumuskan visi dan misi sekolah hendaknya menjadi tujuan bersama. Selain mengetahui tujuan bersama, masing-masing bagian seharusnya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan bersama tersebut.

2. Perjelas keahlian dan tanggung jawab anggota. Setiap anggota tim harus menjadi pemain di dalam tim. Masing-masing bertanggung jawab terhadap suatu bidang atau jenis pekerjaan/tugas. Di lingkungan sekolah, para guru selain melaksanakan proses pembelajaran biasanya diberikan tugas-tugas tambahan, seperti menjadi wali kelas, mengelola laboratorium, koperasi, dan lain-lain. Agar terbentuk kerja sama yang baik, maka pemberian tugas tambahan tersebut harus didasarkan pada keahlian mereka masing-masing. 3. Sediakan waktu untuk menentukan cara bekerjasama. Meskipun setiap orang telah menyadari bahwa tujuan hanya bisa dicapai melalui kerja sama, namun bagaimana kerja sama itu harus dilakukan perlu adanya pedoman. Pedoman tersebut sebaiknya merupakan kesepakatan semua pihak yang terlibat. Pedoman dapat dituangkan secara tertulis atau sekedar sebagai konvensi. 4. Hindari masalah yang bisa diprediksi. Artinya mengantisipasi masalah yang bisa terjadi. Seorang pemimpin yang baik harus dapatmengarahkan anak buahnya untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul, bukan sekedar menyelesaikan masalah. Dengan mengantisipasi, apa lagi kalau dapat mengenali sumber-sumber masalah, maka organisasi tidak akan disibukkan kemunculan masalah yang silih berganti harus ditangani. 5. Gunakan konstitusi atau aturan tim yang telah disepakati bersama. Peraturan tim akan banyak membantu mengendalikan tim dalam menyelesaikan pekerjaannya dan menyediakan petunjuk ketika ada hal yang salah. Selain itu perlu juga ada konsensus tim dalam mengerjakan satu pekerjaan.. 6. Ajarkan rekan baru satu tim agar anggota baru mengetahui bagaimana tim beroperasi dan bagaimana perilaku antaranggota tim berinteraksi. Yang dibutuhkan anggota tim adalah gambaran jelas tentang cara kerja, norma, dan nilai-nilai tim. Di lingkungan sekolah ada guru baru atau guru pindahan dari sekolah lain, sebagai anggota baru yang baru perlu diajari bagaimana bekerja di lingkungan tim kerja di sekolah. Suatu sekolah terkadang sudah memiliki budaya saling pengertian, tanpa ada perintah setiap guru mengambil inisiatif untuk menegur siswa jika tidak

disiplin. Cara kerja ini mungkin belum diketahui oleh guru baru sehingga perlu disampaikan agar tim sekolah tetap solid dan kehadiran guru baru tidak merusak sistem. 7. Selalulah bekerjasama, caranya dengan membuka pintu gagasan orang lain. Tim seharusnya menciptakan lingkunganyang terbuka dengan gagasan setiap anggota. Misalnya sekolah sedang menghadapi masalah keamanan dan ketertiban, sebaiknya dibicarakan secara bersama-sama sehingga kerjasama tim dapat berfungsi dengan baik. 8. Wujudkan gagasan menjadi kenyataan. Caranya dengan menggali atau memacu kreativitas tim dan mewujudkan menjadi suatu kenyataan. Di sekolah banyak sekali gagasan yang kreatif, karena itu usahakan untuk diwujudkan agar tim bersemangat untuk meraih tujuan. Dalam menggali gagasan perlu mencari kesamaan pandangan. 9. Aturlah perbedaan secara aktif. Perbedaan pandangan atau bahkan konflik adalah hal yang biasa terjadi di sebuah lembaga atau organisasi. Organisasi yang baik dapat memanfaatkan perbedaan dan mengarahkannya sebagai kekuatan untuk memecahkan masalah. Cara yang paling baik adalah mengadaptasi perbedaan menjadi bagian konsensus yang produktif. 10. Perangi virus konflik, dan jangan sekali-kali memproduksi konflik. Di sekolah terkadang ada saja sumber konflik misalnya pembagian tugas yang tidak merata ada yang terlalu berat tetapi ada juga yang sangat ringan. Ini sumber konflik dan perlu dicegah agar tidak meruncing. Konflik dapat melumpuhkan tim kerja jika tidak segera ditangani. 11. Saling percaya. Jika kepercayaan antaranggota hilang, sulit bagi tim untuk bekerja bersama. Apalagi terjadi, anggota tim cenderung menjaga jarak, tidak siap berbagi informasi, tidak terbuka dan saling curiga.. Situasi ini tidak baik bagi tim. Sumber saling ketidakpercayaan di sekolah biasanya berawal dari kebijakan yang tidak transparan atau konsensus yang dilanggar oleh pihak-pihak tertentu dan kepala sekolah tidak bertindak apapun. Membiarkan situasi yang saling tidak percaya antar-anggota tim dapat memicu konflik.

12. Saling memberi penghargaan. Faktor nomor satu yang memotivasi karyawan adalah perasaan bahwa mereka telah berkontribusi terhadap pekerjaan danm prestasi organisasi. Setelah sebuah pekerjaan besar selesai atau ketika pekerjaan yang sulit membuat tim lelah, kumpulkan anggota tim untuk merayakannya. Di sekolah dapat dilakukan sesering mungkin setiap akhir kegiatan besar seperti akhir semester, akhir ujian nasional, dan lain-lain. 13. Evaluasilah tim secara teratur. Tim yang efektif akan menyediakan waktu untuk melihat proses dan hasil kerja tim. Setiap anggota diminta untuk berpendapat tentang kinerja tim, evaluasi kembali tujuan tim, dan konstitusi tim. 14. Jangan menyerah. Terkadang tim menghadapi tugas yang sangat sulit dengan kemungkinan untuk berhasil sangat kecil. Tim bisa menyerah dan mengizinkan kekalahan ketika semua jalan kreativitas dan sumberdaya yang ada telah dipakai. Untuk meningkatkan semangat anggotanya antara lain dengan cara memperjelas mengapa tujuan tertentu menjadi penting dan begitu vital untuk dicapai. Tujuan merupakan sumber energi tim. Setelah itu bangkitkan kreativitas tim yaitu dengan cara menggunakan kerangka fikir dan pendekatan baru terhadap masalah.

PENUTUP A. Kesimpulan
Kerja sama (collaboration) dalam pandangan Stewart merupakan bagian dari kecakapan manajemen baru yang belum nampak pada manajemen tradisional. Dalam bersosialisasi dan berorganisasi, bekerjasama memiliki kedudukan yang sentral karena esensi dari kehidupan sosial dan berorganisasi adalah kesepakatan bekerjasama.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk individu manusia ingin diperhatikan, dihormati dan didahulukan kepentingannya.

Ada tiga prinsip yang bisa meningkatkan kemampuan bekerja sama untuk membangun kebersamaan yang aman, tertib dan damai, yaitu: rasa hormat, empati, dan persatuan.

B. Saran
Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain. Orang lain akan menutupi kelemahan atau menambah kekuatan kita. Namun untuk membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain bukanlah perkara mudah. Tidak jarang kita gagal membangun hubungan karena kita tidak siap, maka dari ittu haruslah pintar dalam melakukan kerja sama dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA Brunner, Lilin et al; 2009. Buku Panduan Kerjasama Pekerja,Edisi I, Jakarta: penerbit ILO
www. google.com www.yahoo. com www.yahoo. com

MAKALAH ETIKA PROFESI ( Cara bekerja sama dengan orang lain )

DISUSUN OLEH KLP 13 : NAMA NIM SEMESTER : LISDA DEWI RAHMAN : 121033223 : IV

AKADEMI GIZI INDONESIA ( AIGI ) YAYASAN PERGURUAN AMANNA GAPPA ( YPAG ) INDONESIA 2012

Anda mungkin juga menyukai