Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN

Laporan Kimia Klinik UJI FUNGSI GINJAL

OLEH : NAMA NIM KELOMPOK GOLONGAN ASISTEN : ANNISYIAH WIRA MAHKOTA : N111 09 108 : II (DUA) : JUMAT : THEOSOBIA GRACE ORNO

MAKASSAR 2011

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Ginjal merupakan komponen utama dalam sistem saluran kemih,

selain komponen lainnya seperti ureter, kantung kemih, dan uretra. Fungsi saluran kemih adalah sebagai jalur untuk eliminasi dari produk-produk metabolit dan zat-zat yang tidak bemanfat lagi bagi tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan air, ionik, dan zat-zat kimia dalam darah melalui proses filtrasi atau mereabsobsi zat-zat yang masih diperlukan untuk proses metabolisme. Peranan ginjal sangat penting dalam tubuh manusia sehingga perlu untuk mengetahui gangguan-gangguan yang terjadi pada ginjal dan pemeriksaan klinis fungsi ginjal. Gangguan pada ginjal dapat diketahui melalui pemeriksaan glomerular filtration rate (GFR) atau laju filtrasi glomerulus. Penilaian GFR ini dapat secara eksogen dan endogen. Penilaian secara eksogen paling akurat menggunakan inulin karena difiltrasi secara bebas dan tidak disekresi maupun direasorbsi pada tubulus sedangkan penilaian secara endogen dapat menggunakan penanda (marker) seperti creatinine, creatinine

clearance, protein, albumin, dan urea.

I.2 Maksud Percobaan Mengetahui dan memahami pemeriksaan penanda-penanda yang digunakan dalam penilaian glomerular filtration rate (GFR). I.3 Tujuan Percobaan Mengetahui dan memahami pemeriksaan creatinine dan ureum dalam penilaian glomerular filtration rate (GFR). I.4 Prinsip Percobaan Pengukuran penanda untuk penilaian GFR dengan humalyzer yaitu creatinine dengan metode enzimatis berdasarkan reaksi Jaffe, creatinine akan bereaksi dengan picric acid pada suasana basa menghasilkan produk berwarna orange. Pengukuran penanda untuk penilaian GFR dengan humalyzer yaitu ureum dengan metode kolorimetrik dengan menggunakan diacetyl monoxime dengan urea menghasilkan diazin, senyawa yang berwarna kuning.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1

Teori Umum Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan

homeostatis

tubuh

dalam

mempertahankan

keseimbangan,

termasuk

keseimbangan fisika dan kimia. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. (1:1) Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang

peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram. (1:2) Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Jumlahnya ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan ginjal

kiri untuk memberi tempat

lobus hepatis dexter yang besar.

Ginjal

dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan. Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores. Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (2 : 773). Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus

proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul. Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.

Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin. (2:252) Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi. (3) Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar

pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%. (3) Ginjal-ginjal memainkan peran kunci dalam fungsi tubuh, tidak hanya menyaring darah dari dan membersihkan limbah,namun juga didalam menjaga tubuh,

keseimbangan

tingkat-tingkat

elektolit-elektrolit

mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah. (4) Ginjal-ginjal terletak didalam abdomen (perut) kearah belakang dan masing-masing satu buah disisi kanan dan kiri dari tulang belakang (spine). Mereka mendapat suplai darahnya melalui arteri-arteri renal (ginjal) langsung dari aorta dan mengirim balik darah ke jantung melalui vena-vena renal ke vena cava. "Renal" berasal dari kata latin untuk ginjal. (4) Ginjal-ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh, konsentrasi-konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan keseimbangan asam-basa dari tubuh. Mereka menyaring limbah-limbah dari metabolisme tubuh, seperti urea dari metabolisme protein dan asam urat (uric acid) dari penguraian DNA. Dua limbah didalam darah dapat diukur: blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine (Cr). (4) Ketika darah mengalir ke ginjal, sensor-sensor didalam ginjal memutuskan berapa banyak air yang dikeluarkan sebagai air seni, bersama dengan berapa konsentrasi dari elektrolit-elektrolitnya. Sebagai contoh, jika

seseorang kekurangan cairan (dehidrasi) dari latihan olahraga atau dari suatu penyakit, maka ginjal akan menahan sebanyak mungkin air dan air seni menjadi sangat pekat. Ketika kecukupan air terjadi didalam tubuh, air seni menjadi lebih encer dan menjadi bening. Sistim ini dikontrol oleh renin, suatu hormon yang diproduksi didalam ginjal yang merupakan bagian dari sistimsistim tubuh yang mengatur cairan dan tekanan darah. (4) Ginjal-ginjal juga adalah sumber dari erythropoietin didalam tubuh, suatu hormon yang menstimulasi sumsum tulang (bone marrow) untuk membuat sel-sel darah merah. Sel-sel special didalam ginjal memonitor konsentrasi oksigen didalam darah. Jika tingkat oksigen darah turun, tingkattingkat erythropoietin naik dan tubuh mulai memproduksi lebih banyak sel-sel darah merah. (4) Setelah ginjal-ginjal menyaring darah, air seni dikeluarkan melalui ureter, suatu tabung kecil yang menghubungkannya ke kandung kemih (bladder). Kemudian air seni itu di tampung didalam kandung kemih menunggu waktu kencing, ketika kandung kemih mengirim air seni keluar dari tubuh melalui urethra. (4) Tes fungsi ginjal merupakan istilah kolektif untuk berbagai tes individual dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi seberapa baik ginjal berfungsi. Seorang dokter yang memerintahkan tes fungsi ginjal dan menggunakan hasil untuk menilai fungsi ginjal disebut nephrologist sebuah. Dokter harus mengambil sejarah lengkap sebelum melakukan tes

fungsi ginjal untuk mengevaluasi pasien asupan makanan dan obat. Berbagai resep dan-the-counter obat dapat mempengaruhi darah dan uji fungsi ginjal hasil urin, seperti dapat beberapa makanan dan minuman. (5) Banyak kondisi yang dapat mempengaruhi kemampuan ginjal untuk melaksanakan fungsi-fungsi vital mereka. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan penurunan (akut) yang cepat dalam fungsi ginjal, yang lainnya menyebabkan bertahap (kronis) penurunan fungsi. Keduanya dapat

menghasilkan longgokan limbah zat beracun dalam darah.

Sejumlah

pemeriksaan laboratorium klinis yang mengukur tingkat zat biasanya diatur oleh ginjal dapat membantu untuk menentukan penyebab dan tingkat disfungsi ginjal. Urine dan sampel darah yang digunakan untuk tes ini. (5) Ada sejumlah tes urin yang dapat digunakan untuk menilai fungsi ginjal. Suatu metode sederhana dan murah untuk screening test urin-rutin sering pertama dilakukan jika ada masalah ginjal yang diduga. Sejumlah kecil sampel urin dikumpulkan secara acak untuk diperiksa secara fisik, hal-hal seperti warna, bau, penampilan,, dan konsentrasi (berat jenis); uji kimia untuk zat seperti protein, glukosa, dan pH (keasaman / alkalinitas), dan mikroskop untuk kehadiran elemen selular (sel darah merah [sel darah merah], sel darah putih [WBCs], dan sel epitel), bakteri, kristal, dan memuntahkan (struktur yang dibentuk oleh deposit protein, sel, dan zat lain dalam tubulus ginjal tersebut). Jika hasil menunjukkan kemungkinan penyakit atau fungsi

ginjal terganggu, satu atau lebih tes tambahan berikut ini biasanya dilakukan untuk menentukan penyebabnya dan tingkat penurunan fungsi ginjal. (5) Tes Klirens Kreatinin. Tes ini mengevaluasi seberapa efisien ginjal membersihkan suatu zat yang disebut kreatinin dari darah. Kreatinin, suatu produk limbah energi metabolisme otot, diproduksi dengan kecepatan konstan yang sebanding dengan massa otot individu dan waktu. Itu Karena tubuh tidak mendaur ulang itu semua, kreatinin disaring oleh ginjal dan diekskresikan dalam urin , bersihan kreatinin membuat pengukuran yang sangat khusus pada fungsi ginjal. Pengujian ini dilakukan pada spesimen urin kumulatif, sampel dikumpulkan selama dua jam hingga 24 jam. Penentuan tingkat kreatinin darah juga diperlukan untuk menghitung clearance urin. (5) Tes Klirens Urea. Urea adalah produk limbah yang dihasilkan dari

metabolisme protein dan diekskresikan dalam urin. Uji klirens urea membutuhkan sampel darah untuk mengukur jumlah urea dalam aliran darah dan dua spesimen urin, dikumpulkan satu jam terpisah, untuk menentukan jumlah urea yang disaring, atau dibersihkan, oleh ginjal menjadi urin. (5) Tes osmolaritas urin. Osmolalitas urin adalah pengukuran jumlah

partikel yang dilarutkan dalam air seni. Ini adalah pengukuran yang lebih tepat dari berat jenis untuk mengevaluasi kemampuan ginjal untuk mememkatkan atau mengencerkan urin. Ginjal yang berfungsi normal akan mengeluarkan lebih banyak air ke dalam urin disebabkan asupan cairan

meningkat dan mengencerkan urin. Jika frekuensi pasukan air menurun, ginjal mengeluarkan lebih sedikit air dan air seni menjadi lebih pekat. Tes dapat dilakukan pada sampel urin dikumpulkan pertama kali di pagi hari, pada sampel sewaktu, atau pada sampel kumulatif dikumpulkan selama periode 24 jam. Pasien biasanya akan disarankan diet tinggi protein selama beberapa hari sebelum ujian dan diminta untuk minum cairan malam sebelum ujian. (5) Uji protein urin. Ginjal menyaring semua protein dari aliran darah dan

kemudian menyerap kembali mereka, sehingga tidak ada protein, atau hanya sedikit jumlah protein yang masuk ke dalam urin. Kehadiran protein secara terus menerus dalam jumlah yang signifikan dalam urin adalah indikator penting dari penyakit ginjal. Sebuah tes skrining positif untuk protein (termasuk dalam urin rutin) pada sampel urin acak biasanya diikuti dengan tes pada sampel urin jam-24 yang lebih tepatnya mengukur kuantitas protein. (5) Ada juga beberapa tes darah yang dapat membantu dalam mengevaluasi fungsi ginjal, termasuk: (5) Blood urea nitrogen test (BUN)/Uji nitrogen urea darah. Urea adalah

produk sampingan dari metabolisme protein. Dibentuk di hati, produk limbah ini kemudian disaring dari darah dan dibuang dalam urin oleh ginjal. Uji BUN mengukur jumlah nitrogen yang terkandung dalam urea itu. Kadar BUN yang

tinggi dapat menunjukkan disfungsi ginjal, tetapi karena BUN juga dipengaruhi oleh asupan protein dan fungsi hati, tes ini biasanya dilakukan bersama-sama dengan kreatinin darah, indikator yang lebih spesifik fungsi ginjal. Tes kreatinin. Tes ini mengukur kadar kreatinin, produk sampingan

dari metabolisme otot, mirip dengan urea, yang disaring dari darah oleh ginjal dan dibuang ke dalam urin. Produksi kreatinin tergantung pada itu massa otot orang yang, yang biasanya berfluktuasi sangat sedikit. Dengan fungsi ginjal normal, kemudian, jumlah kreatinin dalam darah relatif tetap konstan dan normal. Untuk alasan ini, dan karena kreatinin sangat sedikit dipengaruhi oleh fungsi hati, suatu tingkat kreatinin darah tinggi adalah indikator yang lebih sensitif fungsi ginjal dari BUN. Tes darah lainnya. Pengukuran tingkat darah elemen lain diatur dalam

bagian oleh ginjal juga dapat berguna dalam mengevaluasi fungsi ginjal. Ini termasuk tes kadar natrium, kalium, klorida, bikarbonat, kalsium, magnesium, fosfor, protein, asam urat, dan glukosa. Normal nilai untuk tes banyak ditentukan oleh usia pasien dan jenis kelamin. Nilai referensi juga dapat bervariasi oleh laboratorium, tetapi umumnya dalam kisaran berikut: (5) Nilai normal untuk tes darah :

Blood urea nitrogen (BUN) harus rata-rata 80-20 mg / dL. (Tes Fungsi Ginjal Forum)

Kreatinin harus 0,8-1,2 mg / dL untuk pria, dan 0,6-0,9 mg / dL untuk wanita. (Tes Fungsi Ginjal Forum)

Tingkat asam urat untuk pria harus 3,5-7,2 mg / dL dan bagi perempuan 2,6-6,0 mg / dL. Nilai bersihan kreatinin rendah untuk menunjukkan kemampuan

berkurang dari ginjal untuk menyaring limbah dari darah dan mengeluarkan mereka dalam urin. Seperti penurunan tingkat bersihan, tingkat kreatinin

darah, urea, dan meningkatnya asam urat. Karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, peningkatan sendiri kadar BUN adalah sugestif, tetapi tidak diagnostik untuk disfungsi ginjal. Sebuah nilai kreatinin plasma yang tinggi adalah indikator yang lebih spesifik penyakit ginjal daripada BUN. (5) Ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin dalam menanggapi asupan cairan dibatasi, atau untuk mencairkan urin dalam menanggapi asupan cairan meningkat selama pengujian osmolalitas, mungkin

menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Karena ginjal biasanya mengeluarkan hampir tidak ada protein dalam urin, kehadiran terus-menerus, dalam jumlah yang melebihi normal dalam urin 24 jam, biasanya menunjukkan beberapa jenis penyakit ginjal. (5)

BAB III METODE KERJA

III.1.

Alat dan Bahan

III.1.1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah humalyzer, kuvet, rak tabung, sentrifuge, spoit steril 3 cc, tabung sentrifuge, dan tourniquet. III.1.2. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alkohol 70%, aqua pro injeksi, kapas, larutan standar asam urat, larutan standar kreatinin, Natrium klorida, reagen asam urat, reagen kreatinin, dan serum.

III.2.

Cara Kerja Pra-analitik Ureum dan Kreatinin Pengambilan spesimen darah :

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Dibersihkan bagian cubita dengan kapas alcohol 70% dan biarkan hingga mengering. Dipasang tourniquet pada lengan atas dan pasien diminta mengepalkan dan membuka tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas. Diraba bagian vena mediana cubital yang kenyal dengan jari-jari tangan kiri agar vena tidak bergerak. Ditusukkan jarum sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.

Direnggangkan atau dilepaskan tourniquet dan secara perlahan-lahan ditarik pengisap pada spoit sampai jumlah darah yang dikehendaki diperoleh. Diletakkan kapas di atas jarum dan dilepaskan jarum perlahan-lahan. Diminta pada pasien supaya tempat tusukan tersebut ditekan selama beberapa menit dengan kapas. Dilepaskan jarum dari semprit dan dialirkan darah ke dalam wadah atau tabung reaksi yang tersedia melalui dinding tabung. Analitik a. Kreatinin Dinyalakan humalyzer dan diset untuk pengukuran kreatinin. Disiapkan reagensia dan larutan standar, lalu diatur pada suhu 300 C. Dibuat larutan semi-mikro standar = 100 l standar + 1000 l reagen, sampel = 100 l sampel + 1000 l reagen, semi-makro standar = 200 l standar + 2000 l reagen, sampel = 200 l sampel + 2000 l reagen. Diinkubasi pada humalyzer 30 detik untuk semi-mikro dan selama 2 menit untuk semi-makro. Dibaca hasil atau nilai pengukuran.

BAB IV HASIL PENGAMATAN

IV.1

Tabel Pengamatan No. 1. 2. Pemeriksaan Ureum Kreatinin Nilai 5 mg/dL 1,7 mg/dL

IV.2

Gambar

Reagen

Humalyzer

IV.4

Pembahasan Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan

homeostatis

tubuh

dalam

mempertahankan

keseimbangan,

termasuk

keseimbangan fisika dan kimia. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang

peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram. Beberapa fungsi ginjal secara umum yaitu: 1. Mempertahankan volume dan osmolalitas cairan tubuh 2. Mengatur keseimbangan asam basa 3. Ekskresi bahan yang telah didetksifikasi 4. Fungsi endokrin dengan menghasilkan rennin, enteroprotein, dan prostaglandin 5. Mengubah provitamin D menjadi vitamin D

Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran kreatinin. Setelah didapatkan serum, disiapkan terlebih dahulu: Larutan I; 1000 L R1 (asam pikrat) + 1000 L R2 (NaOH) Larutan Standar; 1000 L larutan 1 + 100 L larutan standar Larutan Sampel; 1000 L larutan I + 100 L serum Setelah itu, 2 larutan di atas dikur pada Humalyzer dengan mengikuti petunjuk pada alat yang kemudian dibaca hasilnya pada layar. Hasil yang diperoleh adalah 1,7 mg/dL dimana hasil ini termasuk tidak normal hal ini dikarenakan hasil berada di atas range dari nilai normal. Nilai normal kreatinin untuk pria adalah 0,7-1,1 dan wanita adalah 0,6-0,9. Pengukuran kreatinin dilakukan secara fotometri dimana dengan menggunakan metode enzimatis, kreatinin bereaksi dengan asam pikrat membentunk konpleks kreatinin pikrat yang selanjutnya diukur pada panjang gelombang 492 nm. Adapun prinsip rekasinya adalah: Kreatinin + asam pikrat Kompleks Kreatinin Pikrat

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa: Kadar kreatinin yang diperoleh adalah 1,7mg/dL merupakan tidak normal Kadar ureum yang diperoleh adalah 5mg/dL merupakan hasil yang normal

V.2

Saran Sebaiknya dilakukan percobaan terhadap biomarker lain.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Baradero, Mary, et al. 2005. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta : EGC

2. Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 3. Wikipedia. Ginjal. tanggal 8 Mei 2011

http://wikipedia.org/wiki/ginjal.

2011.

diakses

4. Total Kesehatan Anda. Ginjal. http://totalkesehatananda.com/. 2008. diakses tanggal 8 Mei 2011 5. Yayasan Spiritia. Tes Fungsi Ginjal. http://spiritia.or.id/. 2010. Diakses tanggal 8 Mei 2011

Anda mungkin juga menyukai