Anda di halaman 1dari 14

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Dalam situasi yang serba sulit seperti sekarang ini, usaha apa pun rasanya susah. Selalu ketemu jalan buntu. Memiliki uang banyak sebagai awal modal usaha atau modal kerja juga belum bisa memberikan jaminan. Belum tentu bisa menjalankan. Apalagi modal yang kita miliki pas-pasan, bahkan mungkin kita tidak punya modal sama sekali. Ini tentu akan membuat kita lebih sulit lagi. Menghadapi situasi yang serba susah seperti sekarang ini, apa yang harus kita lakukan? Berusaha secara membabi buta, dengan melakukan wiraswasta atau mendirikan usaha yang sifatnya asal-asalan, hasilnya tentu masih dipertanyakan. Jangankan untuk memperoleh untung atau laba besar, bisa mempertahankan modalnya saja sudah cukup baik. Kerugian besar yang dapat menghabiskan modal sebenarnya dapat kita hindari atau paling tidak dapat kita tekan sekecil mungkin kalau kita bisa memilih usaha yang benar-benar tepat, sesuai dengan kondisi dan kemampuan kita. Untuk memilih usaha yang tepat, yang sesuai dengan kondisi kita, sebenarnya juga tidak terlalu sulit. Kita dapat memilih usaha yang sesuai dengan kondisi di sekitar lingkungan kita sendiri. Tidak perlu harus terlalu muluk-muluk. Cukup sederhana, tetapi prospeknya cukup baik. Caranya adalah dengan mengevaluasi lingkungan yang ada di sekeliling kita. Hasil analisis terhadap kemampuan dan lingkungan tempat kita tinggal inilah yang akhirnya bisa di jadikan untuk mulai merencanakan usaha. Kalau kebetulan dari evaluasi lingkungan kita tidak mendukung untuk berusaha atau berwiraswasta, bisa mencari tempat yang lain. Tetapi jelas, usaha
1

yang akan kita lakukan sudah tergambar dan telah kita di pastikan, bukan hanya dalam angan-angan. Kita harus sudah dapat mengoperasionalkan usaha yang akan lakukan. Tidak usah sampai pada gambaran yang terlalu detail, tetapi paling tidak cukup garis besarnya saja. Dengan demikian kita dapat menjalankan usaha sesuai dengan rencana yang mantap. Perencanaan usaha yang mantap juga akan menguntungkan bagi orang yang akan memulai usahanya. Dengan demikian, kita tidak mudah tergoda beralih pada usaha yang kelihatannya lebih menggiurkan, tetapi sebenarnya juga belum tentu. Kita akan lebih siap dalam menghadapi tantangan, karena yakin bahwa usaha yang di kerjakan akan mendatangkan keuntungan yang lebih baik. Bukan usaha yang sifatnya coba - coba. Kalaupun terjadi hambatan malah perlu dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi dan dicari jalan penyelesaiannya, dicari jalan keluarnya. Bagi para pemula atau wiraswastawan baru, godaannya memang cukup banyak. Apalagi bagi orang yang belum pernah bekerja pada orang lain yang belum mengerti seluk- beluk dunia bisnis, tentu akan kaget menghadapinya. Bahkan, mungkin mereka akan merasa seolah-olah tidak akan mampu untuk menekuni usaha yang baru dirintisnya. Tetapi, kalau ini disadari dengan baik dan semua telah dipersiapkan matang, tentu segala hambatan yang ada akan dapat dilalui. Bahkan, seolah -olah tidak pernah terjadi hambatan. Yang ada, hanyalah rasa percaya diri yang tinggi. Rasa optimis untuk sukses dari usaha yang dikelolanya. Walaupun kadang-kadang kita yakin terhadap usaha yang akan di kelola, namun tidak jarang juga usaha yang dijalankan akan menemui kegagalan. Usaha yang tadinya kelihatannya menjanjikan prospek baik, ternyata tidak selamanya memberi hasil yang baik pula. Ini tidak lain karena kita kurang jeli dalam melihat peluang dan menentukan jenis usaha yang akan di kelola. Jenis usaha seperti ini memang sering menemui
2

kesulitan untuk berkembang. Mengapa demikian? Itulah yang sering menjadi pertanyaan kita semua. Bagi para senior yang telah lama berwiraswasta, pertanyaan seperti itu sebenarnya mudah terjawab. Misalnya dengan menganalisis usaha yang telah kita jalankan. Apakah jenis usaha yang kita lakukan? Dari sini dapat kita ketahui mengapa usaha yang di jalankan sulit berkembang. Dan, bahkan mungkin telah kita lakukan dengan maksimal, ternyata belum juga memberikan hasil yang lebih baik. Jenis usaha yang kita lakukan dapat dibedakan menjadi dua macam. Apakah usaha kita termasuk jenis usaha yang umum, artinya usaha itu bisa diperoleh dimana-mana dan dikonsumsi untuk semua orang atau tidak. Usaha lainnya yang bersifat khusus, artinya usaha yang kita jalankan tidak semua orang melakukan usaha yang umum. Usaha yang bersifat umum biasanya mudah dilakukan dan mudah ditiru oleh orang lain. Usaha seperti ini biasanya juga terdapat di mana-mana. Konsumen dengan mudah memperoleh di tempat lain tidak harus di tempat kita berusaha. Usaha seperti ini sebenarnya juga bisa kita jalankan, kalau kebetulan di tempat berusaha baru satu atau dua orang. Kalau sudah lebih dari dua orang, rasanya akan sulit untuk menjadi yang ketiga, atau yang keempat, bahkan mungkin yang kelima. Dalam bidang usaha yang sifatnya semi khusus, peluang kita masih terbentang lebar. Belum banyak orang yang berkecimpung dalam bidang ini. Persaingannya tidak terlalu ketat, sehingga kans untuk berhasil akan lebih besar. Tetapi, sayangnya usaha seperti ini tidak semua orang bisa. Usaha yang sifatnya semi khusus tentu memerlukan keahlian yang sifatnya semi khusus pula. Itulah salah satu pilihan kalau kebetulan kita ingin membuka usaha baru. Banyak jenis usaha yang bisa kita lakukan, namun untuk memilih usaha yang tepat juga tidak terlalu mudah. Salah satu di antaranya, kita bisa memilih usaha yang sifatnya semi khusus.

B. Rumusan Masalah 1. Sumber Gagasan Internal dan Eksternal 2. Produk-Produk yang Cocok Untuk Usaha Kecil 3. Hambatan-Hambatan yang Menyebabkan Kegagalan dalam Peluncuran Usaha / Produk Baru

Bab II Isi

A. Sumber Gagasan Internal dan Eksternal Banyak peluang di dalam mengidentifikasikan hal baru yang lebih baik untuk dikerjakan dan cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan sesuatu. Wirausahawan adalah orang yang mencari dan melihat peluang yang tersembunyi dengan gagasan baru, kemudian bekerja keras mengubah peluang menjadi kenyataan. Para wirausahawan mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan senantiasa menyimpan informasi yang menarik minat dalam ingatan mereka. Terdapat dua jenis kesadaran yang memaksa penelusuran peluang usaha baru, yaitu : kesadaran yang tercermin dalam orientasi ekternal dan yang tercermin dalam orientasi internal. Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang orientrasi ekternal. Para Wirausahawan menelusuri banyak sumber gagasan. Sumber gagasan baru tersebut adalah : 1. Konsumen. Wirausahawan harus selalu memperhatikan apa yang menjadi keinginan konsumen atau memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mengungkapkan keinginan mereka. 2. Perusahaan yang sudah ada. Wirausahawan harus selalu memperhatikan dan mengevaluasi produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah ada dan kemudian mencari cara untuk memperbaiki penawaran yang sudah ada sehingga bisa membentuk usaha baru. 3. Saluran distribusi. Saluran distribusi juga merupakan sumber gagasan baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar. 4. Pemerintah. Pemerintah juga merupakan sumber pengem-bangan gagasan baru dengan dua cara. Pertama, melalui dokomen hak-hak paten yang memeungkinkan pengem-bangan sejumlah produk baru. Kedua, melalui peraturan pemerintah kepada dunia usaha yang bisa memungkinkan munculnya gagasan baru, misalnya peraturan keselamatan kerja

memungkinkan munculnya usaha yang dipusatkan pada produk-produk keselamatan kerja. 5. Penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan sering menghasilkan gagasan produk baru atau perbaikan produk yang sudah ada.

Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya-sumber daya pribadi untuk mendifinisikan peluang usaha baru. Setiap orang menyimpan pengetahuan sepanjang tahun. Pengetahuan ini tersusun dari berbagai jenis data ; gagasan, konsep, prinsip-prinsip, citra, dan fakta-fakta.

Terdapat tiga tahap penggunaan sumber daya-sumber daya internal, yaitu : 1. Analisa konsep sehingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan. 2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalah. 3. Mengkombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahakan masalah-masalah dan membaut konsep dasar bisa dipraktekan.

Proses inovasi bisa diuraikan sebagai berikut : 1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan. 2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep. 3. Menguraikan masalah-masalah. 4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan-kesamaan. 5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan. 6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan 7. Mencari pemecahan sementara. 8. Meneliti pemecahan dengan hari-hari. 9. Bergerak terus jika kesemuanya baik. 10. Mencapai keberhasilan.

Walaupun terdapat banyak pendekatan untuk mencari sumber gagasan bagi produk dan jasa baru, proses ini bisa dipercepat dengan : 1. Kebutuhan akan sumber penemuan Penemuan atau inovasi berasal dari persepsi kebutuhan yang jelas ingin dipenuhi. Terdapat banyak contoh barang atau jasa yang telah dikembangkan dari persepsi demikian itu. Barang dan jasa tersebut berkisar dari mulai yang sederhana hingga yang rumit, dari yang mahal hingga yang murah. Inovasi metode irigasi misalnya, telah dikembangkan di daerah-daerah di mana air langka, mahal dan agak beragam. Metode irigasi ini menggunakan peralatan yang akan meneteskan air kepermukaan tanah dekat tanaman di mana hal ini akan menghemat air. Wirausahawan bisa memulai usaha baru dengan memproduksi peralatan penetes air untuk irigasi tersebut. 2. Hobby atau Kesenangan Pribadi Hobby atau minat pribadi adakalanya bisa mendorong bisnis baru. Misalnya kesenganan membuat roti akan bisa memunculkan usha baru. Dengan mengembangkan roti yang mempunyai rasa yang khas yang disukai oleh orang lain, seseorang bisa mendirikan usaha pembuatan roti tersebut. 3. Mengamati Kecenderungan-kecenderungan Kecenderungan dan kebiasaan dalam mode merupakan sumber gagasan untuk melakukan usaha baru. Banyak peluang yang terlihat oleh para pengamat mendorong untuk mengerjakan sesuatu yang baru pada saat yang tepat. Berdirinya usaha-usaha butik, perancangan mode pakaian (misalnya, di Cihampelas) merupakan salah satu contoh dari pemanfaatan peluang usaha baru melalui pengamatan kecenderungan dalam bidang mode. Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada, adalah lahan subur bagi gagasan barang dan jasa baru. Pendekatan ini ditunjukan untuk memperbaiki kinerja atau menambah keunggulan yang diperlukan.

Pengembangan kunci anti maling di mobil merupakan peluang usaha baru dengan memanfaatkan kelemahan dari kekurangan yang ada pada kunci biasa yang mudah dirusak oleh para pencuri.

4. Mengapa tidak terdapat . ? Peluang bagi usaha baru adakalanya datang di dalam menjawab pertanyaan, Mengapa tidak terdapat ? Sebagai contoh tidak adanya cairan penghapus tinta merupakan peluang mendirikan usaha baru yang disebabkan tidak adanya alat untuk menghapus tinta. 5. Kegunaan Lain dari Barang-barang Biasa. Banyak produk komercial berasal Dario penerapan barang-barang biasa untuk kegunaan lain yang bukan kegunaan yang dimaksudkan dari barang itu. Barang tersebut berkisar dari perubahan karakter dan kegunaan dari barang ahir hingga pengembangan penerapan baru barang yang tidak terpakai. Pengembangan sampai 2 in I merupakan penambahan kondisioner pada sampao yang sudah ada, sehingga kita tidak perlu lagi membeli konsisioner untuk merapikan rambut. 6. Pemanfaatan Produk dari Perusahaan Lain Banyak perusahaan baru yang terbentuk sebagai perusahaan yang memanfaatkan produk dari perusahaan yang sudah ada. Misalnya seorang pegawai pengetik dari suatu perusahaan berusaha mendapatkan tambahan penghasilan dengan mengetik skripsi, laporan, dan lain-lain di rumahnya di malam hari dan di hari Minggu. Beberapa pemberi order merasa puas dengan hasil kerjanya sehingga mereka menjadi konsumen tetap

B. Produk-Produk yang Cocok Untuk Usaha Kecil Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk : a) Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki b) Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan c) Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri

d) Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya e) Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing, kedua hal terseburt mencerminkan kenaifan para pendiri perusahaan di dalam mengabaikan pentingnya orientasi pasar. Wirausahawan harus berorientasi konsumen artinya terlalu sering seorang wirausahawan menyakini gagasan atau produk jasa baru tanpa memikirkan tentang identifikasi konsumen dan kebutuhan konsumen serta keinginan untuk membeli.

C. Hambatan-Hambatan yang Menyebabkan Kegagalan dalam Peluncuran Usaha / Produk Baru Kemampuan manajerial mungkin merupakan alasan bagi kegagalan usaha kecil baru, messkipun terkadang kemampuan manajerial bisa ditunjukan dalam berbagai cara, kekurangan yang paling besar mungkin dikarenakan kurangnya pengalaman lini prodduk, manajerial dan pengalaman yang tidak berimbang. Banyak kegagalan yang dikarenakan kurangnya pengalaman tersebut bisa dihindari dengan perencanaan sebelum produk atau jasa tersebut diterima dan dipasarkan, berikut berbagai macam kendala yang biasa dihadapi yaitu: a) Kurangnya obyektivitas b) Kurangnya kedekatan dengan pasar c) Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai d) Diabaikannya kebutuhan finansial e) Kurangnya diferensiasi produk f) Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut hendaknya peluncuran usaha atau produk baru harus memperhatikan beberapa hal berikut :

a) Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa b) Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki c) Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses d) Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi e) Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa f) Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing g) Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang dan merek jasa

10

Bab III Penutup

A. Kesimpulan Sumber gagasan baru tersebut adalah : a) Konsumen. b) Perusahaan yang sudah ada. c) Saluran distribusi. d) Pemerintah. e) Penelitian dan pengembangan. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya-sumber daya pribadi untuk mendifinisikan peluang usaha baru. Setiap orang menyimpan pengetahuan sepanjang tahun. Pengetahuan ini tersusun dari berbagai jenis data ; gagasan, konsep, prinsip-prinsip, citra, dan fakta-fakta. Terdapat tiga tahap penggunaan sumberdaya-sumber daya internal, yaitu : a) Analisa konsep sehingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan. b) Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalah. c) Mengkombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahakan masalah-masalah dan membaut konsep dasar bisa dipraktekan. Proses inovasi bisa diuraikan sebagai berikut : a) Wirausahawan melihat adanya kebutuhan. b) Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep. c) Menguraikan masalah-masalah. d) Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan-kesamaan. e) Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan. f) Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubu-ngan g) Mencari pemecahan sementara.

11

h) Meneliti pemecahan dengan hari-hari. i) Bergerak terus jika kesemuanya baik. j) Mencapai keberhasilan. Walaupun terdapat banyak pendekatan untuk mencari sumber gagasan bagi produk dan jasa baru, proses ini bisa dipercepat dengan : 1. Kebutuhan akan sumber penemuan 2. Hobby atau Kesenangan Pribadi 3. Mengamati Kecenderungan-kecenderungan 4. Mengapa tidak terdapat . ? 5. Kegunaan Lain dari Barang-barang Biasa. 6. Pemanfaatan Produk dari Perusahaan Lain Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk : a) Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki b) Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan c) Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri d) Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya e) Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses Banyak kegagalan yang dikarenakan kurangnya pengalaman tersebut bisa dihindari dengan perencanaan sebelum produk atau jasa tersebut diterima dan dipasarkan yaitu: a) Kurangnya obyektivitas b) Kurangnya kedekatan dengan pasar c) Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai d) Diabaikannya kebutuhan finansial e) Kurangnya diferensiasi produk f) Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai

12

Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut hendaknya peluncuran usaha atau produk baru harus memperhatikan beberapa hal berikut : a) Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa b) Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki c) Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses d) Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi e) Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa f) Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing g) Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang dan merek jasa

13

Daftar Pustaka

Hirdinis M, SE, MM. 2009. Perencanaan Produk Baru. Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen Sumatono, Budi. 2009. Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan. Fakultas Ilmu Komunikasi. UMB

14

Anda mungkin juga menyukai